tengah malam, dalam kondisi lapar,sayangnya tidak ada warung 24 jam di daerah kricak.
 
"wah, kornet superqurban ini sudah matang belum ya?"tanyaku ke penghuni yang lain. kupikir sudah, karena sudah sejak kemarin mendekam di magic com dalam kondisi hidup. Panas memang, tapi tidak sampai mendidih. kupikir akan enak kalau ditambahkan ke mi instanku yang baru kumasak.

"lha, kan cuma ditarus di magic com mas, emang bisa mateng?" jawabnya.
"eh?"
tiba-tiba jadi susah menjawabnya....
bukan apa-apa, cuma bingung saja. tahunya belum mateng sama sudah mateng gimana?
"emang, definisinya mateng apaan?" 
rekanku lebih memilih diam dan melanjutkan menata barang-barangnya yang masih berantakan. saat itu pukul 12.25 dini hari. Tetap saja kumakan kornet dari idul adha 1431 H itu. Enak juga...

yang ingin ku bagikan padamu, tentang satu kata di cerita diatas  adalah "definisi". kalau ku definisikan matang adalah dimasak hingga suhu air mendidih selama sekian menit, maka jelas kornetku belum matang. tapi kalau definisinya mengalami pemanasan di dalam magic com selama 3 jam, maka luar biasa matang kornet ku :-)
jadi, maksudnya apa dong, sabar pembaca yang berbudi (tapi belum tentu budiman),... bukankah orang yang cerdas itu pandai mengkaitkan sesuatu dengan lainnya?
Mari kita kaitkan dengan masalah. katakanlah kita sedang punya masalah : "tidak bisa kekampus tepat waktu karena motor sedang mogok berat sejak seminggu yang lalu". oke, dari pernyataan itu kita bisa menyelesaikannya dengan mengubah pandangan. Kalau tidak ada motor, tentu perjalanan ke kampus menjadi lebih lama, maka ia pun menjadi telat. Menurutnya, telat disebabkan oleh ini. Masuk akalkah?
tentu saja, ya...

kalau kita membayangkan berangkat ke kampus sama seperti biasa ketika motor tersedia. Bayangan tersebut tentunya harus diubah kan? berangkat lebih pagi, atau yang lebih kreatif mencari kendaraan lain untuk ke kampus akan menyelesaikan masalah. Kalau dia, sang pemilik masalah, lebih kreatif.

Seringkali, masalah muncul bukan karena orang lain, atau karena lingkungan kita, atau lainnya. Masalah muncul seringkali karena kita menganggapnya sebagai "masalah", atau karena kita mendefinisikannya sebagai "masalah". Bagaimana kalau definisi masalah tersebut kita ubah, bisa jadi yang tadinya kita anggap masalah ternyata bukan lagi masalah. coba saja. setelah itu, sulit sekali mengatakan "ah ini masalah", "ah saya tidak bisa", dan beberapa kalimat negatif lainnya.

seorang bijak pernah berkata "hikmah itu seperti barang temuan, barangsiapa menemukannya maka ambillah"

Dari Syu'aib,Rasulullah bersabda :"Sungguh perkara seorang mukmin itu menakjubkan. Semua perkaranya merupakan kebaikan dan hal itu tidak didapati kecuali pada diri orang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan lalu kemudian bersyukur, maka itu baik baginya. Bila terkena kesempitan/musibah lalu bersabar, maka itu kebaikan pula baginya." HR Muslim.

Definisikan saja masalah sebagai keburukan menurut pandangan Allah Ta'ala, maka kita akan mendapatkan masalah jika dan hanya jika kita ingkar,bermaksiat kepadaNya, melanggar perintahNya. 
Begitu kan?

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati