Archives

Gelar baru, S.Si





Selasa, 22 Mei 2012, saat itu, bulan rajab sebentar lagi menjelang. Hari itu, menjadi hari bersejarah bagi sekitar 1500-an mahasiswa kampus biru. Hari itu, resmi kami melepas status mahasiswa kami, menjadi tanpa status, atau pencari pekerjaan, atau apalah... tak penting status apa yang tertulis di ktp atau e-ktp nantinnya.



Hari itu, bagi ku, adalah permulaan dari suatu perjalanan panjang. setelah 4,7 tahun merantau di kota pelajar ini, mencicipi indahnya pengetahuan, bertemu dengan orang-orang besar, dan terus mengasah pemikiran, akhirnya secara akademis, aku lulus, secara akademis pula lulus dengan cum laude.

Tapi itu hanya satu hal, disamping banyak hal lainnya.

Luluskah aku?
sehingga pantas disebut "orang" yang layak untuk mulai kehidupan bermasyarakat sepenuhnya?

Luluskah aku?
Sehingga pantas disebut sebagai orang yang berpemikiran dewasa?

Luluskah aku?
Sehingga layak untuk disebut sebagai manusia seutuhnya?

Luluskah aku?
Sehingga aku disebut sebagai pribadi yang matang karena telah mampu merencanakan kehidupan ku sebaik-baiknya?

dan yang paling penting?

LULUSKAH AKU?
Sehingga layak menjadi abdi Tuhan-ku yang baik

Apakah hari itu juga aku sudah harus lulus untuk mengatasi persoalan ini?

Tapi persoalan-persoalan ini jauh lebih berat dari sekedar lulus kuliah dan mengerjakan skripsi...


Yang aku tahu sekarang,
Aku bagaikan anak panah yang telah lepas dari busurnya.
Terbang melesat tanpa ragu, menuju target yang aku yakini kebenarannya

sambil terus mengharap pada Rabb-ku
Allaahumma-hdinash-shiroothol mustaqiim...
Ya Allaah ya Tuhan kami, tunjukilah kepada kamu jalan-mu yang lurus..

semoga Allaah menunjukkan melalui takdirnya, jalan yang benar
agar aku dan ummat ini, kami, senantiasa dibuka pintu hati dan akal kami untuk menerima kebenaran

Aku berjanji padaMu ya Allaah, akan terus belajar, bersungguh-sungguh mencari kebenaran, jangan biarkan langkah terhenti karena jumud, apalagi ashobiyah

Saat ini, aku hanya mampu menggambarkan targetku berdasarkan dzhonn, hanya dugaan kuat saja, belum sesuatu yang pasti benar menurut Tuhan-ku.

Aku maklum, diri yang lemah ini, ilmu yang terbatas, akal yang pendek, tentu masih banyak kekurangan lain yang kumiliki...

karenanya ya Allah...

Ihdinash-shiroothol mustaqiim...

dan jika Engkau telah mengijinkan hamba-Mu ini menapaki jalan kebenaran yang Engkau ridhoi, istiqomahkan hamba ya Allaah, dan jauh-kan sejauh-jauhnya, bagaikan timur terpisah dengan barat, antara hamba ini dengan perasaan "merasa benar sendiri", sehingga menyalahkan orang lain yang sama-sama sedang menuju jalanMu

tunjukilah hamba-Mu ini, takdirMu yang terbaik.





Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
bagi seorang pemanah
Kita selalu harus mencoba
untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang paling tepat

-Shalahuddin Al-Ayyubi-




Meskipun aku belum "lulus", semoga Engkau, ya Allaah, masih memberikan pada hamba ini, kesempatan dan waktu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Tiga Misi Utama Ummat Islam





Masih kelanjutan dari postingan sebelumnya, Islam adalah panduan hidup yang diturunkan untuk manusia, yang sedang menjalankan tugasnya di bumi. Tugas mulia yang berat. Untuk melaksanakannya, diperlukan curahan waktu, tenaga, pikiran, yang tidak bisa dan tidak layak kalau sekedar sisa-sisa waktu kita yang kita berikan untuknya.

Maka berbicara mengenai hakikat kehidupan kita akan identik dengan tujuan hidup seorang muslim. Misi seorang muslim.

Sebelumnya visi hidup kita telah jelas dalam dua ayat yang mulia
Surat 51 ayat 56 dan Surat 2 ayat 120.

Kemudian bagaimana penjabaran misinya?

Rib'i bin Amir radhiyallaahu'anhu, seorang panglima perang muslim dalam periode pemerintahan Umar bin Khoththob radhiyallaahu'anhu, menggambarkan secara padat dan jelas kepada lawan perangnya Rustum, pemimpin Persia yaitu :

http://www.eramuslim.com/video/ustadz-ihsan-tandjung-tiga-misi-utama-umat-islam.htm


1. Mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba, kepada penghambaan kepada Allah subhanahu wata'ala
2. mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat
3. mengeluarkan manusia dari lalimnya agama-agama dunia menuju keadilan Al-Islam

dan pelaksanaan misi tersebut secara sempurna menuntut munculnya Negara Islam (Khilafatul Islamiyyah). Bila Ke-khalifahan telah tegak, maka Islam akan mampu menjadi rahmat bagi semesta alam secara sempurna.

Jalan tersebut sangat panjang dan membutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena hanya orang-orang sabarlah yang Allah lebihkan kekuatannya dibandingkan orang-orang kafir (Al-Anfaal : 65-66).

Kesabaran tersebut amat diperlukan agar kita, ummat islam tidak salah langkah dan cenderung ceroboh dalam bergerak. Yang pada akhirnya, hanya mengakibatkan kesia-siaan, setelah semua yang telah dikerjakan.

Ingatlah, dakwah ini milik Allah, kemenangan pun telah dijanjikan oleh Allah, maka bersabarlah, tempalah dan latihlah diri pribadi kita menjadi orang-orang yang layak untuk diberikan oleh Allah jalan menuju kemenangan. Jadilah pribadi yang beriman bertakwa dan beristiqomah dalam berislam secara kaaffah. Ini tentang kualitas. Tidak masalah jumlah yang sedikit. Karena jumlah yang banyak pun hanya karena hidayah Allah. Tetap ajak sebanyak mungkin orang-orang lain untuk bergabung bersama jalan dakwah ini. Namun jangan tinggalkan prioritas. Bahkan jangan sekali-kalipun meremehkan yang prioritas, yaitu pembinaan, pengkaderan, atau tarbiyah ummat.

Kualitas ummat seperti apa yang dibutuhkan? yaitu ummah yang memiliki pemahaman akidah yang kuat, serta istiqomah dalam keimanan.

Sayyid Quthb mengatakan, pembinaan yang dimulai dari akidah adalah langkah yang berat, sekaligus yang paling mudah. Pembinaan ini adalah langkah yang panjang, sekaligus merupakan langkah yang paling cepat.

Permasalahannya bukan, pada gerakan mana yang akan kita ikuti, namun terltak pada sejauh mana kualitas tarbiyah ummat yang mengedepankan pembinaan aqidah...

Semoga hal ini menjadi solusi untuk menghindari perpecahan, perselisihan dan permusuhan yang kerap  muncul dalam perjalanan dakwah kita.

Kita memperjuangkan islam, bukan gerakan. Gerakan hanya wasilah, bukan tujuan.

Dalam hal ini Muhammadiyah telah memeri tauladan yang baik :
"Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku"

sebatas gerakan, tentu saja, tidak punya hak untuk memunculkan bibit-bibit permusuhan, bahkan fanatisme. Jangan kotori perjuangan dengan hal remeh semacam ini. Perjalanan masih panjang dan berat. Semoga Allah mengijinkan kita menjadi tentaraNya yang diridhoi-Nya...

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!