tag:blogger.com,1999:blog-78177461429566683882024-03-13T19:32:14.958+07:00sajian sederhanaIbnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.comBlogger152125tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-50908768481073345812018-12-05T07:36:00.000+07:002018-12-05T07:38:10.191+07:00Detail perjalanan 212 2018 dari Anonim<div dir="auto"><div dir="auto">Lumayan bagus ada yg nulis detail 212. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">REUNI AKBAR MUJAHID 212</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Reuni adalah ajang yang dirindukan setiap insan yang cinta silaturahmi. Sebagai alumni 212 wajarlah kalau sy rindu reuni, reuni 212, yang kali ini bertajuk "Reuni Akbar Mujahid 212". Setelah hari Sabtu seharian sy pindahan rumah dari Depok ke Bogor, bisa dibayangkan bagaimana capeknya badan ini, mau remuk rasanya. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Usai sholat maghrib, terbersit pikiran esok tak akan ikut reuni. Takdir berkata lain, usai sholat Isya' sy tertidur pulas, pukul 00.30 sy terbangun dan badan terasa segar kembali, timbul keinginan ke Monas, reuni.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Tanpa mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi sy berkemas, berbusana ala si tampan Sandiaga Uno, baju koko putih dipadu celana denim warna krem ditutup dengan jaket kulit. Sy bangunkan istri untuk minta ijin dan berpamitan. Dengan setengah ngantuk si isteri berucap: "Kok nggak pake baju putih?". </div><div dir="auto">"Sudah ma, ini dibalik jaket".</div><div dir="auto">"Kalau kira-kira terjadi keributan, cepet balik aja"</div><div dir="auto">"Iya ma, siap. Assalamu'alaikum"</div><div dir="auto">"Walaikum salam"</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sembari memanasi sepedamotor, sy berpikir. Dari Bogor ke Jakarta ada tiga jalur tradisional (non toll), jalur Timur lewat Cijantung, jalur tengah lewat Pasar Minggu, atau jalur barat lewat Parung. Walau agak memutar, pilihan sy jatuhkan lewat Parung. Pertimbangannya, sy sudah familiar dengan jalannya, sampai lokasi lubang-lubang penutup riool yang membahayakan pun sy hafal.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 01.15 sy berangkat. Diperempatan Warung Jambu sy berpapasan dengan sekelompok pemuda yg mengusung bendera tauhid. Sepertinya mereka sedang mencari tumpangan ke Monas atau mau jalan kaki menuju stasiun KA.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Jalanan cukup lengang, kecepatan kendaraan sy mainkan antara 60 – 65 km per jam. Di jalan Sholeh Iskandar sy menyalip kendaraan patroli Polisi yang tumben agak banyak, tak kurang dari empat kendaraan. Di Parung, sy mampir ke Alfa Midi untuk membeli bekal, 3 botol Aqua isi 600ml (satu untuk berjaga-jaga berwudhu) dan 2 bungkus roti. Usai belanja, diteras duduk-duduk dua orang Bapak bertampang alim, berjenggot dan bercelana cingkrang. Sy tegur: "Assalamu'alaikum"</div><div dir="auto">"Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh"</div><div dir="auto">Sy tanya: "Bapak mau ke Monas?"</div><div dir="auto">"Pengin sih, insyaAllah iya"</div><div dir="auto">"Saya juga mau ke Monas, pak" jawab sy.</div><div dir="auto">"Naik motor?"</div><div dir="auto">"Iyya"</div><div dir="auto">"Hati-hati ya Pak"</div><div dir="auto">"Kalau kami, insyaAllah naik kereta, katanya harus turun di Gondangdia ya pak"</div><div dir="auto">"Iya, jangan di Juanda, disana ada reuni 212 palsu"</div><div dir="auto">"Ha....ha....ha....."</div><div dir="auto">"Sampai ketemu disana ya Pak"</div><div dir="auto">"Assalamu'alaikum"</div><div dir="auto">"Waalaikum salam"</div><div dir="auto">Motor sy pacu dengan kecepatan stabil 60 km/jam.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 02.20, di lampu merah depan RS Fatmawati sy bertemu dengan serombongan bapak dan ibu bersepeda motor. Sebagian mengenakan jaket hitam dengan tulisan bordir warna kuning di punggungnya "Majelis Rasulullah SAW"</div><div dir="auto">Sy tegur: "Bapak mau ke Monas?"</div><div dir="auto">"InsyaAllah iya, ini baru selesai mauludan, nanti mampir ke rumah dulu".</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Di jalan P. Antasari, dibawah jalan layang, sy sempat berpacu sebentar dengan dua pemuda berandal, pakai motor bodong, perothol tanpa plat nomor, tanpa lampu, dan tanpa helm.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 02.30 sy melintas di Jl.Sudirman, jalan yang lapang dan indah, berkat sentuhan "Gubernur Indonesia" Anies Baswedan. Di Semanggi sudah tampak beberapa bus luar kota pengangkut jama'ah reuni berhenti, regrouping dengan bus-bus lainnya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Di bunderan HI dan Jl.Thamrin jama'ah sudah ramai, berduyun-duyun berjalan kaki menuju Monas. Sy harus ekstra hati-hati mengendarai motornya, jangan sampai menyenggol mereka. Lima menit kemudian sy sudah memarkirkan kendaraan di basement Wisma Mandiri 1, jl Kebon Sirih. Setelah ke toilet dan berwudu, dengan berjalan kaki sy menuju Monas, berbaur dengan jama'ah lain yang sebagian diantaranya rombongan dari Garut. Pekikan takbir silih berganti, merinding sy.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 02.40 sy tiba diTKP. Hal pertama yang sy lakukan, beli asesoris reuni. Topi tauhid warna merah seharga 25rb (yang warna item dan putih sy sudah punya lama, beli online), bendera Tauhid kecil seharga 15rb, dan tak lupa tikar seharga 5rb. Jama'ah sudah menyemut. Sulit untuk berjalan. Sy dapat posisi disamping Monas sebelah selatan. Ingin rasanya ke dekat panggung utama, di barat Monas, tapi tidak memungkinkan, sudah dipenuhi jama'ah. Pekikan takbir memenuhi udara. Setiap ada yang berteriak 'Takbir", spontan dijawab jama'ah "Allahu Akbar". Merinding sy menyaksikan dan mendengarnya. Berpuluh kali atau mungkin ratusan kali, tak bosan-bosannya sy pekikkan "Allahu Akbar". </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dijalanan seputar Monas yang berbatu sy gelar tikar. Saya sapa dengan salam dan berjabat tangan ke jama'ah dikiri kanan belakang sy. Sebelah kiri sy bapak dari Solo, sebelah kanan sy pemuda dari Semarang, belakang kanan sy bapak dari Bandungan Semarang dan belakang kiri sy Ibu (lumayan cantik) dari Bantarkemang Bogor. Dia sempat berucap, "Wah, kita sama-sama dari Bogor ya pak" " Iyya bu", jawab sy sambil senyum. Karena gelap, sepertinya senyum sy nggak terlihat olehnya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Suara speaker kalah oleh oleh riuhnya jama'ah. Selain mutu suaranya kurang bagus, juga terusik oleh obrolan para jama'ah yang saling mengungkap kegembiraannya. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Panggung utama (tidak terlihat oleh sy) diisi oleh panitia dengan dzikir. Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir silih berganti. Tak henti-hentinya sy bergumam, "Subhanallah....Allahu Akbar". Tak lupa sy bersyukur masih diberi kesehatan, usia dan kesempatan bisa berbaur dengan jama'ah yang tak tiada henti memuji namaNya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 03.00 yang sesuai jadwal Sholat Tahajud berjama'ah berlalu. Sholat baru dimulai pukul 03.12. Disampaikan oleh panitia sholat tahajud akan dilaksanakan sebanyak 4 raka'at, dua rakaat salam, dua raka'at salam. Ditutup dengan sholat witir 3 raka'at salam (belakangan dilaksanakan 2 raka'at salam, 1 raka'at salam).</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sholat tahajud berlangsung selama 41 menit (selesai pukul 03.53), durasi terpanjang sekitar 25 menit, digunakan untuk doa qunut. Sempat terbawa emosi saat berdoa, Imam terisak setiap membaca "minan nar". Dalam hati sy mencatat, mungkin inilah sholat tahajud dengan jama'ah terbanyak didunia.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Usai sholat, sambil menunggu waktu Subuh tiba, diisi oleh doa. Doa yang panjang. Ada dua poin yang sy ingat dengan baik, yakni permintaan semoga dianugerahi pemimpin yang beriman, yang taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Poin lainnya, adalah permohonan ampunan dosa kalau selama ini tertelan oleh kita makanan yang haram. Bersihkanlah ya Allah.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Menjelang adzan subuh, cuaca mendung. Menyelip disela-sela shaft jama'ah, penjual jas hujan kresek menawarkan dagangannya. Satu dua jama'ah membelinya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 04.10 adzan Subuh dikumandangkan. Syahdu mendengarnya. Sayup-sayup terdengar sholat akan diimami KH...(tidak terdengar jelas), pemimpin Pondok Pesantren dari Rancah (atau Rangkah?). Pukul 04.23 sholat subuh dimulai, dan selesai pukul 04.50. Waktu terlama (sekitar 20 menit) terpakai untuk doa Qunut. Yang sempat sy ingat ada kata yang menyebut nama Abu Bakar Ba'asyir. Usai sholat Subuh dilanjutkan dengan doa. Dalam untaian doa terselip nama Habib Rizieq Shihab.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sekedar catatan sy, entah kenapa setiap doa qunut dilantunkan tercium bau wangi yang cukup tajam.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.10 disela-sela jama'ah menyeruak pedagang ban (ikat kepala) bertuliskan kalimat tauhid dan reuni akbar 212 dalam warna-warni, yang dijual 10rb tiga. Sy berminat beli, tapi penjualnya keburu jauh.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.20 terdengar teriakan "Huuu, hoii, rumput tuh". Rupanya ada jama'ah yang menginjak rumput dan ditegur oleh jama'ah. Peristiwa ini berulang, setiap ada yg menginjak rumput, jama'ah mengingatkan. Alhasil tak ada lagi yang berani menginjak rumput.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.30 tercium bau kopi yang menyengat. Tampak jama'ah menenteng 2 cup kopi. Sy tanya dari mana diperoleh. Dengan menggoyangkan wajahnya dia menunjuk kearah tenda disebelah kiri. Dengan bergegas sy ikut antri kopi gratis, yang disiapkan oleh salah satu komunitas. Sy amati banyak tenda menyediakan minuman kopi, teh, aqua dan berbagai snack, termasuk bubur ayam dan lontong bumbu. Sy sengaja tidak mengambil makanan dan menghindari makan dan minum banyak, takut kebelakang. Pengalaman di Padang Arafah, saat berhaji tahun 2000 sy terapkan disini. Semata-mata karena sulitnya (antri panjang) toilet. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Menikmati kopi, sy ngobrol ngalor-ngidul dengan jama'ah sekitar sy. Sayup-sayup terdengar panggung utama diisi dengan dzikir. Medley tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Kopi habis, sy ikutan dzikir.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.45, jama'ah sebelah kiri sy (yang mengaku berprofesi pedagang minuman) menawarkan sebungkus plastik snack berisi kue onde-onde dan pastel. Sy terima tawarannya lantas sy santap.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dipanggung MC mulai cuap-cuap, salah satu MC sy hafal suaranya, adalah Miing, Dedi Gumelar, yang mantan anggota DPR. Celethukan-celethukan yang kocak membuat segar suasana.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.50 diisi dengan tahlil dan doa. Pukul 05.55 tahlil dan doa diganti dengan takbir dan ucapan penyemangat dan selamat datang para mujahid 212.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 05.58 disampaikan tausiyah entah oleh siapa, isinya bahwa kita disatukan oleh dan dalam persamaan iman. Hendaklah kesatuan ini dijaga dengan baik.</div><div dir="auto">Juga diselipkan himbauan untuk menjaga kebersihan, jangan merusak taman, untuk menghindari berita negatif. Yang membawa panji-panji Tauhid jangan sembarangan dan jangan ditaruh ditanah. Tausiyah berlangsung sekitar 10 menit.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.10, menyeruak disela-sela jama'ah seorang komandan TNI berpakaian PDL loreng, mengapit tongkat komando, diiringi sekitar 5 anak buah. Sang komandan gagah, tegap, sekilas mirip Jenderal Gatot Nurmantyo. Sy lihat label namanya JPS. Pangkatnya sy lupa melihatnya, mungkin kolonel. Dia menemui dua orang sepuh (sepertinya ulama) lantas menyalami dan mencium tangannya. Subhanallah.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.12 dilantunkan doa berkaitan Maulud Nabi Muhammad SAW dilanjutkan dengan sholawat yang diikuti oleh seluruh jama'ah. Merinding sy.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.15 disela-sela sholawat menyeruak wanita bercadar mengedarkan kantung kain warna merah bertuliskan "Infaq Fisabilillah 212". Kantung no 045. Sebagian jama'ah mengulurkan sumbangannya. Kantung sudah berisi setengahnya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.22 sound system mengalami gangguan, putus-nyambung.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.24 panitia meminta jama'ah untuk berdiri sembari mengibarkan bendera tauhid, juga diminta untuk melantunkan sholawat. Meriah, gemuruh dan syahdu. Lagi-lagi sy merinding. Selain bendera tauhid terkibar juga bendera merah putih. Tampak satu-dua bendera Palestina. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.30 aubade bendera selesai, jama'ah diminta duduk kembali.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.32 menyeruak beberapa pemuda menenteng plastik hitam. Sy pikir minta sumbangan, dan sy siapkan uang. Ternyata sang pemuda adalah relawan pemungut sampah. Sy sapa dengan ramah, ternyata sang relawan berasal dari Banyumanik Semarang.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.33 panitia meminta jama'ah berdiri kembali dan membacakan sholawat, "Ya nabi salam alaika, ....ya rasul salam alaika", merinding sy dan tak terasa sy menitikkan air mata. Sesekali jama'ah mengucapkan "Ya Allah".</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sholawat berlangsung sekitar 10 menit, pukul 06. 43 jama'ah diminta duduk (tepatnya ngampar) kembali.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.45, lagi-lagi ada teriakan "Huuuuuuuu" saat ada jama'ah yang menginjak rumput. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.53 melintas diudara beberapa drone yang menshooting jama'ah. Beberapa jama'ah, termasuk sy menyambutnya dengan acungan dua jari, jempol dan telunjuk.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.54 speaker mati, jamaah terus-terusan bertakbir.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 06.55 dari samping kiri terdengar suara riuh, yang berasal komunitas "Royatul Islam" yang mengusung bendera Tauhid Raksasa, berlebar sekitar 10 meter. Sementara bendera direbahkan menunggu momen yang tepat untuk dikibarkan.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pembawa acara mengumumkan bahwa acara ini juga dihadiri oleh beberapa saudara kita non muslim (belakangan sy tahu salah seorang adalah Bpk Natalius Pigai, tokoh HAM terkemuka).</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.03 muncul orang (maaf) stres yang terus berteriak "Takbir.... takbir". Walau agak ogah, para jama'ah tetap menyambutnya dengan takbir. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.05 speaker kembali mati. Seorang jama'ah yg penampilannya berpendidikan nyelethuk, "Wah jangan-jangan gelombangnya disabot nih. Ini kan wireless". Untuk menyenangkan dia sy timpali: "Bisa juga".</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dengan tergopoh-gopoh, seorang jama'ah samping kanan agak jauh kembali duduk, "MasyaAllah, saya antri toilet 2 jam". Mendengarnya, dalam hati sy berdoa, semoga untuk sementara perut bisa diajak kompromi untuk tidak ke toilet dulu.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.08 kembali si orang stress menyeruak, memaksa kedepan sambil teriak-teriak "Takbir...takbir". Kali ini jama'ah mendiamkannya. Malah kalau si orang stress diam, jama'ah meneriakinya "Lagi.....lagi". Ha...ha...ha. Ada-ada saja, ulah jama'ah.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.10 jama'ah samping kanan sy menawarkan gorengan bakwan yang masih anget, entah dia dapat dari mana. Sy ambil satu.</div><div dir="auto"> </div><div dir="auto">Sy amati, hampir seluruh jama'ah mengenakan atribut tauhid. Kalau tidak topi, kaos, bendera, ban, flyer, sampai masker penutup hidungpun ada yang bertuliskan kalimat tauhid. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.15 seorang jama'ah setengah bertanya bilang, mau lihat tank kok sudah nggak ada, ya. Sy jawab, sy nggak tahu juga, nggak sempat, tepatnya nggak bisa berkeliling.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.22 sy terganggu oleh komunitas belakang saya yang pemimpin regunya terus berteriak-teriak dengan Toa, memanggil-manggil nana "Putri Nilam Sari Bekasi, dicari". Terus menerus diucapkan. Menyebalkan. Dalam hati sy bilang, kampungan.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">PUkul 07.27 speaker hidup lagi, panitia menyerukan agar jama'ah jangan menempati/melewati garis merah. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.31 MC mengumumkan Gubernur Indonesia Anies Baswedan tiba (benar-disebut Gubernur Indonesia, dan disambut dengan gerr oleh jama'ah). Kedatangan Gubernur Indonesia disambut jama'ah dengan takbir. Dilanjutkan dengan menyanyi (oleh seluruh jama'ah) lagu Satu Nusa Satu Bangsa disusul lagu Garuda Panca Sila.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.36 diselingi dengan celethukan segar, MC mengumumkan ada kakek yang tersesat, terpisah dari rombongannya. Sang kakek berasal dari Situbondo, Bondowoso.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.37, di panggung, MC mengetest seorang anak milenial yang fasih berbahasa Arab.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.38 sebagian jama'ah dengan liar (tanpa komando) secara spontan menyanyikan lagu (dengan irama lagu "Cangkul yang dalam"). Syairnya: "Panik....panik...ada yang panik. Ada yang panik takut diganti". Sy ikut-ikutan nyanyi, ....ha...ha...ha....</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sayup-sayup terdengar MC mengucapkan selamat datang kepada Bpk Amien Rais, juga para pengunjung non muslim.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.39 menyeruak serombongan komunitas yang mengestafetkan bendera tauhid besar yang dibentang. Seperti barang bernyawa, bendera seolah-seolah bergerak diatas kepala para jama'ah.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.41 dengan becanda MC mulai mengabsen jama'ah. " Dari Tangerang mana?"</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.41 dengan dipimpin oleh Gubernur Indonesia, jama'ah berdiri dan menyanyikan lagu "Indonesia Raya".</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Usai lagu Indonesia Raya, MC mengumumkan kedatangan Bapak Prabowo. Kedatangannya disambut dengan pekikan jama'ah. "Prabowo.......Prabowo....Presiden". Berulang-ulang.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.45, MC meminta jama'ah yang tidak berkepentingan supaya turun (mengosongkan) panggung.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.47 pembacaan kalam Illahi oleh Ustadz Faisal Aburrahman (kalau salah nama, mohon maaf, speaker jelek suaranya). Jama'ah hening dan khusyuk mendengarkannya. Sy perhatikan kok suaranya seperti suara anak-anak?.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Walau hening, pedagang tetap saja menyeruak menawarkan dagangannya. Ada handuk, selampe, tahu, aqua sampai flyer.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.54 acara resmi dibuka diawali dengan sambutan oleh Ketua Panitia (nama disebutkan tapi kurang terdengar, lagi-lagi speaker kemresek). Isi sambutannya antara lain disampaikan bahwa spirit 212 telah dikenal dan menggemparkan dunia. Atas ijin Allah kita bisa berkumpul disini. Ucapan terima kasih kepada para donatur. Juga diingatkan untuk tetap menjaga kedamaian, karena islam adalah rahmatan lil alamin. Pukul 07.59 sambutan selesai.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.01 puluhan anggota komunitas berompi hijau bertuliskan "Utamakan Sholawat" memaksa bergerak maju. Dengan bersusah payah akhirnya mereka bisa bergerak maju.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.02 sambutan entah oleh siapa, speaker putus nyambung. Isinya antara lain mengingatkan adanya partai-partai pendukung penista agama. Dan merekalah yang selalu mencibir dan meremehkan 212. Ternyata pesertanya membeludak. Kita adalah mujahid yang siap membela agama.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.05 sambutan oleh Ustadz Al Khathath. Isinya antara lain. Selamat datang dan terima kasih kepada para Mujahid, pak Prabowo, pak Anies, Ketua PA 212, juga salam hormat untuk para pengunjung non muslim. Diingatkan kepada para pemusuh ulama, dan pemusuh islam, akan dilaknat Allah. Kau hina agama, menjelmalah kisah 212. Kau bakar kalimat tauhid, hari ini menjelma jutaan bendera tauhid.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.12 diumumkan MC sambutan oleh Gubernur Indonesia, Anies Baswedan. Disambut suitan para jama'ah. Poin-poin sambutannya antara lain.</div><div dir="auto">- Monas dirancang untuk kumpul rakyat, tempat untuk semua. Monas untuk seluruh WNI. Untuk masuk kawasan Monas, tidak perlu menjukkan KTP. Disambut gerrr oleh jama'ah.</div><div dir="auto">- Dalam waktu satu tahun beberapa janji sudah dipenuhi, antara lain rumah DP nol persen, menutup tempat maksiat, menyetop reklamasi. Semua Cuma perlu tanda tangan diatas selembar kertas.</div><div dir="auto">- Jangan anggap enteng proses politik</div><div dir="auto">- Ditempat ini hadir persatuan, jaga terus persatuan</div><div dir="auto">- Persatuan adalah ikhtiar kita. Dengan keadilan akan tercipta persatuan.</div><div dir="auto">- Jaga kebersihan dan ketertiban. Kita hadir dengan tertib, selesai/kembali dengan tertib. Tunjukkan kepada mereka yang mencibir bahwa kita tertib. Biarkan mereka malu sendiri. Tertiblah dijalan, sapa orang yang bersua dijalan. Ketertiban kita telah mempesona dunia. Buatlah anak-anak kita akan bangga dengan orang tuanya. Pukul 08.20 sambutan selesai.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.21 panitia mengajak para jama'ah membacakan Al Fatikhah untuk keselamatan dan kesehatan Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Dilajutkan dengan doa yang antara lain memohon dihancur leburkannya para penghalang "amar ma'ruf nahi munkar".</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.22 sambutan oleh Ketua MPR Bpk Zulkifli Hasan. Sambutan diawali dengan penegasan bahwa beliau disini sebagai Ketua MPR bukan sebagai yang lain. Juga ucapan penghormatan kepada Gubernur Indonesia (ini diucapkan oleh beliau lho, bukan sy ngarang) Anies Baswedan, Bpk Fadli Zon, Bpk Nurhidayat Wahid, Bpk Prabowo, Bpk Amien Rais dsb. Poin-poin yang disampaikan:</div><div dir="auto">- MPR sekarang beda dengan MPR dulu. Inilah jelmaan Demokrasi Panca Sila. </div><div dir="auto">- Yang berkuasa adalah rakyat. Yang pilih bupati, gubernur dan presiden adalah rakyat. Makanya jangan sombong.</div><div dir="auto">- Reuni 212 hendaknya untuk meningkatkan persatuan.</div><div dir="auto">- Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.</div><div dir="auto">- Para alumni 212 hendaklah menjadi pemilih yang damai dan membanggakan.</div><div dir="auto">- Bagi non muslim, jangan khawatir terhadap umat islam.</div><div dir="auto">- Tak mungkin merdeka tanpa umat islam, pembicara menceritakan perjuangan umat isl dari tahun ketahun.</div><div dir="auto">- Bagi umat Islam NKRI harga mati.</div><div dir="auto">- Sambutan ditutup dengan ajakan berdoa untuk guru kita Habib Rizieq Shihab.</div><div dir="auto">Sambutan ditutup pukul 08.29</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kembali MC memegang kendali, diisi dengan celethukan dan candaan. Ada juga yang yang sersan, serius tapi santai. Seperti sindiran berikut ini. Jangan ajarkan kami (umat islam) tentang toleransi, tentang persatuan dsb. Umat Islam sudah menjalankan itu semua. Jangan mudah menuduh radikal. Bagi penjajah, pahlawan itu radikal. Jika lu sering menuduh radikal, jangan-jangan lu penjajah (celoteh Miing).</div><div dir="auto">Usai becanda diumumkan anak hilang. Nur Rahmat, usia 9 tahun, tinggi 140 cm, pakai gamis hitam bertopi tauhid.</div><div dir="auto"> </div><div dir="auto">Pukul 08.33 sambutan oleh Abdul Rosyid Abdullah Syafii, cucu pahlawan nasional. Isi sambutannya antara lain tentang "sakti" nya kalimat tauhid. Bahwa seorang muslim menjelang detik kematiannya, saat nafas terakhir dikerongkongan, ybs membaca kalimat tauhid, dijamin masuk surga. Dilanjutkan memimpin doa mohon ampunan sesuai tuntunan Rasulullah. Sambutan berlangsung singkat, hanya 5 menit, sampai pukul 08.38.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kembali MC Miing Cs beraksi. Diberitakan anak hilang, bernama Muhammad Al Awabi dari Lubuk Linggau. Disampaikan juga sambutan berikutnya giliran adalah tamu istimewa dari Palestine.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.40 sambutan dimulai, dalam bahasa sono, yang diterjemahkan oleh Dr Faizir Hamdhan Sulaiman. Sambutan dibuka dengan perkenalan bahwa pembicara berasal dari Al Quds. Ybs pernah dipenjara oleh Zionis Israel selama 20 tahun. Pembebasannya bersama pejuang Palestine lainnya sebanyak 500 orang ditukar tawanan 1 serdadu Israel. Dikisahkan didalam penjara Israel terdapat Universitas dan ybs berhasil menggondol gelar S1 nya dipenjara. Disampaikan juga yang mendesak saat ini adalah pembebasan Masjid Al Aqsha, mohon bantuan doa saudara-saudara muslim Indonesia. Sambutan cukup singkat, selama 5 menit. Selesai pukul 08.45</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kendali kembali dipegang MC Miing cs. Lagi-lagi diumumkan anak hilang, kali ini bernama Fadli, bukan Fadli Zon, usia 5 tahun asal Bojong Bogor. Juga diserukan, Tim Medis agar segera kebelakang tenda, urgent. Kembali diumumkan si anak Fadli diketemukan. Dengan berseloroh Miing berucap: "Eee.....foto dulu bersama Fadli Zon". Selanjutnya, Miing menawarkan kepada jama'ah siapa pembicara berikutnya. Tawaran disambut jama'ah dengan antusias: "Prabowo......Prabowo". </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 08.47 sambutan oleh Bpk Prabowo, disambut dengan takbir oleh jama'ah. Sambutan diawali dengan puji syukur bahwa kita dalam keadaan sehat, bisa berkumpul disini dengan penuh persaudaraan, persatuan dan ketertiban. Kita contoh akhlak Rasulullah. Disampaikan bahwa beliau diberi amanah untuk menjadi Capres, yang harus patuh, tidak boleh kampanye. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas undangan Panitia. Ini suatu kehormatan dan kebanggan bagi saya. Jutaan rakyat Indonesia utamanya umat Islam adalah terbiasa tertib. Diawali dari ketertiban dijalan sampai ke rumah tangga, bahkan yang menggendong anakpun tertib.</div><div dir="auto"> Sambutan berlangsung singkat, hanya 4 menit, selesai pukul 08.51, yang ditutup dengan ajakan pekikan takbir dan merdeka!.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kembali MC Miing Cs memegang kendali. Entah diawali dengan kata-kata apa (kurang terdengar jelas), tapi ditutup dengan kata: "Pengin cepat-cepat tahun depan" yang direspons gerrr oleh jama'ah. Lagi, MC mengumumkan diketemukan anak, sekarang posisi ada di Damkar.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sambutan berikutnya, pukul 08.53 Ustadz Bakhtiar Natsir. Diawali dengan nyanyian Aksi Bela Islam yang diikuti sebagian besar jama'ah. Sy mengikuti dengsn terbata-bata karena tidak hafal. Berikut syairnya:</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Alquran Imam kami</div><div dir="auto">Alquran Pedoman kami</div><div dir="auto">Alquran Petunjuk kami</div><div dir="auto">Alquran Satukan kami</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Alquran Imam kami</div><div dir="auto">Alquran Pedoman kami</div><div dir="auto">Alquran Petunjuk kami</div><div dir="auto">Alquran Satukan kami</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam</div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam</div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Allahu Akbar, Allahu Akbar,</div><div dir="auto">Allah Allahu Akbar</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam</div><div dir="auto">Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sambutannya sendiri sangat singkat, mengajak penerapan tauhid dalam perspektif ekonomi, keluarga, dan keamanan. Sambutan ditutup dengan mengajak jama'ah berdiri dan mengibarkan bendera tauhid. Selesai pukul 08.57.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kembali Miing Cs pegang kendali dengan celotheh-celothehannya yang segar.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 09.00 sambutan oleh Ustadz favorit di medsos (Twitter). Disampaikan sabda Rasulullah bahwa siapa yang keluar mencari ilmu adalah jihad sampai dia kembali kerumahnya. Pemuda Islam harus siap menjaga NKRI sampai kiamat. Tapi bukan NKRI yang sesat, bukan NKRI yang menghalalkan homosex, bukan NKRI yang menghalalkan maksiat. Yang wajib kita jaga,adalah NKRI yang baldatun thoyyibatun warabbun gafur!.</div><div dir="auto">Tanpa menyebut nama, disampaikan bahwa saat ini banyak yang kerjanya melintir berita. Mereka Sombong bisa membangun jalan, penjajah saja bisa membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Sombong bisa membangun pelabuhan, penjajah saja membangun Tanjung Priok nggak sombong. Sombong bisa membangun lapangan terbang, penjajah bisa membangan Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma saja nggak sombong.</div><div dir="auto">Sesuai UUD negara kita berdasarkan Ketuhanan YME, jadi tidak boleh ada warga negara yang melawan agama, menista agama. Tidak boleh ada pelacuran. </div><div dir="auto">Sambutan ditutup dengan perkataan saat ini negara dalam kondisi carut marut. Untuk pemulihannya segera diserahkan kepada tentara yang dijaga ulama. Yang disambut dengan pekikan dan tepukan yang gemuruh oleh audience.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 09.15 penyerahan penghargaan oleh Gubernur Indonesia Anies Baswedan kepada para milenials berjumlah 12 orang. Diantaranya hafidz cilik Cecep, santri cilik yang jalan dari Ciamis ke Monas, Miftahul Huda atlit yudo difabel yang didiskualifikasi karena menolak melepas hijab. Nissa Syaban dsb.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Penyerahan penghargaan selesai. Pukul 09.17 kembali mike dipegang Ustadz Al Khathath. Menyambung sambutan Ketua MPR, bahwa yang penting adalah setelah hari ini. Jama'ah harus siap berjuang untuk kejayaan Islam, ikuti komando ulama. Para jama'ah yang bersedia mengikuti komando ulama diminta berdiri dan mengucapkan sumpah. Kata-katanya sy kurang sreg, karena bernada bai'at dan (maaf) menunjuk kesetiaan kepada pribadi Habib Rizieq Shihab, bukan kepada ulama.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Kembali Miing Cs pegang mike, disampaikan acara ini dihadiri oleh ibu Titiek Soeharto, Fahira Idris, Bunda Neno Warisman dsb. Kembali tepukan dan pekikan jama'ah bergemuruh. Disampaikan juga ada buku karya Habib Rizieq berjudul "Mutiara Perjuangan" yang dapat ditebus dengan harga 50rb.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 09.28 tiba-tiba HP sy mengeluarkan warning, HP terlalu panas sehingga tidak dapat dicharge. Sy pegang ternyata betul panas. Cuaca sy rasakan memang mulai panas. Sy bergeser keselatan kebawah rimbunan pohon yang teduh. Konsekewensinya sy menjauh dari speaker sehingga makin kurang bisa mendengar dengan baik.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 09.30 mendengarkan rekaman sambutan Habib Rizieq Shihab. Diawali dengan ajakan untuk meningkatkan taqwa dengan sebenar-benar taqwa. Diingatkan bahwa hukum Allah diatas segala-galanya. Berhukumlah dengan hukum Allah, dengan Al Qur'an. Ini ada diayat kursi. Kita tidak wajib mengikuti Umara yang mengingkari hukum Allah. </div><div dir="auto">Jangan mengolok-olok Al Qur'an. </div><div dir="auto">Saat ini yang didambakan rakyat adalah penegakan keadilan. Semua agama mendambakan penegakan keadilan.</div><div dir="auto">Penistaan agama adalah pelanggaran hukum dalam NKRI.</div><div dir="auto">Pukul 09.46 sambutan selesai. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Cuaca semakin panas. Karena tidak ada kewajiban sy untuk sampai acara selesai, sy beranjak pulang. Jama'ah juga mulai banyak yang meninggalkan acara. Saat berjalan lamat-lamat terdengar sambutan yang berkaitan dengan maraknya kebohongan/pembohong. Entah siapa pembicaranya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Menyusuri Jl.Thamrin sy melihat-lihat beberapa penjual asesori Tauhid. Sy tertarik dan membeli stiker dan Pin Tauhid. Asesoris lain yang menarik perhatian sy adalah topi hitam bertuliskan kalimat tauhid dan dibawahnya tertulis "Slankers Hijrah". Niat beli sy urungkan karena kemahalan, 50rb.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Saat beranjak sy dikejutkan oleh manusia rantai. Sekelompok orang yang bergandengan membentuk rantai dan berjalan cepat membelah kerumunan orang. Rupanya mereka sedang mengawal dan melindungi Ustadz Pemberani, Ustadz Habib Bahar bin Smith beserta istrinya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dengan lunglai karena kurang tidur, tapi puas dan bahagia sy pulang kerumah. Dalam hati sy berjanji jika tahun depan ada reuni lagi, dan masih dianugerahi panjang umur, sy akan datang.</div></div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-63700723206177262512018-12-04T14:27:00.001+07:002018-12-04T14:27:16.466+07:00Ust. Fuad Bawazier. Catatan berharga 212<div dir="auto"><div dir="auto">CATATAN BERHARGA DARI REUNI 212 Tahun 2018</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sampai pukul 9 pagi massa yg belum sampai ke sekitar Monas masih banyak. Mereka nyangkut di stasiun KA Gondangdia, Depok, Di Taman Kota dll. Sedangkan yg sudah sampai ke lokasi acara REUNI 212 menyatu sambung menyambung sampai ke Monas, sampai ujung Sudirman dan semua akses yg ke Monas. </div><div dir="auto">Intinya, Massa Reuni 212 sampai ke Jl. Sudirman dan dari semua penjuru membludak melebihi th 2016. Jadi jelas jutaan yg hadir. Kita tunggu saja Laporan "resmi" dan atau "rahasia" atau media partisan yg biasanya isinya palsu yg akan mendeskreditkan jumlah massa yg hadir sebagai puluhan ribu atau paling seratus ribu saja. Maklum selain utk menyenangkan bossnya, Pengecilan ini juga utk menutupi laporan sebelumnya yg hanya memprediksi massa yg akan hadir paling 20,000an, dan kini ternyata meleset. Malu maluin. </div><div dir="auto">Ini juga pelajaran berharga bagi semua pihak yg selama ini berusaha keras utk menggagalkan acara Reuni 212 tahun 2018 ini. Macam macam cara dari yg halus sampai yg kasar, dari bujukan dan hadiah sampai tekanan, ancaman dan gangguan tranportasi, tetapi massa reuni tetap membludak. Dan massa justru semakin solid, sabar, militan, matang dan tahu siapa2 yg ingin menggagalkan acara reuni 212. Kami melihatnya sebagai training untuk meningkatkan militansi umat. Sementara mereka yg ingin menggagalkan Reuni bukan saja menghabiskan banyak dana dan gelisah, tetapi semakin terkuak kartunya. Luar negeripun terus menyorot pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Bahkan sudah ada yg menilai atau mencemaskannya sebagai memasuki era repressif. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Ada juga yg menuduh bhw massa yg hadir ke Reuni 212 dibayar Rp100ribu perorang. Jelas ini tuduhan ngawur dan motipnya mudah ditebak, yaitu mereka ingin ngadakan tandingannya dan akan meminta pada sang bandar yg sedang galau agar disiapkan dana sekurangnya sama Rp100ribu/orang. Projek ongkos! </div><div dir="auto">Padahal ini aksi damai dan perwujudan demokrasi yg dijamin konstitusi UUD 1945. Mereka yg Reuni ini paham dan pendukung setia NKRI dan Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ikanya, serta mempraktekkannya tanpa koar koar. Peserta REUNI 212 juga tahu sejarah lahirnya NKRI, Pancasila dan menjaga kerukunan, merawat kebangsaan dan menyadari betul arti kebersihan, ketertiban dan keamanan dalam berdemo. Bahkan yg hadir ke Reuni dari semua aliran, agama dan etnis. Tidak ada yg bayaran. Yang ada kesadaran. </div><div dir="auto">Catatan penting lain adalah pertanyaan siapa sebenarnya motor penggerak Aksi Damai jutaan orang yang ditaksir melebihi jamaah haji di Padang Arafah? Tentu saja para ulama yang dulu juga menggerakkan Aksi Damai 411 dan 212 tentang penodaan agama, dengan tokoh sentralnya Habib Riziek Shihab (HRS). Aksi ini sekaligus sebagai pelajaran berharga: </div><div dir="auto">1. Bagi mereka yang selama ini mendholimi HRS hingga Hijra ke Makkah. Ternyata HRS justru semakin di dengar, diikuti, dan di cintai umat. Sebaliknya terhadap ulama atau tokoh yang meninggalkan semangat dan cita cita 411 dan 212, yang dicuekin. </div><div dir="auto">2. Bagi pengamat atau lembaga survey yang menganggap kekuatan 212 itu tidak ada apa apanya atau kecil dibandingkan dengan ormas ormas lama dan mapan, yang belum tentu mampu menghimpun massa dalam jumlah sebesar massa 212. Massa ini datang dengan ongkos sendiri, bukan bayaran. </div><div dir="auto">3. Juga bagi tokoh, ulama dan ormas yang sering mengklaim sebagai "pemilik" massa yang datang ke Reuni adalah atas himbauan, arahan atau restunya. Kini saat mereka menghimbau tidak perlu datang ke Reuni 212, justru semakin banyak massa yang hadir. Massa ini sudah menemukan pemimpin atau ulama (baru) yang istikomah, yang dapat di percaya, yang tidak mudah tergoda duniawi. </div><div dir="auto">4. It goes without saying, aspirasi politik 2019 merekapun jelas kemana. </div><div dir="auto">Sekarang kita tahu siapa yg harus belajar dari siapa. Siapa yg harus menyontoh dan di contoh. Sing becik ketitik Sing olo kentoro. Siapa yg bohong, siapa yg jujur. Zaman berputar dan yg menang yg sabar dan benar. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Jakarta, 2 Desember 2018</div><div dir="auto">Dr. Fuad Bawazier</div><div dir="auto">Pengamat langsung Reuni 212 di lapangan Monas.</div></div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-89374946866224595032018-12-04T14:25:00.001+07:002018-12-04T14:25:27.556+07:00Sedekah 6000 bungkus untuk 212<div dir="auto"><div dir="auto">Edisi Selasa . ,25 Robiul awal 1440/4 Desember 2018</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">☘☘☘☘☘☘</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">*KISAH AKSI 212 TEMAN SAYA*</div><div dir="auto">.</div><div dir="auto">Teman saya menyaksikan sendiri...</div><div dir="auto">Saat itu beliau berjalan dari patung kuda sembrani...menuju halte monas.</div><div dir="auto">Didepan ada mobil pikc up baru datang dan sedang parkir didepannya...</div><div dir="auto">Sekalian dia berhenti sejenak di samping mobil tsb...</div><div dir="auto">Keluarlah seorang ibu paruh baya yang turun</div><div dir="auto">dari mobil tsb dan langsung membagikan nasi padang...</div><div dir="auto">Tak begitu lama...kurang lebih 40-50menit nasi yg dibawanya habis terbagi....bahkan ibu tersebut menangis ters-isak....</div><div dir="auto">Dia lalu samperin ibu tsb...</div><div dir="auto">Dan bertanya..."kenapa ibu menangis???</div><div dir="auto">Beliau jwab....</div><div dir="auto">"Saya pikir saya bawa nasi 6000 bungkus akan cukup dan berlebih...tadinya saya sudah pesan 10.000 bungkus namun saya batalkan takut mubadzir..." (tetap sambil menangis)</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Duaarrrrrr...!!!!</div><div dir="auto">sontak pikirannya tentang nominal yang di sedekahkan ibu tersebut.</div><div dir="auto">6000x(harga nasi padang 10.000) </div><div dir="auto">60 jt....beliau sodaqohkan dlm 40menit..dan jadi amal yg paling berharga...bahkan menyesal karna membatalkan pesanan yg semula 10.000 bungkus...</div><div dir="auto">Yaaa Robbi..., sungguh mulia bagi mereka yang pandai membelanjakan hartanya di jalan MU.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dia pun tak mampu menahan air matanya....</div><div dir="auto">Masya Allah....</div><div dir="auto">Mereka tulus dan menganggap disitulah ladang amal bagi mereka...</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">🌳🌳🌳🌳🌳🌳</div><div dir="auto">Terkirim satu ayat lanjutan kemarin. </div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Allah SWT berfirman:</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">وَقَالَ قَرِيْـنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌ </div><div dir="auto">wa qoola qoriinuhuu haazaa maa ladayya 'atiid</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">"Dan (malaikat) yang menyertainya berkata, Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku."</div><div dir="auto">(QS. Qaf 50: Ayat 23)</div><div dir="auto">●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin</div><div dir="auto">Barokallohu fikum ajmain</div></div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-76284645358523326672018-12-04T14:23:00.001+07:002018-12-04T14:23:25.937+07:00Kisah Mengharukan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogya Tentang Aksi 212<div dir="auto"><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Oleh: DR Iswandi Syahputra, Pengamat Komunikasi dan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">========</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Demi Allah… baru kali ini saya melihat aksi demo hingga menangis. Saya tidak kuat menahan rasa haru, bahagia, bangga, gembira, dan sedikit amarah semua berbaur menjadi satu.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Awalnya saya ke Jakarta untuk wawancara narasumber riset saya. Tapi sebuah penerbit juga mengusulkan saya menulis buku tentang aksi 411 dan 212, lebih kurang membahas 'Media Soslial dan Aksi Damai 4/212'. Karena kebetulan itu, saya bergerak hadir ke Monas pusat lokasi aksi 212.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sambil menangis tersedu melihat aksi 212 saya telpon isteri untuk mengabarkan situasinya. Luar biasa, persatuan, kesatuan, kekompakan, persaudaraan, silaturrahmi umat Islam demikian nyata.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Pukul 07.00 WIB saya bergerak dari Cikini menuju Monas, ojeg yang saya tumpangi harus muter mencari jalan tikus. Semua jalan dan lorong mengarak ke Monas macet total. Perjalanan saya terhenti di Kwitang, dari Kwitang saya jalan kaki menuju Monas, hingga ke perempatan Sarinah. Saat sampai di Tugu Tani, dada saya mulai bergetar tak karuan. Seperti orang takjub tidak terkira. Umat Islam yang hadir saling mengingatkan untuk hati-hati, jangan injak taman, buang sampah pada tempatnya, segala jenis makanan sepanjang jalan gratis. Tidak ada caci maki seperti yang terjadi di sosial media. Saat itu sudah mulai perasaan berkecamuk, tapi masih bisa saya tahan.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Tepat di depan Kedubes AS, dada saya meledak menangis haru saat seorang kakek renta menawarkan saya buah Salak, gratis. Saya tanya, "Ini salak dari mana Kek?" "Saya beli sendiri dari tabungan", jawabnya. Saya haya bisa terdiam dan terpaku menatapnya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Di sebelahnya, ada juga seorang Ibu tua juga menawarkan makanan gratis yang dibungkus. Sepertinya mie atau nasi uduk. Bayangkan, Ibu itu pasti bangun lebih pagi untuk memasak makanan itu. Saya tanya, "Ini makanan Ibu masak sendiri?" "Iya", jawabnya. "Saya biasa jualan sarapan di Matraman, hari ini libur. Masakan saya gratis untuk peserta aksi". Masya Allah… Saya langsung lemes, mes, messss… Saya senakin lemes sebab obrolan kami disertai suara sayup orang berorasi dan gema suara takbir.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dan., sepanjang jalan yang saya lalui, saya menemukan semua keajaiban Aksi Super Damai 212. Pijat gratis, obat gratis, klinik gratis, makan dan minum gratis. Perasaan lain yang bikin saya merinding, tidak ada jarak dan batas antara umat Islam yang selama ini kena stigma sosial buatan mereka para nyinyiers dan haters sebagai 'Islam Jenggot', 'Islam Celana Komprang', 'Islam Kening Hitam', 'Islam Cadar', 'Islam Berjubah' dan stigma negatif lainnya. Semuanya bersatu dalam: Satu Islam, Satu Indonesia, dan Satu Manusia!</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sepanjang perjalanan, saya mendengar antara peserta bicara menggunakan bahasa daerah Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Aceh, Minang bahkan ada juga yang berbahasa Tionghoa. Mungkin mereka saudara kita dari kalangan non muslim.</div><div dir="auto">Melihat itu semua, "saya menyerah', lagi-lagi saya menyerah!</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Saya tidak kuasa menahan gejolak rasa yang bergemuruh dalam dada. Saya putuskan menepi, mencari kafe sekitar lokasi. Kebetelun saya punya sahabat baik yang pengelola "Sere Manis Resto dan Cafe". Lokasinya strategis, pas di pojok Jl. Sabang dan Jl. Kebon Sirih. Tidak jauh dari bunderan BI dan Monas. Saya putuskan menyendiri masuk cafe itu untuk memesan secangkir kopi dan menyaksikan semua peristiwa dari layar TV dan Gadget yang terkadang diacak timbul tenggelam kekuatan sinyalnya.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Tapi di Resto/Cafe 'Sere Manis' itu juga saya temui umat Islam berkumpul membludak. Rupanya mereka antri mau mengambil wudhu yang disiapkan pengelola restoran. Tidak cuma itu, saya menemukan ketakjuban lain. Di dalam resto/cafe saya bertemu teman baru, seorang Scooter yang tinggal di daerah Cinere. Dia dan teman-temannya memilih berjalan kaki dari Cinere ke Monas (sekitar 40 KM) untuk merasakan kebahagiaan para santri yang berjalan dari Ciamis ke Jakarta. Masya Allah…. Saya semakin sangat kecil rasanya dibanding mereka semua.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Ini kisah dan kesaksian saya tentang Aksi Super Damai 212. Mungkin ada ratusan atau ribuan orang seperti saya yang tidak terhitung atau tidak masuk dalam gambar aksi yang beredar luas. Kami orang yang lemah, tidak sekuat saudara kami yang berjalan kaki di Ciamis atau Cinere.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Maka, janganlah lagi menghina aksi ini. Apalagi jika hinaan itu keluar dari kepala seorang muslim terdidik. Tidak menjadi mulia dan terhormat Anda menghina aksi ini. Terbuat dari apa otak dan hati Anda hingga sangat ringan menghina aksi ini? Atau, apakah karena Anda mendapat beasiswa atau dana riset dari pihak tertentu kemudian dengan mudah menghina aksi ini?</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Jika tidak setuju, cukuplah diam, kritik yang baik, atau curhatlah ke isteri Anda berdua. Jangan menyebar kebencian di ruang publik. Walau menyebar kebencian, saya tau kalian tidak mungkin dilaporkan umat Islam. Sebab umat Islam tau persis kemana hukum berpihak saat ini.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Terlepas ada kebencian dari para 'nyinyiers', saya bahagia bisa tidak sengaja ikut aksi damai 212 ini. Setidaknya saya bisa menularkan kisah dan semangat ini pada anak cucu saya sambil berkata: "Nak, saat kau bertanya ada dimana posisi Bapak saat aksi damai 2 Desember 2016? Bapak cuma buih dalam gelombang lautan umat Islam saat itu. Walau cuma buih, Bapak jelas ada pada posisi membela keimanan, keyakinan dan kesucian agama Islam. Jangan ragu dan takut untuk berpihak pada kebenaran yang kau yakini benar. Beriman itu harus dengan ilmu. Orang berilmu itu harus lebih berani. Dan mereka yang hadir atau mendukung aksi 212 adalah mereka yang beriman, berilmu dan berani. Maka jadilah kau mukmin yang berilmu dan pemberani anakku".</div></div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-2734767161015179332018-06-01T18:37:00.001+07:002018-06-01T18:37:33.095+07:00Harapan Penghuni Neraka<p dir="ltr">🍃 *Harapan Penghuni Neraka* 🍃<br> ✍🏼 Oleh : Reki Abu Musa, Lc<br> <a href="http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/">http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/</a> </p> <p dir="ltr">Neraka adalah tempat siksaan dan adzab bagi orang-orang yang kafir dan durhaka pada Allah ketika di dunia.<br> Dan siksa neraka bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar dosa dari setiap penghuninya.<br> Pengetahuan seorang hamba tentang neraka akan memunculkan rasa takut pada Allah.<br> Semakin tinggi rasa takut, maka akan meningkatkan amal sholeh agar tidak termasuk orang yang merugi di akhirat.<br> Karena kerugian di akhirat adalah penyesalan yang tidak berujung.<br> Semua penghuni neraka kelak akan meminta pada Allah agar dikembalikan ke dunia untuk beramal sholeh.<br> Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ</p> <p dir="rtl">"Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta kami akan menjadi orang-orang yang beriman." (QS. Al-An'am: 27).</p> <p dir="ltr">Dan ketika keinginan untuk dikembalikan ke dunia mustahil di dapatkan, berikut adalah permintaan penghuni neraka</p> <p dir="ltr">🌾 *1. Minta dikeluarkan dari neraka*</p> <p dir="ltr">Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ</p> <p dir="rtl">Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zhalim."<br> [Surat Al-Mu'minun 107]</p> <p dir="ltr">Akan tetapi Allah menjawab permintaan mereka,</p> <p dir="ltr">قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ</p> <p dir="rtl">Dia (Allah) berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku."<br> [Surat Al-Mu'minun 108]</p> <p dir="ltr">🌾 *2. Minta untuk dibinasakan*</p> <p dir="ltr">Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ</p> <p dir="rtl">Dan mereka berseru, "Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja." Dia menjawab, "Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)."<br> [Surat Az-Zukhruf 77]</p> <p dir="ltr">Dan Allah tidak mengabulkan permintaan mereka.</p> <p dir="ltr">🌾 *3. Minta keringanan adzab*</p> <p dir="ltr">Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ</p> <p dir="rtl">Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja."<br> [Surat Ghafir 49]</p> <p dir="ltr">Meski hanya 1 hari, namun permintaan mereka tetap sia-sia.</p> <p dir="ltr">🌾 *4. Minta minuman pada penghuni surga*</p> <p dir="ltr">Ketika meminta pada Allah dan para malaikat tidak dikabulkan, maka harapan terakhir penghuni surga adalah meminta pada orang-orang yang menjadi penghuni surga.</p> <p dir="ltr">Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">وَنَادَىٰ أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ ۚ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ</p> <p dir="rtl">Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu."<br> Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,"<br> [Surat Al-A'raf 50]</p> <p dir="ltr">Demikianlah harapan dan keinginan penghuni neraka yang tiada pernah mereka dapatkan.<br> Maka dari itu hendaknya kita berusaha menjauhi setiap perkara yang dapat menjerumuskan ke dalam neraka.</p> <p dir="ltr">🌸 *Doa pilihan*</p> <p dir="ltr">رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ</p> <p dir="rtl">"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."<br> [Surat Al-Baqarah 201]</p> <p dir="ltr">اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ</p> <p dir="rtl">"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim)</p> <p dir="ltr">S'moga Esok Lebih Baik... 💝<br> ➡ Sumber 👉 <a href="http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/">http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/</a> <br> <br> (🙏🏼 Mohon sekiranya ketika menyebarkan artikel dapat menyertakan link sumber )<br> -------------</p> <p dir="ltr">📖 Dapatkan artikel Ramadhan lainya di 👉 <a href="http://wahdah.or.id/category/ramadhan/">http://wahdah.or.id/category/ramadhan/</a><br> 💖 Silahkan SEBARKAN dan semoga Allah memberikan PAHALA atas berbagi ilmu ini</p> <p dir="ltr">💖 Daftar Broadcast <a href="http://Wahdah.Or.Id">Wahdah.Or.Id</a><br> Ketik nama lengkap - daerah - wi<br> Contoh:<br> Irhamullah - Jakarta - WI<br> Kirim via WhatsApp ke:<br> 📱 +6281383787678</p> <p dir="ltr">👍 Facebook <a href="https://goo.gl/8JxGMD">https://goo.gl/8JxGMD</a><br> 📩 Telegram <a href="https://goo.gl/uYOyjT">https://goo.gl/uYOyjT</a><br> 🐣 Twitter <a href="https://goo.gl/uFxkHZ">https://goo.gl/uFxkHZ</a><br> 📷 Instagram <a href="https://goo.gl/9jylXx">https://goo.gl/9jylXx</a></p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-14521372602848759712018-05-23T15:44:00.000+07:002018-05-23T15:45:00.209+07:00Kisah Surat Al-Baqarah 259<div dir="ltr"><div style="color:rgb(0,0,0);background-color:transparent;text-align:left;text-decoration:none;border:medium none"><p>Kisah berikutnya adalah tentang kota yang mati yang hidup kembali. Kota yang porak-poranda; dinding-dinding bangunanya runtuh menghujam tanah, atap-atapnya tersungkur ditutupi dinding penyanggah, penduduknya punah, binasa tak ada kehidupan di sana, khayal manusia tak mampu menerka, tak mungkin kota mati itu bisa hidup kembali. Namun Allah ﷻ, Dialah yang ketika berkehendak cukup memfirmankan jadilah!, maka keadaan pun berubah.</p> <p>Allah ﷻ kisahkan keajaiban penciptaan-Nya dalam ayat berikut ini:</p> <p>أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ</p> <p>Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS:Al-Baqarah | Ayat: 259).</p> <p>Para ulama mengutarakan banyak pendapat tentang tokoh utama dalam ayat ini. Ada yang menyebut ia adalah Uzair. Ada pula yang menyatakan Khidir atau Khadir. Yang lain mengakatan Hazkil bin Bura (Arab: حزقيل بن بورا) salah seorang nabi bani Israil. Dan Mujahid berpendapat bahwa kisah ini tentang, "Seorang laki-laki dari bani Israil".</p> <p>Masyhur disebutkan bahwa kota mati itu adalah Baitul Maqdis. Ketika orang tersebut melihat betapa parah kerusakan Baitul Maqdis. Atap yang telah mengendap, berbalik di bawah dinding. Kehidupan yang sirna. Hingga tidak terbesit di benaknya bagaimana kota itu bisa pulih. Ia berkata,</p> <p style="text-align:center"><strong>"Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?"</strong></p> <p>Kemudian Allah ﷻ mewafatkannya dan menghidupkannya kembali 100 tahun kemudian.</p> <p style="text-align:center"><strong>"Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali."</strong></p> <p>Bagian tubuh pertama yang Allah hidupkan dari orang tersebut adalah matanya, agar ia melihat bagaimana Allah ﷻ mampu menghidupkan kembali tubuhnya yang telah hancur. Tubuh yang telah binasa sebagaimana binasanya kota Baitul Maqdis. Kemudian melalui malaikat-Nya, Allah bertanya kepadanya,</p> <p style="text-align:center"><strong>"Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?"</strong></p> <p>Allah wafatkan ia di pagi hari, kemudian 100 tahun berikutnya, Dia bangkitkan di saat sore. Matanya melihat warna kuning mentari pagi telah berubah menjadi jingganya sore hari. Ia pun menjawab,</p> <p style="text-align:center"><strong>"Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari."</strong></p> <p>Selain masih merasakan sinar matahari, ia juga melihat bekalnya masih sempurna. Buah Tin belum berkerut dan menjadi kecut. Anggur belum berjamur dan busuk. Dan sari buahnya belum hilang dan menguap. Namun Allah ﷻ katakan,</p> <p style="text-align:center"><strong>"Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang)."</strong></p> <p>Lihatlah keledaimu yang telah berubah menjadi tulang, akan kami hidupkan kembali di hadapanmu. Dan kamu sendiri Kami jadikan bukti bagi manusia tentang benarnya hari kebangkitan kelak. Hari kebangkitan yang didustakan karena kata mereka kemustahilan. Sebagaimana sangkaanmu bagaimana bisa kota yang sangat porak-poranda bisa segera utuh kembali.</p> <p style="text-align:center"><strong>"Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging."</strong></p> <p>70 tahun setelah kematiannya (sebelum ia dibangkitkan), orang-orang berdatangan ke Baitul Maqdis. Mereka tinggal di sana dan meramaikannya dengan berbagai aktivitas. Bangunan-bangunan kembali utuh. Penghuninya kembali hadir. Terdengar kembali suara manusia di pasar dan kota. Ia menyaksikan semua yang sebelumnya tidak ia bayangkan. Ia merasakan sesuatu yang ia kira tidak mungkin terjadi.</p> <p>Demikianlah kehidupan setelah kematian kelak. Sekarang manusia mendustakan, nanti mata mereka sendiri menyaksikan. Mereka ingkari jasad akan berbangkit. Maka Allah akan bangkitkan jasad dan ruh bersamaan. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana matahari hanya satu mil. Allah akan beri bukti, dan mereka yang menyaksikan sendiri. Manusia bingung dan bertanya bagaimana bisa tubuh tenggelam oleh keringat di hamparan padang yang luas. Bisa jadi merekalah yang terselam oleh keringat.</p> <p>Ada surga balasan bagi mereka yang bertakwa. Ada neraka untuk menghukum mereka yang hidup semaunya. Ada kenikmatan yang tidak pernah dilihat. Tidak pernah terdengar. Tidak pula terbayangkan. Dan ada pula siksa yang kejamnya tak terkira. Sakitnya tak terperi. Dan deritanya takkan terbayar oleh penyesalan.</p> <p>Orang ini berkata,</p> <p style="text-align:center"><strong>Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".</strong></p> <p>Namun pada hari kebangkitan, tidak lagi kalimat ini diterima. Pelajaran sudah disampaikan. Contoh sudah diberikan. Tinggal kita yang mengambil pelajaran.</p> <p>Ya Allah ﷻ kami mohon taufik-Mu untuk mengamalkan apa yang Engkau cintai dan ridhai. Menjauhi segala semua yang Engkau larang. Engkaulah yang kuasa atas segala sesuatu.</p> <p><strong>Daftar Pustaka:</strong><br> – <a href="http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura2-aya259.html#katheer">http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura2-aya259.html#katheer</a></p> <p><strong>Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)<br> Artikel <a href="http://www.KisahMuslim.com">www.KisahMuslim.com</a></strong></p><span><br><br>Read more <a href="http://kisahmuslim.com/5195-mereka-yang-mati-kemudian-hidup-kembali-kota-mati-makmur-kembali-45.html">http://kisahmuslim.com/5195-mereka-yang-mati-kemudian-hidup-kembali-kota-mati-makmur-kembali-45.html</a></span><br></div><br clear="all"><br>-- <br><div class="gmail_signature" data-smartmail="gmail_signature"><div dir="ltr"><div><div dir="ltr"><font face="arial narrow, sans-serif" size="4">Ibnu Jihad</font><div><a href="mailto:jeehad.physics@gmail.com" target="_blank"><font face="arial narrow, sans-serif" size="4">jeehad.physics@gmail.com</font></a></div><div><font face="arial narrow, sans-serif" size="4">+62895 3648 29488</font></div><div><a href="http://alloh-only.blogspot.com" target="_blank"><font face="arial narrow, sans-serif" size="4">http://alloh-only.blogspot.com</font></a></div><div><font face="trebuchet ms, sans-serif"><br></font></div></div></div></div></div> </div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-18157889719237290152018-05-21T16:10:00.000+07:002018-05-21T16:11:40.468+07:00Kisah Ashabul Ukhdud dalam Al-Quran dan Hadits<div dir="ltr"><div style="color:rgb(0,0,0);background-color:transparent;text-align:left;text-decoration:none;border:medium none"><p>Kisah ini dikenal dengan kisah <em>ashabul ukhdud</em> yaitu orang-orang yang membakar orang beriman dalam parit. Orang-orang yang beriman ini tetap teguh pada keimanan mereka pada Allah, hingga raja di masa itu marah dan membakar mereka hidup-hidup. Kisah ini mengajarkan wajibnya bersabar dalam berpegang teguh pada kebenaran meskipun harus disakiti.</p> <p> <span id="gmail-more-3427"></span> </p> <p> Kisah ini disebutkan dalam firman Allah,</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9)</span></p> <p>"<em>Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu</em>." (QS. Al Buruj: 1-9).</p> <p>Kisah selengkapnya mengenai <em>Ashabul Ukhdud</em> diceritakan dalam hadits yang panjang berikut.</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">عَنْ صُهَيْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كَانَ مَلِكٌ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَكَانَ لَهُ سَاحِرٌ فَلَمَّا كَبِرَ قَالَ لِلْمَلِكِ إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ فَابْعَثْ إِلَىَّ غُلاَمًا أُعَلِّمْهُ السِّحْرَ. فَبَعَثَ إِلَيْهِ غُلاَمًا يُعَلِّمُهُ فَكَانَ فِى طَرِيقِهِ إِذَا سَلَكَ رَاهِبٌ فَقَعَدَ إِلَيْهِ وَسَمِعَ كَلاَمَهُ فَأَعْجَبَهُ فَكَانَ إِذَا أَتَى السَّاحِرَ مَرَّ بِالرَّاهِبِ وَقَعَدَ إِلَيْهِ فَإِذَا أَتَى السَّاحِرَ ضَرَبَهُ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى الرَّاهِبِ فَقَالَ إِذَا خَشِيتَ السَّاحِرَ فَقُلْ حَبَسَنِى أَهْلِى. وَإِذَا خَشِيتَ أَهْلَكَ فَقُلْ حَبَسَنِى السَّاحِرُ.</span></p> <p>Dari Shuhaib, Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em> bersabda, "Dahulu ada seorang raja dari golongan umat sebelum kalian, ia mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir tersebut berada dalam usia senja, ia mengatakan kepada raja bahwa ia sudah tua dan ia meminta agar dikirimkan anak yang akan jadi pewaris ilmu sihirnya. Maka ada seorang anak yang diutus padanya. Tukang sihir tersebut lalu mengajarinya.</p> <p>Di tengah perjalanan ingin belajar, anak ini bertemu seorang rahib (pendeta) dan ia pun duduk bersamanya dan menyimak nasehat si rahib. Ia pun begitu takjub pada nasehat-nasehat yang disampaikan si rahib. Ketika ia telah mendatangi tukang sihir untuk belajar, ia pun menemui si rahib dan duduk bersamanya. Ketika terlambatnya mendatangi tukang sihir, ia dipukul, maka ia pun mengadukannya pada rahib. Rahib pun berkata, "Jika engkau khawatir pada tukang sihir tersebut, maka katakan saja bahwa keluargaku menahanku. Jika engkau khawatir pada keluargamu, maka katakanlah bahwa tukang sihir telah menahanku."</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتِ النَّاسَ فَقَالَ الْيَوْمَ أَعْلَمُ آلسَّاحِرُ أَفْضَلُ أَمِ الرَّاهِبُ أَفْضَلُ فَأَخَذَ حَجَرًا فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أَمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هَذِهِ الدَّابَّةَ حَتَّى يَمْضِىَ النَّاسُ. فَرَمَاهَا فَقَتَلَهَا وَمَضَى النَّاسُ فَأَتَى الرَّاهِبَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ لَهُ الرَّاهِبُ أَىْ بُنَىَّ أَنْتَ الْيَوْمَ أَفْضَلُ مِنِّى. قَدْ بَلَغَ مِنْ أَمْرِكَ مَا أَرَى وَإِنَّكَ سَتُبْتَلَى فَإِنِ ابْتُلِيتَ فَلاَ تَدُلَّ عَلَىَّ</span></p> <p>Pada suatu saat ketika di waktu ia dalam keadaan yang demikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang besar yang menghalangi orang banyak (di jalan yang dilalui mereka). Anak itu lalu berkata, "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah rahib itu." Ia pun mengambil sebuah batu kemudian berkata, "Ya Allah, apabila perkara rahib itu lebih dicintai di sisi-Mu daripada tukang sihir itu, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang banyak dapat berlalu." Lalu ia melempar binatang tersebut dan terbunuh. Lalu orang-orang bisa lewat. Lalu ia mendatangi rahib dan mengabarkan hal tersebut. Rahib tersebut pun mengatakan, "Wahai anakku, saat ini engkau lebih mulia dariku. Keadaanmu sudah sampai pada tingkat sesuai apa yang saya lihat. Sesungguhnya engkau akan mendapat cobaan, maka jika benar demikian, janganlah menyebut namaku."</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">كَانَ الْغُلاَمُ يُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ وَيُدَاوِى النَّاسَ مِنْ سَائِرِ الأَدْوَاءِ فَسَمِعَ جَلِيسٌ لِلْمَلِكِ كَانَ قَدْ عَمِىَ فَأَتَاهُ بِهَدَايَا كَثِيرَةٍ فَقَالَ مَا هَا هُنَا لَكَ أَجْمَعُ إِنْ أَنْتَ شَفَيْتَنِى فَقَالَ إِنِّى لاَ أَشْفِى أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِى اللَّهُ فَإِنْ أَنْتَ آمَنْتَ بِاللَّهِ دَعَوْتُ اللَّهَ فَشَفَاكَ. فَآمَنَ بِاللَّهِ فَشَفَاهُ اللَّهُ</span></p> <p>Anak itu lalu dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit kulit. Ia pun dapat menyembuhkan orang-orang dari berbagai macam penyakit. Berita ini pun sampai di telinga sahabat dekat raja yang telah lama buta. Ia pun mendatangi pemuda tersebut dengan membawa banyak hadiah. Ia berkata pada pemuda tersebut, "Ini semua bisa jadi milikmu asalkan engkau menyembuhkanku." Pemuda ini pun berkata, "Aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun. Yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah. Jika engkau mau beriman pada Allah, aku akan berdo'a pada-Nya supaya engkau bisa disembuhkan." Ia pun beriman pada Allah, lantas Allah menyembuhkannya.</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">فَأَتَى الْمَلِكَ فَجَلَسَ إِلَيْهِ كَمَا كَانَ يَجْلِسُ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَنْ رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ قَالَ رَبِّى. قَالَ وَلَكَ رَبٌّ غَيْرِى قَالَ رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الْغُلاَمِ فَجِىءَ بِالْغُلاَمِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ أَىْ بُنَىَّ قَدْ بَلَغَ مِنْ سِحْرِكَ مَا تُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ وَتَفْعَلُ وَتَفْعَلُ . فَقَالَ إِنِّى لاَ أَشْفِى أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِى اللَّهُ. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الرَّاهِبِ فَجِىءَ بِالرَّاهِبِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَدَعَا بِالْمِئْشَارِ فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ ثُمَّ جِىءَ بِجَلِيسِ الْمَلِكِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ بِهِ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ</span></p> <p>Sahabat raja tadi kemudian mendatangi raja dan ia duduk seperti biasanya. Raja pun bertanya padanya, "Siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?" Ia pun menjawab, "Rabbku." Raja pun kaget, "Apa engkau punya Rabb (Tuhan) selain aku?" Sahabatnya pun berkata, "Rabbku dan Rabbmu itu sama yaitu Allah." Raja tersebut pun menindaknya, ia terus menyiksanya sampai ditunjukkan anak yang tadi. (Ketika anak tersebut datang), raja lalu berkata padanya, "Wahai anakku, telah sampai padaku berita mengenai sihirmu yang bisa menyembuhkan orang buta dan berpenyakit kulit, serta engkau dapat melakukan ini dan itu." Pemuda tersebut pun menjawab, "Sesungguhnya aku tidaklah dapat menyembuhkan siapa pun. Yang menyembuhkan adalah Allah." Mendengar hal itu, raja lalu menindaknya, ia terus menyiksanya, sampai ditunjukkan pada pendeta yang menjadi gurunya. (Ketika pendeta tersebut didatangkan), raja pun memerintahkan padanya, "Kembalilah pada ajaranmu!" Pendeta itu pun enggan. Lantas didatangkanlah gergaji dan diletakkan di tengah kepalanya. Lalu dibelahlah kepalanya dan terjatuhlah belahan kepala tersebut. Setelah itu, sahabat dekat raja didatangkan pula, ia pun diperintahkan hal yang sama dengan pendeta, "Kembalilah pada ajaranmu!" Ia pun enggan. Lantas (terjadi hal yang sama), didatangkanlah gergaji dan diletakkan di tengah kepalanya. Lalu dibelahlah kepalanya dan terjatuhlah belahan kepala tersebut.</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">ثُمَّ جِىءَ بِالْغُلاَمِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ إِلَى جَبَلِ كَذَا وَكَذَا فَاصْعَدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَإِذَا بَلَغْتُمْ ذُرْوَتَهُ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلاَّ فَاطْرَحُوهُ فَذَهَبُوا بِهِ فَصَعِدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ. فَرَجَفَ بِهِمُ الْجَبَلُ فَسَقَطُوا وَجَاءَ يَمْشِى إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ. فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ فَاحْمِلُوهُ فِى قُرْقُورٍ فَتَوَسَّطُوا بِهِ الْبَحْرَ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلاَّ فَاقْذِفُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ. فَانْكَفَأَتْ بِهِمُ السَّفِينَةُ فَغَرِقُوا وَجَاءَ يَمْشِى إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ.</span></p> <p>Kemudian giliran pemuda tersebut yang didatangkan. Ia diperintahkan hal yang sama, "Kembalikan pada ajaranmu!" Ia pun enggan. Kemudian anak itu diserahkan kepada pasukan raja. Raja berkata, "Pergilah kalian bersama pemuda ini ke gunung ini dan itu. Lalu dakilah gunung tersebut bersamanya. Jika kalian telah sampai di puncaknya, lalu ia mau kembali pada ajarannya, maka bebaskan dia. Jika tidak, lemparkanlah ia dari gunung tersebut." Lantas pasukan raja tersebut pergi bersama pemuda itu lalu mendaki gunung. Lalu pemuda ini berdo'a, "Ya Allah, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendak-Mu." Gunung pun lantas berguncang dan semua pasukan raja akhirnya jatuh. Lantas pemuda itu kembali berjalan menuju raja. Ketika sampai, raja berkata pada pemuda, "Apa yang dilakukan teman-temanmu tadi?" Pemuda tersebut menjawab, "Allah Ta'ala telah mencukupi dari tindakan mereka." Lalu pemuda ini dibawa lagi bersama pasukan raja. Raja memerintahkan pada pasukannya, "Pergilah kalian bersama pemuda ini dalam sebuah sampan menuju tengah lautan. Jika ia mau kembali pada ajarannya, maka bebaskan dia. Jika tidak, tenggelamkanlah dia." Mereka pun lantas pergi bersama pemuda ini. Lalu pemuda ini pun berdo'a, "Ya Allah, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendak-Mu." Tiba-tiba sampan tersebut terbalik, lalu pasukan raja tenggelam. Pemuda tersebut kembali berjalan mendatangi raja. Ketika menemui raja, ia pun berkata pada pemuda, "Apa yang dilakukan teman-temanmu tadi?" Pemuda tersebut menjawab, "Allah Ta'ala telah mencukupi dari tindakan mereka."</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">فَقَالَ لِلْمَلِكِ إِنَّكَ لَسْتَ بِقَاتِلِى حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ. قَالَ وَمَا هُوَ قَالَ تَجْمَعُ النَّاسَ فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَتَصْلُبُنِى عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ خُذْ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِى ثُمَّ ضَعِ السَّهْمَ فِى كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قُلْ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ.</span></p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">ثُمَّ ارْمِنِى فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ قَتَلْتَنِى. فَجَمَعَ النَّاسَ فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ أَخَذَ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ فِى كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ. ثُمَّ رَمَاهُ فَوَقَعَ السَّهْمُ فِى صُدْغِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِى صُدْغِهِ فِى مَوْضِعِ السَّهْمِ فَمَاتَ فَقَالَ النَّاسُ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ.</span></p> <p>Ia pun berkata pada raja, "Engkau tidak bisa membunuhku sampai engkau memenuhi syaratku." Raja pun bertanya, "Apa syaratnya?" Pemuda tersebut berkata, "Kumpulkanlah rakyatmu di suatu bukit. Lalu saliblah aku di atas sebuah pelepah. Kemudian ambillah anak panah dari tempat panahku, lalu ucapkanlah, "<em>Bismillah robbil ghulam, artinya: dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini.</em>" Lalu panahlah aku karena jika melakukan seperti itu, engkau pasti akan membunuhku." Lantas rakyat pun dikumpulkan di suatu bukit. Pemuda tersebut pun disalib di pelepah, lalu raja tersebut mengambil anak panah dari tempat panahnya kemudian diletakkan di busur. Setalah itu, ia mengucapkan, "<em>Bismillah robbil ghulam, artinya: dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini</em>." Lalu dilepaslah dan panah tersebut mengenai pelipisnya. Lalu pemuda tersebut memegang pelipisnya tempat anak panah tersebut menancap, lalu ia pun mati. Rakyat yang berkumpul tersebut lalu berkata, "Kami beriman pada Tuhan pemuda tersebut. Kami beriman pada Tuhan pemuda tersebut."</p> <p dir="RTL" align="center"><span style="font-size:medium;color:rgb(128,0,0)">فَأُتِىَ الْمَلِكُ فَقِيلَ لَهُ أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ وَاللَّهِ نَزَلَ بِكَ حَذَرُكَ قَدْ آمَنَ النَّاسُ. فَأَمَرَ بِالأُخْدُودِ فِى أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ وَأَضْرَمَ النِّيرَانَ وَقَالَ مَنْ لَمْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ فَأَحْمُوهُ فِيهَا. أَوْ قِيلَ لَهُ اقْتَحِمْ. فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءَتِ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا صَبِىٌّ لَهَا فَتَقَاعَسَتْ أَنْ تَقَعَ فِيهَا فَقَالَ لَهَا الْغُلاَمُ<strong> يَا أُمَّهِ اصْبِرِى فَإِنَّكِ عَلَى الْحَقِّ</strong></span></p> <p>Raja datang, lantas ada yang berkata, "Apa yang selama ini engkau khawatirkan? Sepertinya yang engkau khawatirkan selama ini benar-benar telah terjadi. Manusia saat ini telah beriman pada Tuhan pemuda tersebut." Lalu raja tadi memerintahkan untuk membuat parit di jalanan lalu dinyalakan api di dalamnya. Raja tersebut pun berkata, "Siapa yang tidak mau kembali pada ajarannya, maka lemparkanlah ia ke dalamnya." Atau dikatakan, "Masuklah ke dalamnya." Mereka pun melakukannya, sampai ada seorang wanita bersama bayinya. Wanita ini pun begitu tidak berani maju ketika akan masuk di dalamnya. Anaknya pun lantas berkata, "<strong><em>Wahai ibu, bersabarlah karena engkau di atas kebenaran</em>.</strong>" (HR. Muslim no. 3005).</p><span><br><br>Sumber : <a href="http://rumaysho.com/3427-kisah-orang-beriman-yang-dibakar-dalam-parit.html">rumaysho.com/3427-kisah-orang-beriman-yang-dibakar-dalam-parit.html</a></span><br></div></div> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-78802189107902146962018-03-12T11:24:00.001+07:002018-03-12T11:24:19.721+07:00MBAH JUM<p dir="ltr">Kisah inspiratif:</p> <p dir="ltr"><a href="https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1630417800338523&id=100001109553805">https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1630417800338523&id=100001109553805</a></p> <p dir="ltr">MBAH JUM</p> <p dir="ltr">Oleh : Irene Radjiman</p> <p dir="ltr">Begitulah beliau dipanggil. Aku sempat bertemu dengannya 5 tahun yang lalu saat berlibur di Kasian Bantul Yogyakarta. Nama desanya saya lupa.</p> <p dir="ltr">Mbah Jum seorang tuna netra yang berprofesi sebagai pedagang tempe. Setiap pagi beliau dibonceng cucunya ke pasar untuk berjualan tempe. Sesampainya dipasar tempe segera digelar. Sambil menunggu pembeli datang, disaat pedagang lain sibuk menghitung uang dan ngerumpi dengan sesama pedagang, mbah Jum selalu bersenandung sholawat. Cucunya meninggalkan mbah Jum sebentar, karena ia juga bekerja sebagai kuli panggul dipasar itu. Dua jam kemudian, cucunya datang kembali untuk mengantar simbahnya pulang kerumah. Tidak sampai 2 jam dagangan tempe mbah Jum sudah habis ludes. Mbah Jum selalu pulang paling awal dibanding pedagang lainnya. Sebelum pulang mbah Jum selalu meminta cucunya menghitung uang hasil dagangannya dulu. Bila cucunya menyebut angka lebih dari 50 ribu rupiah, mbah Jum selalu minta cucunya mampir ke masjid untuk memasukkan uang lebihnya itu ke kotak amal. </p> <p dir="ltr">Saat kutanya : "kenapa begitu ?"</p> <p dir="ltr">"karena kata simbah modal simbah bikin tempe Cuma 20 ribu. Harusnya simbah paling banyak dapetnya yaa 50 ribu. Kalau sampai lebih berarti itu punyanya gusti Allah, harus dikembalikan lagi. Lha rumahnya gusti Allah kan dimasjid mbak, makanya kalau dapet lebih dari 50 ribu, saya diminta simbah masukkin uang lebihnya kemasjid."</p> <p dir="ltr">"Lho, kalo sampai lebih dari 50 ribu, itukan hak simbah, kan artinya simbah saat itu bawa tempe lebih banyak to ?" Tanyaku lagi</p> <p dir="ltr">"Nggak mbak. Simbah itu tiap hari bawa tempenya ga berubah-ubah jumlahnya sama." Cucunya kembali menjelaskan padaku.</p> <p dir="ltr">"Tapi kenapa hasil penjualan simbah bisa berbeda-beda ?" tanyaku lagi</p> <p dir="ltr">"Begini mbak, kalau ada yang beli tempe sama simbah, karena simbah tidak bisa melihat, simbah selalu bilang, ambil sendiri kembaliannya. Tapi mereka para pembeli itu selalu bilang, uangnya pas kok mbah, ga ada kembalian. Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 5 ribu, ngasih uang 20 ribu. Ada yang beli tempe 10 ribu ngasih uang 50 ribu. Dan mereka semua selalu bilang uangnya pas, ga ada kembalian. Pernah suatu hari simbah dapat uang 350 ribu. Yaaa 300 ribu nya saya taruh dikotak amal masjid." Begitu penjelasan sang cucu.</p> <p dir="ltr">Aku melongo terdiam mendengar penjelasan itu. Disaat semua orang ingin semuanya menjadi uang, bahkan kalau bisa kotorannya sendiripun disulap menjadi uang, tapi ini mbah Jum…?? Aahhh…. Logikaku yang hidup di era kemoderenan jahiliyah ini memang belum sampai.</p> <p dir="ltr">Sampai rumah pukul 10:00 pagi beliau langsung masak untuk makan siang dan malam. Ternyata mbah Jum juga seorang tukang pijat bayi (begitulah orang dikampung itu menyebutnya). Jadi bila ada anak-anak yang dikeluhkan demam, batuk, pilek, rewel, kejang, diare, muntah-muntah dan lain-lain, biasanya orang tua mereka akan langsung mengantarkan ke rumah mbah Jum. Bahkan bukan hanya untuk pijat bayi dan anak-anak, mbah Jum juga bisa membantu pemulihan kesehatan bagi orang dewasa yang mengalami keseleo, memar, patah tulang, dan sejenisnya. Mbah Jum tidak pernah memberikan tarif untuk jasanya itu, padahal beliau bersedia diganggu 24 jam bila ada yang butuh pertolongannya. Bahkan bila ada yang memberikan imbalan untuk jasanya itu, ia selalu masukan lagi 100% ke kotak amal masjid. Ya ! 100% ! anda kaget ? sama, saya juga kaget. </p> <p dir="ltr">Ketika aku kembali bertanya : "kenapa harus semuanya dimasukkan ke kotak amal ?" </p> <p dir="ltr">mbah Jum memberi penjelasan sambil tersenyum :<br> "Kulo niki sakjane mboten pinter mijet. Nek wonten sing seger waras mergo dipijet kaleh kulo, niku sanes kulo seng ndamel seger waras, niku kersane gusti Allah. Lha dadose mbayare mboten kaleh kulo, tapi kaleh gusti Allah." (Saya itu sebenarnya nggak pinter mijit. Kalau ada yang sembuh karena saya pijit, itu bukan karena saya, tapi karena gusti Allah. Jadi bayarnya bukan sama saya, tapi sama gusti Allah).</p> <p dir="ltr">Lagi-lagi aku terdiam. Lurus menatap wajah keriputnya yang bersih. Ternyata manusia yang datang dari peradaban kapitalis akan terkaget-kaget saat dihadapkan oleh peradaban sedekah tingkat tinggi macam ini. Dimana di era kapitalis orang sekarat saja masih bisa dijadikan lahan bisnis. Jangankan bicara GRATIS dengan menggunakan kartu BPJS saja sudah membuat beberapa oknum medis sinis.</p> <p dir="ltr">Mbah Jum tinggal bersama 5 orang cucunya. Sebenarnya yang cucu kandung mbah Jum hanya satu, yaitu yang paling besar usia 20 tahun (laki-laki), yang selalu mengantar dan menemani mbah Jum berjualan tempe dipasar. 4 orang cucunya yang lain itu adalah anak-anak yatim piatu dari tetangganya yang dulu rumahnya kebakaran. Masing-masing mereka berumur 12 tahun (laki-laki), 10 tahun (laki-laki), 8 tahun (laki-laki) dan 7 tahun (perempuan).</p> <p dir="ltr">Dikarenakan kondisinya yang tuna netra sejak lahir, membuat mbah Jum tidak bisa membaca dan menulis, namun ternyata ia hafal 30 juz Al-Quran. Subhanallah…!! Cucunya yang paling besar ternyata guru mengaji untuk anak-anak dikampung mereka. Ke-4 orang cucu-cucu angkatnya ternyata semuanya sudah qatam Al-Quran, bahkan 2 diantaranya sudah ada yang hafal 6 juz dan 2 juz.</p> <p dir="ltr">"Kulo niki tiang kampong. Mboten saget ningali nopo-nopo ket bayi. Alhamdulillah kersane gusti Allah kulo diparingi berkah, saget apal Quran. Gusti Allah niku bener-bener adil kaleh kulo." (saya ini orang kampong. Tidak bisa melihat apapun dari bayi. Alhamdulillah kehendak gusti Allah, saya diberi keberkahan, bisa hafal Al-Quran. Gusti Allah itu benar-benar adil sama saya). </p> <p dir="ltr">Itu kata-kata terakhir mbah Jum, sebelum aku pamit pulang. Kupeluk erat dia, kuamati wajahnya. Kurasa saat itu bidadari surga iri melihat mbah Jum, karena kelak para bidadari itu akan menjadi pelayan bagi mbah Jum.</p> <p dir="ltr">Matur nuwun mbah Jum, atas pelajaran sedekah tingkat tinggi 5 tahun yang lalu yang sudah simbah ajarkan pada saya di pelosok desa Yogyakarta.</p> <p dir="ltr">SILAHKAN SHARE ATAU COPAS DENGAN MENYERTAKAN LINK BLOG INI.</p> <p dir="ltr">DILARANG KERAS MENGAMBIL IDE CERITA INI UNTUK TUJUAN KOMERSIL TANPA SEIJIN PENULIS.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-89653217294062495372017-12-11T21:50:00.001+07:002017-12-11T21:50:25.119+07:00Ajari Anak Kita Mencintai Palestina<p dir="ltr">Ayoo nak kita bergerak...</p> <p dir="ltr">➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖</p> <p dir="ltr">🇵🇸 *Ajari Anak Kita Mencintai Palestina*<br> _Oleh: Ustadz Nandang Burhanudin_</p> <p dir="ltr">Anak saya yang kelas 5 SD bertanya, "Bi, mengapa kita harus mencintai Palestina?</p> <p dir="ltr">HAMAS itu yang benar ya bi? Hebat ya, sendirian lawan Israel".</p> <p dir="ltr">Teringat saat usia 6 tahun, ia sudah saya bawa-bawa dalam aksi solidaritas Palestina hingga ke Jakarta.</p> <p dir="ltr">Dia bangga saat melihat arsip photo, ketika saya gendong di pundak sembari mengibarkan bendera kecil Palestina.</p> <p dir="ltr">Saya kisahkan:</p> <p dir="ltr">- Palestina adalah negeri para nabi. Ibrahim a.s. berhijrah ke Palestina.</p> <p dir="ltr">- Nabi Luth a.s. Allah selamatkan ke Palestina dari adzab yang menimpa kaumnya.</p> <p dir="ltr">- Allah menyebutnya sebagai negeri yang diberkahi.</p> <p dir="ltr">- Nabi Daud a.s. hidup dan membangun mihrab di Palestina.</p> <p dir="ltr">- Sedang Nabi Sulaiman memerintah dunia dari Palestina.</p> <p dir="ltr">- Kisah Nabi Sulaiman bersama pasukan semut, tempatnya berada di Wadi An-Naml yang dekat dengan Asqalan Palestina.</p> <p dir="ltr">- Di Palestina ada Mihrabnya Zakaria.</p> <p dir="ltr">- Nabi Musa a.s. pun memerintahkan kaumnya untuk lari dari Mesir dan memasuki Palestina, negeri yang disucikan dari kemusyrikan.</p> <p dir="ltr">- Di Palestina, Nabi Isa a.s. memaparkan banyak mukjizat bersama ibunda Maryam. Melahirkan tanpa suami, menggoyangkan pohon kurma tak lama setelah melahirkan.</p> <p dir="ltr">- Palestina akan menjadi puncak akhir zaman.</p> <p dir="ltr">- Nabi Isa turun dan membunuh Dajjal di pintu Al-Ludd Palestina.</p> <p dir="ltr">- Palestina adalah padang mashsyar dan mansyar (tempat menyebar seluruh manusia). Ya'juj Ma'juj dibunuh di Palestina.</p> <p dir="ltr">- Sebelumnya peristiwa Thalut dan Jalut di Palestina.</p> <p dir="ltr">"Lalu kita umat Islam, apa hubungannya dengan Palestina bi?"</p> <p dir="ltr">Saya panjang lebar menjawabnya;</p> <p dir="ltr">1. Palestina adalah negeri di mana kiblat pertama umat Islam berada. Shalat menghadap Baitul Maqdis berlangsung selama 16 bulan, hingga Allah memindahkan arah Kiblat ke Masjidil Haram di Mekah.</p> <p dir="ltr">2. Peristiwa mukjizat Nabi dengan Isra' Mikraj terjadi di Palestina. Shalat 5 waktu diwajibkan Allah dalam proses Isra Mikraj.</p> <p dir="ltr">3. Abu Bakar Shiddiq r.a. dan Umar bin Khatthab adalah dua khalifah yang fokus memerdekakan kaum Nasrani Palestina dari kezhaliman Romawi.</p> <p dir="ltr">4. Allah bersumpah dengan nama Palestina dalam surat At-Tin. Wat-Tiin wazzaituun wa Thurisiiniin.</p> <p dir="ltr">Ibn Abbas menafsirkan, At-Tin adalah: negeri Syam. Zaitun adalah negeri Palestina. Thurisiiniin adalah gunung di Sinai dimana Musa a.s. berdialog dengan Allah Ta'ala.</p> <p dir="ltr">Maka sebagai orangtua, rajin-rajinlah membacakan kisah Palestina kepada anak-anak.</p> <p dir="ltr">Allah Mahatahu, bisa jadi ada di antara anak-anak kita yang kelak menjadi prajurit kemerdekaan Palestina.</p> <p dir="ltr">Seperti pembebasan yang dilakukan Shalahuddin Al-Ayyubi.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-54028850055484597672017-06-23T11:04:00.001+07:002017-06-23T11:04:55.788+07:00Kesedihan Orang Beriman Di Penghujung Ramadhan<p dir="ltr">💖 *Kesedihan Orang Beriman Di Penghujung Ramadhan* 💖</p> <p dir="ltr">🍃 Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan, yang artinya tinggal beberapa hari lagi bulan suci ini akan pergi. Kalau kita perhatikan masyarakat di sekeliling kita, sebagian mereka bahkan mulai disibukkan dengan hiruk pikuk Idul Fitri. Luapan kegembiraan sudah terasa. Mall-mall menjadi padat. Lalu lintas lambat merayap. Banyak rumah berganti cat. Baju baru dan makanan enak juga telah siap.</p> <p dir="ltr">☘ Jika demikian gempitanya masyarakat kita berbahagia di penghujung akhir Ramadhan, tidak demikian dengan para sahabat dan salafus shalih. Semakin dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti generasi terbaik itu. Tentu saja kalau tiba hari raya Idul Fitri mereka juga bergembira karena Id adalah hari kegembiraan. Namun di akhir Ramadhan seperti ini, ada nuansa kesedihan yang sepertinya tidak kita miliki di masa modern ini.</p> <p dir="ltr">🌹 Mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih ketika Ramadhan hampir berakhir? Kita bisa menangkap alasan kesedihan itu dalam berbagai konteks sebab.</p> <p dir="ltr">➡ Pertama, patutlah orang-orang beriman bersedih ketika menyadari Ramadhan akan pergi, sebab dengan perginya bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya.</p> <p dir="ltr">Bukankah Ramadhan bulan yang paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka kemudian ibadah terasa ringan dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan,</p> <p dir="ltr">Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu… (HR. Ahmad)</p> <p dir="ltr">Bukankah hanya di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, dan seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan?</p> <p dir="ltr">Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Ia hanya akan datang pada bulan Ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada Ramadhan yang akan datang. Maka pantaslah jika para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati Ramadhan akan pergi.</p> <p dir="ltr">➡ Kedua, adalah peringatan dari Rasulullah bahwa semestinya Ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati Ramadhan, sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun masih saja belum mendapatkan ampunan, benar-benar orang itu sangat rugi. Bahkan celaka.</p> <p dir="ltr">Celakalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan Thabrani)</p> <p dir="ltr">☘Masalahnya adalah, apakah seseorang bisa menjamin bahwa dirinya mendapatkan ampunan itu. Sementara jika ia tidak dapat ampunan, ia celaka. Betapa hal yang tidak dapat dipastikan ini menyentuh rasa khauf (takut) para sahabat dan orang-orang shalih. Mereka takut sekiranya menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, padahal Ramadhan akan segera pergi. Maka mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima, dengan berdoa :</p> <p dir="ltr">Wahai Rabb kami… terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui</p> <p dir="ltr">Para sahabat dan orang-orang shalih bukan hanya berdoa di akhir Ramadhan. Bahkan, konon, rasa khauf membuat mereka berdoa selama enam bulan berturut-turut setelah Ramdhan, agar amal-amal di bulan Ramadhan mereka diterima Allah . Lalu enam bulan setelahnya mereka berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.</p> <p dir="ltr">Perbedaan tashawur (paradigma, persepsi) dalam memandang akhir Ramadhan itulah yang kemudian membawa perbedaan sikap antara generasi sahabat dan generasi kita saat ini. Jika sebagian masyarakat, seperti dikemukakan di atas, asyik berbelanja menyambut Idul Fitri, para sahabat asyik beri'tikaf di sepuluh hari terakhir. Maka bisa kita bayangkan bahwa Madinah di era Rasulullah di sepuluh hari terakhir Ramadhan layaknya seperti kota setengah mati. Sebab para lelaki beri'tikaf di masjid-masjid. Bahkan begitu pula sebagian para wanitanya.</p> <p dir="ltr">Jika kita sibuk menyiapkan kue lebaran, para sahabat dan salafus shalih sibuk memenuhi makanan ruhaninya dengan mengencangkan ikat pinggang, bersungguh-sungguh beribadah sepanjang siang, terlebih lagi di waktu malam.</p> <p dir="ltr">Jika kita mengalokasikan banyak uang dan waktu untuk membeli pakaian baru, para sahabat dan salafus shalih menghabiskan waktu mereka dengan pakaian taqwa. Dengan pakaian taqwa itu mereka menghadap Allah di masjid-Nya, bertaqarrub (mendekatkan diri) dalam khusyu'nya shalat, tilawah, dzikir, dan munajat.</p> <p dir="ltr">Masih ada waktu bagi kita sebelum Ramadhan pergi. Masih ada kesempatan bagi kita untuk mengubah tashawur tentang akhir Ramadhan. Maka beberapa hari ke depan bisa kita perbaiki sikap kita.</p> <p dir="ltr">Pertama, kita lihat lagi target Ramadhan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Mungkin target tilawah kita. Masih ada waktu untuk mengejar, jika seandainya kita masih jauh dari target itu. Demikian pula kita evaluasi ibadah lainnya selama 28 hari ini. Lalu kita perbaiki.</p> <p dir="ltr">Kedua, kita lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan Ramadhan yang tersisa sedikit ini. Mungkin kita tak bisa beri'tikaf penuh waktu seperti para sahabat dan salafus shalih itu. Namun jangan sampai kita kehilangan malam-malam terakhir Ramadhan tanpa qiyamullail, tanpa beri'tikaf –lama atau sebentar- di masjid-Nya.</p> <p dir="ltr">Dari Aisyah RA berkata: "Rasulullah jika telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggang". (Muttafaq 'alaih)</p> <p dir="ltr">Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada beberapa sebab utama:</p> <p dir="ltr">Sebab pertama, karena sepuluh terakhir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannya atau akhirnya. Rasulullah berdoa:</p> <p dir="ltr">"Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak."</p> <p dir="ltr">Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia mengakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan. Na'udzubillahi min dzalik</p> <p dir="ltr">Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.</p> <p dir="ltr">Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan turunnya lailatul qadar.</p> <p dir="ltr">Patut kita renungkan: "Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan. Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba yang Rabbaniyah (hamba Allah yang sesungguhnya)."</p> <p dir="ltr">Karena ada sebagian manusia yang menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan ketaatan dan qiraatul Qur'an, kemudian ia meninggalkan itu semua bersamaan berlalunya Ramadhan.</p> <p dir="ltr">Kami katakan kepadanya: "Barangsiapa menyembah Ramadhan, maka Ramadhan telah mati. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati."</p> <p dir="ltr">Allah Azza wa Jalla cinta agar manusia taat sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu. Dan karena kita ingin mengambil bekal sebanyak mungkin di satu bulan ini, untuk mengarungi sebelas bulan berikutnya.</p> <p dir="ltr">Hal yang juga disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya diakhir-akhir bulan Ramadhan adalah mengeluarkan zakat fitrah sebagaimana dalam riwayat Bukhari Muslim dari Abdullan bin Mas'ud:</p> <p dir="ltr">"Sesungguhnya Rasulullah saw mewajibkan zakat fithrah pada bulan Ramadhan kepada manusia berupa satu sho' kurma, atau satu sho' gandum, baik orang yang merdeka, budak laki-laki atau perempuan".</p> <p dir="ltr">Dalam hadis yang lain juga disebutkan</p> <p dir="ltr">Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fithrah sebagai penyucian bagi yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan keji, dan makanan untuk orang miskin, barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat 'Ied maka itulah shadaqah (zakat fithrah) yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat maka dia adalah shadaqah dari macam-macam shadaqah".</p> <p dir="ltr">Berdasarkan hadits ini jelas kiranya, bahwa yang berhak menerima zakat fithrah adalah orang-orang miskin,dan dikeluarkan sebelum sholat 'Idul Fitri, dalam lebih baik berupa bahan makanan (beras) karena Rasulullah saw mewajibkan zakat berupa makanan.</p> <p dir="ltr">Kita mungkin tidak bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 26 hari ini diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada Allah Azza wa Jalla.</p> <p dir="ltr">✍ Ustadz Agus Susanto, S.Pd.I</p> <p dir="ltr">📖 Sumber ➡ <a href="http://wahdah.or.id/?p=3845">http://wahdah.or.id/?p=3845</a></p> <p dir="ltr">🙏 Silahkan bantu sebarkan, semoga bermanfaat buat Anda dan yg lain. In Syaa Allah berpahala 👍</p> <p dir="ltr">💖 Daftar Broadcast <a href="http://Wahdah.Or.Id">Wahdah.Or.Id</a><br> Ketik nama lengkap - daerah - wi<br> Contoh:<br> Ahmad Syukur - Malang - WI<br> Kirim via WhatsApp ke:<br> 📱 +6282257182656</p> <p dir="ltr">👍 FB <a href="https://goo.gl/9W32uZ">https://goo.gl/9W32uZ</a><br> 📩 Telegram <a href="http://goo.gl/5f6ZzM">http://goo.gl/5f6ZzM</a><br> 🐣 TW <a href="https://twitter.com/WahdahIslamiyah">https://twitter.com/WahdahIslamiyah</a><br> 🌐 <a href="http://www.wahdah.or.id">www.wahdah.or.id</a></p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-44883085577943868622017-01-24T11:15:00.001+07:002017-01-24T11:15:46.472+07:00MENGGAPAI REZEKI DARI LANGIT<p dir="ltr">💸 *MENGGAPAI REZEKI DARI LANGIT* 💸<br> Bagian 1<br> ✍ Oleh Ustaz Lukmanul Hakim Lc</p> <p dir="ltr">Diantara nama-nama Allah yang indah dan mulia adalah Ar-Raaziq dan Ar-Razzaq, Nama Ar-Raaziq disebutkan 5 kali di dalam Al-Qur'an, salah satunya adalah firman Allah:<br> ﭣوَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ<br> Artinya:"Dan berilah kami rezeki, dan Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki".[QS. Al-Maidah 114].</p> <p dir="ltr">Sedangkan Nama Ar-Razzaq disebutkan 1 kali, yaitu firman Allah:<br> إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ<br> Artinya:"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh".[QS. Adz-Dzariyat 58].</p> <p dir="ltr">Rezeki yang senantiasa mengalir kepada seluruh makhluk hidup merupakan anugerah dari Allah –Azza wa Jalla-, Dialah yang menanggung seluruh kebutuhan makhlukNya dan menentukan setiap kadarnya bagi setiap jiwa, dan menjamin sampainya rezeki kepada setiap yang berhak pada waktu yang telah ditentukan, dan tidaklah meninggal setiap makhluk kecuali telah menerima kadar rezekinya dengan sempuna, hal ini merupakan salah satu makna dari nama Allah Ar-Raaziq dan Ar-Razzaq.</p> <p dir="ltr">🍃 *JENIS-JENIS REZEKI*<br> Rezeki terbagi menjadi 2 jenis:</p> <p dir="ltr">🌾Pertama: Rezeki Duniawi dan Badan<br> Pengertian dari rezeki jenis ini adalah anugerah Allah kepada seluruh makhlukNya berupa nikmat duniawi, seperti: harta, isteri, anak-anak, kendaraan, tempat tinggal, jabatan dsb. Rezeki jenis ini dianugerahkan kepada seluruh makhluk tanpa pandang bulu, Allah memberikannya kepada seorang muslim, kafir, ustadz, penjahat, orang berkulit putih, hitam, ataupun merah dsb, Allah berfirman:<br> كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا<br> Artinya:"Semua makhluk Kami bagikan pemberian (rezeki) Rabbmu, dan Pemberian Rabbmu tidak dapat dihalangi".[QS. Al-Isra' 20].<br> Hasan Al-Bashri menafsirkan ayat diatas dengan mengatakan:"Semua makhluk kami berikan kenikmatan dunia (harta dll), baik ia muslim ataupun kafir".[ Tafsir At-Thabari 17/411].</p> <p dir="ltr">Bahkan lebih dari itu, Allah juga menanggung dan memberikan rezeki serta makanan untuk seluruh hewan dan tumbuhan yang ada di muka bumi ini, sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam firmanNya:<br> وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ<br> Artinya:"Dan berapa banyak hewan yang tidak dapat mengurus rezekinya, Allah-lah yang mengurus dan memberikannya, dan juga (mengurus dan memberikan) kepadamu, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".[QS. Al-Ankabut 60].</p> <p dir="ltr">Olehnya, rezeki dan kenikmatan jenis ini bukanlah ukuran dan timbangan kemuliaan seorang hamba di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah:<br> فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ<br> Artinya:"Adapun manusia, apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan dunia (harta dsb) maka ia mengatakan: sesungguhnya Allah telah memuliakanku#Dan apabila Allah mengujinya dengan menyempitkan rezekinya, maka ia mengatakan: sesungguhnya Allah telah menghinakanku#Sekali-kali tidak!!".[QS. Al-Fajr 15-16].</p> <p dir="ltr">Maka, tidak semua orang yang diberi keluasan rezeki dan kelapangan nikmat di dunia adalah orang dimuliakan oleh Allah, dan tidak semua orang yang diuji dengan kesempitan harta dan keterbatasan nikmat materi adalah yang dihinakan oleh Allah, karena sejatinya kekayaan, kefakiran, kelapangan rezeki dan kesempitannya adalah bentuk ujian Allah kepada para makhlukNya.[Fiqh Asmaul Husna, Abdurrazzaq Al-Badr, Hal. 130].</p> <p dir="ltr">🌾Kedua: Rezeki Rohani dan Hati<br> Yaitu kenikmatan dan anugerah Allah kepada para hambaNya yang bermanfaat bagi kesehatan hati, berupa: ilmu syar'i, keimanan, ketakwaan, pemahaman yang benar (aqidah), ketaatan dsb, yang bermanfaat bagi kemashlahatan agama. Dan rezeki jenis ini adalah anugerah khusus bagi orang-orang yang beriman, Allah berfirman:<br> قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ<br> Artinya:"Katakanlah, dengan karunia Allah dan RahmatNya, dengannya hendaknya kalian bergembira, sesungguhnya hal tersebut lebih baik daripada yang kalian kumpulkan".[QS. Yunus 58].</p> <p dir="ltr">Ibnu Katsir menafsirkan kalimat (بِفَضْلِ اللَّهِ) dan (وَبِرَحْمَتِهِ) dalam ayat diatas dengan mengatakan:"Maksudnya: dengan yang datang kepada mereka dari Allah berupa petunjuk (ilmu) dan agama yang benar, hendaknya mereka bergembira".[Tafsir Ibnu Katsir 4/275].</p> <p dir="ltr">Abdullah bin Mas'ud –radhiyallahu 'anhu- mengatakan:<br> إنَّ اللهَ تَعَالَى قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَخْلاَقَكُمْ، كَمَا قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ.<br> Artinya:"Sesungguhnya Allah membagikan kepada kalian akhlak, sebagaimana Dia membagi rezekiNya kepada kalian".[HR. Bukhari di Adab Mufrad, No: 275].</p> <p dir="ltr">Dan seakan Imam Malik rahimahullah mengamini ucapan diatas, beliau mengatakan:<br> إِنَّ اللهَ قَسَّمَ الأَعْمَالَ كَمَا قَسَّمَ الأَرْزَاقَ<br> Artinya:"Sesungguhnya Allah membagikan amalan-amalan (kepada kalian) sebagaimana membagikan rezeki".[Siyar A'lam Nubala' 8/114].</p> <p dir="ltr">🍃 *Jika ditinjau dari perspektif lain, rezeki dibagi menjadi 2 jenis lagi, yaitu:*</p> <p dir="ltr">🌾Pertama: Rezeki di Dunia.<br> Yaitu rezeki yang dinikmati oleh para hamba Allah ketika hidup di dunia, dan rezeki jenis ini mencakup dua (2) jenis rezeki yang telah dipaparkan di atas.</p> <p dir="ltr">🌾Kedua: Rezeki di Akhirat.<br> Maksudnya adalah kenikmatan yang Allah curahkan kepada para hambaNya yang sholeh di Akhirat, dimulai dari kenikmatan di alam kubur dan berakhir dengan kenikmatan abadi di SurgaNya, Allah berfirman:<br> وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ<br> Artinya:"Jangan engkau mengira (bahwa) yang wafat di jalan Allah benar-benar mati, namun sesungguhnya mereka hidup di sisi Rabbnya (dalam keadaan) diberi rezeki".[QS. Ali Imran 169].</p> <p dir="ltr">Perlu untuk diketahui, bahwa kunci untuk memperoleh kenikmatan akhirat dan kebahagiaannya adalah "rezeki rohani" yang telah dipaparkan diatas, yaitu berupa keimanan kepada Allah dan amal sholeh yang dilandasi dengan ilmu syar'i yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, Allah berfirman:<br> وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ<br> Artinya:"Dan barang siapa yang beramal sholeh, baik laki-laki ataupun wanita dan dia dalam keadaan beriman, maka mereka (berhak) masuk ke dalam surga, dan diberi rezeki di dalamnya dengan tanpa batasan".[QS. Ghafir 40].</p> <p dir="ltr">📖 *Sumber:* ➡ <a href="http://wahdah.or.id/menggapai-rezeki-langit-bagian-i/">http://wahdah.or.id/menggapai-rezeki-langit-bagian-i/</a></p> <p dir="ltr">📖 Dapatkan artikel islami lainya di 👉 <a href="http://wahdah.or.id/">http://wahdah.or.id/</a><br> 💖 Silahkan SEBARKAN dan semoga Allah memberikan PAHALA atas berbagi ilmu ini</p> <p dir="ltr">💖 Daftar Broadcast <a href="http://Wahdah.Or.Id">Wahdah.Or.Id</a><br> Ketik nama lengkap - daerah - wi<br> Contoh:<br> Irhamullah - Jakarta - WI<br> Kirim via WhatsApp ke:<br> 📱 +6282257182656</p> <p dir="ltr">👍 Facebook <a href="https://goo.gl/8JxGMD">https://goo.gl/8JxGMD</a><br> 📩 Telegram <a href="https://goo.gl/uYOyjT">https://goo.gl/uYOyjT</a><br> 🐣 Twitter <a href="https://goo.gl/uFxkHZ">https://goo.gl/uFxkHZ</a><br> 📷 Instagram <a href="https://goo.gl/9jylXx">https://goo.gl/9jylXx</a></p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-45601446400797421792016-12-23T19:57:00.001+07:002016-12-23T19:57:59.683+07:00Para perindu syahid<p dir="ltr"></p> <p dir="ltr">KISAH MENAKJUBKAN DI MASA TABI'IN…<br> ~~~~~~<br> {Al-Akh Yahya Al-Windany}</p> <p dir="ltr">Hari itu, di salah satu sudutnya Masjid Nabawi berkumpullah Abu Qudamah dan para sahabatnya. Di hati para sahabatnya, Abu Qudamah adalah orang yang sangat dikagumi. Itu karena Abu Qudamah adalah seorang mujahid. Berjihad dari satu front, ke medan-medan jihad lainnya. Seolah hidup beliau, beliau persembahkan untuk berjihad. Debu yang beterbangan, kilatan pedang, hempasan anak panah, derap kuda adalah hal yang sudah biasa bagi beliau. Pengalaman, tragedi, kisah, dan momen pun telah banyak beliau saksikan di setiap gelanggang perjuangan jihad. "Abu Qudamah, ceritakanlah pada kami kisah paling mengagumkan di hari-hari jihadmu", tiba-tiba salah seorang sahabatnya meminta. "Ya", jawab Abu Qudamah.</p> <p dir="ltr">Beberapa tahun lalu. Aku singgah di kota Recca. Aku ingin membeli onta untuk membawa persenjataanku. Saat aku sedang bersantai di penginapan, keheningan pecah oleh suara ketukan. Ku buka ternyata seorang perempuan. "Engkaukah Abu Qudamah?" tanyanya.<br> "Engkaukah yang menghasung umat manusia untuk berjihad?" pertanyaannya yang kedua.</p> <p dir="ltr">"Sungguh, Allah telah menganugerahiku rambut yang tak dimiliki wanita lain. Kini aku telah memotongnya. Aku kepang agar bisa menjadi tali kekang kuda. Aku pun telah menutupinya dengan debu agar tak terlihat. Aku berharap sekali agar engkau membawanya. Engkau gunakan saat menggempur musuh, saat jiwa kepahlawananmu merabung. Engkau gunakan bersamaan saat kau menghunus pedang, saat kau melepaskan anak panah, dan saat tombak kau genggam erat. Kalau pun engkau tak membutuhkan, ku mohon berikanlah pada mujahid yang lain. Aku berharap agar sebagian diriku ikut di medan perang, menyatu dengan debu-debu fi sabilillah."</p> <p dir="ltr">"Aku adalah seorang janda. Suamiku dan karib kerabatku, semuanya telah mati syahid fi sabilillah. Kalau pun syari'at mengizinkan aku berperang, aku akan memenuhi seruannya", ungkapnya sembari menyerahkan kepangan rambutnya.</p> <p dir="ltr">Aku hanya diam membisu. Mulutku kelu walau tuk mengucapkan "iya".</p> <p dir="ltr">"Abu Qudamah, walaupun suamiku terbunuh, namun ia telah mendidik seorang pemuda hebat. Tak ada yang lebih hebat darinya, ia telah menghapal Al-Qur'an, ia mahir berkuda dan memanah, ia senantiasa shalat malam dan berpuasa di siang hari. Kini ia berumur 15 tahun. Ialah generasi penerus suamiku. Mungkin esok ia akan bergabung dengan pasukanmu. Tolong terimalah dia. Aku persembahkan dia untuk Allah. Ku mohon jangan halangi aku dari pahala", kata-kata sendu terus mengalir dari bibirnya.</p> <p dir="ltr">Adapun aku masih diam membisu. Memahami kalimat per kalimat darinya. Lalu tanpa sadar perhatianku tertuju pada kepangan rambutnya.<br> "Letakkanlah dalam barang bawaanmu agar hatiku tenang", pintanya. Tahu aku memperhatikan kepangan rambutnya.</p> <p dir="ltr">Aku pun segera meletakkannya bersama barang bawaanku. Seolah aku tersihir dengan kata-kata dan himmah (tekad) nya yang begitu mengharukan. Keesokan harinya, aku bersama pasukan beranjak meninggalkan Recca. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil.<br> "Abu Qudamah!" serunya.<br> "Abu Qudamah, tunggu sebentar, semoga Allah merahmatimu."<br> Kaki pun terhenti. Lalu aku berpesan kepada pasukan, "tetaplah di tempat hingga aku mengetahui orang ini".</p> <p dir="ltr">Dia mendekat dan memelukku.<br> "Alhamdulillah, Allah memberiku kesempatan menjadi pasukanmu. Sungguh Dia tidak ingin aku gagal", ucapnya.<br> "Kawan, singkaplah kain penutup kepalamu dahulu", pintaku. Ia pun menyingkapnya. Ternyata wajahnya bak bulan purnama, terpancar darinya cahaya ketaatan.</p> <p dir="ltr">"Kawan, dimana ayahmu?" tanyaku, karena aku melihat dia yang masih belia. <br> "Justru aku keluar bersamamu hendak menuntut balas kematian Ayahku. Dia (insya Allah) telah mati syahid. Semoga saja Allah menganugerahiku syahid seperti Ayahku", jawabnya.<br> "Lalu, bagaimana dengan ibumu? Mintalah restu darinya terlebih dahulu. Jika merestui, berangkatlah. Dan jika tidak, layanilah beliau. Sungguh baktimu lebih utama dibandingkan jihad. Memang, Jannah di bawah bayangan pedang, namun juga terdapat di bawah telapak kaki ibumu."</p> <p dir="ltr">"Duhai Abu Qudamah. Tidakkah engkau mengenaliku."<br> "Tidak", jawabku.<br> "Aku putra pemilik titipan itu. Betapa cepatnya engkau melupakan titipan ibuku, pemilik kepangan rambut itu…"<br> "Aku, insya Allah, adalah seorang syahid, dan putra seorang syahid. Aku memohon kepadamu dengan nama Allah, janganlah kau halangi aku ikut berjihad fi sabilillah bersamamu. Aku telah menyelesaikan Al-Qur'an. Aku juga telah mempelajari Sunnah Rasul. Aku pun lihai menunggang kuda dan memanah. Tak ada seorangpun lebih berani dariku. Maka, janganlah kau remehkan aku hanya karena aku masih belia."</p> <p dir="ltr">"Ibuku telah bersumpah agar aku tidak kembali. Beliau berpesan; Nak, jika kau telah melihat musuh, jangan pernah kau lari. Persembahkanlah ragamu untuk Allah. Carilah kedudukan di sisi Allah. Jadilah tetangga Ayahmu dan paman-pamanmu yang sholeh di Jannah. Jika nantinya kau menjadi syahid, jangan kau lupakan Ibu. Berilah Ibumu ini syafa'at. Aku pernah mendengar faedah, bahwa seorang syahid akan memberi syafa'at untuk 70 orang keluarganya, dan juga 70 orang tetangganya. Ibuku pun memelukku dengan erat, dan mendongakkan kepalanya ke langit; Rabbku.. Maulaku.. Inilah putraku, penyejuk jiwaku, buah hatiku.. aku persembahkan ia untuk-Mu. Dekatkanlah ia dengan ayahnya", terang sang pemuda.</p> <p dir="ltr">Kata-katanya terus mendobrak tanggul air mataku. Dan akhirnya aku benar-benar tak kuasa menahannya. Aku tersedu-sedu. Aku tak tega melihat wajahnya yang masih muda, namun begitu tinggi tekadnya. Aku pun tak bisa membayangkan bagaimana hati seorang ibu. Betapa sabarnya ia… </p> <p dir="ltr">Melihatku menangis, sang pemuda bertanya, "Paman, apa gerangan tangisanmu ini? Jika sebabnya adalah usiaku, bukankah ada orang yang lebih muda dariku, namun Allah tetap mengadzabnya jika bermaksiat?!"<br> "Bukan", aku segera menyanggah.<br> "Bukan lantaran usiamu. Namun aku menangis karena betapa tegarnya hati ibumu. Bagaimana jadinya nanti jika engkau gugur?"<br> Dan akhirnya aku pun menerimanya sebagai bagian dari pasukan.</p> <p dir="ltr">Siang malam si pemuda tak pernah jemu berdzikir kepada Allah Ta'ala. Saat pasukan bergerak, ia yang paling lincah mengendalikan kuda. Saat pasukan berhenti istirahat, ia yang paling aktif melayani pasukan. Semakin kita melangkah, tekadnya juga semakin memuncak, semangatnya semakin menjulang, kalbunya semakin lapang, dan tanda-tanda kebahagiaan semakin terpancar darinya. Kami pun terus berjalan menyusuri hamparan bumi nan luas. Hingga kami tiba di medan laga bersamaan dengan bersiap-siapnya matahari untuk terbenam.</p> <p dir="ltr">Sesampainya, sang pemuda memaksakan diri menyiapkan hidangan berbuka untuk pasukan. Memang, hari itu kami berpuasa. Dan dikarenakan khidmatnya kepada pasukan selama perjalanan berhari-hari, dia pun kelelahan dan tertidur pulas. Pulas sekali hingga kami iba untuk membangunkannya. Akhirnya, kami sendiri yang menyiapkannya dan membiarkan si pemuda tertidur.</p> <p dir="ltr">Saat tidur, tiba-tiba bibirnya mengembang menghiasi wajahnya. "Lihatlah, ia tersenyum!" kataku pada pasukan lainnya keheranan. Setelah bangun, aku pun bertanya padanya, "kawan, saat tertidur kau tersenyum. Apa gerangan mimpimu?"<br> "Aku mimpi indah sekali. Membuatku bahagia", jawabnya.<br> "Ceritakanlah padaku!" pintaku penasaran.</p> <p dir="ltr">"Aku seperti di sebuah taman hijau nan permai. Indah sekali. Pemandangannya menarik kalbuku untuk berjalan-jalan. Saat asyik berjalan, tiba-tiba aku berdiri di depan istana perak, balkonnya dari batu permata dan mutiara, serta pintu-pintunya dari emas. Sayang, tirai-tirainya terjuntai, menghalangiku dari bagian dalam istana."</p> <p dir="ltr">"Namun tak lama, keluarlah gadis-gadis menyingkap tirai-tirainya. Sungguh wajah mereka bagaikan rembulan. Kutatap wajah-wajah cantik itu dengan penuh kekaguman, sungguh menawan cantiknya. 'Marhaban', kata salah seorang dari mereka, tahu aku memandanginya. Aku pun tak tahan hendak menjulurkan tangan menyentuhnya. Belum sampai tangan ini menyentuhnya, dia berkata, 'Belum… Ini belum waktunya, janganlah terburu-buru…'. Telingaku juga menangkap sebuah suara salah seorang mereka, 'Inilah suami Al-Mardhiyah'."</p> <p dir="ltr">"Lalu salah seorang dari mereka berkata kepadaku, 'kemarilah, yarhamukallah'. Baru saja kakiku hendak melangkah, ternyata mereka telah berdiri di depanku. Lalu mereka membawaku ke atas istana. Di dalam sebuah kamar, yang seluruhnya terbuat dari emas merah yang berkilauan indahnya, ada dipan yang bertahtakan permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari perak putih, dan di atasnya duduk seorang gadis belia dengan wajah bersinar, lebih indah dari sekedar rembulan!! Kalaulah Allah tidak memantapkan kalbu dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku, karena tak kuasa menatap kecantikannya!! 'Marhaban, ahlan wa sahlan, duhai wali Allah. Sungguh engkau adalah milikku dan aku adalah milikmu', katanya menyambutku, membuatku tak terasa hendak memeluknya. 'Sebentar… janganlah terburu-buru… belum waktunya. Aku berjanji padamu, kita bertemu besok selepas shalat dzuhur, maka bergembiralah', seru gadis tersebut", sang pemuda mengakhiri kisahnya.</p> <p dir="ltr">Lalu, aku berusaha membangkitkan himmahnya, "Kawan, mimpimu begitu indah. Engkau akan melihat kebaikan nantinya". Kami pun bermalam dengan perasaan takjub dan kagum akan mimpi sang pemuda.</p> <p dir="ltr">Esok hari, kami bersiap menghadapi kaum kafir. Barisan pun telah diluruskan, formasi dan strategi dimatangkan, senjata tergenggam kuat, dan tali kekang kuda dipegang erat. Semangat pun semakin berkobar saat mendengar hasungan, "wahai segenap para tentara Allah, tunggangilah kuda-kuda kalian. Bergembiralah dengan Jannah. Majulah kalian, baik terasa ringan oleh kalian ataupun terasa berat."</p> <p dir="ltr">Tak lama, skuadron pasukan kuffar tiba di hadapan kami. Banyak sekali, bagaikan belalang yang menyebar kemana-mana. Perang campuh pun terjadi. Kesunyian pagi hari sontak terpecah oleh teriakan skuadron kuffar dan gema takbir kaum muslimin. Suara senjata yang saling beradu, berbaur dengan riuh rendah suara para prajurit yang sedang bertaruh nyawa. Tiba-tiba aku mengkhawatirkan pemuda itu. Iya, dimana pemuda itu…? Aku berusaha mencari di tengah medan laga. Ternyata dia di barisan terdepan pasukan muslimin. Dia merangsek maju, menyibak skuadron kuffar dan memporak-porandakan barisan mereka.</p> <p dir="ltr">Dia bertempur dengan hebatnya. Dia mampu melumpuhkan begitu banyak pasukan kuffar. Namun begitu, tetap saja hati ini tak tega melihatnya. Aku segera menyusulnya di depan. "Kawan, kau masih terlalu muda. Kau tak tahu betapa liciknya pertempuran. Kembalilah ke belakang", teriakku mencoba menyaingi suara riuh pertempuran, sambil menarik tali kekang kudaku.<br> "Paman, tidakkah kau membaca ayat {wahai segenap kaum mukmin, jika kalian telah berperang dengan kaum kuffar, maka janganlah kalian mundur ke belakang (QS. Al-Anfal: 15)}. Sudikah engkau aku masuk neraka?" serunya menimpali. Saat kucoba memahamkannya, serbuan kavelari kuffar memisahkan kami. Aku berusaha mengejarnya, namun sia-sia. Peperangan semakin bergejolak.</p> <p dir="ltr">Dalam kancah pertempuran, terdengarlah derap kaki kuda diiringi gemerincing pedang dan hujan panah. Lalu mulailah kepala berjatuhan satu persatu. Bau anyir darah tercium dimana-mana. Tangan dan kaki bergelimpangan. Dan tubuh tak bernyawa tergeletak bersimbah darah. Demi Allah, perang itu telah menyibukkan tiap orang akan dirinya sendiri dan melalaikan orang lain. Sabetan dan kilatan pedang di atas kepala yang tak henti-hentinya, menjadikan suhu memuncak. Kedua pasukan bertempur habis-habisan.</p> <p dir="ltr">Saat perang usai, aku segera mencari si pemuda. Terus mencari di medan laga. Aku khawatir dia termasuk yang terbunuh. Aku berkeliling mengendarai kuda di sekitar kumpulan korban. Mayat demi mayat, sungguh wajah mereka tak dapat dikenali, saking banyaknya darah bersimbah dan debu menutupi.</p> <p dir="ltr">Dimana sang pemuda tersebut? Aku terus melanjutkan pencarian. Dan tiba-tiba aku mendengar suara lirih, "Kaum muslimin, panggilkan pamanku Abu Qudamah kemari!"<br> Itu suaranya, teriakku dalam hati. Kucari sumber suara, ternyata benar, si pemuda. Berada di tengah-tengah korban bergelimpangan. Wajahnya bersimbah darah dan tertutup debu. Hampir aku tak mengenalnya.</p> <p dir="ltr">Aku segera mendatanginya. "Aku di sini! Aku di sini! Aku Abu Qudamah!" isakku tak kuasa menahan tangis. Aku sisingkan sebagian kainku dan mengusap darah yang menutupi wajah polosnya.<br> "Paman, demi Rabb ka'bah, aku telah meraih mimpiku. Akulah putra ibu pemilik rambut kepang itu. Aku telah berbakti padanya, ku kecup keningnya dan ku hapus debu dan darah yang terkadang mengalir di wajahnya", kenangnya.<br> Sungguh aku benar-benar tak kuasa dengan kejadian ini. "Kawan, janganlah kau lupakan pamanmu ini. Berilah dia syafa'at nanti di hari kiamat."<br> "Orang sepertimu tak kan pernah kulupakan", sautnya.<br> "Jangan!" serunya lagi saat kucoba mengusap wajahnya.<br> "Jangan kau usap wajahku dengan kainmu. Kainku lebih berhak untuk itu. Biarkanlah darah ini mengalir hingga aku menemui Rabb-ku, paman."</p> <p dir="ltr">"Paman, lihatlah, bidadari yang pernah kuceritakan padamu ada di dekatku. Dia menunggu ruhku keluar. Dengarkanlah kata-katanya; 'sayang, bersegeralah… Aku rindu'."</p> <p dir="ltr">"Paman, demi Allah, tolong bawalah bajuku yang berlumuran darah ini untuk Ibuku. Serahkanlah padanya, agar beliau tahu aku tak pernah menyia-nyiakan petuahnya. Juga agar beliau tahu bahwa aku bukanlah pengecut melawan kaum kafir yang busuk itu. Sampaikanlah salam dariku dan katakan hadiahmu telah diterima Allah."</p> <p dir="ltr">"Paman, saat berkunjung ke rumah nanti, kau akan bertemu adik perempuanku. Usianya sekitar sepuluh tahun. Jika aku datang, ia sangat gembira menyambutku. Dan jika aku pergi, ia paling tidak mau kutinggalkan. Saat ku meninggalkannya kali ini, ia mengharapkanku cepat kembali. 'Kak, cepat pulang, ya', itulah kata-katanya yang masih terngiang di telingaku. Jika engkau bertemu dengannya, sampaikan salamku padanya dan katakan; 'Allah-lah yang akan menggantikan kakak sampai hari kiamat'," kata-katanya terus membuat air mataku meleleh. Menetes dan terus menetes membuat aliran sungai di pipi.</p> <p dir="ltr">" Asyhadu alla ilaaha illAllah, wahdahu laa syarikalah, sungguh benar janji-Nya. Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah. Inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dan nyatalah apa yang dijanjikan Allah dan rasul-Nya", itulah kata-kata terakhirnya sebelum ruh berlepas dari jasadnya. Lalu aku mengkafaninya dan menguburkannya.</p> <p dir="ltr">Aku harus segera ke Recca, tekadku. Aku segera pergi ke Recca. Tak lain dan tak bukan, tujuanku hanyalah ibu si pemuda. Celakanya aku, aku belum mengetahui nama si pemuda dan dimana rumahnya.</p> <p dir="ltr">Aku berkelililing ke seluruh kota Recca. Setiap sudut, gang dan jalan ku telusuri. Dan akhirnya aku mendapatkan seorang gadis mungil. Wajahnya bersinar mirip si pemuda. Ia melihat-lihat setiap orang yang berlalu di depannya. Tiap kali melihat orang baru datang dari bepergian, ia bertanya, "Paman, anda datang darimana?"<br> "Aku datang dari jihad", kata lelaki itu.<br> "Kalau begitu kakakku ada bersamamu?" tanyanya.<br> "Aku tak kenal siapa kakakmu", kata lelaki itu sambil berlalu.</p> <p dir="ltr">Lalu lewatlah orang kedua dan tanyanya, "Paman, anda datang dari mana?"<br> "Aku datang dari jihad", jawabnya.<br> "Kakakku ada bersamamu?", tanya gadis itu.<br> "Aku tak kenal siapa kakakmu", jawabnya sambil berlalu.</p> <p dir="ltr">Gadis itu pun tak bisa menahan rindu kepada sang kakak. Sambil terisak-isak, dia berkata, "mengapa mereka semua kembali dan kakakku tak kunjung kembali?"</p> <p dir="ltr">Aku iba kepadanya. Ku coba menghampiri tanpa membawa ekspresi kesedihan. "Adik kecil, bilang sama Ummi, Abu Qudamah datang."<br> Mendengar suaraku, sang ibu keluar.<br> "Assalamu'alaiki", salamku.<br> "Wa'alaikum salam", jawabnya.<br> "Engkau ingin memberiku kabar gembira atau berbela sungkawa?" lanjutnya.<br> "Maksud, ibu?"<br> "Jika putraku datang dengan selamat, berarti engkau berbela sungkawa. Jika dia mati syahid, berarti engkau kemari membawa kabar gembira", terangnya.<br> "Bergembiralah, Allah telah menerima hadiahmu."<br> Ia pun menangis terharu.<br> "Benarkah?"<br> "Iya…"<br> Benar-benar ia tak kuasa menahan tangis.<br> "Alhamdulillah… segala puji milik Allah yang telah menjadikannya tabunganku di hari kiamat", pujinya kepada Dzat Yang Maha Kuasa.</p> <p dir="ltr">Para sahabat Abu Qudamah mendengarkan kisahnya dengan penuh kekaguman.<br> "Lalu gadis kecil itu bagaimana?" tanya salah seorang dari mereka.<br> Dia mendekat kepadaku, dan kukatakan padanya, "Kakakmu menitipkan salam padamu dan berkata; 'Dik, Allah-lah yang menggantikanku sampai hari kiamat nanti'." Tiba-tiba dia menangis sekencang-kencangnya, wajahnya pucat, terus menangis hingga tak sadarkan diri. Dan setelah itu nyawanya pun tiada.</p> <p dir="ltr">Sang ibu mendekapnya dan menahan sabar atas semua musibah yang menimpanya. Aku benar-benar terharu melihat kejadian ini. Aku serahkan padanya sekantong uang, berharap bisa mengurangi bebannya.</p> <p dir="ltr">Sang ibu pun melepas kepergianku. Aku meninggalkan mereka dengan kalbu yang penuh kekaguman, atas ketabahan sang ibu, sifat ksatria sang pemuda, dan cinta gadis kecil itu kepada kakaknya…<br> ——————————————</p> <p dir="ltr">Ya Rahman… Ya Rahiim…<br> Kabulkanlah seuntai do'a kami…<br> Memang terasa berat meniti jalan jannah-Mu. Syahwat yang selalu menyambar, Syubhat yang terus menghantam, Syaitan yang tak pernah menyerah, dan nafsu jahat yang senantiasa memberontak. Sedangkan kalbu ini lemah, ya Rabb…<br> Kalaulah bukan karena-Mu, tidaklah kami ini berislam. Tidak pula mengerjakan shalat, tidak pula bersedekah.Teguhkanlah kaki kami di atas jalan-Mu ini…</p> <p dir="ltr">اللَّهُــــــــــــمَّ آمِــــــــــــــــــيْن…</p> <p dir="rtl">————————<br> Diterjemahkan dengan beberapa editing tanpa merubah tujuan dan makna dari Kitab 'Uluwwul Himmah indan Nisaa', 212-217.</p> <p dir="ltr">Lihat juga :<br> - Masyari'ul Asywaqi ila Mashori'il Usysyaqi: 1/285-290.2.</p> <p dir="ltr">- Sifatush Shofwah: 2/369-3703.</p> <p dir="ltr">- Tarikh Islam: 1/214-215.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-11527731115774240772016-11-18T10:39:00.001+07:002016-11-18T10:39:20.379+07:0030 Hari Hafal Al-Quran?<p class="mobile-photo"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Xppc11g1uOA/WC536E2XcUI/AAAAAAAAAvU/DlDNiJr27FQP_WQnBFDVKGPEsb9aJ03DACK4B/s1600/IMG_20161115_104802-760380.jpg"><img src="http://4.bp.blogspot.com/-Xppc11g1uOA/WC536E2XcUI/AAAAAAAAAvU/DlDNiJr27FQP_WQnBFDVKGPEsb9aJ03DACK4B/s320/IMG_20161115_104802-760380.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_6354147963884237122" /></a></p><p dir="ltr"><br> Bismillah, Alhamdulillah, wash-sholaatu wassalaamu 'ala Rasuulillah, wa 'ala aalihi washohbihi ajma'in.</p> <p dir="ltr">Pembaca sekalian, kita patut bersyukur bahwa geliat menghafal Al-Qur'an muncul di mana-mana di kalangan umat islam. Ada banyak lembaga, ustadz, sekolah, acara televisi, bahkan kampus-kampus yang mendukung program semacam ini. Kita menyaksikan ada banyak lembaga tahfizh quran baik yang berbayar maupun yang gratis (<a href="http://misalnyawww.almadinahnusantara.org">misalnyawww.almadinahnusantara.org</a>). Ada pula Ustadz-ustadz kondang di televisi yang menyemarakkan menghafal Al-Qur'an, seperti Ustadz Yusuf Mansyur dan Ustadz Amir Faishol Fath, dan bahkan ada pula acara di televisi nasional yang khusus menyiarkan perlombaan menghafal Al-Qur'an bagi anak-anak.</p> <p dir="ltr">Tidak ketinggalan pula sekolah-sekolah langsung meloloskan siswa yang ingin mendaftar menjadi muridnya dengan syarat hafalan Al-Qur'an, seperti misalnya di MAN 1 Yogyakarta. Kampus besar semacam UNS pun tidak ketinggalan. Ia ikut menyediakan beasiswa dan kesempatan belajar bagi pendaftar yang memiliki hafalan 30 juz, tidak ketinggalan pula kampus-kampus swasta seperti UII dan lainnya. Hal ini semakin menarik orang untuk berlomba-lomba menghafalkan Al-Qur'an.</p> <p dir="ltr">Sekali-lagi kita patut bersyukur dengan perkembangan ini. Orang-orang mulai tertarik untuk lebih dekat dengan al-Quran dan menghafalkannya. Tentu dengan selalu menjaga niat ikhlash dalam menghafalnya, hanya untuk Allah saja, bukan lainnya.</p> <p dir="ltr">Menghafal Al-Qur'an adalah ladang mujahadah</p> <p dir="ltr">Menghafal Al-Qur'an adalah ladang perjuangan. Ya, karena menghafal, tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Proses menghafal, dimulai dari menambah hafalan, lalu mengulang-ulanginya agar tidak lupa, lalu terus mengulang lagi, dan terus mengulanginya lagi, adalah proses yang tidak memiliki kata 'tamat' di dunia ini. Proses menghafal adalah proses yang ditujukan sampai akhir hayat. Sehingga proses ini memerlukan nafas yang panjang, kesungguhan, dan juga ketahanan terhadap kebosanan.</p> <p dir="ltr">Menghafal Al-Qur'an itu sulit bagi sebagian orang karena bahasa Al-Qur'an adalah bahasa arab, sedangkan kita berbahasa indonesia. Tentu semakin susah bagi yang belum terbiasa. Ditambah lagi menghafal Al-Qur'an memerlukan kemampuan tajwid yang standar, yaitu penguasaan terhadap tata cara membaca Al-Qur'an. Kurang pas panjang pendek saja bisa fatal, kurang mendengung saja bisa salah, terlebih lagi jika salah dalam mengucapkan huruf. Kesulitan lainnya adalah jumlah halaman yang harus dihafalkan tidaklah sedikit. Terdapat 604 halaman (standar madinah) yang terbagi dalam 30 juz dengan 114 surat. Dan masih ada kendala-kendala lain yang dialami oleh para penghafal yang tidak dapat disebutkan satu persatu di tulisan ini.</p> <p dir="ltr">Namun, kesulitan-kesulitan tersebut tidak sepadan dengan balasan-balasan berlipat-lipat yang Allah subhanahu wata'ala berika kepada para penghafal Al-Qur'an. Balasan-balasan inilah yang sangat menggiurkan bagi para pencari ridho Allah. Diantara dalil tentang keutamaan para penghafal Al-Qur'an adalah :</p> <p dir="ltr">1. RasulullahShallallahu'alaihi Wasallambersabda:</p> <p dir="ltr">اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه</p> <p dir="rtl">"bacalah Al Qur'an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa'at bagi shahibul Qur'an" (HR. Muslim 804)</p> <p dir="ltr">2. Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. RasulullahShallallahu'alaihi Wasallam bersabda:</p> <p dir="ltr">يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها</p> <p dir="rtl">"akan dikatakan kepada shahibul qur'an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca" (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).</p> <p dir="ltr">3.Termasuk sebaik-baik manusia</p> <p dir="ltr">Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallambersabda:</p> <p dir="ltr">خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه</p> <p dir="rtl">"sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Al Bukhari 4639).</p> <p dir="ltr">30 hari selesai menghafal Al-Qur'an? Seriuskah?</p> <p dir="ltr">Beberapa tahun terakhir ini pun mulai bermunculan program-program percepatan menghafal Al-Qur'an. Mulai dari program 40 hari menghafal Al-Qur'an yang terinspirasi dari Sudan, program 60 hari menghafalAl-Qur'an beserta artinya, dan juga program-program ringan seperti 2 hari menghafal juz 'amma, atau yang semisalnya.</p> <p dir="ltr">Banyak orang yang bertanya-tanya, benarkah dengan waktu yang sesingkat itu (40 hari / 60 hari) bisa menghafalAl-Qur'an? Padahal biasanya perlu waktu paling tidak 2 tahun menyelesaikannya di pondok-pondok tahfizh atau di boarding school. Lalu bagaimanakah kualitasnya?</p> <p dir="ltr">Jawabannya adalah bisa, bi idznillah.<br></p> <p dir="ltr">Perlu diingat bahwa kemampuan orang dengan orang lain berbeda-beda. Sebagaimana kita mengetahui prestasi siswa di sekolah berbeda-beda satu sama lain. Sama-sama memiliki nilai yang sama pun tetap saja kemampuannya berbeda. Demikian dalam menghafal Al-Qur'an. Metode yang ringkas maupun metode yang biasa,pun akan menghasilkan lulusan dengan kualiatas yang berbeda yang tidak bisa disamakan. Hafizh Al-Qur'anitu ada yang baik kualitas hafalannya, ada yang cukup, dan ada yang kurang.Tergantung pada pengulangan dan penjagaan hafalannya.Meskipun jelas rata-rata lulusan program menghafal yang konvensional jauh lebih baik daripada program yang singkat/ringkas.<br></p> <p dir="ltr">Jadi, apakah bisa dalam 30 hari selesai menghafal Al-Qur'an? Jawabannya bisa!</p> <p dir="ltr">Namun kualitas hafalannya, bergantung pada masing-masing pribadi tersebut.<br></p> <p dir="ltr">Pembaca sekalian. Dauroh-daoroh singkat menghafal Al-Qur'an yang diselenggarakan, biasanya hanya menargetkan ziyadah (menambah hafalan), bukan mutqin (kesempurnaan dalam menghafal). Biasanya, peserta hanya diminta untuk menambah hafalan secepat mungkin lalu menyetorkannya.Karena dalam waktu yang singkat itu hanya cukup untuk menambah hafalan saja,tidak cukup untuk memperkuat hafalan, dan mengulang-ulangnya, kecuali bagi orang-orang dengan kemampuan luar biasa.<br></p> <p dir="ltr">Lalu apakah gunanya? Menambah hafalan lalu kemudian tidak diulang karena lupa?</p> <p dir="ltr">Dalam menghafal Al-Qur'an,TIDAK ADA yang sia-sia, TIDAK ADA istilah gagal.Bagaimana bisa disebut sia-sia atau gagal, sementara MEMBACAnya saja berpahala? Bukankah demikian? :)<br></p> <p dir="ltr">Selain itu, dampak positif pada pribadinya adalah : adanya semangat untuk mengulang kembali dan memperkuat hafalannya, bagi orang yang 'pernah' selesai menghafal Al-Qur'an. Ia sudah merasa 'pernah' menyelesaikan hafalan dalam waktu singkat, tentu mudah untuk menghafal 'kembali' diwaktu lain dengan meningkatkan kualitasnya. Ia sudah lebih percaya diri untuk melakukannya. Bandingkan dengan yang tidak pernah menghafal sama sekali. Berat sekali untuk menambah hafalannya.<br></p> <p dir="ltr">Jadi, sebulan selesai menghafal Al-Qur'an? BISA, bi idznillah…</p> <p dir="ltr">Bukankah menghafal dan menjaga Al-Qur'an adalah proses jangka panjang yang tidak pernah berhenti, hingga ajal menjemput?<br><br><br><br></p> <p dir="ltr">(Abu Abdillah)</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-11984446051671786162016-07-01T14:18:00.001+07:002016-07-01T14:18:20.260+07:00*Ramadhan dan Kebangkitan Islam*<p dir="ltr"></p> <p dir="ltr">Hanya dengan kekuatan 200.000 tentara dan berlangsung hanya dalam waktu 40 hari Kekhalifahan Abbasiyah yang bertahta selama 500 tahun dengan segala kebesarannya lenyap dari muka bumi.</p> <p dir="ltr">Baghdad luluh lantak dihancurkan. 1,8 juta kaum muslimin di Baghdad disembelih dan kepalanya disusun menjadi gunung tengkorak. Tua, muda bahkan kanak-kanak. Laki-laki maupun perempuan, hingga janin di dalam kandungan semua dipenggal. </p> <p dir="ltr">Khalifah dibantai beserta 50.000 tentara pengawalnya. Sejak pembantaian itu selama 3,5 tahun umat Islam hidup tanpa Khalifah. Tentara yang biadab memusnahkan ribuan perpustakaan yang memuat jutaan kitab-kitab, manuskrip-manuskrip sebagai khazanah peradaban di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam laut sehingga berwarna kehitaman. Siapa pelakunya?</p> <p dir="ltr">Mereka yang bengis itu disebut Bani Qantura dengan ciri-ciri fisik bermuka lebar dan bermata kecil yang telah diisyaratkan kemunculannya oleh Nabi Muhammad saw. Kita mengenalnya sebagai bangsa Mongol atau Tartar yang kala itu dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan.</p> <p dir="ltr">Ketika itu, seluruh negeri Islam yaitu Baghdad, Syria dan Asia Tengah sudah jatuh ke tangan tentara Mongol. Hanya tinggal tiga negeri Islam yang belum dimasuki yaitu Makkah, Madinah dan Mesir. Maka Hulagu Khan terus merangsek berupaya menaklukkan negeri yang lain.</p> <p dir="ltr">Ambisi selanjutnya adalah menaklukan Mesir dan mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir, dimana pemimpin saat itu adalah Sultan Syaifuddin Muzaffar al Quthuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan yang isinya,</p> <p dir="ltr">*"Dari Raja Raja Timur dan Barat, Khan Agung. Untuk Quthuz Mamluk, yang melarikan diri dari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang terjadi pada negara-negara lain dan tunduk kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukkan kerajaan yang luas dan telah memurnikan bumi dari gangguan yang tercemar itu. Kami telah menaklukkan daerah luas, membantai semua orang. Anda tidak dapat melarikan diri dari teror tentara kami. kemana Anda lari? Jalan apa yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami?*</p> <p dir="ltr">*Kuda-kuda kami cepat, panah kami tajam, pedang kami seperti petir, hati kami sekeras gunung-gunung, tentara kami banyak seperti pasir. Benteng tidak akan mampu menahan kami, lengan Anda tidak dapat menghentikan laju kami. Doa-doa Anda kepada Allah tidak akan berguna untuk melawan kami. Kami tidak digerakkan oleh air mata atau disentuh oleh ratapan. Hanya orang-orang yang mohon perlindungan akan aman. Mempercepat balasan Anda sebelum perang api dinyalakan.*</p> <p dir="ltr">*Menolak dan Anda akan menderita bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan masjid Anda dan mengungkapkan kelemahan Tuhanmu, dan kemudian kami akan membunuh anak-anak dan orang tua Anda bersama-sama. Saat ini Andalah satu-satunya musuh yang mesti kami hadapi."*</p> <p dir="ltr">Isi surat tersebut jelas-jelas melecehkan kedaulatan Islam, cuma ada dua opsi, menyerah atau berperang. Syaifuddin Quthuz tidak gentar sedikitpun, malah beliau dengan berani menempeleng delegasi Mongol itu dan membunuh mereka karena tertangkap tangan melakukan tindakan spionase. Dengan segera ia menggerakkan pasukannya dan memancing Mongol untuk bertempur di Ain jalut.</p> <p dir="ltr">Kemudian Al Quthuz segera memobilisasi tentaranya maka terbentuklah pasukan berjumlah 20. 000 orang tentara dan bergerak menuju Ain Jalut di Palestina untuk menantang tentara Mongol. Bahkan istri sang sultan ikut berjuang dan memilih jalan jihad bersama kekasihnya.</p> <p dir="ltr">Pada malamnya Quthuz dan pasukan Islam melakukan tahajud dan memohon dari Allah demi kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran esok hari. Malam itu adalah malam jum'at 25 Ramadhan, mereka menghabiskan malam mereka dengan tahajud dan doa serta menyerahkan diri kepada Allah. Semoga Allah menerima mereka sebagai hamba-Nya dan memberikan kemuliaan kemenangan atau syahid di medan pertempuran esok hari. Hari di mana mereka menebus semua kematian jutaan umat Islam di tangan Mongol. Hari dimana kekhalifahan Islam akan sirna selamanya jika Mongol berhasil mengalahkan mereka.</p> <p dir="ltr">JUM'AT, 25 RAMADHAN 658 H</p> <p dir="ltr">Sultan Quthuz berdiri gagah, ia hendak memotivasi seluruh tentara gabungan Mesir, Syam dan Turki, serta seluruh rakyat Mesir untuk bergerak menuju jihad di jalan Tuhan. Suaranya begitu lantang dan keras, membuat jiwa bergetar, dan mengalirkan air mata, kata-katanya terdengar nyaring, menyerukan jihad paling menentukan dalam sejarah.</p> <p dir="ltr">*"Jika Mongol memiliki kuda, panah, tameng, dan manjanik. Maka kita punya yang tak terkalahkan oleh apapun, kita punya Allaaaaah,,,,,Azza wa Jalla."*</p> <p dir="ltr">Suara takbir bergemuruh, semangat pasukan terbakar, dan rakyat berjanji akan bertempur bersama sultan mati-matian, hingga darah penghabisan. </p> <p dir="ltr">Bertemulah Kedua kekuatan tersebut di Medan perang Ain jalut, Pasukan Mamluk dengan mengandalkan pasukan kavaleri sebagai kekuatan utama di pimpin oleh Jendral Baibars dengan Sultan Quthuz mengamati dari dataran tinggi sementara Pasukan Mongol dipimpin langsung oleh jendral tangan kanan dan kepercayaan Hulagu Khan, Qitbuka Noyan. </p> <p dir="ltr">Baibars yang memiliki jumlah pasukan kaveleri yang lebih sedikit menggunakan taktik "hit and run" dalam melawan pasukan Mongol hingga terjadi pertempuran selama berjam-jam sampai pada akhirnya pasukan Mongol jatuh ketengah-tengah perangkap pasukan Mamluk.</p> <p dir="ltr">Melihat lawannya sudah masuk kedalam perangkap, pasukan Mamluk yang bersembunyi mulai keluar dan langsung menghujani pasukan Mongol dengan panah dan meriam kecil dalam penyerangan ini.</p> <p dir="ltr">Ketika pasukan lawannya sudah berada dalam posisi terdesak, pasukan kavaleri Mamluk lain yang juga bersembunyi serta kemudian disusul oleh Infantrinya langsung menyerbu lawannya dalam empat posisi, menutup jalan keluar bagi pasukan Mongol. </p> <p dir="ltr">Qitbuka yang menyadari bahwa pasukannya tidak mempunyai harapan lagi untuk melawan pasukan Kaveleri utama pimpinan Baibars dan memenangkan pertempuran, serta pasukannya terpojok ditengah-tengah, segera memerintahkan keseluruhan sisa pasukan yang dimilikinya untuk memfokuskan penyerangan ke posisi sayap kiri pasukan Mamluk pimpinan Al-Mansur Mohammad yang dirasa paling lemah, untuk membuka jalan keluar bagi pasukan yang dipimpinnya. Setelah digempur secara gencar akhirnya posisi sayap kiri pasukan Mamluk menjadi goyah.<br></p> <p dir="ltr">Dari dataran tinggi, Sultan Quthuz yang mengamati jalannya pertempuran, melihat posisi sayap kiri pasukannya mulai terbuka akan dijebol pasukan Mongol, seketika itu pula ia membuang topeng bajanya ke tanah hingga wajahnya dapat terlihat oleh seluruh pasukannya, Sambil mengacungkan senjata Ia menggebrak kudanya ke arah posisi sayap kiri pasukannya,dan berteriak keras-keras, </p> <p dir="ltr">*"Demi Islam!..Demi Islam!"* </p> <p dir="ltr">Melihat sultannya menuju ke arah mereka, seketika itu pula moral dan semangat bertempur pasukan sayap kiri Mamluk meningkat, mereka kembali meningkatkan pertahanan dan tekanan kepada pasukan Mongol, satu-persatu pasukan Mongol berjatuhan terbunuh termasuk Qitbuka.</p> <p dir="ltr">Pasukan yang tak pernah terkalahkan akhirnya takluk oleh pejuang Islam yang pemberani dan panji-panji Islam kembali ditegakkan.</p> <p dir="ltr">Sultan Syaifuddin Muzhaffar al Quthuz meninggal dunia hanya lima puluh hari setelah kemenangan Ain Jalut. Kekuasaannya hanya berusia 11 bulan dan 17 hari. Tidak genap satu tahun!</p> <p dir="ltr">Berbagai peristiwa bersejarah yang agung, persiapan yang bagus, pendidikan yang tinggi, kemenangan gemilang, hasil yang luar biasa dan dampak yang besar. Ya, semua ini dicapai kurang dari satu tahun di bawah pemerintahan pemuda legendaris ini.</p> <p dir="ltr">Lalu. Bagaimana dengan kita? Di penghujung Ramadhan ini, apakah yang telah kita persiapkan, korbankan bahkan perjuangkan untuk menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran di sepanjang hidup kita? </p> <p dir="ltr">Ramadhan adalah bulan perjuangan. Mulai dari perang Badar, perang Tabuk, menggali parit untuk perang Khandaq, penaklukkan Makkah, penaklukkan Andalusia, serta banyak peperangan terjadi di bulan ini termasuk perang Ain Jalut. Maka bukan kebetulan juga jika kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan pada hari jum'at 9 Ramadhan.</p> <p dir="ltr">Selain bulan perjuangan,Ramadhan juga bulan kemenangan. Maka mari jadikan bulan ramadhan ini sebagai momentum revolusi. Mari kita berjuang, tentu saja bermula dari melawan hawa nafsu kita sendiri untuk menang dan merdeka baik sebagai diri, ummat dan bangsa. Karena tak ada yang tak bisa diraih jika perjuangan (Fight) dikombinasikan dengan keimanan (Faith). </p> <p dir="ltr">Semoga cerita tersebut diatas menginspirasi kita semua, untuk terus bersiap siaga menjaga kehormatan diri, agama, bangsa dan negara.<br></p> <p dir="ltr">#sebuahkutipan <br> #salamperjuangan <br> #malam25Ramadhan</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-41118244866057998182016-03-03T15:01:00.001+07:002016-03-09T16:48:18.270+07:00Kunci Jawaban OSK Fisika SMA 2016 <div style="text-align: justify;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s1600-h/basmallah.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387499484324078802" src="https://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s320/basmallah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 57px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 130px;" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-DMoaMsl_oVM/Vtfq6hMv_CI/AAAAAAAAApY/zYYuAyYu5v4/s1600/sampul%2Bosk.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="https://4.bp.blogspot.com/-DMoaMsl_oVM/Vtfq6hMv_CI/AAAAAAAAApY/zYYuAyYu5v4/s320/sampul%2Bosk.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<h4>
Soal OSK Fisika SMA 2016 No 1</h4>
</div>
<div style="text-align: justify;">
1- (8 poin) Tinjau fenomena osilasi bebas yang dialami suatu tetes cairan yang berhasil direkam oleh beberapa astronot pada saat mereka sedang mengorbit di ruang angkasa bebas gravitasi. Fenomena ini mereka temukan pada saat mereka sedang berusaha menangkap satu tetes air yang besar dan kemudian merekamnya dalam bentuk video. Para astronot berhasil mengamati dengan jelas kalau ukuran/jari-jari tetes air tersebut benar-benar berosilasi (lihat gambar).<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-hKq30_3T0Wg/Vtfq6G0SxYI/AAAAAAAAApU/9E7WZaKBAh8/s1600/osilasi%2Btetes%2Bair.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://1.bp.blogspot.com/-hKq30_3T0Wg/Vtfq6G0SxYI/AAAAAAAAApU/9E7WZaKBAh8/s1600/osilasi%2Btetes%2Bair.jpg" /></a> </div>
Fenomena ini belum diketahui banyak orang karena mereka bermukim di permukaan Bumi yang gravitasinya mengakibatkan tetes cairan mengalami jatuh bebas lebih cepat sehingga tidak sempat mengalami osilasi. Fenomena populer ini pertama kali diselesaikan oleh Lord Rayleigh yang hasilnya telah dipublikasi dalam majalah ilmiah Nature volume 95, halaman 66, tahun 1915.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(a) (4 poin) Dengan mengabaikan pengaruh percepatan gravitasi bumi, tentukan besar frekuensi osilasi tetes di atas yang dianggap bergantung pada massa jenis cairan ($\rho$), jari-jari tetes cairan ($r$), dan tegangan muka cairan ($\sigma$).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
(b) (2 poin) Untuk ukuran tetes cairan yang sama, hitunglah nilai perbandingan (rasio) antara frekuensi osilasi tetes cairan A dengan frekuensi osilasi tetes cairan B dengan menggunakan hasil (a) di atas, dan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
(c) (2 poin) Jelaskan kesimpulan Anda tentang pengaruh massa jenis cairan terhadap frekuensi osilasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Diketahui:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
$\rho$ massa jenis: 1 g/cm3 (cairan A) dan 12,1 g/cm3 (cairan B)<br />
$\sigma$ tegangan muka: 0,0405 N/m (cairan A) dan 0,5 N/m (cairan B)<br />
<br />
<h4>
Pembahasan</h4>
(a) Dari data pada soal di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan frekuensi osilasinya berbentuk ($k$ adalah tetapan tak berdimensi) :<br />
\[f=k\rho^\alpha r^\beta \sigma^\gamma\]<br />
dan dengan menggunakan kesetaraan dimensi kita dapatkan persamaan dimensinya adalah<br />
\begin{align}<br />
[f]&=[k][\rho]^\alpha [r]^\beta [\sigma]^\gamma \\<br />
T^{-1}&=(M L^{-3})^\alpha (L)^\beta (M T^{-2})^\gamma \\<br />
T^{-1}&=M^{(\alpha + \gamma)} L^{(-3\alpha + \beta)} T^{-2\gamma}<br />
\end{align}<br />
Lalu dengan menyelesakan persamaan dimensi di atas kita dapatkan<br />
\[\alpha = -\frac{1}{2}, ~~~~\beta =-\frac{3}{2}, ~~~~\text{dan}~~\gamma=\frac{1}{2}\]<br />
Sehingga persamaannya frekuensinya menjadi :<br />
\[f=k\sqrt{\frac{\sigma}{\rho r^3}}\]<br />
<br />
(b) Perbandingan frekuensi untuk ukuran tetes cairanyang sama antara cairan A dan B<br />
\begin{align*}<br />
\frac{f_A}{f_B}&=\frac{k\sqrt{\frac{\sigma_A}{\rho_A r^3}}}{k\sqrt{\frac{\sigma_B}{\rho_B r^3}}}\\<br />
&=\sqrt{\frac{\sigma_A \rho_B}{\sigma_B\rho_A}}\\<br />
&=\sqrt{\frac{0,0405 \cdot 12,1}{0,5 \cdot 1}}\\<br />
&=0,99<br />
\end{align*}<br />
<br />
(c) Pada (b) hasil perbandingan frekuensinya adalah 0,99, dengan kata lain frekuensi cairan A dan B tidak berbeda (hanya sedikit berbeda). Massa jenis kedua cairan memang berbeda jauh. Massa jenis cairan A jauh lebih kecil daripada cairan B, namun tegangan muka B yang juga jauh lebih besar dari A mengimbangi perbedaan tersebut. Sehingga frekuensinya mirip.<br />
<br />
<br />
<br />
2- (12 poin) Sebuah peluru ditembakkan dari titik A ke titik B dimana titik A dan B merupakan titik-titik sudut alas suatu segitiga ABC (lihat gambar). Segitiga ABC sebidang dengan lintasan peluru. Lintasan peluru diketahui berjarak H dari titik C (titik puncak segitiga). Jika diketahui $\angle CAB =\alpha$, sudut $\angle CBA=\beta$ sudut dan jarak AB adalah $L$, tentukan:<br />
<br />
<img alt="" height="191" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAZEAAAGACAIAAADjycg+AAAgAElEQVR4nOydeXwT5dbHByir7CpS8UUQXK6ieGVTcCmKRdErF3dEqiyKiKKiFNALKAqXS5WtyGUrmyBIqSAgWqAgUKBAaFEKbVrovrdZZzJJJpl53j8OOXdI09IlyWSS5/sHn5Am7ZPl+c055zkLQygUCkU9MEovgEKhUOoB1SxKnXA6nU6nUxRFi8XicDhEUbRarU6nU5IkeIDNZuM4Dm4LgqDT6URRhP/yPA/PtVqtoig6nU6bzQY/EkXRYDA4HA78Q6Io4n8lSXI6nX56hRSVQDWLUieoZlECBKpZlOuAWiNJEogI3ADlcjgcNpvN4QLkSZIkQRAkSYIHgEjhLwHZgt9gtVotFosgCA6HQxAEp9MpCILdbieESC5A75R+GyiBAtUsynUQRdFms4E9BYoDoHJZrVae5x0OhyRJVqsVtAweDz8lhNhsNovFAgKEqicIgtVqBakCtQKNAwkDsYM/Qa0tCkI1i1JXQHEEQbDZbGAKEUJEURQEwWg0orsHhhJYRna73Ww2ww2QM57n8blOp1PuFcr/EMdxFovFZrOBilE7i4JQzaJcH0mSLBYLiAhxeW1uD7BarSzLEkLsdjuqkvyR6BWCDQVGFs/zhBCe561WK1heYFuB4QYmHtUsihyqWZQ6IQgCuGyEEIfDYbfbbTabPAZvt9s5jgNXDvzE48ePHzhw4ODBg0lJSYcPHz537hxIGHqXBoOhrKwMpAp+udMFBPidTicIpUdzjBKaUM2i1A9Jkux2u8ViYVnWbreDspjNZo7jwJVD3ZkzZ84HH3zw4Ycffvzxx9OnT1+5ciWRWV5Op1Or1R47diw/P7+kpKS8vLyyshK0DLxLsMg4jgOn0s2yo4QsVLMo18Et4QAsILhtt9tNJlNpaenSpUtPnz6Nj7fb7Tqdrnv37k2aNGnWrBnDMOHh4a+++iohxGKxwG8oKyubNGlSs2bN2rZt+8ADD4waNeqrr75iWdbpdIJryXEcxMIIIXgnhUI1i3J9wKEDSwfys3Q63ebNm6dOnfryyy8PHTq0b9++sbGxer0eHg9xqHffffe1114bO3bs66+/PmHChEWLFhFC7HY7pEGUlJRMnjy5VatWzZo1a9eu3e233/7YY49dvnyZZVnwBCHhy2QygeUFwTIKhWoWpU7Y7XaUEofDkZ+fP3ny5Hvvvbdz586tWrXq3bv3okWLSkpKiMv7E0Vxx44dP/zww08//bRly5bt27cfOnTIIaOysnLVqlWvvvrqqFGjhgwZ8uijj44cOTInJ4fjOAi6m83mvLy83377LT8/X6/XWywWpd8DSkBANYtSJ1iWhUwrQojD4bh48eKQIUPatWvXunXrrl27vv322z/++GNRUREhBGJSRJYUCs9yOp0sy0LuAsdxELQCjy8xMXHLli07d+4EtxHuz8/P37Nnz/Dhw7dt25aRkaHQ66YEHFSzgh9IVScuFw8SROE2cR0Cwg08FkTRgWKdnJycc+fO5eXlwS+02+2lpaXx8fE///zziRMnqqqqzGYzBOBrX4k870F+P5xCwkEkSF5VVdW2bdsmTpzYokWL9u3b9+rV64knnjh69GhJSYkkSfC3MNAGOkjj9CEC1azgB7IQ5JnrsNux+s/hcEABDYgOeH+QgnD8+PFVq1ZNnjx5wYIFBw4cAO0Di+nSpUsZGRnFxcVeSVKHoBXm0FsslpSUlP/+978jRozo1atXeHj4Lbfc8ttvv12+fJnneYiIoREH2orrpwQ3VLOCH5vNZjab5blUhBCIaoNGOJ1OvV4PQkBcGZ48z1++fHn27NlDhgxp2rTpc889t3btWsjAIoSIosjzPKQ4eOVEDzRUbuLp9foLFy6sW7fu1Vdffeihh2666aaDBw9qtVqIylfPVqWaFSJQzQpy0JIiskgTcWmE/JFWqxXrbwoLCxMTE//v//6vdevWcK43adKkPXv2EELAg5P/fu9mIVQXoJycnKNHj/7www/yh0HMC14duJZeXAMlkKGaFeRgpTEhxG63Q7kf9ksghGDNDUgbnA9aLJbc3NyHH354wIABI0eO3LBhw6lTpwoLCwkhHMfBL0FjxyvWjZvdBMuAFfI8r9fri4uLsfpHFMX8/Py9e/d+8MEHWVlZRqMRUzEoQQ/VrCAHG7lA6BqDQXCPIAiQ0Y4qhg4ay7LTpk3717/+tXbt2qKiIrPZDPYUJIX6QrPkuoN9HeSJ9dgWQhTFAwcOzJgxo1evXt99991vv/2WnZ1NNStEoJoVKmBxMt4jSZLRaAQlwmM4qFUmroQGk8nk9nvkXhsKSuOXh5ollx4wuHiehxAbPowQMmvWrH79+jEM06xZs6effnrJkiWNXwNFFVDNCn4wFQC1BqudQSNKSkomTJjw8ssvL1iwADQLw/bwXAjJ43mim6x4q7kVWn8gVXILEf8oJMc7HA6WZZOTkz/55JM2bdq0bNny9ttvP3XqFCbiU4IYqlnBD7ZSQDnApHadTpeYmDhv3rz777//b3/72zvvvJOfnw8CZ7PZwKSS9+GTNxrF1n1eccog7o6yhT0e0P2ENUC4HRzY4uLiAwcOvPPOOyNHjnzppZcKCgqgsw0luKGaFRLIk9EtFgtoliiK586d++ijj3r37n3DDTf07Nnz7bff/vPPPzFILy+Hxt8DggLdY7wYQpK7pcRlvoFmYQdnWI8oipBgAe0ljh49umXLltWrV3trJZQAh2pWqIBdq7AJclVV1Ztvvnn33Xe3aNHizjvvXL9+fUZGhttkCrTRiMsUwl/oi5g3/C23XAq3I0VMEENXFxTNLQGNEqxQzQoV5B4icdk1x44d++yzz0aMGLF58+bs7GyTycTzvPzwTi4Z3nIDa19k9XhZLY+UvzTJlc9RUVHx8ccff/vttykpKehdgvFYyy8kriMFb74eig+gmhX8QBN34nK4wM6CXFCj0bhv377vv/8+Ly8PLCzULMlV1qf08uuBIAgVFRUpKSl9+/Z96qmnvvjii5ycHJPJBHmn8mCZPLcWU9ioZqkCqlnBj9VqxQM16CkKHiLIk3yQhHjtiB1sZaUW9Hp9Wlra0qVLb7vttubNm7do0WLTpk0ZGRlumfqYa0YI4Xke5mVQ11ItUM0KcjCSTQi5ePHi/v37161bp9PpyLVdFiCwDQ1nwJnCpuxKrr6egA9oMBiWL1/+j3/8o23bth06dIiOjk5OTiaEmEwmqJfERAoM3kmSJM8CowQyVLOCHEwWPXv27Pz5819//fXhw4cfOXKkvLxccuWOwh6GCWCYtyW6hnSpy/pwOp0cx507d27lypWjR4++4447VqxYkZ+fTwiBk0cY7QOvC9vXSJIk7+dFCWSoZgU5sDONRuOiRYseeeQRMD02bNiQmZkJ+xYSzeXNpzAlChMOlH0J9QI0SxAErVYbHx//6quvHjlyRJ7q4ZZPT1xvEcq0Ykun1A2qWUGOIAjZ2dm7du3q2LHjjTfeeP/993/11Vd5eXmQHOBxdKC8OgdsE7+vuoHgYSIajMQ1I9btkTzPG41GfIDBYJA3EaQEMlSzghxRFDMyMrZs2dKuXbvBgwd//PHHFy9ehJAzxrkgXQsqn1HIqqdBqQIMw6F+4VGpw+EoLS09efIkJqli6B179VA7K/ChmhX8FBYWJiUlvfDCC3Pnzt29ezfYIDDCHh7gplmI6oJZhBAIzOE8auxpI4pienp6QkLC7Nmzi4uLOY6DkgDMcsChsEq/Asp1oJoVEjidzuzsbBwXCD2z5D0b3LRJXm/o14U2DrStMDlWp9PxPA/CNH/+/MjIyE6dOu3btw9622OvG7vdrtfrabmiKqCaFeSgxQSZpVarFUwMPOAH24q4Mk6xOgf+qy47S+4PYjm35JrEsWzZsueffz4sLKxr166zZs1KS0sjhLAsy3EckSXcKvwaKNeDapbqkYecsO1McnJyUlJSbm4ujnvAn2JGOCEED/6J7LgQf7O6BIvINKt6AZAgCGfPnl2wYMF9993XqlWrYcOGLVy40G63g0dMCMFGhoqtnlI3qGapHuyNBbFknudLSkq+/PLLTz75ZNeuXdTfkZOcnDxhwoT27dvfd999Y8eOhZnY6E6q6IQ0lKGapW5ApywWS1VVFYSfqqqqJk+e3L1793bt2vXp06e0tFTpNQYQcKr4z3/+My4urri4mBACcxXhp5KX+kRTfArVLBUDIRiMVUmSdOrUqYULF/7f//1fhw4d+vfvv3btWphPQQFAlVJTU3NycgwGA+aRgpPo3Y5gFB9BNUvFYIsVjB/v3bv33XffbdKkyQMPPDB16tTMzEx5xysKWlJwHIEBexjMQQPwqoBqlooRRZHnebCzoD/Br7/++tFHHzVt2nTOnDkpKSlKLzDggOwtN2MKyn2ohaUWqGapG0hBMplMcDRmMplKSkpSU1MrKipwlKHSawwsoC8Y5o7+9NNPH3300cCBA3fu3JmVlUVzSgMfqlkqBlxC8GswmdtqtcIEMNWVN/sBSTbDEf77448/jhs3rnPnzlFRUTt37qRHh4EP1SwVA4eG0LIOp3hhFiU9AqsOjj7D7JB9+/ZNmTKlRYsW3bp1mzlz5pUrV5ReI+U6UM1SPQkJCb/++mt5eTm2lBEEASbUK720AAWEHkuX/vjjj/79+7du3bpbt25PPvmksmujXBeqWSqG47jTp08///zzTz311IcffqjX69FPhGNEGs9yAxvDYyUTNHtITEx88MEHX3755RUrVii9Rsp1oJoV0MhrUDAbC/7L83xWVtbcuXO7det2xx13vPnmm0ajUT4jHpO2FFt94AGTO+A2BONB2c1m8+zZs9esWaPRaMi1438wPUKSTfehKAjVrMAFMx5h/0BdDm65goKCHTt2dOjQoVmzZoMHD46Li8Nmm2rsLxpQyLshQnoEcY0vUl3dePBBNSuggeCUvAswZGPp9fo1a9a8+OKLrVu3fu6555YvX15ZWQl9GrD9JtgUdIPVF/kbzvM85HNRCytwoJoV0ECmO2wY7NAAGaTJycnLly8fPnz4kiVLjh07BvYXjIOH50LqA91p9UUUxYqKiszMzMOHDxsMBjC4YEgPvrcUBaGaFdCgZkGutjyPwWw2a7XapUuXpqamgpFFXP4LBmJoMUoDkCTpzJkzGzdunDZtWl5eHnQ6hTdcp9NRg0txqGYFLvKe5YIg6HQ6DFHp9XrwWUChIOaCc+pp2KXBSJLEcdz48eM7duzIMExcXFxGRgb2mHc6nTqdjl4JlIVqVuCC0StUInmvPujgDnF32FRoXoFpRuNZDcPpdMbHx48bN45hmH79+s2fP7+yshI+CLiK0GRdZaGaFbjguSFACNFqtWlpaRqNBjaP1WoFbYIjRXwWupPQE13RF6E+HA7HxYsXV69e3bVr1/bt248ZMyY1NRWvH9Q3VByqWYELJEBCxjb0LF+0aNGUKVPefvttlmWxyQzoFzY1B/MKNpjFYqEbrF5IkgQd4jUazYgRI2666abIyMi4uDj6NgYOVLMCHXAM9Xr9sWPH7r///vbt27dt2zYlJaWsrAydQUEQWJbF/6I7Sb2YBgARd5vNVlxcvH379qNHj4IPDrNdac94xaGaFbhgMMvhcFy4cGHKlCk33XTTbbfd9vjjj+fk5JjNZjiAx9CVfMaqPIGeUi/gDbfb7TzPZ2dnFxcXwzsM8Sx6uKE4VLMCEXniAgjTwYMHe/bs2aZNmyFDhsybNw+PscxmMx4mygfZU81qDPJWyzhcGmSr+oPpW+1nqGYpCewHt0u3PHYuSZLVatXr9b///nvfvn379u37zTffYKY7xXfI80ighFM+/RDuJ66YI+SjwI/kNaEUX0A1SzFg2Dr6ceCAYKY7kdlZgiBUVlaeOHHi119//fPPP2ELWSwWnAtN8RaSJEEzMuKyduGjuXjx4po1a+bMmXPixAmDwQAfDaabygOIcmuX4guoZikGDJeH2/JzdPzqg6jJn2I0GmEKNJwJ0pk6XgdqNtFowtaJ8fHxUVFRAwcOnDNnTlZWFqgVjuAmsk+Q2lm+hmqWYlTXLLxtt9tZlpV3TXGLmKAtQPEp+BlNnz79wQcfDAsL69Kly6FDh+TZcPDRQIqvkmsNGahmKQbKkPxyLR8KrdPp8vPz4X5Maof0UXoy6CMgPwsTGvAd5jjuq6++uvvuu5s3bz5p0qQdO3bAeER8ItjFhBAwwRRZfIhANUt5ULPkIXlRFA8cODB79uy4uLhLly6BSwgPgHZOuEko3sVut0PBJpH5hizL7tmzZ+rUqS1bthw3btyWLVv0er2bZoFUQR9BpRYfClDNUgw0lCDQDjYUxKpEUdTpdPPmzevZs+dTTz21Z88enU5HXDoFhpjdbseh7RTvAkeEcHQIAlRZWXnlypVff/21d+/e06ZN+/nnn41Go1yzBEGgdpZ/oJqlGHgNxzYM8F+73V5VVTV37tzBgwe3aNFi8ODBR48ehaeYzWaoha6qqqKC5SMwOY5lWZPJhFEqm80G4yMNBgONZykI1SzFwK87prDDf00m06VLl4YMGXLrrbfefPPNa9euzcnJgR+BIQbZD/RwykeAbQVvNSYuVFZWWiwWQRDgsgGPoeeGikA1S0nkGT2Sq++VwWBIT0/v27fvXXfdNWTIkPT0dIPBIB+jgLdpDN4XgBjBoS2+4VVVVWDh4rDbmvKzqGb5GqpZSgIWE96Ga7jJZGIYhmGY0aNHz5kzB672ECKBiz9x5WHTKRU+Avr8EFdaLyadIDQPXkGoZikGdmKS1zY7nU5GBm1Argi127B2u72oqCgpKWnIkCHvvPPOpk2boPwTrDBq/PoaqlmKgRsDigpBniRJYq5F6WVS3HE6nSUlJYcOHbrtttvuvffeV199led58Oux94PSawxm6JZQHkmSYD4CBEeoZgU4oihWVlaeOnXqlltuad68eZcuXQoKCsxmM/jvEKFXeo3BDN0SyoOF0Lm5uUajkWpWgGM2m6Er7Ouvv37XXXe1adNm9OjRZ86cgZ9SzfI1dEsoBh4zORwOjuMuXrz42muvTZkyhWpWgAOZvYIg7N+/f+zYsTfffPOkSZOSk5OhZJ02jPc1dEsoBkTcwR+8fPnytm3bunbt2q9fP6pZgQ/YxSUlJWvXrn3zzTfXrl178eJFaNtPDw19Dd0SSoK5Drt37544cSLDMH369KGapRZEUTSZTGVlZfBfnucvX75MHUNfQ7eEYsDgiYqKiry8vEmTJnXs2LFDhw5r1qyhmhXg4IGvxWLBDhA8z8uztCi+g24JxYA6Z4vFcuXKlVmzZvXr12/QoEGHDx+mmhXgYNaofF43psVzHEdLQX0K3RKKgZHa/Pz8uLi4Dz/88KOPPsrOzqaaFeDIKxDkNdI6nS47O/vKlStVVVWKLjDIoVtCMbDPidsAC6pZgY907exIp9OZlJT0+eefd+rU6Ztvvjlx4oSCawt66JbwCdAMCy7CKEzoUGD9LaiVfHQFzSlVC1jTLkmS0Wg8fvz4V1991bx58yFDhixfvlzerEZe0CNvBUFpGHRL+ARJkmw2G3byE10QQqBXnyiKPM/DDQQ2ANWsAAcbW0PJDpQxZGZmrlu37pZbbunatesHH3yQmZmJg0iwTSNxGdc0H6Ix0C3hE6CEEDQLhzzDj6DViSAIhYWF5eXlYHPh7DxqZwU+8kxgecuH1NTU4cOHt2nTJjIyctOmTXAuDPPcrFYrPhJ6RSiz9KCAbgmfIPcN5UPAeJ7Hxrtjx44dNGjQQw89VFFRwfM8Wl5Us9QCKJfdbjebzYIgXLlyZcGCBb17937mmWe+++47m82Gp4osy+IgJXiK0mtXMXRL+Ar5sEKs54B0Ho7jzp8/P3jw4K5du3bp0qWsrAxG6VitVofDQTUrwJEPo4TbIE8GgyElJWXp0qU//PBDSkoK2FPYJB5sbZ7naUirkdAt4VvkvSvR5iouLl65cmWPHj06derUo0ePyspKsLNA0ahmBTg4SUR+4Cuf0AP9ArHFEF69CCEmk4lmbzUSuiX8gd1uxxkHgiCcPHnynnvuadmy5bPPPvvLL7+Qa/0FqllqAZJI0fszmUzyLrIwN9fhcOh0OuglT2unvQLdEj7EZrPBRRXqClGz/vrrrzFjxtx5553vvfdeRkYGkTWGp/lZgY98YBIeAoInCBImn1OJKRFQ80AIwRuUhkG3hA/heR4CVYQQjHo4HI7CwsK1a9d++umnmzZt0uv18GBwJahmBT6YB4/DKLHfLGiWw+GwWCwXL148cuTIkSNH4GOFAeBw6cLsLUoDoFvCh8jrZsFfgK8vDrKHh2FmKTgXVLMCHLfaHbCq8IyYEGK1WisqKmbPnj148ODBgweXlJTYbDb4lI1GI41nNRK6JXwCGk1YQAtAVjR8a3HgsMlkAgmDFpdUswIf+cAkyCnFFBbwHG0228CBA7t06RIeHh4dHZ2fn189U4/SMOiW8Ak4CA8dQwSPvbE9ACby0NodtSCvN8SaB/wvuIeff/55v379OnbsOGjQoJSUFIvFgkURyi08GKBbwlfIVQkusCzLXrlypby83GQy1XKKRDUrCBBF8dixY6+//nrnzp3btGmza9eu8vJyedaL0gtUMXRL+BCcpWowGNLS0rZs2RIeHv7ZZ58dOHCglmdRzQoCJEkqKyv79ttvn3322d69e69ZsyYtLc1sNmNDbaUXqGLolvAheF0VBGHbtm3PPvvsDTfc8MYbb2zevLmWZ1HNUjsgTHa7PSMj4/Dhw7t27crNzcWYl1sfG0p9oVvCh2DhTmlp6TfffNOtW7fWrVtPnTo1MTERQ13VoZqlduAkkRBisVj0ej1MrsRTRcyJpzQMuiX8wf79+8eMGdOsWbOOHTvu3LkTyqFruthSzVI7qFk2mw3TRyFpi6pV46FbwifAWRIMj5Ik6Ycffhg1alTbtm1jYmL+/PNPzNbxCNWsoMFms0G/GuyPpvSKggG6JXwCnGrbbDaoIjx//vyWLVvmzp2bkpJSXl5eewiWapbaEQQBBh1CNTW0fMjMzPztt9+OHTtWUFBA41mNgW4JH4KRC7C5KioqIGu09q8s1Sy1A/MsMGQpiuKVK1cSEhImT578r3/96+jRo9Tgagx0S/gQ6PQmiqLRaMQSM71eX1lZWcuzqGYFE06n02QyHTp06MMPP2QY5tZbb125cqXSi1I3dEv4CnAP4WKLfcFtLuT1hm5QzQoOsOOjw+Goqqpav3797bff3qpVq6lTp2o0GqVXp2Lolmg4cuMf75RX+WdnZ6elpf3111/Y0QFuuNVIu0E1KziAMh38hhw8eHDEiBFhYWEvvPDC+vXrPWY84HQMJdarGuiWaDjQ1A0aJOH3DFQJbi9duvT999//9NNPKysr8U6o6aHnhkEPz/OYkCUIwvnz5xctWtSqVav7779/0qRJ8o7bCFzYaLSrduiWaDjYgQRyFyD1Gb6IkAM9YsSIjh07tm7dOj093a3NG9WsoAeuTNDjQRRFlmXz8/M3b958+vRpg8GAj8HuWrSgp47QLdFwsM83dqcEj0+SJJPJtGXLln79+nXq1Onuu+/Oy8uz2WwwjRUcSapZQQ/GszDvgeO4P//8s7S0FIMJOAQAs7eoe3hd6JZoIPIvFjZvgJ5KoiiWlZVNmTLl9ttv7969+5gxY/R6vcPhgIkG1efdu0E1S+24fTc4jkN3D2ZYYINAbB+IRYg4mlepxQc+dEs0BCzO8Hin3W5PT09v1apV06ZNH3/88TNnzrjNs0PTzOMvp5qldqBMx+OPwLCCNL2KiorqWS/YEpJSE3RLNITqpflweYRrpiAIlZWVP/300+LFi7du3Wo0GuUDhyF4Qe2sIEZeDu32PYEf2Wy2ysrK8+fPX7p0iRBisVg4joMMPtqp5rrQLdFA5KIjyQavgrVltVr1ev2lS5cuX74MY6NQs+RRLY9QzQoa5FEqvO10OvV6/dq1axcsWLBx40az2cxxnMVigbFM8P2p/aoW4tAt0Sgwzor3uDX8FkVR3hieEAKZpbRPaSiAOgXzK8GScjgcmZmZDMM0adJk6NChly5dwtbyhBA4fYbyCcXWHdjQLdFwcICdXJIuX76s1+thiA5kFYKKwVQ7bP1ey6+lmqV2wFaSZ+oB+LmXlpaOGDHilltuuf/++5csWWI2m6Gsui7HyhS6JRpO9VwHp9N5+PDhjIwMg8Fgs9l4nsfEd5zZSXMdgh4MEeBRIGaKwpfBZDKtWLGiT58+Xbt2HTFiRHFxMU42kX+jlH4dAQrdEg0EvpfwDYNWDYIgsCy7bNmy+Pj4s2fPEkI4juM4zu1ZcIPGs4IeLOECKxsi6zhTOjMz85lnnrn55pt79eqVk5Mjdw8hJ5lqVk3QLdEQIMoOtyHFWRTFioqK06dPt2zZslWrVg8++GCDf3loalZsbGxycrLSq/AfkiStWrXqX//615o1a2C2hdIrUg2hsiW8i3TteDsw6c+ePRsdHR0WFvb3v//9448/bvAvD0HN0mq1ofNiCSGSJFkslry8vOzs7MLCQrPZDJEsHH+p9AIDmlD5lvgCSTb3yWq17tq169FHHw0LC3vllVd+/PHHBv/aUNaswsJCpdfiD0CzcCYTz/OgWXC8KPcTKdUJiS3hI5xOJ8/zkPFcVla2ePHi5s2bt2zZcs6cOY3Ze6GsWVqtVum1+AOMsguCYDAY0Ganofe6EBJbwkfwPI9fMqfTee7cuXnz5n388cdJSUmNSa6hmhX0SJJktVqhEyRMOdHr9VeuXCGydjRUvGoiJLaEj4A8BqfTybKsw+EoLy9PSUk5cOBAbm5uY75wVLOCHrCzIIDF8/z27dsXLFjw6aefFhcX6/V6OlKsdkJiS/gI+NpBdSHktUuSxPP8dadU1A7VrNABUo6joqL69Olz0003HT9+HCZOU82qhZDYEj4Ch0HJ/9v4X0s1KxSQNymdNWvWoEGDWiGPHFUAACAASURBVLZs+dlnn507d672kb2UkNgSXkeeUGq328vKyiBX0Gq1utUbNoD6aFZlUnQ/xp1+0UmuDiempOjwaj9nXonTWhuzQq8Tgpol7+2XkpLy7rvvNm3atEePHjt37oRxJ9TUqgmqWQ0BK3XMZnNWVtbKlSuTk5Pz8vLgoBqLNhpGve0s9nRMBChTZHRCBuv+Y5HVLI6A3xUxK0FravDCfAfP86GmWUQmWzqdbt68eW3btr311ls3bNggn41IqQ7VrIbD83xmZua6desYhhk9ejTmZEFpYYN/bf19Q7C2wiNiTlcTLEIIEbVxkQzDMM/FaAwNXpWvCUHNIrKBcitXrrzzzjtHjhy5bt269PR0pdcV0FDN8gwER2ty9DD3fdWqVcOHD2cY5p133tm5cyc0G2lkP+96a5aYERcZXrPHJ5qSZoUzDBMZpw3gCAm82LS0NKUX4j/ABySEOJ1Oo9EICfHQ/AMjD4QQjuPQVYSULpZlQ9kKo5rlAXT9IFMZ6/Ll9TqiKOr1+k8//bRHjx7NmzdftmxZWloadMXFrkkNo76addWMqlGSrlphkXEZASxZV191QkKC0gvxHzhrB6wtGNYLgQW8ZDocDkgDhKfAIzmOa2T8QdVQzfIAfGnwNnyfsDQf78/JyRk9enSbNm06dep08OBBvV4PlWL+9Q2t2rhXGIYJj07yHKm6aoXJAvMBSQhqFjbjJi7LHRppwW2LxQI1PZg6A8YXtr0N2TGIVLM8IK/5wkZIcmscjgjT09M//fTTRx555Iknnrhw4QI0zGr8X6+fZl1Pkq5aYeGzkkwBfVkOQc2SzzS02WwmkwnkCXrburXAdTqdBoMB7H34qXILVxiqWR5ANxCdRPyK4IgnaEGTmZl5/PjxPXv2QG9SeBZ20W0Y9dMsyGaoUZKuZ4UFDCGoWTabDSp4CCGCIED6+5kzZ3744Yevv/5aq9XCYDG8ZEKhGKTOU82iXAOGP0UXeL/DBUxPgUJ8yM+Cx+AwqAb/9fpoliu+fh0CPZhFQk+zILMPYg6gRPAV2rp166RJkx599NE9e/bk5uZWz57Bbt0hK1tUs2pD7hVKrilPMDiH5/ny8vLq2tTIwh3SkJzSmiXpak5pwCWRViekNMvNaJJHHubNm9e3b9+wsLA5c+YcO3aMuCYeujXVQgMtBKGa5RkcZE9cl0S3qBa6jYIgWK1WPOtp/JepHpp1HUlSR5YDMHLkyJDSLPjOEFkXNkhiOHHixPz585s1a9ajR4/PP/8c3ED4moHNhcPHlH4RikE1ywPwLcFIJ3zD0BrX6/Wpqanx8fG5ubkmkwknO2HnbzDmG/zX665Z14uvX63sCfxgFiFk+vTpIaVZGGGAKx8EGex2e0lJSXx8fMuWLdu3bz9u3LjLly9jMB4DqUovX2GoZnkAvlJyzeJ5HjRLFMVLly7997//ffnll/ft25efnw+XRzx4xi9fg/96nTUrSLIcgJDSLOLKDoXIFNpZcL9Go+nZs2f37t0nTJig0Wgwv1SO0stXEqpZnoEmM3BbkiSO4+CLZTKZ1qxZ849//KNZs2YjR448dOgQPh4FrpF/uq6aFSxZDgBo1vTp05VeiD+AaIPHqXEOh6OiouLQoUMXLlwoKysjhEDhPRjvcNUM8ebLVLM8g6kx2HAGz5tfeOGF2267rUWLFlu2bLly5Yokm28I1Rh+isFfJ5ilmiwHwDuaJZZodsfHRUfKjkyjYuKPaNmAU+2aviQgZzqdjmVZSCuF7xVGV+12u16vD2VTi2qWB8Bcdws6QM1EYWHhfffd16lTp27duqWmplZVVUmuaXQQg298UUXdNOuqJNUYX79qhakgywFotGaJrDYhOiKcYfpExfwOIiWWJC+O6sO4o4JTVOLK3oKDaRzoCx6l0WikuQ6Ua7BYLPBdgXHkeOfly5e3b99+++2333HHHZGRkQUFBdDMG+ot/NjzT2QzNkaFgxmxMcODEWHKiBsfzjAM02d8Ql4IaBa+IdWaW1TvIKaGU1RCSGVlpdFoJC7nEXKYMWyKB4ghCNUsD6Cjh1+Xqqoq6P5ut9t37NixadOmbdu2YXAULoBwbtj4v167Zrkay1yDzAF02V/XoIIwfKM0CzuIRSzWuCt4QUJUL4ZRTVwPgZOfqqqqvXv35uTkwD2YqAUtvJVeozJQzfIMyBaAVangJ2ZnZ6enp//111/4SDxSxDJ9v/aiCQoaoVko0x4dYZdmMZMSStSUhGm328+dO7d48eKXX35548aNubm5hBD0EGlfB8o1oOhgLh9xJTFAiB1ysohM2ojsqNHPvWiCg/nz5zdUs1CVPAWq/ucbqkyzOI6Lj49/8sknw8LCJk6cmJiYSFxfLbeK/VAjVLZEvcBmbIQQnucNhmvae4K1hberz7CgmtUAEhISGqhZDk0MSJYn7+9/rrRKwlhyTp8+PWvWrKZNmw4cOHDmzJlwJ1j9jT+eVi+hsiXqBdje8rIJi8WSnZ2NSclwlQNDXS5PmKJFZ4XVl4ZrVm3en0ET8xzDMCo6i0BEUSwsLDx48GCzZs06d+48dOhQiGFhNnzImlqhsiXqi8PhwM5qTqezoKBgw4YNsbGxf/zxB1bqyDMb5F8gGs9qAKBZAwYMqP9TsbmF21EDDu8Ij5h1oERdikWIKIpmszkvL69nz549evR48sknTSYT9iwNWcEiVLNqQhRFm81mNBohCzk5OXno0KFdu3YdNmxYVlYWlPW4dQiRl09TzaovoFkNfL1iUdKsSIZhmPCoxadLIDVLszE6gmEYpk/U4mTVCRYAEdKoqKjRo0dPnTrVYDCwLAv9u0OZUNkS9UJe2CWKosFgmD59eu/evXv06PHJJ59UVFS4WVXQLURe60M1q740SrMIIcSkTdoeI88gjYiOS/hVU9Lwwk/FAc0ym80mk8lsNsuvkbQXDcUdTLYSRbGkpGTgwIGdOnV64IEHtm3bBieGbo/04tkz1ayGIZZoEmJmzYpLCsBKnQYgj1thJg1eC2muA8Ud8A3Bhrp8+XL79u3btGnz5JNParVarPzyEVSz6o+9JOnLCDWkztYdrBsjsmZtXizFVy+hsiXqC1QXOp3OsrKylJSUN99889lnn4VTLV+nIFPNqjdXk7DCI6LjkgJyUHbDsFqtlZWVhBDs1k0b0RCqWR6BSXOQ3W632w0Gw7lz506ePAkDfq1WK9Usr5OYmNhozfof4VEx8QkJuzUqDb5fxW63Q8mhKIo6nW79+vXTpk1btmyZXq+X+4mhRqhsiXoBMXWIccJwQ0EQcNyAr8tTQ1OztFptg1+vWHJ6Y3T1KkwgMlqdES4obsUkwcLCwnHjxt1///1vvvlmbm4uFsOGIKGyJeqLw+GACeMsy1ZUVMCdjUwWrSNUs+oBq02Ki46MWnH66vmgyGqPJCRc20KL8Vg7HehwHIeNaHiev3DhQt++fdu2bTts2LDz58+H7KEhoZpVEzjDonoEwW2gtNcJcc3S6XR1fIpYcmBWRHj4+ISiGuRILNEkxEDPnl5RCQVeW6tfkE8VcDqd5eXlixYtuuuuu2655ZbHHnusrKwsZGUrVLZEvYAjG1EUd+zYsX///rNnzxoMBmzX7etj5hDXLK1WW6cniHkJ4/vUoYEflO+opvchAskNUJ8vSZLZbD5w4MDAgQNvvPHGv/3tb3l5eSGbXBoqW6JewBR7q9X6yiuvvP/++8uWLSsqKoLIAubL+O6vU82q0xOulkZft1sDdKp5LkZjqPVhgQgUkGGhWEFBwUsvvXTfffc9+uijOTk5jZlVrmpCZUvUC0mSysvLjx492q5duy5dujz55JOEEEgc9cNfp5pVpydctbOqNSa99kGsNiE6oletjwlQsMcRx3Ecx0Evh5MnT545cwYun0ovUDFCZUvUl7S0tOnTp7dq1apfv36ffvopkTUv9XUrbqpZdXwKtnsPj4qJd89rMGmTdsfHRIWHR8Uc0KpOsIhMsyCzFL51BoPBYDBAtrPSC1SMUNkSbsgb9WEDZXmTmcTERGi39s9//nPr1q3E1RULIqM0nuV1GqBZhBBC7CWaXxMS1kRHeErQSlKlWgE1pby7TQvG+936IOE3PPgIlS3hBnYfxUNAeWMZk8m0adOmm266qUmTJtHR0cXFxfAAbFhK87O8TkM1K+RwOBxmsxmLEOFOvO10OiE2j9/w4CNUtoQbYDRBNgPegNsmk8nhcJSXlx87dmz16tXJycmQi4yF0L42y0NTs4jrhVPNQiDhhrjq8C0WC5YfarXa1NRUjUZDCIHUU5iESFwGF9WsYAOuSxAXwEsT3mm1Wk0mU1lZWXp6eklJCf4UihChEaDv1kY1S+mFBArwfSMyzbLZbCaTqaCgYOrUqVOmTJk7dy6OmIbMePgywyU5WIeJhdCWcAPkCT5dUCXs485xHBzNuKU1CIKg1+vhBMd3CwsRzdLpdNprgdcbGxubICM5OVnplSoG1hsS1+gwi8VSVlaWlpZ28803d+nS5ZFHHtHpdHJ7ShAEGIMYxEH6oN0StYNiJA9OmUwmKKMnLkXDi5g/vwEholkoUrWTkJCg9EoVA+rz3e4Ee/+BBx7o2LFjly5dTp06BcPMiaxlTRALFqGaJS94FgTBZDJlZWXpdDowtSB6BWEF7ETK87xPIwUholnENdOwFgYMGBCymZNENsnJarWazWZIdYZWSJMmTbr//vvbt2+/dOnSS5cuYck0frHpuWGwgRF3sLMk15jCqqqqDRs2bNmy5eDBgwUFBRjyhIgm1Szvcl1TK5SNLOjwB7flmgVdlVetWvXiiy9279597ty5f/75p1yzMBJPNSt4wAsRFkbA0aEoijk5OcOGDbvtttuef/75Q4cOeWxJSmt3vEhsbGwtmlX3eungAyLucLt6DcaFCxf+/e9/R0ZGLly4MDMzE+4EtzHoM06DfEt4BOJTbprlcDjKysp+/fXX5s2bt2zZ8rXXXoNZFfLDRHAPaU6pF9HpdDUJVmxsrNKrUxK8NNpsNovFAgeICM/zLMuaTCao3ncLXwQ3Qb4lPAKfMXh8mHIliuKZM2f+85//hIWF3XPPPTNnzoR+pOA5QgY8PNHXKVohpVmkZlMrlI0sIguoQx4DeH94D97vcCEfpBLcLZiDf0tURz43XF4/uGfPnsmTJ7dp0+all16Ki4uDIgkcgem3oGaoaZZOpxswYAA1stxAecJ78NoJ3h+4gcRVoSEXKT90H1GQ4N8SHpFrEJ7OHD58ePbs2T179ty4ceOFCxfQNwSLDAVLHhz1BaGmWUQ2wAKhmaV1B/QLixDJtROCg4+Q2BJu4FUIU7Sgia1Op8vKyjp06FBOTo5er8fDQapZvobnebmpBfONKLUjSZLdbj9z5szGjRtXrVp1+PBhjuMEQQj6TjUhsSXkSJKEM3XgHsyDJ65UUhxgQVwWmTyt1NdOYghqFrnW1KJGVl2QJMlqte7du/fdd9996aWXFi5cWFFRYbfbLRYLCeqQVqhsCUSSJKPRCFU7pA4fLQiWP43t0NQsnudHjhzJMMzEiROVXos6AM36+eefH3nkkc6dOw8bNiwnJ8ct31DpNfqEUNkScjCh1GKx4IBVvV5vtVrlQS7II/V/JURoahYhJDk5mWGYUC4wrBdwNdXr9aNGjYIEncOHD+NhK4TqlV2hjwihLeEGVhTq9frc3Nxdu3ZpNJqSkhLMJ4bKePnFyj+5xSGrWYQQGsmqO1hVNnXq1B49eoSFha1bty49PR3isLSvQ1CBAXj4XHNzc3/77bf33ntv3bp1Z8+erak/JGbH+Hp5oaxZlHoB38nY2NiRI0f26NFjyZIlJ0+ehApNGs8KHiRJApcQjwUPHz48YcIEhmFGjRq1du1aGCzu9ixsSOSH7wHVLEpdAN/QZDIVFRVdvnw5IyMDWsXDTyF7XtkV+ohQ3BLg8YGXZzabN2/ePHDgwCZNmkydOvXEiROQZYr5EJDXh6FNPyyPahaljoiiaDQaTSaT2WyG8Tx4MfaPT6AIobglMHFBFMXCwsKYmJjw8PD27dsvXLiwoKAAPmzULLSw0Gek+VmUQADPkaxWK1T4Q5oO3A5Wx5CEoGZJksSyLMiWIAipqanTpk1jGOaee+7Ztm0b3Fn75w11iL5bIdUsSl2AOh7iOiKUt3OQp0AHH6G4JSCtFHLfBUFIS0tbsWLF/v378/Pz4dpVu2b5+gpGNYtSRyRJ4nle7gNWVFSkpqYGd6vSEN0SOPhLFMXy8vLU1NTc3Fyz2Qz3KLs2qlmUuiC5hgRjP6W1a9fOmDFj3Lhx5eXlQdzfNUS3BPTxIK7DF+hBitmkyq6NahalLshbv0NMY/jw4V26dAkLCzt37hxONgg+QnRLVG/8CNQlnuVrGqRZIqs9khAXHeF6VnhUTLyapyhT6gIk7qBv+MEHHzz44IMtWrRYsGCBRqOh54ZBgiRJJpMJfMPKykqr1QofLbRPC4RAQL01SyxKmhXJeCI8amMGG7SxWIokSRzHQT2s3W7ftWvXm2++2bRp02HDhu3atYvW7gQJkiSZzWae5wsKCtavX5+QkHD+/HlsBRkIBy711CyDJuY5hmGYiOi4/xlW9hJNQkxUH4ZhwscnFFHVClKgTBqutTabLT09fdasWTfccANoFpwyBR8hp1mAyWTat29fhw4dunfvPmvWLJZlCSHQ+FFVvqHIahZH1GRPsadjIsIZ5rkYjfuMPEowAUkPDodDp9PFxsb26NFj5syZJ0+eDNbe8CGnWZDocPz48blz5zZp0uS+++77z3/+g9crtcWzKpOi+zHMK3Faj1dU0ZS0bFZc/G5NCbW0gg/MdMeiDkmSKisr09PT6blhsOFwOH788cexY8c2a9bsn//856ZNm5xOJ8uyoFbQkUbB5dVDs0xJ0eEMExmnpZoUekiyUYYwuwA6l5pMJghyKb1AXxGKmkUI+e677yIiIlq0aDFr1qxDhw4JggAzLx0OB4yPVnBtddcsURsXyTDh0Ukmvy2OEjCAZuG8ArPZjBOk3DrxBhmhqFmiKH799dcDBw5s167dnj17iouL4dNlWVav1yu9OqpZlHogCILFYsEWDmBnEVkGYvARbJolzwyG0JWb0QT3Z2Zm/vHHH/v27SsrK+M4Dk5YsIBLWahmUeoIfMMhAI8DEB0OR3Fx8fHjx3fu3Llz586qqir4znMchyPFoFWJ4kfkDSM4NQtbYrMsi7fljZIFQbBarTBHGufu+LNJVi24aVZtwdTrxrPEEs1eGoEPWvCqjGdHkiQ5HI4LFy4sXbr03Xff/eSTT7RaLUiVXLPkA1xVR7BpFgCfh9PprKqqwsnger1evv8hcom3CSEwZ0nZeFZaWpqbZg0YMCAxMbGGh9d+bnjVEKNB+iDGLaPQ4XBwHPfHH3+89NJLN95448MPP3zkyBGj0UgIUfxi7C2CU7N4nofEBeglBHdCiF0UxcrKSovFYrPZoCkN2FxE1nNZwWVXn6gMTJw40dMErVrzs8S8hPF9GKbP+IQ8KlnBB7oU4Bvi/ZA1PXny5Hbt2oWFha1evTorK8vtuX5rFO4LglOz0O7FkxT4XGFcxcmTJ0tLS7E7GtRIE3+NqKiF+fPnexQsJDY2tpqrKMuD/18iFs2DD37w3BCCU4QQKOQAv+8///nPQw89xDDMokWLzp49CxdsDGMpfnluDMGpWXLgQwWP7/Lly/v371+6dKlGozEYDBjqgo9c2ZFwbl5hbGxs9Ynwnl1FNiMhuqZ6wxWnS+wKvSCKn8AROzzPY0PK+Pj4cePGde7ceeHChSdOnGBZ1mq1QmtAtTuJQatZaPpaLBaMPu7bt++tt95iGOa9997bvXs3zN1FOwuf6P/VunmFI0eOBHtKp9NNnz69Dq6iSZuUECdTrvCoGJr/Hgq4qQ8UHoqimJ2dnZiYCIJVVFQELqRKg+5uBJtmQWQdJ6oS11VIFEWr1bpkyZIePXowDPPFF1+cOXMGO2ejIwklh/7/aN28QrfQVVpaGsxYroOrSAkhoGwD7CYI4OIROcuyVVVVubm5MIynujOoeCSkwQSnZmGTBvmdhYWF0dHRrVq1uummm5YtW3b58mXi8gdRs5xOpzxs7x/cvMJNmzZVfwzP83V1FSkhA2qWKIoQ/QAlktfuYAwLg7zYJpBqVgABBc/4X6jGOnbs2Ntvv928efNHH330559/hpR38PAVTCWtySv0SJ1dRUqoAEaWIAg6nQ5cCrvdrtPpsHkWy7Isy9rtdrPZDJ4Hzp1SKcGpWRzHuRU8S5Kk1Wq3bds2Y8aML7744s8//4SPTS5YNTUv9Sm1e4Ueoa4ihVxbtgGhD1QiuSTB+TiRmVduaah+X3hjCU7NgvQrsIrBjXc6nTqdLiMj4/jx48ePH8du2fJhhf63luviFXqEuooUt6Roj6eBoij+/vvvK1asmDlzpsFggLgHxOkVidt6hSDULLiSYPc++JDkaSlKL/Aq9fIKPVKTqzh9+vTCwkIfLZuiFkDIvvzyyyFDhjAMc+nSJYPBAKeHUFYdOHuhXgSbZsE1BG5DMJJl2cD0mBrgFXqkJldx06ZNgfnCKf7km2++efzxxxmG+f7778+ePcuyrNlshnbMPM+rUbaCTbMwRxTsXohK2mw2o9EICRABso0b7BV6pBZXMTk52VtrpqgLCHL9+OOPY8aMYRhmzJgxe/fuhWxEOCvHkml1EWyaBeC5IeStFBQU7N69+9y5c7m5uVAvqiyN9wo9Ql1FihwIkiQnJ0dHRzdv3vyJJ57YvHkzhLEwYEI1K1AwGo3gIUI7mv379w8ZMuTDDz+Mj48vLy9XenVe8wo9Ql1FipyysrKVK1d26NDhwQcfjI2NraqqIq6OgLRGOoDArF9RFPPz81esWBEWFnbvvfcuW7ZM8aFv3vUKPUJdRQpxXbChNcDFixcNBgP0O6neCkJdBJtm4QEwVr0nJiZOnTo1LCzsmWee2bJli7LXFh95hR6hrmKIA72YIJ5rMBgkGdjeUuk1NoRg0ywItOMHI0nS8uXLn3vuudatW3/00UcHDx5UdnmxsbG+8wo9Ql3FUAYu4RB3d8s4xZ2i6AIbQhBqFvjqEGjkOG7KlCkPPPBA165d4+PjocZQKbRara+9Qo9QVzE0kRchQu40XMvV3o4m2DSLuIJZeDiSkZHx+++/L1++vKioSEHLgud5ub3jU6/QI9RVDDWwOgemh0mSVFpaeuHChb/++gtm86iUINQs4gpmQYoWxCDT09OVDTpu2rTJz16hR6irGFLglVsQhNzc3ISEhAULFmzatEnVV6ng1Cwwg+G2fPobqdYjzT8o5RV6hLqKIQXG2jds2PDMM8/ccMMNY8aMSU1NJQrthcYTnJoFIS0sBOV5vri42GQyKZLooLhX6BHqKoYCcHTI87zFYklPT3/vvfduuOGGdu3a7d27V71tS4NNs6AiAc5EWJbNzs62WCwOhwNG2yvyOQWIV+gR6ioGPeAY2my2qqqqefPm9ezZs1mzZps3b4ZZrUqvriEEm2Y5HA7wBFmWzcvL++mnnzIyMvR6PZ7v+jmqFVBeoUeoqxisYIMavBEXFzd06ND27duvWrUqNzdX6QU2kGDTLECSpKNHj86ePbtFixaPPPLIvHnzOI7DD89vywhMr9Aj1FUMPhwOR0VFBRwdQheHlJSU1atXv/fee/Hx8ZmZmUovsIEEp2bZbLatW7e+9tprrVq1ioqK2rp1K+Sn+Dn3N5C9Qo9QVzGYgGCWvPu70WgsKiq6dOlSUVFRIDQLaBjBqVksy3777bf9+vVr0aLFl19+efLkSdAsf04wDHyv0CPUVQwyIA8eujBjDhCOcVUjwalZOp3uww8/bNmyJcMwO3fu1Ov18m7ZfkBFXqFHqKsYNPA8z7KsyWSCvkxqT4InwadZcG5YWVm5ZMmSyMjIxx9//OTJk9hnWd7236eoziv0CHUVgwCIh8g9RGyhRXv+BQTwSfA8r9FoduzY8cMPPxQWFkLbUswJ9vUaVOoVeoS6iqpGHg+BHg+iKJrN5jNnzuzfv3/nzp3ydGu1oHrNcrtQQGYW3rbb7dAqCNTKD1cVtXuFHqGuohqRl0YTQnieh/xEnU4XGxv73nvvjRkzprS0tKZ9EbAmmMo0q/oIb/gY0PTFn6IbaLfbOY4zGAz+ib4Hh1foEeoqqhGws3DLiKKo1+v/8Y9/tGzZskmTJsePH6+oqLBarfhIfBhMRQxAVKZZxGVJ4cVBPgEMzkfkRyTwSDg64XkezGPfrS2YvEKPUFdRRUDQHTcC3ikIwsyZM/v27cswzJIlS86dO4f9auAw0W63+3qnNAZVaha8oR5tK71en52dnZ2dXVlZCWVW+NazLGu1Wn33SQSlV+iRwsJC6ioGPqhZTqcTLSnwFv/73/+OHDmyefPm77///q+//grnidghHkZPU9/Qa7hpllvWVVZW1qZNm1asWHHs2LHS0lK9Xo9XGJZloYuQjxYWxF6hR5KTk+V9oqmrGLA4HA6oAxEEAUas79+/f9q0ae3btx8+fPjatWs5jtPpdNhBAHrGK7vmWlCZZlVPZId8E/zvL7/8MmjQoBtvvPGLL75IT0+HzwmuNj69bgS9V+gRnufdlJq6ioEGZJBicApcxaqqqnPnzi1btiwlJaW4uFjuqZhMpkAWLKI6zZLn78IbDV0cCCHwSaxcubJLly4tW7acPXt2Xl4eIUQQBLvdjrLlC+UKHa/QI9RVDGSql6xBe+WKioq0tLTy8nKLxYKbAhpk4oMDM/tU3ZoFUUOIINrt9oyMjLlz5zZt2rRTp07ffvutXq8nLs3C40VffAah5hV6hLqKgQkEsMi1p1WSa/QOhlbgRw6Hw2AwoGYFZiReZZolx+l0osUrCEJFRUViYuLHH3/cqVOniRMnHjp0yO3xNpvNFzVWoekVeoS6ioGM2Wy2WCywZaxWK8/z0OwBAr546m29awAAHVpJREFUaZc/hWqWd5DPp8A3FGzas2fPrlu37q233oqPj8/OzsYyBXgMXnC8SIh7hR6hrmKA4JZT6nBBXA4jbCWO4yorKyXXbD1CCJwhkmt7lAcOqtQsrMWR16lbLJb8/PxTp05t27YtMzNTp9PBNErsQuML35B6hTVBXUXFAc0CcJ4LxnbhMRcuXNi3b9+6deuqqqrg3BDCLIE8+lB9muVW2wn5b9UrnzEPHhLqoK+Dd/uUUq+wdqirGAjInT6bzWYymViWhV0gSdIXX3wxePDgdu3anTx5sqKionprU6WX7wH1aZbT6YQ3HdN2wTkntZqyXn/3qVdYR6irGDhUPzpfsGDBsGHDOnToMH36dI1GI7lGIsJPA1O2VKlZHMfhkQfkyKGX7reWftQrrBfUVQxMdu7c+frrr7dq1er1118/evSoKIpWqxX8R+Iq5lV6je6oTLPAZLVYLBjMMhgMNpvNarXm5+cXFhZCfoOvoV5hA6CuYgBy/vz5qVOnNm/ePCIi4vfff4eTRI7jILZFzw29AJZAQ4UUXKI5jjt69GjPnj2ffvrp2NhYX6+BeoWNgbqKAYVer//3v//dqVOne++9d+fOnZAJAb6L0kurEZVpljwpDuNZVVVVe/fubdeu3d133z137lxfr4F6hY2nJlcxISGBXgD8icPhuHz58u+//37o0KHi4mLMIpK3CVR6je6oTLMATHGAGxcuXIiNjQ0LC+vfv/+iRYt8+qepV+gtanIVR44cmZaWpvTqQgXIfgCXBRvXwAEXxONpPMsLQH4WXgHsdvv27dvfeusthmEmTpy4e/du3/1p6hV6nVpcRZ1Op/Tqgh9o0AS3QbAIIRaLBSRM0aXViMo0C3PfsQqBELJy5crhw4c3b9586dKl58+f991fp16hj6CuolLIUx8gk0t+JxxwKbk+T6hMszCbAVuVsix77NixdevWzZw588SJE6WlpT7609Qr9CnUVVQKSNI2mUw5OTkZGRllZWVms9lqtUImdgBaWyrTLHlSHIThKysrdTpdRUVFTk6O2Wz20Sgw6hX6B+oq+h+oe9Nqtb/88suWLVtOnTpVWlpqNpt5ng/AhFKiOs0i13aMRffQbrcXFRX5bnYh9Qr9CXUV/QYcZAmC8N133/Xv3z88PHz69OlFRUXwUxqD9w5QPyhvqQz3sCzro/eXeoX+h7qK/sTpdB46dOjpp5/u0KHDsGHDsrKy7HY7jKoKQFNLZZoF5hUOwnU4HGVlZTCoQj40zItQr1BBqKvoazBhKCcn57XXXuvQoUPv3r01Gg3HcUajkWqWFwDHEDxt6Mx/4MCBkpIS+KkvOmRRr1BxqKvoO+SNMD/++OOuXbu2atXq999/hxo4mlPqBSD3XZIknue1Wu2ePXtuuummxx57bMaMGfKesN6CeoUBAnUVfYTVaoWiaELIrl27Zs6c+cYbbxw9erS8vJwQwnGc72LEDUZlmoWNFgVBSE1NhfT3AQMGREdHw+xCL5qy1CsMNKir6HXkY4yzsrKOHj26b9++goICjuNwKJ/Sa3RHZZolH1rxxx9/fPLJJwzDPPXUUzExMcTbvWioVxiYUFfRi+AwC/lEGOIKwii9Os+oTLMIIYIg6PV6URTXrVt31113MQyzcOFCGAvmxZAh9QoDGeoqegusJ4EaQ/kl39cjQRuM+jQLJlMIgrB9+/bIyMjbbrttw4YNVVVVRqPRW3Ys9QpVAXUVGw/qFCgUbC5IKCU+6O7rFVSmWdgoQxCEU6dOxcTETJky5fjx4xaLxWQyyZvzNwbqFaoI6io2EkzPhuQhnU6XmpqampqanZ2NrmJAoTLNstlsULSJ1weLxYKON4y5b+SfoF6h6qCuYmOA5CGYu2Oz2XJychYvXvzNN9/ExsbKN1fgoDLNIq7LgnxaN5zXesX9pl6heqGuYgOAMAvO3zObzSdOnHjggQc6derUvXt3rI0LKNSnWXAEi1YraBYoC8QRG/PLqVeodqirWC+gPwpxnbnbbLbCwsLBgwe3b9++TZs2lZWVctkCc4HIBvEpEqdXn2YJgmAwGCoqKoxGI4xchRkWMEuyMaYs9QqDA+oq1h0cVIxDpwkho0aN6tq1a9OmTdPT0+GMHoQJ4shQU43T+fwf8FKfZun1+uPHjy9ZsuTHH3/UaDRwJwhWYySfeoVBBnUV6wg2HcCGmp9//vmjjz7atm3b7777LiUlhWVZnufxeJG4JsgQWQ9Of6IyzRJFUavVfv3114MGDRo7duzatWuhZ5bT6USzq2G/mXqFQQl1FWsHvDy43qOjd/DgwdWrV8+ZM+fKlStQEoel1OgSgoThHBl/oj7N0mg0L7/8cqdOnZ577rn169ejZrEsKy/4rBfUKwxiqKtYC6hZRKZEBQUFaWlphw4dglI5u90OmRDYug6HyFA7q0788ccfd955Z/Pmzd94441Tp07Jc7Ia5l1TrzAUoK5iTaD1BLWHcKfFYikpKYFmBAaDoaqqCn+E+VwgZP5fsMo0q7y8fOPGjc2aNWvbtu0XX3wBVpXVarVYLISQhsXgqVcYOiQmJlJXsSbgLAtuw9EWkXUzB0WTe5FKdTFVmWbpdLoDBw48//zzo0aNQg8OB0o3oH+Wm1fohzHUFGXheT42Npa6igDmOhDXrEMMXYExxfM8JhLBf9Gt8W4blbqjMs3iOC4zMzMuLm7t2rUpKSnYzbphyW9uXuGAAQPoxTZE0Gq1EydOpK4izNchsgYPiMPhyMrKSk9Pz8jIwMCWxWKRrsX/a1aZZiEcx5nNZrPZ3Bin2s0rDMHLbIhDXUXiik/BWDDQILvdrtfr8/LyBgwY8Le//e2JJ54oLi6WDzoUBAHKeqhmXR/sTwbCD84gXBPqm5/l5hXOnz/fZ6umBC7UVYTSaEwuhQ0Fww27devWvn37e++9t7S0FBKJYL40GGKQFOn/+p7A0iy5tYmFOHgPuIE4q0J+XIiueB3/EPUKKXJC1lVEAcI9BWIEynXPPfd06NChe/fuGo0G+qZAt2X5vKtQ1yx57wuO47A+AEsHsMVPdZMKflRHU4t6hZTqhKCriD3/MPoOmgXNHl599dXevXt36dJl5cqVhYWFYGdhw2V6bkgIIfJB0GhJQQaD0WhcuXLlhx9+OGPGjIMHD5rNZnjj0Kmuu2NIvUJKTYSaq4jeDGoWVBQSQiRJWrdu3bPPPnvrrbdOnTpVo9GwLAsPQFuM1kgT8JklSYIJhpAkAppVWVk5bty4QYMGjRw5cv/+/diVVO4S1uUdpF4h5bqEjquIrgmGtNBPJIScPn06Li7um2++OXDgAIa0QOawJUGo10jDO+V0OsF5FgSB4ziwRUtKSh566KFOnTo9/PDDBw8eNJlMoFkwbgeeXhffkHqFlDoSOq6iJOtJh62AJUkyGAwlJSVFRUXEFXuBsy/4Kc/ziriHgaVZ8HZA7zF5HZPdbs/IyGAYpkOHDqNGjSoqKsKf8jyPofrrahb1Cin1IuhdRQy3y+/Eo0P5nVar1a1FMM0pJUTWzQfeDnhDjUbjpUuXtm/fzjDMPffc89FHH7Esi+qO7iT64TVBvUJKwwhuVxFLo+XluhCDJ4RYrVaz2Uxcbc3RLJAkyWw2K9J5ObA0S67ceARrNpuzs7MTExNHjBjx1ltvxcbGytNJsND8uvlZ1CukNIZaXEWll9Yo3CoK4U6sN8QxPGVlZRUVFShSoFmKTJkOLM2C0BVID8/z8tRbh8ORnZ198ODBEydOENd5hzx1q3bNol4hpfHU4iqqvbQeUoiwRprIDuIdDkdRUdGpU6fOnz8vP9b3+uT2OhJYmoW2FSHEbrfDGwSONET7IAQIP4UjRXgiuJM1zd2hXiHFi9TkKs6fP1+9rqJ868lxOByXLl3q3Llz586d33jjDZZlzWazyWQymUyKBLNIoGkWSA9mtUFoENLY5AkNmLyLsUO80+MpBvUKKV7Ho6s4YMAAdbmKmB4EwSzMe8BzLUEQsrKy+vfv37Fjx6FDh544cYJlWasL/zf8I4GmWcTVrVXeWh/KBUjNefB49uFR+KlXSPERQeAquhWZwJ3o4oApUFBQ8M4773Tr1q1v377ff/89ZJbSGPxV5OeG2MGnpKQEDgob8B5Rr5Dia4LSVZRjMBiWLl1611133X777ePHjzcajcQVQaa1O1ctJrmRJYritGnTRo8e/cYbb/z1118mk6lev5B6hRT/EByuokc4jtu/f/8rr7wyYsSI2bNnsywL99e9vNe7BJZmQQcyzFgDnnjiidtuu6179+7nz5+vl2ZRr5DiT4LAVfQIZHSvXr16yZIlO3bswLNFRQp3SKBpVklJCXR2J4TwPG+xWGw2W58+fTp06NCtW7fi4mL5WWztUK+QoghB5ipixikhRBAEGNFKaE4p4pYpajKZsrKyQLCGDx8Oabh1/FXUK6QoSNC4itCZDutS3HJKFQlpBZZmQUcHi8UCb0RpaWlSUlLnzp3//ve/T548ue4JbNQrpChOcLiKeCIPaZJ4yCjXMj8vKeA0y2w26/V6uF1QUPDLL78MHDhw7NixK1asqOMvoV4hJXAIDldRkiSWZY1Go8lk0ul0JpMJ9hTtn0UIIXa7HYJWHMdBn3z8UR3fHeoVUgIN9bqKkHjE87woirm5uWvXrv388893796t0+lg8kXdQ8zeIrA0C2p0ILkWE+IJIXa7neO4uvwG6hVSAhP1uopOp9NgMDgcjuPHjz/55JO9evX68ssvYcp0wya3N5LA0izwkEVRxIJn7NlQF/+OeoWUAEd1riIMqoB+dkeOHHn44YebN28eFRV14sQJmp/1PxwOR1VVFRwdYilPXZ5IvUKKKlCRqwhDw+D2uXPnJkyY0Lp168cff3zhwoX1Osf3IoGoWXB6ePbs2ePHj585cwacxOt26qFeIUVFqMhVFEXRYrFAf/NffvmlU6dOd9555xtvvEH7lBLi6vkniiLP88uXL586deqECRPS09MrKytr1yzqFVLUSOC7ipDWAE2A9Xr92bNnX3zxxfHjxy9atAhaP/m/tUNgaRakqImiyLLs2LFje/XqdcMNNyQmJubl5dXeOpl6hRT1EsiuIrg42IazsLBw9erVW7du/eOPP2Agq/9blQaWZkHoCs4pBg0a1KRJE4ZhCgoKrFar5BogVv1Z1CukqJ2AdRVhP+IUUeIqClZwSYGlWeAYms3mo0eP9unTp3Pnzg899BCMMpT3JJNDvUJK0BCYrqIkmyRGXIf7hBBBECwWi/+3W2BpFiFEFEW9Xr9v374nn3zy4YcfHj9+PIw4rCl1jXqFlCAjoFxFiGehZkmyoa0Wi8VisYR6TikhRBRFg8Fw8ODB6dOnz5gxY/369dCCGgp63KBeISUoCRxX0W63w6Fh9Rppg8FA5+5cBd4almWxVb7HsibqFVKCm0BwFXHrQdNgjuMkSTp8+PCMGTOGDRu2Z88eg8Hgn5UgAadZWEcORimMXPU4t5Z6hZRQIEBcRThAhNYOO3fuHDVq1K233rpixYorV674cxkk0DQLE9+x5QWcp4JsyQ8vqFdICR10Ot38+fMVcRXlg3lgbxJCtm7dOnTo0KZNm06fPv348eM+XUB1Akuz5C3E8JQQRtq6+X1ym5l6hZRQQKvVyoMh/nEV5bU7DocDfMMjR4589tln7dq1e+yxx7788ksf/emaCCzNcjqdKSkpW7du3bhxY3l5ORRL4zRDNLISEhKoV0gJTRISEvzpKoI/CLdxTF9mZubmzZubNWt2xx13TJw4UR6xgWAOZFP6qGF8YGmWzWZbt27d2LFjX3vttbS0NI7j5PO14d/CwkLqFVJCGX+6ivJSX9Ash8NRXl5+5syZoUOHjh49OiYmBluiE0KsVitIFVgb8h95i8DSLL1e//7773fq1Klt27Y7duwoLCys7vRRr5CidsQSze646Iir3+LwiOi4JG39huARJVxFp9MJOVl2u91msx05ciQzM7OyslLefAXTv+EpvuixFUCaBTbna6+91rJly169ep09e1Ye0oKCzJ07d1KvkKJmTNqEWRFMZHRckpYVCSFiSfLiqD5M+JSEInsDfp2vXUXceujroOnEcRx4goQQebE0nJvB7eDXrI0bN0ZERLRr1+6ZZ565ePEinBUS1yvPz8+nXiFFzdiLEqaEM8/FaOQ5TaIpaVY4Ex4Zl9Gwne1TVxFmVcAJPhRLw2YELcMDffgvDPqDn8KNIPcNRVGcO3duRETEPffcEx0dnZeXBw2nMad0woQJ1CukqBexKGF8OBMenXStH9hYzQJ85CqCZhFCeJ6HrvDEZXyhYHEcB6EuyC9FXfNRp5oA0ixJki5cuLB///6ff/758uXLEMyDs1WHw7F9+3bqFVLUjFUb9wrDvBKndSvQq0yK7ufp/obgdVcRZ7LabDY8EBMEASwGjuOqqqoKCgrkcXqQOZZl5QmVXiSANIsQwrJsaWlpQUEBy7Kg6xaLRZKkvLw86hVS1I0pKTqcYSLjtNdaU6I2LpIJj4g5zXrp73jdVYSBDHgICB4fDOPZsWPHJ598MmTIkF9++SU7Oxt2KzqPkCJus9kwW8IrBJZmEVc+CBQ32Ww2sEupV0hROTU4gOyFuKiIqMXJJd5OY/KiqyhJEs/zYDTJY/A8zy9ZsuTpp58OCwtbsmTJmTNnYGO6lbIEv2ZVp94ZpKw2KT4mKpxhGIYJj4o5oL16BWNPx0SEMxGLNawCjfcpoY3cAQQn8SrVwlvexCuuoiiKcESITWlAjxwOx3fffffUU0/dcMMNc+fOPXbsGHEJHMzp8VG3+MDSrOqvs6CgQP52f/PNN7X+AnvJ6RVR4eER0Zs1JXZCRFabEB3xzxiNgRCDJuY5xv3IhkLxC54dQzC+fPudbKSriHXRhBDotoI7FCYezpkzp2nTpk899dSqVasg4o4hMPAN7XY7pj54BX9rllu7UXhVhJALFy6sWrVq5cqVGo3GbDbDaxZFcfz48fgu9+/fHw5Ta8CUETc+nAmPmHVAZmmLrGZxZPSBIs3iCK9GDSiUOlPjyaCojYtkPAS5vE5NrmJsbGztkRZ5vhEIECZqWa3W7OzsNWvWMAwTERHx/fffu6Vlwb+QJOHF1+I/zQKTEo9IieuFQcbaTz/99Oijjz788MMbNmwoLy8Hgys+Pr7OXqHIahZHMIwH18+UFB35RlREOBM+K8lEvUKK/6nxZPCqZvnrm1mTq5iYmHjd57qlhkKfUr1en5iY2KtXr9GjR2/evBktMjjrhy0PxcJefBX+0yzI+hcEwe2Vi6JYXl6+bNmyO+64o127ditXroQx99XrCmtzjyFWxfSLTqp0/xGY5Uyf8Ql5VLEoClDDiSHxo52F1OQqTpw4sRZXEcLqbqEbKCqEyTJGoxF8IHk+hI9CWv7TLOzNADqFbWckSdJoNJ9++mnr1q27du26adMmUGW5VwhnhTW/frC9PV6vrtpf4eMTiqhiURSglpTRq8F4n4bhPVJfVxFyF9BDAjCnAZQLXEgsPIQMCV80X1YgBo8uIXi8Tqfzl19+GTt2bJMmTYYOHbp3797qXmFqamqtFQBge3v67MWMuMjwBhdzUSiNpuaUUfhyeimbtAHU3VXEtKzq21AURezlQGRCRgjBQkV11+64rR4qxZcvX/7ss882bdp04cKF58+fr15XiO+CZ656f9UdQ4jK+9X2plCuoUbH8Kr9pey5UANcRTcNEkXRYrHI7S95yy0IbOHkC6+gwLkhvGar1QrJtZIkmUymoqKijIyMwsJCjuOqZ5DKh9l64KpmuV2vwCvsExU9JeLqN0ZkU39PogYXxX+4ohbV09+h9jBqY0YAZAvWy1XE8A4mAEiSlJWVdezYsR07duj1ehjuhw9WcV8HWDrG4LH7qMPhsFqtFouFZVmLxfLTTz/J37UzZ84QmcHpWbY82dhiUcL48PCImFNFSbPCIxZrWAer3R0Tp6G5DhQ/cjVqcc0RkFiiSYiJCu/ji/T3xlCTq/j777+77TtJBiRtrVu3btq0aS+++OJff/1VUVGBkWvEi+v0dwweh9Biar/VasVp2m4ZpF9//TVUMMFvqLnkElp8hEdEJ2hZkRCT9sDiqPA+UXEXWLzQMQwT8WVSCTWyKH7kqmO4RnN6ccT/vteR0XEJDWjy5wdqchUnTJhQ3VUEMbLb7ZWVlR988EH//v1bt269d+/evLw8THEIht7KmJ8FZ6JOpxMzSAkh48aNkwu8m58sT0atBugUPLVPVMz2/30nrpbszEoIyG8JJXjxTpMZ/9OABNT58+c/8cQTTZo0+fe//52amiqKIsuyLMv6Ysq0MnYWpG9AxkNJSQkcOuzYsUP+Bmk0GhRyeZUThaISvNlkxv/U5VQRd+WPP/746quvMgwTFRWVmJgIe1b1dha8Bsw0g3/Lysq2bNkSHx+/Z88e+Vszd+5ceatW39VbUii+ouZUUrVQl1NF2JgnT56cMWNGeHj422+/feDAAXk7LRXX7gAQekf1PX36dJ8+fTp27HjXXXfJtZx2m6GoHIixeirMUBt1cRV1Ot22bdtGjBgxZ84cPDcjhNjtdoPBAP1LvYUyfR3A49PpdD///HPbtm1btWolfy9oD1KK6oGz7CBqfFSTq/jbb79ZLBan08mybFFREcapTSYTnrap9dwQ6g3RznI6nbm5uevWrQsLC5O/C7QHKYUSmNTkKo4fP/7ixYt2ux0j7pIkQedOLPrx4jL8p1lgIkJaA5wAnjt3bsGCBW6yTb1CCiWQqclVXLp0KRQFYxIp9LFRfTwLBctut69fv776K6dQKCplwIABR44cMZvNJpMP84r8p1lms9lsNkM7GkKIKIpKv8MUCsXLvPDCC1Dc4jsl8Z9mcRzHcRyWGRJClH57KRSK96mqqoItDylNqvcNCSE2m81sNhOqWRRKENG/f/+HHnpo3rx5lZVX0ztgUJjJZPKuq+jvnFK4DZM8HA6H0u8zhULxAtjggbg6GuDQaRXnOsD4DexFAx4iqJiPcvwpFIqvkVyzLbBlC7qEsNNVnOsA/RvkVTjo6NZa/EyhUAIdjuNgbiu5dtoF1BSre1YYhUKhNAaqWRQKRU1QzaJQKGqCahaFQlETvtIs/w+bpFAoinB1s1cjPComPknr9QkMPtIsbN0fDP2DKBRKLdSkWSBcXh+G5hvNMiVFhzPhb0S9Ea7AjFyKjylIiOrl8evZK0bjwzIzSqBSg1NlL9Fsjo7w/tBZX2gWdmi8qOp+2JTaEIuSZrkurhHRGzUBNfWK4ldqDgT5ZIqHDzTrfx0aHaxmcYTSk3IpvsFRkjCJuv8Ucn3N8vI3xPuaJWrjIlFZQb/CZyWZ6GU4yGA1MREMw9APl3Id39Db3xCva5bbfCSrNu6Va4boUoKDq7O7abySUmsM3gdzRb2tWdXmI9Gkh6DE9TWljiGl9nPDyOiEjEA+N4Tou0eei9F4c14QRVHAfGYYZlJCCT0qDHVqskvEktMboyO97mZ5VbNc/oJHqBMRRLjy76j5TKndl2JPx0SEe/d74kXNElnN4giP2nRVy2jSQ7AAEQBvn2FTVEptmuWDUzgvalZlzdlY/9/OHeImDIUBHO810LMcAj89i+AQSzhDk96gJ1ia7AaYmSV1U/hmdqJqoulEQYwNWpI28DW/n0VC/vS99712Swk/8XnoDrATf0J0+p+z7rRZf3bf//nUufgcHBeGvk3atu3fzxp5QnO0Zu3zp4unSF9l+uiYaQ5MOfDbxXPDJFllZX2X81m9q1ZDD/NgyoETZ5u1es6L3X7UYLXen8WVTDlwY5rFVY4vdfC8zI1oFtcYMuVQv2fpzlYXE9Eshhsy5fBdFdutrS4mo1kMd5xyOP9yv6YqNg9mIJiQZjFUUxWbxcVrWPVHvl6agWBSmsUgzedbtl4ero5uiup0erB8fUnXCzMQTE6z6NEzMXh6Fd7CkGlpFhCJZgGRaBYQiWYBkWgWEIlmAZFoFhCJZgGRaBYQiWYBkWgWEIlmAZFoFhCJZgGRaBYQiWYBkWgWEIlmAZH8AAqidTnPcqU/AAAAAElFTkSuQmCC" width="200" /><br />
a. (10 poin) sudut elevasi ketika peluru ditembakkan,<br />
<br />
b. (2 poin) laju awal peluru ketika ditembakkan jika $\alpha =\beta$<br />
<br />
Nyatakan semua jawaban dalam H, L, $\alpha$, dan $\beta$.<br />
<br />
<h4>
Pembahasan :</h4>
a. Persoalan di atas merupakan persoalan gerak parabola, dengan tata koordinat seperti gambar ini :<br />
<br />
<img alt="" height="265" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAagAAAFhCAIAAACqN6nrAAAgAElEQVR4nO2de3QUVba4C4HA5SGC8mhBEdElF5kLA+Lg494bvRhBZmQ5DHeG32jQDMtxxhEfQAREFNABJq44ijJeJTMgOuJgRBEEhABKVB7BCBpDQwgJCQlJOp1+VVVX1+P8/tjkWHQ6ST+qu6pO7+8PVqfTSU7Tdb46+5x99uEIgiBImsGZ3QAEQZBUg+JDECTtQPEhCJJ2oPgQBEk7UHwIgqQdKD4EQdIO9sTndRZ9VFiQm5VTWKteeEp1FmRx0/JKWkxtGIIgVoEx8YnOgpncBWYWOEV4VnUWZHGOrIJyteOfRhAkPWBMfEBLSd40jpuQW9TU+ozqLVq56McvEQRJa5gUn+otWuS4SHwtJQXvlvhxwIcgCCFMi+/H2Fat3f7KR1WoPQRBACbFd/Gknlr10Svba1F7CIK0wrD4OEdukZdItR8VfFQrmd0iBEEsBJviI96iXAfnyC1qwSAXQZA2MCo+tbwgy8FlPp63/os61B6CIBfDsvgc2evLcSUXQZA2sCu+nBeK6nBqD0GQCDApPqlu36bCcq/ZzUAQxKKwJz7VX/7J+n2YvoIgSLswIz6ptvBRR9abJeXb1xedReshCNIBzIhPdBbM5BzZ+YdwFRdBkE5gRnwIgiDRguJDECTtYF98zc3NZjcBQRBrwbL4BEGYM2cOx3HFxcVmtwVBEAvBrPio9QB0H4IgFDbFpx/rcRyH4z4EQfQwKL6wCJfjOIx5EQTRw6D4whzHcRzR2bC0tNTU1iEIYj4Mim/BggX6kR2IjxAiCMKLL76Igz4EQRgUXxhUfAiCIAD7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8SEIEgb7UkDxIQgSBvtSQPEhCBIG+1JA8cWEpmmKooRCIUmSFEWRJEnTNEKIoig8zxNCZFn2eDzwSlEUNU0LBoPwL/yGlpYW+BF4MTxQFIU+iSCmw74UUHwxgeJD0gH2pYDiix7wHf1S0zRVVWVZFgRBlmVFUQRBoN8KhUKapvn9fnhGVVVN03ieDwaDsiwHg0FFUcCMoDxZltF9iEVgXwoovljRNE2WZUmSQqEQIURVVVEUQXCqqkqSpKqqqqp+v1/TNHAiFSL8iB6e5wVBUBQFxYdYB/algOKLCUmSeJ5v6y9ZlgOBAIgv7FuqqoLXQqFQIBAghPh8PnglDYdBoyg+xCKwLwUUX3zIsuz3+3meV1WVEKKqajAYBMfV19cvXrx4yZIlzz333Msvv6z/qR9++AHsBn6EmFfTtEAgIAgC/CoEMR32pYDiix6Y1COEwPoGPPD5fEePHn3//ffhNbIsHzhwgOO4rl27duvW7bbbboOZPlmW6+rqLrnkkj59+kyaNOnZZ58VBAEGfR6PR1EUQggO+hCLwL4UUHwxQRc0gsHg8ePHH3zwwSFDhnTt2vXOO+9sbGyEF9TU1MyfP//5559/5plnYMQHgjt79mzv3r05juM4bsSIEeXl5WBPSZLcbreiKH6/HwyIIObCvhRQfDEhSZIoioQQVVV37NgxatSoHj16/OQnP3nhhRfq6+vpkJCu1UIYC/+GQiFIatm4cePmzZthXk+SpJMnT2ZnZ7/77rter9fcd4cgAPtSSHPxwSIsLC9AMh0s2io6qMvcbvfx48dPnz5NCJFlubKycufOncePH4/vT8Pgrrm5OS8v74orruA47rrrrlu3bl1LSwtdGoa0QVmWcfoPSSXsSyHNxRcIBGgSMiFEEARYowgEAjCyg3GZLMsffPDBT3/60+uuu+7111+Hb0Fw6vP5aB5y9ECaCzyuq6tbt27d5MmTe/Xq9Ze//KWyslLfJEIIig9JMexLIZ3FB7N1EJ+CaEKhEJ1lo5l6MGfXr1+/jIyM2267bcuWLTAK0/+SuBtAFzTOnDlTWFgIE4Xw12HgCUPRBN8pgsQE+1JIZ/HRnGFBECCLGL70+/2QXgdzcKqqvv3223fdddeqVavOnj0rCAJk5ImiSKPgWP80HcGFQiH9Yi5oVFGUkydP5uTkvP32216vl84YIkhqYF8K6Sw+gI77CCGwqwwiTZjsg9FcY2NjQ0OD/kdgFAZzcHHEoXSMCYRCIVEUwaTwrWXLlg0ZMuSSSy753//932PHjhnwPhEkatiXQpqLT79XLBQKUYW9+eabU6dOfffdd2VZBiXBAFAQBFEU9TUF6EpuTFDPto1kqXk3btw4evToLl26LF68uL6+PtG3iiBRw74U0lx81F90wNXQ0PDEE08MHjz40ksvXbx4cV1dHQz9wrapJTj7JggCdR+dZwwGg7B/A3KbBUE4dOjQK6+8UlpamuDbRJCYYF8KaS4+0jpkg0Gcz+fLz8+/9tprBw0atGLFirNnz9IJOLoGQuNcEtfsHkX/e/SRLzzQr7fgjg4kxbAvBRQf0VlGURSPx5OXl/f3v//d5XLpS7CYvrTqdrvnzZs3d+7c8vJymJeEtrV1IowizWgjwgjsSyHNxef1ekEfkFhHk0hg2g4eE0IkSWpbdiWVeDyebdu2TZ48uXv37jNnzjx69ChVGyyMkNYKMVD1wMSmIgzAvhTSWXx0jaKkpOQf//gHbMkAYHkXigvAsobpY6hQKLR79+4pU6b06NFj1qxZP/zwgyAIgUAA1mfA2qS1FjQt+IwgccC+FNJZfMC2bdvGjx/ftWvXpUuXwlJGMBiE/RvwApjXA0xspyiKwWDwyJEjc+fOXb9+PTwZtupCm2p6YI7YGvalkM7iC4VCBw8evO222y6//PKHHnro2LFjMLLTC46GvWF151OMfhMxIYQmGALBYBBKnEJmdXwZNghCYV8K6Sw+QsiePXtuuumm++677+jRo+A4CH5BJXA+RliysVnoqzTTqs5Op/PYsWMwStWf+IEjPiQR2JdCmotP07Ta2lo4IC0YDPp8vrZLpTB9Zq5KYMQHNRQEQYDKzzt37rzjjjt+85vfQGFnsCHP8z6fz8SmIgzAvhTSWXx0iAcRIgSPsIALz9Ow1/TgUbsY0rrWcdddd2VkZPzqV786efKkJEkQ8GI6C5Ig7EshTcRHVwCCwaAoikuWLNmyZQsDI6OPP/547NixAwcOXLx4MazkSpLEwPtCzIV9KaSD+GBM19zcDHtgn3vuuQEDBlx33XVx1xC1DrIsf/jhh3/+859dLhcUxCe6+s8IEh/sSyEdxKeP+5YvX96/f/9evXq9/fbb9LRvuwPVE2BNg+d5yGdGkLhhXwrpID6QgiiKgUAgPz9/4MCBr776qsfjMbtdBhB2EjnUkjG3SQgDsC+FdBAfIaShoQH2twYCgZqaGnq0o9ntMgB61uWxY8cefPDBGTNmHDp0CPP4kERgXwrpID5aaID+y4byCCGqqtJKCmVlZffff3+vXr2ys7MhQQdB4oN9KaSD+Aghf//736FqPKR6+P1+ZsZEUL8PTLd79+7rr79+wIABjz76qNntQmwM+1KwhfjkkryR3MVk5hYUOaNcm9ixY0efPn0mTZpUVVVFlQfJekltdgqge3VlWYaTQ7Zs2fLLX/7yyy+/NLtpiI2xgRQSxD7iy8wroaLzOj/Lz3Y4MvMO6d1HDzyTZZnGeseOHRs8eHCXLl3++te/woYHWP1kJtptD5qADQXuIacHt7Ih0WADKSSIPcVHCJFqCx91cDMLnD8uYkLfpl8qitLc3Jydnd2nT5/Zs2dD5ZWWlhZaYo9h99HNG5DgQnTnuiFIp9hACgliW/ER4i3KdTiyCspph6ZDG31Xb2xs/POf/1xWVga+o/v8mR/0Qe3SdevWwQhXlmV6aC+CdIwNpJAgNhafWl6Q5XDkFnkJIYTQCiWaprndbngJPIBhIC00QIs7MYyiKHv27LnssstGjRp1+PBh2NShqmpLS4vZTUNsgA2kkCA2Fh85W5g9kssurOvwZ30+H2iO1mSHQR8bixsd0NDQsHz58q5du958880NDQ36cn4I0jE2kEKC2Fh8bUZ8UJ7E6/VKkrRgwYL777+fbkoLhUI8z8MmVhAfHCaZ6neSKhRFCQQC33zzze2333799dcXFhayHdcjxmIDKSSIjcXXZo7vwotl+dNPP+3duzfHccXFxTDG0TQNShOT1tk9tkVAy/OdPXt2586dMNwz/cgkxC7YQAoJYlvxha/qwlBOVdXz589fffXVl1xyyeOPPw5Fib1eL2iObmtl23qAoihwdBwtJohxLhIlNpBCgthRfJrm+WHHSw84xmQXfOcnBOJWQgjUKK6srBw7duyECRPYKEOQCDSVD+Y3aZUamtBDsx3RiYgeG0ghQewjvgg7N7y6k89gjo8+PnfuHCzmNjY2psP4Lgx9CjchhOf5jz/+eOrUqTt27FAURZIkekAHaS3xYkYzEYtiAykkiC3Epwe25RPdkTqQyAJV18nFYSzu1Yfh3vnz53/3u9917dr1Jz/5CV3wgf8o+v+GIBSbSSEObCc+QFVVeioQTO3JsnzmzBn4LpgxnXcswIhP/96rq6vHjBnTv3//lStX6rP54P9KFMU0HBcj7WFLKcSEHcVHD5nV56ZVV1dff/31991337lz54iuSl3aDvr0/0WyLNfW1m7fvn3gwIEoPqRT7CeFWLGd+GCNkvZqSNo4derU73//+4yMjHvuuQdeAysbLpfL7PaaBkwF+P1+CGZVVfV6vfX19RjqIp1iMynEge3EB+hDXVEUP/nkkwEDBgwbNuyrr76i8V06r1TqC5QSQkKhUH19Pfxf4eIG0im2lEJM2FF8+tIjMKKBld6lS5fSCJdqMW27tKIoEMDSmn36bxFMZ0Hax35SiBXbiY8eqk2LyOuzXMxundXRNM3n823ZsuW666579dVXIf8Rt3MgYbDfkewrC0mSYAoPxRcToVDok08+4Tiue/fuPM/DUbxQ1cbspiFWgf2OZFNZQAQXDAZrampQfNEDlakCgcCUKVO6des2a9YseB7Fh+hhvyPZTha0rKYoivv27Rs1ahSKLyZgY9+33347YMCAP/3pTw0NDWa3CLEc7HckO8oChntVVVWzZ8+GKiwovlhRFKWu7kIlw9OnT6dnmjfSHux3JNvJQlVVnufr6uo++OCDXr16TZw4EcUXE5AFSdP3vF6vue1BLAj7HcmmshAEYe/evbNmzVq8eDGKL3r05zHRST1RFM+fP4+DPoTCfkeynSzoGZK0sh6KL1b0Od7r16+/4oorXnnlFVjeRRCC4jMRRVEURYEdaXRrGu2cdOOaoigovjiADD6Xy7Vt27Zu3bpde+21586dg3sJPZyE+WNJkPZgvyNZVhawtZ7usSet27B8Pt+5c+fot3DEFyswZKY7dgkh06ZN69q16+uvv+7z+Twej6qqgiCA8uhpnEhawX5HsqwsVFWFMR0tSQDDvc8//3z06NEzZsxwu93QRVF8cQB3Ea/Xq6pqfn7+lVdeuWzZMrfbDZrz+Xyw3Q0HfekJ+x3J4rIA8VED1tTULFy48N/+7d/+53/+B3qpJEkovuiB/7G2+5c9Hg8oz+/3U9N5vd603emc5rDfkawvC9hsD0OPHTt2DBs2bNy4cV9++SUtxYziiwM6kdfc3AwVCuBwIk3TWlpaaKiLpCfsdyQry0KSJJiDh0pKqqoePXr0N7/5zaxZs2CXLiRnoPhiAgZxULYantHXswE0TfP7/Yqi+Hw+HPSlIex3JCvLAsrGQZwbCoUkSdJXjoMlXVqTCsUXJfQ/kCYGwYjP7XavXLly6NChR44cAQn6fD4sV5WesN+RLCsLWkUOQlrIboFxXygUgnVJnOOLDzq4o9s2YPR35513ZmRkzJ49u6GhAbSIS7rpCfsdybKygAEdDcdAfxEn5lF8RnHgwIHhw4f36NHj888/h1gYxZeesN+RrCwLGOUFg8GysrJFixZNmTLl888/b/syFJ9RNDY25uTkjB49+p133sFBXzrDfkeysixoLsuHH344bNiwMWPGbNy4se3LUHyGAENpt9sN+eHwJFovPWG/I1lfFpWVlY899liPHj0efPBBmOYLewGKzxBAdoFAAKYX4FgisxuFmAP7HcmysoDlC57ny8rKZs+e/bOf/Wz79u0RN9Kj+AwkEAgEg0EYaJvdFsQ02O9I1peFqqo+n8/lcrV3Jg6KzxCamproau+ZM2dWr169cuXKmpoajHbTEPY7kpVlEQwGeZ4XRRGqZgqC0Nzc3PZlKD5j8fv9O3bsuOqqqwYNGlRaWmp2cxATYL8jWVYWcIYkPFZVNRgMBoNBnONLKvoId/r06T179ly9ejVskkHSCvY7khVkAdl5NGuP1qHas2fPo48+umnTJlp5FGrzhf04is8ooCIL7JMpKCgYNmxYZmZmWVmZPqEPclxwBpBt2O9IVpAFLTwFO9Igd6ypqWnJkiU9e/bMzs7WF49D8SUPWMaF+gUul2vHjh0NDQ20OilsmEHlpQPsdyQryIIWkae7NTRN279//1133TVixIg1a9YoigKTfQTFl3xoRot+ry58KHpMbSOSXNjvSKbLQr8vjbROM4VCoVWrVnXr1m3mzJlnzpyh3wUzhv0GFJ8htD1TXFVVKAjW0NAAdx0Atk6nvIFI6mC/I5kuC31noydsyLLc0tLy7bfffv/991CjBb6rL51EQfEZSJjRVFVtamoqLi52uVyBQABKk+IeXuZhvyNZRBa0xDxp3aILz8MyLn0+GAxikYKkQg8zEUURCkPccsstXbp0WbduHZ1phZKlEW9CCBuw35GsIAv92RqEkKampqampmAwCLumoBIfz/Pt9TQUnyGA7NoO5RYtWjR48OA5c+ZUVFSIoghCNKWFSMpgvyNZQRYwWQ6ze7IsHz16dO/evc3NzaIo8jwf9jJc3Ege+pE1JLWoqlpRUXHzzTf37dt369atdCQOS/CmNhZJIux3JNNlEQqFaBZFKBSqqamZM2dOjx49li5dGuVvQPElFU3T1qxZk5+fX1VVZXZbkBTBfkeyiCzoOO6f//znjTfeeMstt2zfvj3Kn0XxJRWe5+HOxPM8rOeKoogHcbAN+x3JCrKA43ElSWppaZk7d25GRsbjjz8ecVtuRFB8SQXW2f1+P8yxRtw8gzAG+x3JCrKgBeU1Tfviiy+WL1++a9eu6H8cxZdU4NMRBEFRlNraWshqxsrMbMN+R7KCLGBZw+fzQRUWSZLoqa/RgOJLAaFQ6Jlnnrn66qtfeuml6urqiIUREWZgvyNZQRZ0oy65uEBIlHQmPtFZMJO7iAm5RU2EEKKWF2Q5Lv7WzAKnGOmXpC80zej1118fMWLEL37xi6NHj0Y89QlhBvOlkGxMFx/tV83NzR6PJxQKxTp3HtWIz38oL9PBcWOy84vrLvKq6i/Jz+Q4zpGdf6gO89MiQvMrp0yZwnHc+vXr9eeRI+yB4ksFoVDI6XTOnDnzP//zP3fv3k0u3rzRKVGJDwZ3mfkl/vDuqjoLsjhHZt4hf8QfRAghrZ/II488kpmZuW7dusbGRrNbhCQR86WQbFIpPtiDETZSgBHf//3f/40cOTIrK2vv3r2wemjsHJ/qLMjiOEdukTf8OxAItwa/SCRgfKeqaiAQgLxLurYbDAahNKymaVAs1uzGIgaA4jMM/dHg0EPoMy6X64EHHujRo8eyZcs8Hg+UKjB0xKd6ixY5ItutqSh3AudYVOTFwK1d9CkssEtX0zRBEGhmH3wLpilwRwcDoPgMg4719OMFQogsy2fPnl24cOHtt9/+zjvvxJEcG4X42rebtyjXEXEkiPwIrT8KVRGhTA58iPA5wh5eWjobsTsoPsOAnqMvRqAvJQ8llz0eD7wYKhRE+Zs7F5+3KNfBcVkFzjbze96iRQ7OkVVQjuO9DhBFke7eVRRlx44df/rTnwoLC1taWvQjd1mWsWQLG6D4DIaWHYVeBCl7brcbKu7R18QULnUqPpjgax9MYekIuDnBSU/wzPLlyx0OR3Z29vfffw8VDfTFC9B9DIDiMxKYGyKtxwmFlSCFWnvtFd3rgM7EB8sXkewGS704wdchdI4CaufwPH/kyJG777778ssvf/PNNyEKliQJyzKzBIrPMEBt0IVoJ6mvr8/Ly3vrrbdqa2thppy0Fh+N3n2diK99u7W/1ItcBD0Gj6bvPfLIIxkZGfPmzTt37hy8Bg/iYAkUn5HQUR6s/QmCsGXLlptuumncuHGffvop0VXci6kLdSK+dpcvOljqRX4EZKf/RGRZ/u67744ePdrS0iLLMmgR8l1w0McGKD4jaRvnzpkzJyMj4+mnn66vr4epPehIxs3xdbB80VSUOwEn+BKBnjlJ61bpDwJF7AuKzzCgrBsU+YAv9+/ff8cdd4wZM2bjxo1+vx/WPYzeq9u+3dpd6kWiwuPxBAIBuIHBHB+JfWEKsSYoPiOhAz2PxwP95ODBg5s3b66srCSt5QniOMGrffFJdUXPZ3JcpAk+b3lBjgMn+BLD7/cfPHjwxIkThJBQK/DJIrYGxWcwsDJIc1noeV00v48eKB79uC+i+NqksNBoF4JfTGdJFEEQVq5cOWzYMDiHSJ+hidgdFJ9h0KwIn89HU71oWl9YWaqYAt7O0lmQZLF169abb755woQJH3/8MSEkFArp85kR+8J+R0qlLPQTfEePHj1//jxd7qApfkBMC7soPlNQVfXcuXPZ2dndu3dftmwZ/XBx0McA7HekFCcwe71eWZbLysruuOOOcePGbd++HXZB0e0ctNug+KyPoihvv/32rFmz3n33Xf1AHrE77HeklMlCb7Q33njj2muvnT59+jfffENfELZnA8VnfWANF9L36JQF6o8B2O9IKR7xQZX5e+65p0uXLvn5+bQqQSKg+ExBf6Y4uI/WmzC1XYgBsN+RUHxIfKD4GIb9jpTixQ1Zlquqqp577rmpU6fu378/1noEEUHxmYXf74dspFiLZiMWh/2OlDJZwM4NeCxJEs/zcexOiwiKzyxEUYR05c8+++yXv/zlihUroIC22e1CEoX9jpT6dBa32w0nMxhVzwPFZwqiKEL9AlEU8/PzhwwZkpOTQ4u1ILaG/Y6USlnQCuYUyGVJ8Nei+ExBn3NeXFw8bdq0K6+8Mi8vD1d1GYD9jpQyWcBZDc8999yKFSsOHz7M8zyO+OyOJEmgObfb/fTTTw8aNGjJkiWBQMDsdiGJwn5HSmUeX2lp6dixY6+55povvviCZn4lDorPFGBnriRJgUBAFMXy8vLvvvsOh3tswH5HSqUsli5dOmjQoF//+te0nkdYAfr4QPGZAohP//FhTSpmYL8jJUMWoijCWICey0UI8Xq9kydP7t69+z//+U9YDaR5/wn+ORSfRYCjo6gN4QGcRQnncpjdQCRa2O9IyZAFXOVgPfAa1Bk9efJkYWHhqVOnwIb603UTAcVnFvRDDAaD4LWmpqaSkpKKigooOAbL96T1kjC1sUgMsN+RkiQLuPPr7/8+ny8sV9nn87V9Mg5QfGZB1RYKhQKBwJkzZ+bOnXv55ZcvXbqUKg8OZsPkPnvBfkdKhizAdLTSVFNTE9gNio/SYaBRoPjMQj+mI4Soqrp27doBAwb86le/gtKkpLXAIm7qsBfsd6QUiE9RlLKysvPnzwcCAXq8JCQz0yMlEwHFZy48z3u9Xr/fz/P87t27MzMzx48fv3nzZpjugNfEVFIbMR32O5LhsoBrXRAEqCMPV//DDz88dOjQtWvXNjc3hxUcTfwvovhMAY5YI7oy2oSQhoaGV1555YEHHoDzQuG7YVVmEevDfkcyXBYQ1VLxybJcWVl5ww03ZGRkfPbZZ5C/IkkSLOxiOovdkWU5EAjQYTt84vTocSpHxF6w35EMlwXtA/Q+//LLLw8bNmzatGmnTp2Co8RJaxaYIX8RxWcKUGGMls6GdVs4NBlW7emVgOcQ2Q72O1KS0lloPV5N0zZu3Dhx4sR333337NmztCQfvMCQjBYUnwWBT5mWq0Lr2Qv2O5LhstDn7kPAq2maKIr6nAYUH8NomlZVVfX6668/88wzX331FSxkmd0oJDbY70iGywKOEyLtL1wYmLoMoPisxunTp//4xz86HI4VK1bATS6m80IR02G/IyVJFjzPw3DP4/HQxD2oPGp4B0DxWQpIXF+7dm23bt3uvffehoYG0nqSlNlNQ6KF/Y6UJFnAsO7IkSPLly/fvXs3z/Pk4jGggRPeKD4LsmvXrvHjx0+aNGn79u2iKJrdHCQ22O9IhsuC53koUkAIyc3NvfTSS+fNmwebN+lrINMFy1IxCUzpNjY2njp1qrq6GqwHW3fNbhoSLex3pOTJwuVy3X777RkZGZs3b4Z9GjDRA4t9Bga8KD6rIUmS3++H1BZDNucgKYb9jmS4LPx+P9RlOXz48ODBg6+99trTp0+3l6iMhw2xB81hptnLcLczu11IDLDfkZIhCygrr6rqv/71rz179kAiS/IyuVB8VgNWseCx2+12Op24pGsv2O9IyZAFXPRwz4e9uknNX0XxWQqauaKq6ocffjho0KA777yzpqbG7HYhMcB+R0qGLNpuzzRkT257RCU+v7Noc16248LLHNl5hSV1OAhJEnTEd+DAgUmTJo0ZM+a9997DqvQ2AsUXM1B/pa6uDgJeKMBn8ojPfygv0+HIzv/M6SWEEHHyDnYAAB0pSURBVL/zs7xsBzctr6Qlea1KZ0KhUDAYVBSltrZ22bJlffv2nTNnDia12AgUXzw0NTVdc801w4cPP3nyJOxdT6r7OhNfS0neNC4zv8SvG+GpVYU5Y7isAieO+pIDHLXB8/ymTZtuvfXWgoICXN+wESi+mBFF8f333+/Tp8+4cePq6+shp8/MUNdblOtwZBWUX6w41e/81ulH7RkPTU2HmT6e52H4b3a7kBhA8cXD7Nmze/fuvWjRoqamJq/Xq6oqnCZu+B8COhafXJI3ksvMK/En6a8jYdC1LEmSwHd40pDtQPHFjKqq9957b//+/ffv3w+Xe3Nzc1LDHBSf1YBbHUzqQcCLqXz2AsUXGVi1gIhGvxUJbvWBQMDn86mqmprjtfTia7svSnUWZKH4UgtUYIZ/CSGBQOCrr77Kz8/ftGkTISQUCvl8PhgYwhqI2e1FwkHxdQTM3DU3NxNCJEmCBwBczeBBURQFQUhNqDtx4sTi4uKLvh15jo/IJa/9Pq+wpA5DMONRVZXqTFGUc+fOvfTSS4MGDcrJyXG5XHjwkPVB8bUL7EUnuqw9qDvU1NQUDAZhqyasbCQ1l+W9997j2rBgwQJdxmykVV3SVJQ7gXMsKvJiDzQYiGoBeEZRlO3bt/fu3Xvs2LGlpaX6F0O5CjOaiXQEii9aYEz39ddfv/feexDIkNYhobFlR/WcOnVK77uBAwfqv9ywYcOFyDdyHl/WoqJa1F6SgEEfFClQFOX777//+c9/PmrUqO3bt/v9flEUMci1Mii+TgC1+Xw+WMf4wx/+0K1bt9dee622thaOD6enShvTXB2CINxwww10iMdx3KlTp0aMGBE58vU7iwpyM1ufx50byYbe6iChr7m5edu2bW+99daZM2dAiOY2D+kYFF9kIDUvrKyu3+/v27cvx3FwjCR9XlGUZKSzTJ48mdqtubkZ3khpaenYsWMfe+yx9iNfJOnQUtv0RL0ODpnEcZ8FQfG1CyzJ0S9FUdyzZ88ll1xy6623njlzhp6pmqQgt6amhnpt165dRPdGnE5nc3NzcXHxxIkTI0e+SJKB5QuY6oXFfZ/PRwiRZdnn8wWDwUAggLN7VgbF1y6apsHlS21SXl6+bNmy559/HoQYDAb1M31GNRiYM2cOHc3BM23fiCAIGzZs6GTNFzEaGsnSdBYK2BAeQ0YUlG40oZVIh6D42gVWdel1DEWVU3N8amFhoT7IhSfbeyM1NTUwA4iRr7lomlZWVnb33XePHTu2paUFKnJ7vV6z24VEAMUXGbhdk9ZxHwQyqaFtkAt0/EYw8rUCTqdz2rRpw4cPLyws9Pv9EDFg1RYLguJrF32QomlaY2MjLO8a17TItA1ygU7fCEa+5qIoSlVV1bPPPtuvX78//vGPpPU4eQx1LQiKr11onKIoSlNT02233fbUU0/V1dUlNdqNGOQCUb4RjHxNJBgMfvLJJ4MGDZoxYwZs4TDk0BXEcFB8nQB5LaWlpRzH/fu//3tSg8f2glwgpjeCkW/qURQFTlxraGiAJd22qx+IRUDxRQZ8R1rX6R5//PGePXs+8cQTSd2D2V6QC8T6RjDyTT1w2ehlh6GuNUHxRYZewZqmNTU1TZo0yeFwfPbZZ8mLczsIcoH43ghGvikD7pH0LHmazmJ2u5AIoPg6ASZoFEXZv3+/QS2KQMdBLpDIG8HINwVAVjMUJQ0EAgcOHCgpKTG7UUhkUHwdAYGtpmk0GytJN/COg1wgQYNj5JsCYLjX1NS0dOnSSy+99MknnyRJu2aQREDxdYQsy8FgEOKXmpqaJCWjdhrkAgmKD8DIN6koiiIIgtvt3rp1a+/evUeNGgVbes1uFxIOii8ymqbB6ZF+v//LL7+kzxs+UR1NkAsYIj4AI9/kAQFvRUXF+PHjr7rqKqfTaXaLkAig+DoiEAisWrWqV69e9913XyAQIEmotBFNkAsYKD6CkW8SkCSppaUFlsXq6+v/9re/LViw4JtvvjG7XUgEUHztomlafX399OnTL7vssldffZUQAplZBrYtyiAXMFZ8AEa+SUVfswCxFCi+dlFV9cSJEz169OjTp09jY6PhOy6jD3KBZIgPwMjXKBRFoVt0cc+GlUHxRQb2lldUVEybNm3atGmSJMHsnoHHp0Yf5ALJEx/ByNcg9McMQV4LJjBbExRfZPTXazAYpPXXjGpVTEEukFTxARj5JgJNXVZVVRAERVEqKysXL1789NNPm900JBwUH6HHpMG0NH0MwBBPFMWWlhajmhRrkAukQHwARr6JQIs2KopSWlras2fPQYMGVVdXw1QJvXcaGDogcYDiu3BgAs1Vpr6jlyadn/b5fIYcIhNrkAukTHwEI9+4gAtJHyucP3/+5z//ed++fdeuXUt0YURqzqFHOgDFd5H4IE4hhPh8vvXr169bt66+vp6O9eipkokQR5ALpFJ8AEa+cQBxLhzE0dTU9Je//OWKK6747W9/GwgE3G43vAZn/Uwn3cUHh0PTx3SUV1NTc+ONNw4dOhTOhzZqt3l8QS6QevEBGPnGhL4UlSzLZ8+e3bBhQ0VFBX2Bx+MxqWnIj6D4fhQfHCIDezZ27tzZpUuXK6+8srGxkRASDAbBfQnqL74gFzBLfAQj36iJeLIaPYISvnS5XPAAp/lMJN3FR6HzL7IsV1dXv/HGG0OHDp0/f77+NQmm8sUd5AImig/AyDdKFEWBE+hVVQ0EArIswwAZTqCnL0PxmQiKj9BiuXBPVhSlsbFx//79L7zwQklJCUzZwCsTmZBOJMgFTBcfgJFve0BWAF0l0w/9VFWtra2lX8L2R8RELNGXkko0ixsQ7cJiblj5XLgtK4oCw724V3UTCXIBi4iPYOTbPnDBgP68Xi/P84QQj8fz0EMPXXrppQcPHiS6Co9YrspErNKXkkenvoCjEuigDy5WY7MNEgxyAeuID8DIN0p8Pt/cuXP79es3b948olvSxQ1tJmKtvpQMohEfHc1Bxb2IU9Rxk3iQC1hNfABGvp0iSdKnn37atWvXqVOnEkJ4nodQF+o8mt26NMWKfclYOl3VhaRTSZKCwaCiKIcPHx41atTDDz9sVAMSD3IBa4qPYOTbGVCer3///uPGjYNbrN/vN7tR6Y5F+5KBRO8LKCL06aef9urV67//+78N+euGBLmAZcUHYOTbAZAjRY9phidFUcQRn1lYui8ZQjSruqFQCMZ9VVVVc+bMufzyy/Pz8xP/00YFuYDFxQdg5NsWTdN8Ph88hrljv99vyN5HJG5s0JcSpNNQV5ZlOCqBEFJZWTl16tRrrrnGkDPVjApyAVuIj2Dk2yH6VFC3240jPrOwR19KhGhGfPBAkqSGhoaGhobq6urEBykGBrmAXcQHYOSrR9O0QCBQU1OzdevW77//3uVywYkuZrcrfbFTX4qPaMQHSVWQZxAKhc6fP5/gHzU2yAXsJT4AI18AtoGvXr26S5cuCxYsgIAXSxWYiP36Uqx06gtanQW24obtK4oPY4NcwI7iIxj5tqIoytdff81x3Pjx41VVbWxsxBGfidiyL8VEx76AbUbBYBCuRcitTzCPz/AgF7Cp+IB0jnw1TYOSjsFgcNiwYT179qyurqabghBTsHFfipIoFzfOnTv38ssvDxw48OGHH07k4PBkBLmArcUHpGfkq2maIAhwgMHKlSsffPBBp9MJs3446DML2/elTolGfISQ6urqhx9+eMCAAXBCQtwjvmQEuQAD4iNpHPnCFUVL3mI6i7mw0Jc6plNfhEIhn8935MiR4cOHjx49urKyksS7VzdJQS7AhviAtIp8YXBHCKG1W4jupBfEFNjpS+0RzaquLMvffvvt1KlT7733Xq/XG5+zkhfkAiyJD0jPyJfneZfLheIzF9b6Uls69oWiKLBXHEqzQH5pfGehJi/IBdgTH0mbyBem+eCGWllZuWTJkldffdWQI1yQ+GCwL4URzYiPFo8MhUKCIMRxOSY1yAWYFB/AduQLh9OT1hp8Bw4c6Nq168CBA7FUgYkw25confoCylLRgwFBfPRIyWhIdpALMCw+gOHIN6ws84gRI7p06eJ0OumUH1x+oijCOX84Ekw2jPclEoUv3G73tm3b3njjjR9++IHEFecmO8gFmBcfYTryhfVcWMy9//77+/Xrt3r1apfLBTdaMB3kk2Jx5hTAfl/q2Beapn333XczZswYNWrUunXrvF6voigtLS3RJ5emIMgF0kF8AHuRbygU0scQhw4d2rRpk75gAYz44DEc9ZfqJqYZ7PelTn3xxRdfDB06dOzYsd9++y1N34syjy81QS6QPuIDGIt8IYygN9T6+npN0zwej8vl0k8xG3WCM9Ix7Peljn3B8/z69eu7des2ZcoUQoiiKH6/P/rtRKkJcoF0Ex9hMfKl56vpLzBZluEsSoLDvVTBfl/q2BehUOj48eP5+fmbNm0irUWYo/zNKQtygTQUH2D3yBdyWeCx/iDTQCDQ3NwME3+BQICO+8xsa9rAfl+KxhdwAnQgEIh+WSOVQS6QtuID7B75QvIAeE0Uxerq6ltvvXXkyJHHjx/XF6PXT/YhyYP9vtSxL2gCM73fwqlDnf7aVAa5QJqLj9g88qWbc+mi7ZAhQ7p06XL8+HFZlnmep8oTBAFPnkw27Pcl8AWkRxFCJEmiCQQA1OPT/wj1YHukOMgFUHyA7SJfuleXHk5PCBEE4be//W1GRsaqVav8fr8oirCsgXN8qYH9vgS+CAaD+uwBkJ3T6VyyZMljjz128OBBuODgouz4ykt9kAug+PTYK/KF4R6Ij95lN27cOHjw4JycnMrKSpjpw+zllMF+X9L7AoZ7kiTxPC/L8r59+0aNGjVhwoSvvvoK8kvpWlsHI77UB7kAii8M20W+cFuFFGVCSHNzc0VFBTyWZRluvTjNlxrY70v6UFeSJDruk2X5nXfeycjImD59elNTE9Et6XYQ6poS5AIovojYIvINq+kdNrvC8zzdsIEjvtTAfl+ivqDXE5zuXFZWNn/+/IEDBy5cuBAiEcgg7WDLmllBLoDi6wDrR75h9UfhlDXIXhZFkT7v8/mwRmkKYL8vgS8URYFQAk7YgG/5/f6jR48WFxfrJ5U7EJ9ZQS6A4usY60e+qqryPA+P6W24vr7+888/93q98IwkSbikmwLY70vgC3qGpKIooVAIkqrorRWCXPAdfU3Y7zExyAVQfNFg5ciXpi5TgsHg0KFDe/To8d1333m93paWFrReamC/L1Ff0IUzUJt+HUO/f4jOPesxN8gFUHzRY7XIly5rwJfQEqh+9thjj/Xu3XvlypVut5sQEggE0H0pgP2+REd8sL4BMa/P53O73bIsR9kZzA1yARRfTFg/8gXeeuut/v37z5w5s66ujs4ym90o9mG/L+kXN+gtd+fOnWPGjLn77rvLy8s7/Q2mB7kAii8OrBz5AocOHZoxY8bSpUtdLpfZbUkj2O9L4Au/3w+n5cIo7/333x84cOA999zTqcisEOQCKL64sVrkS6F3Yo/HAxEuz/MY6qYA9vuS3hcQ7Xo8ntWrVw8YMGDevHmdpg5YIcgFUHyJYM3Il67hUtnpN+0iyYP9vkR9wfO8z+cjhFRUVMydO/enP/3p+vXrO/5ZiwS5AIovcawZ+ba0tMDQD0rPm9uYNIH9vkR9AeUeYb8avcF2cGu1TpALoPiMwjqRL2Qva5r2/vvvP/vss+Xl5bCrEqPdZMN+XwJfyLIcFkFIkkTL4UbEOkEugOIzEOtEvm63W1XVzMzM7t2779q1K/rDXpBEYL8v6X0himIgEIA8vo5vqpYKcgEUn+GYHvnS0qQLFy687LLLHnnkkaqqKox2UwD7fUnvC0VRzpw5s2/fvlOnTtGz/tpitSAXQPElCXMjX9i0u3///quuuur2228/ceIErmykAPb7Ete6Vxc2or333ns33HDDL37xi2PHjrUnPqsFuQCKL3mYFfnSM9Vqamr++te/btq0qbGxEY4VT/afTnPY70uxis+CQS6A4ks2qY98UXxmwX5f4nT1+ILBYH5+fpcuXX79619DEbSwYgTWDHIBFF9qSGXkCxso4TH6LpWw35c43Za1ioqKP/zhD1deeeWqVasiVhu1ZpALoPhSRiojX7rIBoXRJEnyer1Yki/ZsN+XOF11lqqqqrVr1y5atGjfvn2BQADymSmWDXIBFF+KSUHkC0cgEN3Ra1iINDWw35fCfAFFqNpmS1k5yAVQfKaQ1MgXZEcPFM/Ly5s8efIXX3wR/fnOSHyw35eoL2gRZnAf1OajgYaVg1wAxWcWyY58aVbpQw891KdPn9dee62lpcWoX45EhP2+pF/VJYTQ43RDoRCtQW/xIBdA8ZlLMiJfmsAsCIKqqq+99trIkSOzsrJ++OEHg1qNRIb9vsS1FiL9+uuvV6xY8cknnyiKEgwGYVZF0zTrB7kAis8KGBv5BoNBEB/spywpKbnhhhuGDRt26NAh+gKoFi5JEq75Ggj7fQl8IYpiXl5ev379Zs+eXVtbq5/js36QC6D4koBUV1KYlz3mgsMyFxU6vZ3+TDIiX0EQoHbGkSNHTp8+LQgCnZahB052cOopEivs9yXwhcvlys3N7dev37PPPgvPQxLf5s2brR/kAig+o/GWF+Q4uKzcwnI/IWptYY6D47IKnNG5xZDIF+aa4TFIDZ7RH/sHZ2MRFJ+hsN+XwBd79uz5r//6rzFjxrzzzjv0EDW7BLkAis9YVGdBFufIKii/4BK1vCDLwY3MK4klmSTByBdCXXrAkCzLMAMDga3P56OhSdsT2pBEYL8vgS8aGxuLiop2797d2NgIR+uqqvrQQw/ZIsgFUHyG0lSUO4FzLCrytnqvtjDH4cjMO+SP8RclEvmCy2hgC5s3/H7/uXPnRFEkhMDQj+d5urkNMQT2+xL1RSgUEgQhGAzCZfTBBx90GOTqZ3+yFhXVqkT1l+Rn6scIqQXFZyTeolwH58gtujClp1YV5oxxZK8v98f52cYd+dL1DZAgz/NLly4dPHjwiy++WF1drU9mhhq68TUPCYP9vhTRF50FufrZH6mu6PlMx6KilsrCnDFcZn5JvH0jQVB8xqF6ixY5uAm5RQ3eokUOuA6int3rgDgiX7gN050biqIsXrz4qquuevLJJ6urqzVN43meyhExCvb7Eqc7V5c+mZOTA9fl/Pnz2/yEVFv4qIMbk1NYpZv9yV6Zl+PgpuWVmJZZiuIzjshxriFj+ZgiX5rHBzs3CCGKouzdu3f06NE/+9nPDh8+DBlXpDXmxfrMRsFgX4JcZbhiFEWBu25mZuaqVauam5tVVaUruTfddFOEINdblOvgLh7ZNRXlTuC4eCaADATFZxhhcS5pXdkwYtAHxBT56ouBC4LQ1NQ0adKkW2655euvv6Y2hDs3buM1Ctb6EsQFdHCnaRrHcS+++OKQIUPmz58vimJYkNsmghCdBTO5sIk86BXmBbkAis8gaJzb9ONzckneSI7LLqwz9C9FE/nSnZQXGqeqkLTs8/lCoRBEwfRebmjr0ho2+xLsSIPbI8dxDzzwQN++fZcvX04I+d3vfqdfyW1zMcHgbmaBU2x9pk3kaxIoPoMIj3NJMpetOo18IS4JS1UJhUKwl4OGuvqMPyRxGOxLepeFQiGO4+64447MzMy9e/f+61//ohefy+WKlBh1tjB7JMf9vrAOLjLVX74+28HFmt6VDFB8xgBTGY5HC2tb58vUqmQvW0UT+eqvW1EUafxLDx3HUNdAGOxL+hoEqqpyHOd2u+vr60+cOKEPcuEyajPi85fkZXIXxnde52f52Q5H5lNPZY9cVOQV64reLMDFDXujti7jXpixVesOrc/N4jKfL6pL+rpBx5Ev3aAGX1ZUVHz88cfl5eV03QN3bhgIa30JdmXoq9pyHAf7NGiQO2/ePKjLAlFG2G+40BOAzNyCIqcfRgTcmOyC73Bxw+ZAnPv4m2/+/kIWiyM7b/M+Z6pmb6OJfDVNa25ufvrpp6+++uoXXnjh/PnzoDyc4zMQBvsSPVcIdmiAL/R7cl0uF00RsNHFhOIzgLbruWYQTeS7Zs2a4cOHZ2dnnzhxQhRFv9+P1UkNhLW+JMtyKBRSW/F4PBzHVVVV0Sts69atMNCz3R4gFF/CRFrPNY/2Il+4LHfv3v0f//EfkyZN2r9/f9u4BEkQ0/qSIAgvvvhiMg5wgbrKcPXk5+dzHHfjjTfqV3LtQmFhoT71gYpv165dFi8kY1XarueaTAeRr8fjWbhw4dy5c8vKyuBi5nne7pWZN2zYsGHDBrNbQYhZ4hMEAarglZaWJulPKIridrufeOIJ/SVlL1+sWbNm4sSJNAIC8a1Zs2bOnDlJOu2QbcLLsViGtpHvU089VVVVRcNb2NZmdjMNACy/YMEC0y9gE8RHrZeM4Z7L5YLLBQ6TnD59un4l1/A/l2x27dpF/6M4jkPrMUzbyPcf//gH/ayhfCQD+oNjHqZPnx5z1X6/s6jw3bzs/9e6bVT1OwtzMx2OnMLa2G9lqRZfUq0HQDqooigffvghhyB25qabbvJ6vQz4Tk9paenEiRNjK1sNu6eArAKn2ppgy8VZXSLV4qPH+iAIgsQWvlxILJtZULIvP/dvhxJIvUy1+GCrbLLjNVEU4SZp9seKIPHz5JNPvvzyy+Xl5YQQRVF4nvd6zc3DMYw1a9ZwHLdmzZpYf1B1FmRxXOIJ5ybM8RUXF8f3nqOBrucGg0GYGOY4DrMBEHsBKVnwWNO0YDDI0ma1uK1HyIWYN/FMTHNWdeGdJ2O1QRRFWNkgrScYcBxnr3w9BCGtdYb0ezbYqMeXkPVIa7SbcE6SaXl8sMThdDqT/Yc4zPtFEGsA6SwJRHtS7UdvFrz5uOOi+knxYGYC84IFC5KXx0dB8SGIRUg0gdn/7UdFZ1VvUW5ruWy1rqIirn3W7EsBxYcgtkatLczJer6o1vnRK9tr1R/LZZfXlnxU5IyvbojtpXBhlaf9mB/Fh9gPqAitx5GdV1hSZ7VNJynhwsmfuYWtRXSgNvCFk+Djw+5SEJ0FM7lbMzMd7e48R/HFBZTg12OVvf1pgVySN1Jf/VaqK3o+0wJlwJnB5lJQywuyRma9uenNrHZ3rqD44geKFZtdiDAdCRdfa3xn9KkgaYutpQBVhqblldQ5C2Zy7Sz0oPjiB8Rn3NljSLS0Iz7TKwkyg62l0FSUOwG6ZQfnoqL44say5UzYJ2Kom5L6+GmCnaWgW9XWSzAMm4qv7ez2BVIX7MA0H07tmUHEj9+RU1COAz5jsKUUCCGtcS4Nb8O+/BE7iy8zr8TEuTXLle1MI8JHfBdKMOHHYRS2lAIhtE5Dm5tim0kQFF+cWON4ijSl7RzfhVu7ufdCdrClFEjk6afIIxQUX1xAN8MJPpNoV3yJbtVCAFtK4cL0U7jjIh8lg+KLC7GDhXIk6bQRn1r32aJ4qw0jbbGlFNpd2o/0vJ3F15ZUqbB1VxAmsphDhI8/C854NrtljGBLKcSEncVn2ogPNgLiBB/CKraUQkyg+GKn/fNn1aqP1hejDRG7Y0spxASKL3baS2SRagsXLcK0PsT+2FIKMYHiixHYDx9e8EatKynMy3ZgHhnCBLaUQkzYWXyRuDjHwVgu1PhqF0dm3iHMIkMYwJZSiAmbig9BkOTBvhRQfAiChMG+FFB8CIKEwb4UUHwIgoTBvhRQfAiChMG+FFB8CIKEwaAUnE6nIAj0S734nE5nc3OzGY1CEMRCMCg+juMmTpxYU1NDvySECIKwZs0ajuMKCwtNbR2CIObDoPicTufEiRM5jisuLiaEcBzX3Nw8Z84cjuPWrFljdusQBDEfBsVHCNGbDgaA1IMIgiBsio/oYtuwyBdBEIRZ8QHFxcWFhYX6tQ4EQRDGxYcgCNIWFB+CIGkHig9BkLQDxYcgSNqB4kMQJO1A8SEIknag+BAESTtQfAiCpB0oPgRB0o7/D2DCPOtwEP6oAAAAAElFTkSuQmCC" width="320" /><br />
yang persamaan geraknya pada sumbu x ($x_0,y_0$ ada di A):<br />
\[x=v_0\cos\theta~ t\]<br />
(dengan $\theta$ adalah sudut elevasi), dan pada sumbu y:<br />
\[y=v_0\sin\theta t -\frac{1}{2}gt^2\]<br />
lalu subtitusikan $t$ dari persamaan pertama ke kedua sehingga persamaan menjadi :<br />
\[y=\tan\theta~x-\frac{gx^2}{2v_0^2 \cos^2\theta}\]<br />
kemudian dengan menggunakan dua titik pada gambar di atas, yaitu titik B(L,0) dan C($AC\cos\alpha$, ${H+AC\cos\alpha}$), dengan AC adalah (aturan sinus)<br />
\[\frac{AC}{\sin\beta}=\frac{L}{\sin(\pi-(\alpha+\beta))}\]<br />
Maka dari 2 titik itu didapatkan persamaan<br />
\[0&=\tan\theta~L-\frac{gL^2}{2v_0^2 \cos^2\theta}\\<br />
\]<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-22167470894896645842016-03-02T16:08:00.001+07:002016-03-02T16:25:58.315+07:00Cara Menulis LaTex di Blogger.com<div style="text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s1600-h/basmallah.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387499484324078802" src="https://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s320/basmallah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 57px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 130px;" /></a><br />
Persamaan Medan Gravitasi Einstein<br />
\[\boxed{G_{\mu \nu}\equiv E_{\mu\nu}-\frac{1}{2} R g_{\mu\nu} = \frac{8\pi G}{c^4} T_{\mu\nu}}\]<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillaah berhasil-berhasil... :-). Kalau pembaca bisa melihat persamaan Medan Gravitasi Einstein tertuliskan dengan indah a la LaTex, berarti memang berhasil seratur persen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yap, Blogspot.com milik saya ini sudah bisa menulis document seperti LaTex pada umumnya, dan lebih dahsyat lagi, tidak perlu nginstall apa-apa selain "kopi paste" aja lhoo...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mau tahu caranya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Fitur ini merupakan javascript yang disebut MathJax (silahkan cari-cari lebih lanjut ya...) cara mengaktifkannya mudah. Ikuti langkah ini :</div>
To enable MathJax, just drop in<br />
<pre class="lang-html prettyprint-override"><code><script type="text/javascript" src="http://cdn.mathjax.org/mathjax/latest/MathJax.js">
MathJax.Hub.Config({
extensions: ["tex2jax.js","TeX/AMSmath.js","TeX/AMSsymbols.js"],
jax: ["input/TeX", "output/HTML-CSS"],
tex2jax: {
inlineMath: [ ['$','$'], ["\\(","\\)"] ],
displayMath: [ ['$$','$$'], ["\\[","\\]"] ],
},
"HTML-CSS": { availableFonts: ["TeX"] }
});
</script>
</code></pre>
after the header (<code><head></code>) in the Blogger template (Design→Edit HTML→Edit Template). <br />
<br />
Bisa bahasa inggris kan gan? hehe</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
2. Kalau udah terinstall langsung deh nulis pakai kodingnya LaTex di blogger kamu. misalnya pakai apit tanda "$" untuk menulis persamaan yang dalam baris. Atau apit pakai "\[" dan "\]" (tanpa pakai tanda petik tentunya). POkonya mirip sama LaTex Editor yang dulu deh </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Selamat mencoba ya...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kalau gagal, boleh deh komen di sini, tapi yang nyambung ya...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-21619031103876709182015-11-20T15:43:00.000+07:002015-11-20T15:43:02.889+07:00Khutbah Jum'at - Para shalihin itu, benar-benar kita butuhkan<div style="text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s1600-h/basmallah.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387499484324078802" src="http://3.bp.blogspot.com/_LqCd01LIPnY/SsQ-PJ68pNI/AAAAAAAAAEI/Li3Cp-MrEGc/s320/basmallah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 57px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 130px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Khutbah Pertama:<br />إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.<br />أَمَّا بَعْدُ:<br />أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ.. اِتَّقُوْا اللهَ رَبَّكُمْ وَأَطِيْعُوْهُ لِتَنَالُوْا بِتَقْوَاهُ وَطَاعَتِهِ سَعَادَةَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَسَلُوْهُ جَلَّ وَعَلَا التَوْفِيْقَ وَالهِدَايَةَ وَالمَعُوْنَةَ عَلَى التَقْوَى وَالطَاعَةِ؛ فَإِنَّ الأَمْرَ كُلَّهُ بِيَدِهِ جَلَّ فِي عُلَاه<br /><br />ba'da tahmid, shalawat dan wasiat taqwa<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Jama'ah jum'at rahimakumullaah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang senantiasa berkeliling di seisi bumi sebagai tambahan (selain dari malaikat-malaikat yang menyertai makhluk)”, demikian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Beliau melanjutkan “Mereka (malaikat-malaikat itu) selalu mencari majelis-majelis dzikir. Jika mereka mendapatkan satu majelis yang di dalamnya mengingat Allah , maka mereka akan duduk beserta para ahlinya. Sebagian mereka melingkupi sebagian yang lain dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi ruang antara majelis itu dengan langit dunia.”<br />“Jika orang-orang itu bubar berpisah” sambung Rasulullah, “maka para malaikat itu pun naik ke langit. Kemudian bertanyalah Rabb kita jalla jalaluhu kepada mereka, meski Dia Maha Tahu atas segala sesuatu : “Dari manakah kalian datang?”<br />“Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di muka Bumi,” jawab para malaikat. “Mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid dan memohon kepada-Mu.”<br />Allah subhanahu wata'ala berfirman, “Apa yang mereka minta kepada-Ku?”<br />“Mereka meminta surga-Mu,” jawab para malaikat.<br />“Apakah mereka melihat surga-Ku?”<br />“Tidak, wahai Rabb kami.”<br />“Lalu bagaimana jika mereka pernah melihatnya? (Pastilah mereka lebih-lebih lagi memintanya).”<br />Para malaikat itu melanjutkan, “Dan mereka pun memohon perlindungan-Mu.”<br />“Dari apakah mereka meminta perlindungan-Ku?”<br />“Dari neraka-Mu.”<br />“Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?”<br />“Tidak, wahai Rabb kami.”<br />“Lalu bagaimana jika mereka pernah melihatnya? (Pastilah mereka lebih lagi dalam memohon perlindungan).”<br />Para malaikat melanjutkan,”Dan mereka memohon ampunan-Mu.”<br />Maka berfirmanlah Rabb kita Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, “Sungguh Aku mengaruniakan ampunan kepada mereka. Sungguh Aku menganugerahkan apa-apa yang mereka minta. Dan sungguh Aku melindungi mereka dari apa-apa yang mereka meminta perlindungan Ku darinya.”<br />“Wahai Rabb kami,” tukas para malaikat,”di antara mereka terdapat seseorang, dia adalah hamba yang banyak melakukan kesalahan (maksiat). Dan sungguh dia hanya melintas, lalu duduk bersama mereka.”<br />Allah subhanahu wata'ala berfirman, “Aku juga memberikan ampunan baginya. Sebab mereka ini (ahli majelis) adalah orang-orang yang teman duduknya tidak akan merasakan sengsara, siapapun dia.”<br />Allahu akbar, Allah Maha Besar, Maha Pemurah bagi hambanya..<br /><br />Jama'ah jum'at rahimakumullaah<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Asy-Syaukani (kitab tuhfatudz Dzakirin) menanggapi bagian akhir hadits ini. Beliau berkata : “Orang yang banyak kesalahan dan hanya sekedar melintas tapi duduk bersama para ahli majelis dzikir, disamakan dengan mereka meskipun dia bukan bagian dari mereka. Sesungguhnya keberkahan para ahli majelis dzikir itulah yang menjangkaunya, lalu dia disertakan untuk memperoleh ampunan, terhindar dari nekara dan dikaruniai surga sebagaimana mereka.”<br /><br />Sungguh benarlah perkataan Amirul Mu'miniin Umar ibn Khaththab radhiyallaahu 'anhu “Karunia terbaik bagi seorang hama sesudah keislamannya adalah : saudaranya yang shalih.”<br />Demikian pula perkataan imam Asy-Syafi'i yang dengan penuh kerendahan hati beliau berkata : “Aku mencintai orang-orang shalih, meski diri ini tidak termasuk bersama mereka. Semoga dengan begitu, aku akan menggapai syafa'at bersama mereka.”<br /><br />jama'ah jum'at rahimakumullaah<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi orang shalih adalah usaha yang harus kita lakukan, terus menerus dalam kehidupan kita untuk melakukan amal-amal kebaikan sehingga menjadikan diri kita sebagai shalihin. Namun tidak kalah penting pula adalah berusaha mencintai dan membersamai orang-orang shalih. Baik di dalam majelis-majelis mereka maupun dalam kehidupan sehari-hari, karena Rasulullah bersabda kepada Anas ibn Malik :<br />“Engkau (di akhirat )akan bersama dengan orang-orang yang engkau cintai.”<br /><br />أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.<br /><br />Khutbah Kedua:<br />الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Jama'ah jum'at rahimakumullaah<br /> </div>
<div style="text-align: justify;">
Kita sangat membutuhkan keberadaan dan kebersamaan dengan para orang-orang shalih ini.<br />Sebagaimana Imam Hasan Al-Bashri berkata : “Perbanyaklah kawan-kawan yang shalih. Sungguh mereka memiliki syafa'at di hari Kiamat.”<br />Seisi bumi adalah ladang yang membutuhkan keberkahan. Dan tanda kesuburannya yang paling besar adalah bertebarannya sosok-sosok kekasih Allah ini, makhluk-makhluk shalih yang melakukan ishlah, yaitu melakukan perbaikan dan kebaikan bagi hamba-hamba Allah lainnya.<br />“Shalihuun, yakni orang-orang shalih,” tulis Imam Ibnul-Jauzi dalam kitabnya Zadul Masir, “adalah nama yang disandang bagi setiap insan yang baik dalam batin maupun lahirnya.”<br />Imam Al-Alusi dalam tafsir ruhul ma'ani berkata :”Mereka adalah orang-orang yang mengerahkan seluruh usianya menuju ketaatan kepada Allah dan membelanjakan rizqi yang dikaruniakan pada mereka pada apapun yang di ridhaiNya.”<br />Keberadaan mereka menjadi pengundang rahmat Allah yang turun dari langit, sebab keberadaan merekalah Allah menjauhkan bencana, menurunkan hujan, memenangkan kebenaran dan ahlinya, tersebarkan yang ma'ruf dan tercegahlah apa-apa yang munkar, serta tertutuplah segala kekejian.<br />Maka sedemikian besar kebutuhan kita terhadap para shalihiin. <br />Jama'ah jum'at rahimakumullah, maka marilah kita menjadi orang-orang yang shalih, dan juga berusaha mencintai orang-orang shalih dan membersamai mereka, jika kita tidak mampu menjadi seperti mereka.<br /><br /><br /><br /><br />إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا<br />اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.<br /> اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِينَ<br /> رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.<br />وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ref : Lapis-lapis keberkahan, Salim a. Fillah</div>
Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com57tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-58935995669725205592015-10-19T21:18:00.001+07:002015-10-19T21:18:24.047+07:00CEO Google memiliki kisah inspiratif tentang kecoa.<p dir="ltr">Repost</p> <p dir="ltr">"Kecoa"</p> <p dir="ltr">CEO Google memiliki kisah inspiratif tentang kecoa. </p> <p dir="ltr">Nama Sundar Pichai kini mulai banyak dikenal oran g ketika menjabat pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome, Chrome OS, dan Chromebook.</p> <p dir="ltr">Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato yang indah oleh Sundar Pichai – seorang Alumni IIT-MIT dan mantan Global Head dari Google Chrome. Apa isi pidato tersebut?<br> kisah inspiratif<br> Sundar Pichai berpidato tentang kecoa. Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan.</p> <p dir="ltr">Teori kecoa untuk Pengembangan Pribadi</p> <p dir="ltr">Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.</p> <p dir="ltr">Dia mulai berteriak ketakutan.</p> <p dir="ltr">Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut.</p> <p dir="ltr">Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik.</p> <p dir="ltr">Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok.</p> <p dir="ltr">Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama.</p> <p dir="ltr">Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.</p> <p dir="ltr">Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.</p> <p dir="ltr">Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya.</p> <p dir="ltr">Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.</p> <p dir="ltr">Menyeruput kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?</p> <p dir="ltr">Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?</p> <p dir="ltr">Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.</p> <p dir="ltr">So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:</p> <p dir="ltr">"Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?"</p> <p dir="ltr">Ia melanjutkan pidatonya..</p> <p dir="ltr">"Dari tempat saya duduk, saya berpikir..</p> <p dir="ltr">Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?</p> <p dir="ltr">Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.</p> <p dir="ltr">Kecoa memang menjijikkan.<br> Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.<br> Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.</p> <p dir="ltr">Begitupun juga dengan masalah.</p> <p dir="ltr">Atau macet dijalanan, atau istri yang cerewet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb.</p> <p dir="ltr">Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.</p> <p dir="ltr">Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian."</p> <p dir="ltr">Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.</p> <p dir="ltr">Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya.</p> <p dir="ltr">Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya.</p> <p dir="ltr">Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.<br> Apa hikmah dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?</p> <p dir="ltr">Kita mengerti, kita tidak harus bereaksi dalam hidup. Akan lebih baik kita harus selalu merespon.</p> <p dir="ltr">Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon.</p> <p dir="ltr">Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik.</p> <p dir="ltr">Sebuah cara yang indah untuk memahami ………… HIDUP.</p> <p dir="ltr">Orang yang BAHAGIA bukan karena Semuanya berjalan dengan benar dalam Kehidupannya..</p> <p dir="ltr">Dia BAHAGIA karena Sikapnya dalam menanggapi Segala sesuatu di Kehidupannya Benar..!</p> <p dir="ltr">Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com50tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-37962671147079598142015-09-29T08:06:00.001+07:002015-09-29T08:06:06.129+07:00Si anak yahudi dan bapak tua<p dir="ltr"></p> <p dir="ltr">ISLAM ITU TAUHID dan AKHLAK</p> <p dir="ltr">Teks ini saya dapat dari grup lain ...sy share di grup ini sekedar utk mengingatkan kita sbg seorang muslim bhw Agama Islam itu mengajarkan kita tentang akhlak yg bgt tinggi. Maaf dan abaikan bila sdh pernah diposting sebelumnya....</p> <p dir="ltr">Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... DI SUATU tempat di Perancis sekitar lima puluh tahun yang lalu, ada seorang berkebangsaan Turki berumur 50 tahun bernama Ibrahim. Ia adalah orangtua yang menjual makanan di sebuah toko makanan.</p> <p dir="ltr">Toko tersebut terletak di sebuah apartemen di mana salah satu penghuninya adalah keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak bernama "Jad" berumur 7 tahun.</p> <p dir="ltr">Jad, si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat di mana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah. Setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.</p> <p dir="ltr">Pada suatu hari usai belanja, Jad lupa tidak mengambil cokelat ketika mau keluar, kemudian tiba-tiba Ibrahim memanggilnya dan memberitahu kalau ia lupa mengambil sepotong cokelat sebagaimana kebiasaannya.</p> <p dir="ltr">Jad kaget, karena ia mengira bahwa Ibrahim tidak mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Ia pun segera meminta maaf dan takut jika saja Ibrahim melaporkan perbuatannya tersebut kepada orangtuanya.</p> <p dir="ltr">"Tidak apa, yang penting kamu berjanji untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu mau keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu", ujar Ibrahim sebagai tanda persetujuan.</p> <p dir="ltr">Waktu berlalu, tahun pun berganti dan Ibrahim yang seorang Muslim kini menjadi layaknya seorang ayah dan teman akrab bagi Jad si anak Yahudi</p> <p dir="ltr">Sudah menjadi kebiasaan Jad saat menghadapi masalah, ia selalu datang dan berkonsultasi kepada Ibrahim. Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengambil sebuah buku dari laci, memberikannya kepada Jad dan kemudian menyuruhnya untuk membukanya secara acak.</p> <p dir="ltr">Setelah Jad membukanya, kemudian Ibrahim membaca dua lembar darinya, menutupnya dan mulai memberikan nasehat dan solusi dari permasalahan Jad.</p> <p dir="ltr">Beberapa tahun pun berlalu dan begitulah hari-hari yang dilalui Jad bersama Ibrahim, seorang Muslim Turki yang tua dan tidak berpendidikan tinggi.</p> <p dir="ltr">14 Tahun Berlalu ...</p> <p dir="ltr">Jad kini telah menjadi seorang pemuda gagah dan berumur 24 tahun, sedangkan Ibrahim saat itu berumur 67 tahun.</p> <p dir="ltr">Alkisah, Ibrahim akhirnya meninggal, namun sebelum wafat ia telah menyimpan sebuah kotak yang dititipkan kepada anak-anaknya di mana di dalam kotak tersebut ia letakkan sebuah buku yang selalu ia baca setiap kali Jad berkonsultasi kepadanya. Ibrahim berwasiat agar anak-anaknya nanti memberikan buku tersebut sebagai hadiah untuk Jad, seorang pemuda Yahudi.</p> <p dir="ltr">Jad baru mengetahui wafatnya Ibrahim ketika putranya menyampaikan wasiat untuk memberikan sebuah kotak. Jad pun merasa tergoncang dan sangat bersedih dengan berita tersebut, karena Ibrahim-lah yang selama ini memberikan solusi dari semua permasalahannya, dan Ibrahim lah satu-satunya teman sejati baginya.</p> <p dir="ltr">Hari-haripun berlalu, Setiap kali dirundung masalah, Jad selalu teringat Ibrahim. Kini ia hanya meninggalkan sebuah kotak. Kotak yang selalu ia buka, di dalamnya tersimpan sebuah buku yang dulu selalu dibaca Ibrahim setiap kali ia mendatanginya.</p> <p dir="ltr">Jad lalu mencoba membuka lembaran-lembaran buku itu, akan tetapi kitab itu berisikan tulisan berbahasa Arab sedangkan ia tidak bisa membacanya.</p> <p dir="ltr">Kemudian ia pergi ke salah seorang temannya yang berkebangsaan Tunisia dan memintanya untuk membacakan dua lembar dari kitab tersebut. Persis sebagaimana kebiasaan Ibrahim dahulu yang selalu memintanya membuka lembaran kitab itu dengan acak saat ia datang berkonsultasi.</p> <p dir="ltr">Teman Tunisia tersebut kemudian membacakan dan menerangkan makna dari dua lembar yang telah ia tunjukkan. Dan ternyata, apa yang dibaca oleh temannya itu, mengena persis ke dalam permasalahan yang dialami Jad kala itu.</p> <p dir="ltr">Lalu Jad bercerita mengenai permasalahan yang tengah menimpanya, Kemudian teman Tunisianya itu memberikan solusi kepadanya sesuai apa yang ia baca dari kitab tersebut.</p> <p dir="ltr">Jad pun terhenyak kaget, kemudian dengan penuh rasa penasaran ini bertanya, "Buku apa ini?"</p> <p dir="ltr">Ia menjawab, "Ini adalah Al-Qur'an, kitab sucinya orang Islam!"</p> <p dir="ltr">Jad sedikit tak percaya, sekaligus merasa takjub,</p> <p dir="ltr">Jad lalu kembali bertanya, "Bagaimana caranya menjadi seorang muslim?"</p> <p dir="ltr">Temannya menjawab, "Mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat!"</p> <p dir="ltr">Setelah itu, dan tanpa ada rasa ragu, Jad lalu mengucapkan Syahadat, ia pun kini memeluk agama Islam!</p> <p dir="ltr">Islamkan 6 juta orang ...</p> <p dir="ltr">Kini Jad sudah menjadi seorang Muslim, kemudian ia mengganti namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani sebagai rasa takdzim atas kitab Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab seluruh problema hidupnya selama ini. Dan sejak saat itulah ia memutuskan akan menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi menyebarkan ajaran Al-Qur'an.</p> <p dir="ltr">Mulailah Jadullah mempelajari Al-Qur'an serta memahami isinya, dilanjutkan dengan berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.</p> <p dir="ltr">Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua Afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :</p> <p dir="ltr">((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ...!!))</p> <p dir="rtl">"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!..." [QS. An-Nahl; 125]</p> <p dir="ltr">Iapun yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakannya.</p> <p dir="ltr">Beberapa waktu kemudian Jadullah meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang di antaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zulu, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.</p> <p dir="ltr">Akhir Hayat Jadullah ...</p> <p dir="ltr">Jadullah Al-Qur'ani, seorang Muslim sejati, da'i hakiki, menghabiskan umur 30 tahun sejak keislamannya untuk berdakwah di negara-negara Afrika yang gersang dan berhasil mengislamkan jutaan orang.</p> <p dir="ltr">Jadullah wafat pada tahun 2003 yang sebelumnya sempat sakit Beliau wafat dalam masa-masa berdakwah.</p> <p dir="ltr">Kisah pun belum selesai ...</p> <p dir="ltr">Ibu Jadullah Al-Qur'ani adalah seorang wanita Yahudi yang fanatik, ia adalah wanita berpendidikan dan dosen di salah satu perguruan tinggi. Ibunya baru memeluk Islam pada tahun 2005, dua tahun sepeninggal Jadullah yaitu saat berumur 70 tahun.</p> <p dir="ltr">Sang ibu bercerita bahwa –saat putranya masih hidup– ia menghabiskan waktu selama 30 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan putranya agar kembali menjadi Yahudi dengan berbagai macam cara, dengan segenap pengalaman, kemapanan ilmu dan kemampuannya, akan tetapi ia tidak dapat mempengaruhi putranya untuk kembali menjadi Yahudi.</p> <p dir="ltr">Sedangkan Ibrahim, seorang Muslim tua yang tidak berpendidikan tinggi, mampu melunakkan hatinya untuk memeluk Islam, hal ini tidak lain karena Islamlah satu-satunya agama yang benar.</p> <p dir="ltr">Yang menjadi pertanyaannya, "Mengapa Jad si anak Yahudi memeluk Islam?"</p> <p dir="ltr">Jadullah Al-Qur'ani bercerita bahwa Ibrahim yang ia kenal selama 17 tahun tidak pernah memanggilnya dengan kata-kata: "Hai orang kafir!" atau "Hai Yahudi!" bahkan Ibrahim tidak pernah untuk sekedar berucap: "Masuklah agama Islam!"</p> <p dir="ltr">Bayangkan, selama 17 tahun Ibrahim tidak pernah sekalipun mengajarinya tentang agama, tentang Islam ataupun tentang Yahudi. Seorang tua Muslim sederhana itu tak pernah mengajaknya diskusi masalah agama. Akan tetapi ia tahu bagaimana menuntun hati seorang anak kecil agar terikat dengan akhlak Al-Qur'an.</p> <p dir="ltr">Kemudian dari kesaksian Dr. Shafwat Hijazi (salah seorang dai kondang Mesir) yang suatu saat pernah mengikuti sebuah seminar di London dalam membahas problematika Darfur serta solusi penanganan dari kristenisasi, beliau berjumpa dengan salah satu pimpinan suku Zolo.</p> <p dir="ltr">Saat ditanya apakah ia memeluk Islam melalui Jadullah Al-Qur'ani?, ia menjawab; tidak! namun ia memeluk Islam melalui orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani.</p> <p dir="ltr">Subhanallah, akan ada berapa banyak lagi orang yang akan masuk Islam melalui orang-orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani. Dan Jadullah Al-Qur'ani sendiri memeluk Islam melalui tangan seorang muslim tua berkebangsaan Turki yang tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki akhlak yang jauh dan jauh lebih luhur dan suci.</p> <p dir="ltr">Begitulah hikayat tentang Jadullah Al-Qur'ani, kisah ini merupakan kisah nyata yang penulis dapatkan kemudian penulis terjemahkan dari catatan Almarhum Syeikh Imad Iffat yang dijuluki sebagai "Syaikh Kaum Revolusioner Mesir".</p> <p dir="ltr">Beliau adalah seorang ulama Al-Azhar dan anggota Lembaga Fatwa Mesir yang ditembak syahid dalam sebuah insiden di Kairo pada hari Jumat, 16 Desember 2011 silam.</p> <p dir="ltr">Kisah nyata ini layak untuk kita renungi bersama di masa-masa penuh fitnah seperti ini. Di saat banyak orang yang sudah tidak mengindahkan lagi cara dakwah Qur'ani. Mudah mengkafirkan, fasih mencaci, mengklaim sesat, menyatakan bid'ah, melaknat, memfitnah, padahal mereka adalah sesama muslim.</p> <p dir="ltr">Dulu da'i-da'i kita telah berjuang mati-matian menyebarkan Tauhid dan mengislamkan orang-orang kafir, namun kenapa sekarang orang yang sudah Islam malah justru dikafir-kafirkan dan dituduh syirik? Bukankah kita hanya diwajibkan menghukumi sesuatu dari yang tampak saja?</p> <p dir="ltr">Sedangkan masalah batin biarkan Allah yang menghukumi nanti. Kita sama sekali tidak diperintahkan untuk membelah dada setiap manusia agar mengetahui kadar iman yang dimiliki setiap orang.</p> <p dir="ltr">Mari kita renungi kembali surat Thaha ayat 44 yaitu Perintah Allah swt. kepada Nabi Musa dan Harun –'alaihimassalam– saat mereka akan pergi mendakwahi fir'aun. Allah berfirman,</p> <p dir="ltr">"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut."</p> <p dir="ltr">Bayangkan, Fir'aun, namun saat dakwah dengan orang seperti ia pun harus tetap dengan kata-kata yang lemah lembut, tanpa menyebut dia Kafir Laknatullah! Lalu apakah kita yang hidup di dunia sekarang ini ada yang lebih Islam dari Nabi Musa dan Nabi Harun? Atau adakah orang yang saat ini lebih kafir dari Fir'aun, di mana Al-Qur'an pun merekam kekafirannya hingga kini?</p> <p dir="ltr">Lantas alasan apa bagi kita untuk tidak menggunakan dahwah dengan metode Al-Qur'an? Yaitu dengan Hikmah, Nasehat yang baik, dan Diskusi menggunakan argumen yang kuat namun tetap sopan dan santun?</p> <p dir="ltr">Maka dalam dakwah yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita agar mudah menyampaikan kebenaran Islam ini.</p> <p dir="ltr">Oleh karenanya, jika sekarang kita dapati ada orang yang kafir, bisa jadi di akhir hayatnya Allah akan memberi hidayah kepadanya sehingga ia masuk Islam.</p> <p dir="ltr">Bukankah Umar bin Khattab dulu juga pernah memusuhi Rasulullah? Namun Allah berkehendak lain, sehingga Umar pun mendapat hidayah dan akhirnya memeluk Islam. Lalu jika sekarang ada orang muslim, bisa jadi di akhir hayatnya Allah mencabut hidayah darinya sehingga ia mati dalam keadaan kafir. Na'udzubillah tsumma Na'udzubillahi min Dzalik.</p> <p dir="ltr">Karena sesungguhnya dosa pertama yang dilakukan iblis adalah sombong dan angkuh serta merasa diri sendiri paling suci sehingga tak mau menerima kebenaran Allah dengan sujud hormat kepada nabi Adam –'alaihissalam–.</p> <p dir="ltr">Oleh karena itu, bisa jadi Allah mencabut hidayah dari seorang muslim yang tinggi hati lalu memberikannya kepada seorang kafir yang rendah hati. Segalanya tiada yang mustahil bagi Allah!</p> <p dir="ltr">Marilah kita pertahankan akidah Islam yang telah kita peluk ini, dan jangan pernah mencibir ataupun "menggerogoti" akidah orang lain yang juga telah memeluk Islam serta bertauhid.</p> <p dir="ltr">Kita adalah saudara seiman seagama. Saling mengingatkan adalah baik, saling melindungi akidah sesama muslim adalah baik. Marilah kita senantiasa berjuang bahu-membahu demi perkara yang baik-baik saja. Wallahu Ta'ala A'la Wa Bis-Shawab.*</p> <p dir="ltr">- Penulis: Mustamid, seorang mahasiswa Program Licence Universitas Al-Azhar Kairo Konsentrasi Hukum Islam -</p> <p dir="ltr">Wallahu a'lam bishshawab.</p> <p dir="ltr">Wassalam....</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com36tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-8638960789219133032015-09-10T10:00:00.001+07:002015-09-10T10:00:37.187+07:00KITA MENGETAHUI, TAPI SAYANG .. KITA TIDAK MENGAMALKAN..<p dir="ltr"><br> Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: "Seorang anak perempuan meninggal karena Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!"</p> <p dir="ltr">Anak perempuan itu menjawab: "Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya"..</p> <p dir="ltr">Berkata Ibnul Qayyim: "Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya.."</p> <p dir="ltr">🌺Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang.. Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun..💬</p> <p dir="ltr">🍀Kita mengetahui, bahwa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 shodaqah, akan tetapi sayang.. Hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha...💬</p> <p dir="ltr">🌹Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar..💬</p> <p dir="ltr">🍄Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya.. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini..💬</p> <p dir="ltr">🍃Kita mengetahui, bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu..💬</p> <p dir="ltr">💐Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu janda dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang sholat sepanjang malam tanpa tidur. Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang janda pun..💬</p> <p dir="ltr">🌼Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al Qur'an dalam jadwal harian kita...💬</p> <p dir="ltr">🌷Kita mengetahui, bahwa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya, padahal kita mampu melaksanakannya..💬</p> <p dir="ltr">🍁Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak sholat malam, dan bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan sholat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam..💬</p> <p dir="ltr">⚡Kita mengetahui, bahwa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu..💬</p> <p dir="ltr">🌌Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal mendahului kita, tetapi sayang, kita selalu larut dengan senda gurau dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka..💬</p> <p dir="ltr">Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.. Semoga kita segera merubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan datangnya hari perhitungan yang pasti akan kita hadapi..</p> <p dir="ltr">Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..</p> <p dir="ltr">Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan tangan kita yang menjadi saksi..</p> <p dir="ltr">Dan pada hari itu, setiap orang akan lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, teman-teman dan anaknya, karena pada hari itu setiap orang akan disibukkan dengan urusannya masing-masing</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com32tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-1804245509871330452015-09-08T08:13:00.001+07:002015-09-08T08:13:56.105+07:00Pernikahan itu...<p dir="ltr">Pernikahan itu seperti kematian, ia tak dapat diprediksi namun wajib untuk disiapkan.</p> <p dir="ltr">Pernikahan itu seperti kematian, ia tak perlu dibicarakan namun ia pasti akan datang.</p> <p dir="ltr">Kita seringkali menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati. Padahal sesungguhnya pernikahan adalah peristiwa peradaban.</p> <p dir="ltr">Ini bukan hanya tentang dua manusia yang saling mencinta lalu mengucap akad.</p> <p dir="ltr">Ini peristiwa peradaban yang mengubah demografi manusia.</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa. Jika di rumah kita mendapat energi memadai, di luar rumah kita akan produktif.</p> <p dir="ltr">"Sakinah" bukan cuma "tenang". Ia berasal dari kata "sakan" yang artinya "diam/tetap/stabil". Maka ia tenang karena stabil, bukan lalai.</p> <p dir="ltr">Sakinah: ketenangan yang lahir dari kemantapan hati. Manusia menjadi tenang saat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komperhensif.</p> <p dir="ltr">Al-Qur'an menjelaskan: "Kami jadikan air sebagai sumber kehidupannya". Air (mani): sumber stabilitas dan produktifitas. Hakikat pernikahan tidak bisa dipelajari dari manapun.Learning by doing.</p> <p dir="ltr">Islam arahkan menikah muda agar penasaran itu cepat terjawab. Agar setelah "rasa penasaran" itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.</p> <p dir="ltr">Tidak perlu takut terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut ulung pun terlahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera.</p> <p dir="ltr">Yang bisa membuat kita melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai.</p> <p dir="ltr">Hubungan yang terbina bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karena keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.</p> <p dir="ltr">[Khutbah pernikahan anak Ust. Tate Qomaruddin oleh Ust. Anis Matta]</p> <p dir="ltr">*****</p> <p dir="ltr">Masih teringat jelas, beberapa tahun yang lalu. Beberapa hari menjelang pernikahannya, seorang akhwat yang sudah aku anggap sebagai mbak di kampus mengatakan demikian:</p> <p dir="ltr">"Jika seorang akhwat siap menikah, berarti ia harus siap akan 3 hal. Pertama, siap untuk diceraikan. Kedua, siap untuk di"dua"kan. Ketiga, siap untuk ditinggalkan baik dalam keadaan meninggal atau dalam keadaan hidup."</p> <p dir="ltr">Dan aku terheran… kenapa harus begitu mbak?</p> <p dir="ltr">"Karena sekalipun engkau telah menikah dengannya, engkau tak akan pernah bisa memilikinya. Jika engkau hendak bersiap untuk sebuah pertemuan, maka siapkanlah juga dirimu untuk sebuah perpisahan." </p> <p dir="ltr">Belum selesai keheranan saya dengan susunan kalimat tersebut, beliau lantas berlalu pergi sambil melambaikan tangannya pada sebuah angkot. Dan saya pun hanya mampu terdiam, sambil mencoba untuk menyerap dalam-dalam makna kalimatnya.</p> <p dir="ltr">*****</p> <p dir="ltr">Suatu ketika seorang ukhti bercerita pada saya tentang kisahnya.</p> <p dir="ltr">Secara agama, tidak ada yang kurang dari ukhti ini, beliau cerdas, hafizhah, dan hafal beberapa hadits. Beberapa hari menjelang pernikahannya, beliau tampak sedih mendengar kabar buruk lantaran pernikahannya dibatalkan sepihak oleh pihak calon mempelai lelaki. Pertanyaannya mengapa? Tepat sebulan sebelum ukhti ini mendapat kabar tersebut, beliau diminta seorang ustadz agar menjalani proses ta'aruf dengan seorang ikhwan.</p> <p dir="ltr">"Apa kriteria akhwat yang diminta ikhwan tersebut yaa ustadz?" Tanya sang ukhti. Ustadz pun menjawab: "Shalihah dan Hafizhah, bukankah itu semua ada dalam kriteria diri anti? bagaimana? Apakah anti bersedia menjalani proses tersebut?"</p> <p dir="ltr">Bismillah... sang ukhti pun bersedia untuk menjalani proses tersebut...</p> <p dir="ltr">Proses itu masih dirasa lancar-lancar saja hingga suatu ketika ada kalanya ukhti dan ikhwan tersebut dipertemukan… Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, sang ikhwan menulis sebuah pesan singkat yang bertuliskan:</p> <p dir="ltr">"Ukhti, saya sama sekali tidak menyangsikan dalamnya ketaatan ukhti... tidak juga menyangsikan luasnya ilmu agama ukhti, namun, saya hanya merasa tidak pantas beristrikan seorang akhwat sekaliber ukhti... saya mohon maaf, saya tidak mampu meneruskan proses ini lebih jauh lagi…"</p> <p dir="ltr">Salah apa?</p> <p dir="ltr">Mungkin itulah pertanyaan pertama yang terbersit dalam benak ukhti tersebut. Jika, dalamnya ketaatan dan luasnya ilmu agama itu salah, lantas mengapa ikhwan tersebut menyebutkan salah satu kriteria akhwat yang ia inginkan adalah "Shalihah dan Hafizhah"</p> <p dir="ltr">Salah apa?</p> <p dir="ltr">Apakah karena ikhwan tersebut bukanlah seorang hafizh, dan ukhti ini adalah seorang hafizhah, maka sang ikhwan itu menjadi "minder"? jika memang benar demikian, bukankah pernikahan adalah sarana menyempurnakan yang kurang sempurna dan menggenapkan yang belum genap?</p> <p dir="ltr">Salah apa?</p> <p dir="ltr">Menangis pun rasanya percuma. Karena toh, ukhti ini tahu, bahkan sangat tahu bahwa jodoh tidak akan ke mana. Ia benar-benar paham bahwa yang baik adalah untuk yang baik juga sebaliknya. Namun, yang tidak ia tahu adalah mengapa ia ditolak justru karena kebaikan agamanya?</p> <p dir="ltr">Salah apa?</p> <p dir="ltr">Dan pertanyaan ini belum terjawab hingga sang ustadz yang menjadi penghubung proses ta'aruf mereka pun menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria fisik yang tidak ditemukan sang ikhwan pada ukhti ini...</p> <p dir="ltr">Terjawablah sudah... Engkau pasti bisa membayangkan betapa hancur hati sang ukhti, bagaimana bisa? Seorang ikhwan -yang mengaku- ingin menikahi perempuan shalihah dan hafizhah, menghentikan proses ta'arufnya "hanya" karena pertimbangan fisik dan itu pun tak mampu ia jelaskan pada akhwat tersebut… Lantas pertanyaan di benak sang ukhti itu pun berubah…</p> <p dir="ltr">"Jika yang engkau inginkan adalah seorang akhwat yang shalihah dan hafizhah… Maka shalihah yang seperti apa yang engkau inginkan? Shalihah versi Allah? Atau shalihah versi mu? Versi nafsu duniamu?"</p> <p dir="ltr">*****</p> <p dir="ltr">Di sisi lain, di sudut waktu yang berbeda… Suatu ketika berceritalah dua ukhtina shalihah...</p> <p dir="ltr">"Aku pengen deh punya suami yang sama sekali gak pernah aku kenal sebelumnya, tapi kalau bisa, dia adalah seorang bla bla bla (sambil menyebutkan salah satu profesi pekerjaan). Supaya nanti gak ada fitnah dan bisa saling belajar memahami lagi..."</p> <p dir="ltr">Ukhti kedua tersenyum sambil menjawab halus... "target itu perlu, tapi jangan sampai itu menjadikan kita menghalalkan segalanya untuk mencapai target itu, carilah yang menenangkan dan mampu menjadi imam. Yang menenangkan dan mampu menjadi imam. Kemudian, istikharahlah dalam setiap prosesnya, karena sebenarnya, jodohmu telah ditentukan oleh-Nya. Yang tak dikenal sama sekali sebelumnya pun, belum tentu mampu menjadi yang menenangkan… bukan kah hakikat pernikahan itu adalah sakinah (tenang)? </p> <p dir="ltr">*****</p> <p dir="ltr">Berhentilah kawan. Berhentilah untuk mengkorelasikan pernikahan dengan kegalauan. Berhentilah, saya mohon. Karena pernikahan (bagi saya) adalah tentang sebuah cita-cita agung yang harus kita siapkan sedari sekarang.</p> <p dir="ltr">Berhentilah teman. Berhenti untuk menghubungkan pernikahan dengan kelabilan.</p> <p dir="ltr">Berhentilah, saya mohon. Karena jika saja engkau tahu, betapa bangganya orang-orang di luar sana dengan sistem pacarannya, lantas mengapa kita tak bangga dengan sistem pernikahan yang telah diatur dalam Islam? Kenapa harus, justru kita lah (kaum muslimin) yang "menjatuhkan" makna pernikahan itu sendiri?</p> <p dir="ltr">Bagi saya... Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau harus mengeja a.. ba.. ta.. tsa.. agar kelak keluarga yang engkau bangun adalah keluarga yang dinaungi cahaya Al-Qur'an.</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau harus berpayah-payah masuk ke dapur, lantas bersahabat dengan segala pernak-pernik didalamnya agar kelak engkau bisa memberikan nutrisi terbaik untuk mereka para penerus peradaban.</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang ilmu, tentang bagaimana engkau harus membolak-balik buku tentang psikologi lelaki dan perempuan, tentang perkembangan pada anak, tentang rumah tangga para shahabiyah...</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau harus mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kurang sehat sekalipun engkau sangat ingin mengkonsumsinya. Karena engkau tahu, engkau harus menyiapkan rahim yang kuat agar terlahir tujuh atau bahkan sepuluh para mujahid dan mujahidah.</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau harus menabung seperak demi seperak agar kelak engkau mampu memberikan nutrisi dan pendidikan terbaik untuk para pewaris kejayaan Islam...</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau harus belajar melunturkan ego, agar perahu yang akan dibawa bersama kelak tak karam di tengah jalan.</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau menyembunyikan keluhan dan menutupi kelemahan, pada mereka yang yang perlu penguatanmu...</p> <p dir="ltr">Itulah mengapa, seorang Habibie membutuhkan Ainun untuk menciptakan sebongkah pesawat terbang pertama di Indonesia, itulah mengapa Rasulullah membutuhkan Khadijah untuk mengemban amanah dakwah yang tidaklah mudah... Itulah mengapa di balik lelaki yang hebat selalu ada perempuan yang kuat...</p> <p dir="ltr">Pernikahan adalah tentang bagaimana engkau belajar untuk menjadi ibu, untuk menjadi istri, untuk menjadi menantu, untuk menjadi kakak ipar, untuk menjadi adik ipar, untuk menjadi sahabat, untuk menjadi...</p> <p dir="ltr">Karena pernikahan adalah tak sekadar penyatuan dua insan, melainkan penyatuan dua keluarga besar.</p> <p dir="ltr">Akhirnya,<br> Dalam hening penuh kesyahduan, mari bermunajat…</p> <p dir="ltr">"Tenggelamkan hamba ke dalam lautan cinta-Mu yaa Robb, agar tak ada cinta lain yang mengisi hatiku, kecuali menambah kecintaanku pada-Mu..."</p> <p dir="ltr">*****</p> <p dir="ltr">Ah, dunia... Jika saja bukan dengan menjalanimu aku bisa masuk surga dan bertemu dengan-Nya... Maka dari itu, sekali lagi semuanya haruslah satu tema -termasuk perkara ini juga- yaitu, untuk-Nya...</p> <p dir="ltr">(re-post)</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-12330780323754949452015-07-20T21:32:00.001+07:002015-07-20T21:32:30.030+07:00Ajarkan Jihad Sejak Dini<p dir="ltr">Ajarkan Jihad Sejak Dini<br> Oleh: Mohammad Fauzil Adhim</p> <p dir="ltr">Toleransi tanpa ketegasan adalah ketidakberdayaan. Sedangkan tanpa ilmu adalah keberingasan. Tanpa berpijak pada prinsip yang kukuh dan jelas semenjak dini, anak-anak akan kehilangan orientasi hidup yang menjadikan dirinya bermakna. Betapa banyak bangsa yang meraih kemajuan fisik luar biasa, tetapi jiwa mereka kering dan hidup mereka hampa. Bukankah Jepang mencapai kemajuan dan kemakmuran luar biasa, tetapi pada saat yang sama, banyak orang menagalami kekosongan makna dalam hidup mereka.</p> <p dir="ltr">Inikah yang akan kita siapkan untuk anak-anak kita? Ataukah kita siapkan mereka untuk menjadi pewaris bumi yang mampu memakmurkan dengan ilmu-Nya dan meninggikan kalimat Allah di muka bumi dengan iman dan kesungguhan untuk berdakwah? Ataukah tidak dua-duanya. Kalimat Allah tidak tegak, kemakmuran tidak dapat. Padahal ketika kita bicara tentang memakmurkan bumi, maknanya tidaklah sesempit dan sedangkal kemakmuran finansial. Tetapi bukan di sini tempatnya untuk berbincang. Kita bertemu sejenak di ruang ini untuk berbincang tentang apa yang harus kita berikan untuk anak-anak kita, agar tidak meninggalkan di belakang kita generasi lemah yang kita khawatiri keadaannya.</p> <p dir="ltr">Sungguh, kita perlu ajarkan pada anak-anak kita sikap toleran terhadap mereka yang tidak seiman. Tetapi toleransi tanpa ilmu adalah kelemahan dan rasa rendah diri. Kita merasa menjunjung tinggi toleransi, padahal yang terjadi sesungguhnya adalah meletakkan keyakinan kita kepada Allah di belakang kita. Kita merasa menegakkan toleransi, padahal yang terjadi sesungguhnya menanggalkan pegangan kita pada akidah yang lurus dan iman yang bersih.</p> <p dir="ltr">Tidak akan pernah lahir toleransi yang bermartabat kecuali apabila kita yakin bahwa hanya agama inilah yang benar. Tidak ada yang lain. Sangat sulit saya membayangkan seseorang mengimani Tuhan, sementara ia tidak merasa benar-benar percaya bahwa yang ia imani benar-benar Tuhan. Padahal tanpa meyakini bahwa agama yang ia peluk adalah yang paling benar, apa pun agama yang ia peluk adalah yang ia yakini, maka sesungguhnya ia bukan sedang bertoleransi terhadap pemeluk agama lain. Bukan. Ia tidak risau dengan apa yang terjadi di sekelilingnya karena ia memang imannya rapuh dan jiwanya gersang.</p> <p dir="ltr">Jika toleransi kita tegakkan tanpa masing-masing merasa yakin agamanya benar, maka sesungguhnya yang demikian ini adalah jalan menuju tidak adanya keimanan kepada Tuhan. Jika tidak, hanya ada dua kemungkinan; iman kita yang sakit atau kita yang sakit jiwa. Sebab, tidak mungkin jiwa yang sehat meyakini sesuatu sebagai kebenaran dan pada saat yang sama meyakini apa yang ditentangnya sebagai kebenaran juga. Jika sikap beragama yang demikian dianut oleh kebanyakan orang, maka akan kita jumpai masyarakat yang sakit. Ada agama, tetapi tidak memberi pengaruh apa pun bagi kehidupan, cara pandang, kejujuran, kesungguhan kerja, dan seterusnya. Agama berubah menjadi sekadar gaya hidup, atau bahkan sekadar menjadi upacara yang hanya dibutuhkan ketika manusia lahir, kawin, dan mati. Pada tingkat yang lebih parah, agama hanya menjadi upacara pengantar penguburan jenazah.</p> <p dir="ltr">Jiwa yang sehat serta memiliki kedewasaan beragama akan dapat menghormati keyakinan orang lain. Tidak ada halangan baginya untuk santun terhadap tetangganya yang kafir. Syaratnya, ia sendiri orang beriman yang benar-benar meyakini kebenaran agamanya. Tanpa itu, sesungguhnya yang terjadi bukan toleransi, melainkan sikap tidak peduli pada agama. Dan inilah mimpi buruk bagi peradaban sebuah bangsa. Sebab karakter bangsa hanya akan terbangun dengan kuat apabila memiliki pijakan nilai yang kukuh, hidup, dan jelas.</p> <p dir="ltr">Maka…</p> <p dir="ltr">Tak ada pilihan bagi kita dalam mengajarkan toleransi kecuali dengan menanamkan iman yang kuat di dada anak-anak kita semenjak dini. Tidak akan lahir generasi yang kuat bermartabat, dan mampu menghormati orang lain yang tidak seiman kecuali kita besarkan mereka dengan membiasakan berkata yang benar (qaulan sadîda). Bukankah Allah telah mengingatkan kepadamu dalam Surah An-Nisâ' ayat 9?<br> وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا<br> "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatiri keadaannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah (fal yattaqullâh) dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (wal-yaqûlû qaulan sadîda)." (Q.s. An-Nisâ` [4]: 9).</p> <p dir="ltr">Saya tidak memperbincangkan lagi tentang qaulan sadîda pada kesempatan kali ini. Saya kutip ayat ini untuk menegaskan bahwa generasi yang kuat hanya akan lahir apabila kita besarkan di atas pijakan takwa dan berkata dengan perkataan benar (qaulan sadîda). Salah satu makna qaulan sadîda berkata tegas, tidak menutup-nutupi kebenaran. Berpijak pada dua hal inilah akan lahir anak-anak yang kukuh imannya, lembut peranganinya, dan tegas sifatnya. Ia toleran kepada pemeluk agama lain karena seperti itulah contoh yang diberikan oleh NabiShallalâhu 'alaihi wa Sallam Bukan karena kerdilnya jiwa, ciutnya nyali, dan rusaknya iman.<br> Ia mampu bersikap tegas karena percaya diri yang tinggi, iman yang bersih, dan ilmu yang benar. Bukan karena keberingasan dan kerasnya hati.</p> <p dir="ltr">Agar anak-anak kita mampu bertoleransi tanpa kehilangan sikap tegas, mereka perlu memiliki keberanian, keyakinan, dan ilmu yang mencukupi. Kita perlu ajarkan kepada mereka bagaimana sikap tegas harus ditegakkan agar kelak mereka dapat melindungi dirinya (hifzh al-nafs),melindungi hartanya (hifzh al-mâl), membela agamanya (hifzh al-dîn),melindungi keturunan (hifzh an-nasb) dan melindungi akal (hifzh al-'aql). Inilah lima tujuan syariah, dan memahami jihad adalah pintu awal untuk menegakkannya.</p> <p dir="ltr">Kita perlu menanamkan kepada mereka pemahaman tentang jihad secara utuh. Bukan mengajarkan jihad yang benar dan jihad yang salah, sebab tidak ada jihad yang salah. Kalau kemudian ada yang salah memahami jihad sehingga melakukan tindakan yang keliru, maka ini sebenarnya berpangkal pada tidak utuhnya kita memahami jihad. Terlebih ketika hari ini, kita menjumpai banyak sekali istilah yang menggunakan jihad sebelum memahami istilah jihad yang sesungguhnya benar, semakin jauhlah kita dari pemahaman tentang jihad secara utuh.</p> <p dir="ltr">Hari ini, kita menjumpai ada jihad ekonomi, jihad intelektual, jihad pena dan seribu atau semiliar istilah lain yang menggunakan awalan kata jihad. Jika siapa pun apat menambahkan kata apa saja sesudah kata jihad, maka apakah yang dapat kita ambil dari makna jihad? Tak ada. Karena kita berjalan dengan pikiran kita sendiri-sendiri, bukan dengan petunjuk yang Allah jamin tidak ada keraguan di dalamnya. Pada gilirannya, ini menyebabkan sebagian dari kita menganggap agama tak lagi mencukupi untuk menjawab tantangan zaman dan menyelesaikan persoalan manusia. Padahal pada kitalah kelemahan itu ada. Salah satunya bersumber dari tidak utuhnya pemahaman.</p> <p dir="ltr">Mengajarkan jihad semenjak dini kepada anak berarti menumbuhkan kepada mereka harga diri dan kepercayaan diri sebagai orang yang beragama. Mereka belajar memiliki rasa tanggung jawab. Pangkalnya sikap al-walâ' wa al-barâ' yang kuat, ujung-ujungnya sikap bersungguh-sungguh dalam melakukan setiap amal shalih. Tidaklah kelak mereka menggerakkan pena–jika ia seorang penulis–kecuali untuk mengabarkan kebenaran dan menebar kebaikan. Pada setiap tetes tinta yang dituangkan dengan hati yang hidup dan misi yang kuat, insya Allah akan lahir kata-kata yang menggerakkan jiwa untuk melakukan kebaikan. Yang demikian ini bukan karena ia melakukan jihad pena, tetapi karena kuatnya al-walâ' wa al-barâ' yang disertai besarnyarasa tanggung jawab kepada Allah, menjadikan ia tidak membiarkan tintanya tumpah sia-sia.</p> <p dir="ltr">Tidaklah ia hadir di dunia kecuali untuk menjadi anugerah bagi alam semesta. Ia memberi rasa tenteram bagi tetangganya, sekalipun kafir, bukan karena jihad kemanusiaan. Bukan. Tetapi, ia hadir memberi manfaat bagi masyarakat sekelilingnya karena agama kita menuntut ia untuk meneladani perilaku Nabi Shallalâhu 'alaihi wa Sallam.</p> <p dir="ltr">Sewaktu-waktu, ia juga mampu bersikap tegas terhadap orang kafir. Bukan karena benci. Bukan pula karena api permusuhan yang berkobar-kobar tanpa sebab, melainkan karena harus menegakkan kebenaran. Ia datang untuk mengingatkan sambil berharap dapat mengantarkan hidayah. Bukan untuk meluapkan amarah yang membabi buta.</p> <p dir="ltr">Wallâhu a'lam bish-shawâb.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com45tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-54370523140067971042015-07-16T19:58:00.001+07:002015-07-16T19:58:39.319+07:00Ganti Bajumu!!<p dir="ltr">Ganti Bajumu</p> <p dir="ltr">Malam itu, baru saja saya menuruni tangga masjid At-Tin Taman Mini usai berbagi cara Menghafal Al-Quran Semudah Tersenyum kepada para jamaah I'tikaf malam ke 23 yang saat itu memenuhi masjid, tiba-tiba salah seorang lelaki paruh baya berparas tegas dengan janggut memenuhi rahang kerasnya mendatangi saya. Sorot matanya tajam memancarkan semangat dan keteguhan, senyumannya mengiringi tangannya yang bergerak cepat menyalami tangan saya.<br> "Ustadz, kenalkan saya Bambang(bukan nama sebernarnya), saya baru saja mengikuti acara antum di atas, kalau ada waktu saya ingin berdiskusi tentang anak saya", ujarnya sopan. Genggaman tangannya amat kuat. Tahulah saya beberapa menit kemudian, rupanya sosok di hadapan saya adalah pemegang 16 medali Taekwondo dari beberapa kejuaraan. Meski berperawakan pendek, prestasinya mengundang decak kagum.<br> Sejurus kemudian, makin takjublah saya, ditengah-tengah kami asyik berdiskusi, tiba-tiba seorang anak kecil datang. Umurnya baru 12 tahun, wajah terhias senyum berkulit coklat sawo matang itu mencium tangan tamu penuh takzim, sejurus kemudian,matanya menatap tangan saya, dan meraih tangan saya untuk bersalaman.<br> "Ini anak yang pertama ustadz, yang saya ceritakan tadi, namanya MRP, dia tadi sangat senang mengikuti cara menghafal yang ustadz ajarkan, dan langsung minta kepada saya untuk ikut belajar di pesantren ustadz jika masih kesempatan"<br> MRP, remaja yang duduk di kelas dua SMP ini membuat saya tak henti-hentinya memuji kebesaran Allah, betapa tidak. Di usianya yang masih belia, MRP sudah mengantongi 99 Medali Taekwondo, baik kejuaran lokal, nasional bahkan kejuaraan dunia. Saya melihat koleksi medali di album foto yang ditunjukkan oleh ayahnya via Tablet yang ia bawa. Saya mengamati bagaimana sang anak berlaga di lapangan. Tak hanya mengukir prestasi di bidang Taekwondo, MRP telah hafal Al-Quran 12 juz, mahir berbahasa arab dan inggris. Saya berdecak kagum dan menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat penampilannya sehingga ia menjadi juara pidato se DKI-Jakarta. Iapun telah hafal 30 dari 40 hadits Arbain.<br> Dan, MasyaAllah, prestasi yang diukir MRP rupanya diikuti oleh adiknya MAKP, si adik yang berumur 11 tahun itu telah mengantongi 80 medali taekwondo , hafal 5 juz, tiga kali berturut-turut menjadi Atlet Taekwondo terbaik Indonesia. Dan lebih luarbiasanya lagi, kedua anak ini langsung dilatih oleh ayahnya.<br> Lama kami mengobrol dengan sang Ayah, tak hanya malam itu, bahkan dua malam berikutnya kami menghabiskan malam-malam kami di Masjid At-Tin dengan penuh antusias. <br> "Kami sekeluarga selalu beri'tikaf 10 malam terakhir di Masjid At-Tin ustadz, dan setiap I'tikaf, saya selalu mewajibkan anak-anak saya untuk menghafal 1 Juz, saya langsung yang membimbing dan mengoreksi hafalan mereka. Cukup 1 tahun 1 juz ustadz, kalaupun MRP sekarang sudah 12 juz, itu karena dia amat bersemangat menghafal. Harapan saya, di umur mereka yang ke 40 nanti, mereka sudah menjelma menjadi manusia yang hafal 30 juz dan berkarakter Al-Quran, dengan prestasi yang bisa dibanggakan. Muslim yang kuat hatinya karena berisikan Al-Quran, kuat fisiknya, berprestasi dan pandai berbicara dengan berbagai bahasa hingga bisa bermanfaat buat ummat". <br> Beberapa malam kemudian saya serta beberapa kawan menjadi saksi, betapa kami sering melihat sang ayah dan ibu bersama anak-anaknya saling berhadapan. Sang ayah menyimak hafalan anaknya, dan tak ada ekspresi tertekan di wajah sang anak. Sang anak amat sangat ceria, sopan dan riang layaknya anak-anak biasa.<br> Sang ayah, yang mendirikan dan mengelola empat sekolah perguruan Taekwondo ini punya cara unik dan istimewa dalam memilih murid, ia hanya mau menerima siswa yang memiliki hafalan Al-Quran minimal 1 juz, jika tidak, ia tak akan mau melatihnya.<br> Di sela-sela pembicaraan, saya menyempatkan diri mencari profil keluarga ini di internet, subhanallah. Saya menemukan sederet kekaguman lainnya. Prestasi keluarga ini ada di sebuah halaman web perguruan silat Indonesia. Lengkap dengan foto-foto, catatan prestasi, juga informasi . Saya kutipkan salah satu paragraf halaman web itu di sini<br> "Lahir tahun 2002, MRP lebih mencintai kegiatan menghafal Al-Quran serta berbagai pelatihan bahasa antara lain Inggris dan bahasa arab tapi tak mengendurkan semangatnya untuk berlatih ilmu beladiri <br> Taekwondo hobinya khususnya seni pertarungan. Memulai berlatih sejak berumur 4 tahun sejak kepulangan ayahnya dari Korea, MRP lebih suka menyertai bapaknya dalam berlatih dan melatih di berbagai unit yg di latih bapaknya., tanpa di sadari sang ayah memperhatikan bahwa putranya lebih suka melihat dan senang bila menonton pertarungan taekwondo baik dari video dan turnamen yang dilihatnya.<br> .Umur 5 tahun mencoba mengikuti pertandingan Taekwondo , pagelaran kejuaraan taekwondo yg di adakan di Jabodetabek telah banyak di ikutinya hingga meraih dan selalu mendapatkan juara pertama.<br> Sering juga mengikuti kontes pidato di Jakarta dan menghasilkan juara pertama English Speech Contest tingkat SD se DKI ,.. dan kejuaraan menghafal Alquran di Bekasi dan Bogor, menjadi pemain film di beberapa film seni pertarungan di MNCTV"<br> -------<br> Banyak orang menyebut keluarga ini keluarga ajaib, tapi sang ayah hanya berujar "kami ini bukan keluarga ajaib Ustadz, kami hanya rajin berlatih. Terus berlatih dan berlatih, DISPLIN, KEMAUAN dan IKHTIAR terus. Siapun bisa melakukannya", ujar sang ayah yang merupakan lulusan Gontor dan telah melanglang ke 24 negara ini.<br> Salah satu kawan kami bertanya pada lelaki berusia 49 tahun ini "Mas, apa sih rahasianya sehingga bisa menciptakan budaya disiplin pada anak-anak?"<br> Lelaki yang juga memiliki program 16 kali pertemuan mahir berbahasa Inggris inipun dengan penuh percaya diri mengatakan "Mas, menjadikan anak-anak disiplin itu mudah, kami hanya mengamalkan surat Al-Mudatsir"<br></p> <p dir="ltr">يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5)<br> وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)<br> 1). Hai orang yang berkemul (berselimut), <br> 2). Bangunlah, lalu berilah peringatan! <br> 3). Dan Tuhanmu agungkanlah! <br> 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, <br> 5). Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, <br> 6). Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. <br> 7). Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah .(QS.Al-Mudatsir-1-7)</p> <p dir="ltr">"Mas, kami selalu membiasakan diri bangun jam 3 pagi, membesarkan Allah, Mandi dan selalu berganti baju, pantang bagi kami tidur sholat setelah subuh* karena Rasulullah mengatakan keberkahan bagi mereka yang tak tidur setelah shubuh. Mandi dan gantilah bajumu. Baik baju batin maupun baju lahir. Baju batin harus diperbarui agar selalu optimis dan bersemangat. Tidak loyo. Hidup harus punya target. Berganti baju yang bersih. Agar badan kitapun nyaman ketika beraktifitas. Tak ada hari kami lalui tanpa berlatih. Berbuat baiklah tanpa pengen dibales manusia mas. Hal jazaaul ihsan illal ihsan, balasan kebaikan pasti kebaikan." Ujarnya berapi-api sembari mengutip surat Al Mudatsir dan Ar-Rahman<br> Bangunlah untuk bertahajjud, agungkan Tuhanmu...</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-24105331077031597532015-07-01T09:19:00.001+07:002015-07-01T09:19:49.444+07:00Taubat<p dir="ltr">Selagi Allah Menutupi Aib Kita...</p> <p dir="ltr">➖➖➖➖➖➖➖➖➖🌿<br> �🌴 Nutrisi Ruh Pagi Hari</p> <p dir="ltr"> TAUBAT</p> <p dir="ltr">Pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yg berkepanjangan...<br> Mereka berkumpul mendatangi Nabi mereka, Musa 'alaihissalam...<br> Mereka berkata, "Ya NabiyyAllah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami....!"</p> <p dir="ltr">Maka berangkatlah Musa 'alaihis salam bersama kaumnya menuju padang yg luas...<br> Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang...<br> Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yg lusuh dan kumuh, penu debu, haus, dan lapar...</p> <p dir="ltr">Nabi Musa berdoa,<br> إلهي.... أسقنا غيثك... و انشر علينا رحمتك و ارحمنا بالأطفال الرضع... و البهائم الرتع و المشايخ الركع......<br> "Ilaahi....! Asqinaa ghaitsaK...Wansyur 'alaina rahmatak.... warhamnaa bil athfaal ar rudhdha'...wal bahaaim ar rutta'...wal masyaayikh ar rukka'......"<br> "Tuhanku...! Turunkan hujan kpd kami... Tebarkanlah rahmat-Mu kpd kami, kasihilah kami demi anak2 yg msh menyusui, hewan ternak yg merumput, dan para orang2 tua yg ruku' kpada-Mu..."</p> <p dir="ltr">Setelah itu langit tetap saja terang benderang...<br> matahari pun bersinar makin kemilau...<br> Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, "Ilaahi ... asqinaa...."</p> <p dir="ltr">Allah pun berfirman kepada Musa,<br> يا موسىأني أكون بغيثكم و فيكم رجل يبارزني بالمعاصي أربعين عاما.. فليخرج حتى أغيثكم<br> "Wahai Musa...Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yg bermaksiat sejak 40 tahun yg lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian..."</p> <p dir="ltr">Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, "Wahai hamba yg bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami... karena engkaulah hujan tak kunjung turun..."</p> <p dir="ltr">Seorang laki-laki melirik ke kanan dan ke kiri...</p> <p dir="ltr">maka tak seorang pun yg keluar di hadapan manusia...</p> <p dir="ltr">Saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yg dimaksud...</p> <p dir="ltr">Ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku...</p> <p dir="ltr">Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun..."</p> <p dir="ltr">Maka hatinya pun gundah gulana...<br> air matanya pun menetes....<br> menyesali perbuatan maksiatnya...</p> <p dir="ltr">Sambil berkata lirih, <br> "Ya Allah...Aku telah bermaksiat kepada-Mu selama 40 tahun... </p> <p dir="ltr">Selama itu pula Engkau menutupi 'aibku. </p> <p dir="ltr">Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku..."</p> <p dir="ltr">Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut,</p> <p dir="ltr">Maka awan2 tebal pun bermunculan...<br> Semakin lama, semakin tebal menghitam...<br> Dan akhirnya turunlah hujan...</p> <p dir="ltr">Musa pun keheranan, "Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yg keluar di hadapan manusia."</p> <p dir="ltr">Allah berfirman :<br> يا موسى لقد تاب وتبت عليه,, منعت عنكم الغيث بسببه,, وأمطرتكم بسببه<br> "Wahai Musa, dia telah bertaubat dan Aku telah menerima taubatnya, karena orang itulah Aku menahan hujan kpd kalian, dan karena dia pulalah Aku menurunkan hujan..."</p> <p dir="ltr">Musa berkata :<br> ربي أرني أنظر إليه,,ربي أرني ذلك الرجل<br> "Ya Allah...Tunjukkan padaku orang itu... Tunjukkan aku pada orang itu..."</p> <p dir="ltr">Allah berfirman,<br> يا موسى.. لقد سترته وهو يعصيني؛<br> أفلا أستره وقد تــاب وعـــاد إلي؟؟<br> "Wahai Musa, Aku telah menutupi 'aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, </p> <p dir="ltr">Apakah sekarang Aku membuka 'aibnya sedangkan ia telah bertaubat dan kembali kepada-Ku...?!"</p> <p dir="ltr">Subhanallaah<br> sungguh Maha Pengasih Engkau wahai Rabbi....</p> <p dir="ltr">Kalaulah bukan karena Engkau yg menutupi aib2 kami...<br> Tentulah kami akan sangat malu di hadapan para hamba-MU....</p> <p dir="ltr">Engkau mengetahui dosa2 kami ....</p> <p dir="ltr">Kemalasan kami dalam beribadah,<br> padahal kami dilihat sebagai orang yg berTAQWA <br> di pandangan para hamba-MU...</p> <p dir="ltr">Engkau mengetahui kefakiran dan kebutuhan hajat kami, padahal kami dilihat sbg orang yg KAYA di pandangan para hamba-MU...kami bakhil ya Robby sedikit sekali kami berbagi pada hal itu Rizqi dariMU</p> <p dir="ltr">Engkau mengetahui kelemahan dan keluh kesah kami, padahal kami dilihat sbg orang KUAT di pandangan para hamba-MU... <br> Saudaraku seiman....<br> Jika Allah Ta'ala, Tuhan yg mengetahui segala perbendaharaan langit dan bumi saja menutupi segala aib hamba-NYA,</p> <p dir="ltr">Lalu siapalah kita.. </p> <p dir="ltr">Dan apa lah kita </p> <p dir="ltr">Dimana qita ditempatkan kelak diJANNAHMU ATAU NERAKAMU...</p> <p dir="ltr">ASTAGHFIRULLOH...</p> <p dir="ltr">ALLOHUMMAGHFIR<br> LANA..</p> <p dir="ltr">sehingga dengan entengnya menyebar luaskan aib dan keburukan saudara kita sendiri tanpa mashlahat...😭😭😭😭😭😭😭</p> <p dir="ltr">Merasa seakan diri ini lebih suci,<br> lebih alim,<br> lebih hebat, <br> dan lebih ahli <br> dengan menyebar luaskan keburukan saudara kita....</p> <p dir="ltr">Tak sadar bahwa ternyata aib kita sendiri sudah menggunung tak terhingga....</p> <p dir="ltr">Semoga kisah singkat ini bisa menjadi bahan renungan kita untuk selalu memperbaiki diri,,, SELAGI ALLAH MENUTUPI AIB KITA....<br> <br> Aamiin ya Robbal A'lamiin</p> <p dir="ltr">✒ Sumber :<br> Kitab "Fii Bathni al-Huut" oleh Syaikh DR. Muhammad Al 'Ariifi. <br> ***</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-7817746142956668388.post-14132497421313823972015-03-14T21:14:00.001+07:002015-03-14T21:14:46.279+07:00HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT ANDA<p dir="ltr">🍂INSPIRASI PAGI🍂<br><br></p> <p dir="ltr">Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi [1] ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini. Suatu ketika,setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka<br> "Berapa banyak yang datang tahun ini?" tanya malaikat kepada malaikat lainnya.<br> "tujuh ratus ribu," jawab malaikat lainnya.<br> "Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?"<br> "Tidak satupun"<br> Percakapan ini membuat Abdullah gemetar. "Apa?" ia menangis dalam mimpinya. "Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?"<br> Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.<br> "Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah."<br> "Kok bisa"<br> "Itu Kehendak Allah"<br> "Siapa orang tersebut?"<br> "Sa'id bin Muhafah[2], tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)"<br> Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun.<br> Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, Tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria. Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa'id bin Muhafah.<br> "Ada, ditepi kota" Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,<br> "Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Ulama itu<br> "Betul, siapa tuan?"<br> "Aku Abdullah bin Mubarak"<br> Said pun terharu, bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?"<br> Sejenak Ulama itukebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.<br> "Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?"<br> "Wah saya sendiri tidak tahu!"<br> "Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini<br> Maka Sa'id bin Muhafah bercerita.<br> "Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar<br> Labbaika Allahumma labbaika.<br> Labbaika la syarika laka labbaika.<br> Innal hamda wanni'mata laka wal mulka.<br> laa syarika laka.<br> Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.<br> Tiada sekutu bagiMu.<br> Segala ni'mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.<br> Tiada sekutu bagiMu.<br> Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis<br> Ya allah aku rindu Mekah<br> Ya Allah aku rindu melihat kabah<br> Ijinkan aku datang…..ijinkan aku datang ya Allah<br> Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan.<br> Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji<br> "Saya sudah siap berhaji"<br> "Tapi anda batal berangkat haji"<br> "Benar"<br> "Apa yang terjadi?"<br> "Istri saya hami, dan sering nyidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat"<br> "Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?<br> " ya sayang"<br> "Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku"<br> Ustaz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.<br> Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.<br> Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.<br> Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya<br> Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan " tidak boleh tuan"<br> "Dijual berapapun akan saya beli"<br> " Makanan itu tidak dijual, tuan" katanya sambil berlinang mata<br> Akhirnya saya tanya kenapa?<br> Sambil menangis, janda itu berkata "daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan" katanya.<br> Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi "Kenapa?"<br> "Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.<br> "Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan." Namun bagi Tuan, daging ini haram.<br> Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.<br> Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis,<br> Kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu<br> " Ini masakan untuk mu"<br> Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka." Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"<br> Ya Allah……… disinilah Hajiku<br> Ya Allah……… disinilah Mekahku.<br> Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.<br> "Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya"<br> [1] Dalam versi lain, ulama itu adalah Hasan Al-Basyri , ulama mesir terkenal. Namun saya lebih mempercayai ulama ini bernama Abdullah bin Mubarak karena riwayatnya yg lebih jelas. Ia lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797. Allah yang lebih tahu.<br> [2] Dalam riwayat lain tukang sepatu ini bernama Ali bin Mowaffaq.</p> Ibnu Abdillahhttp://www.blogger.com/profile/00490822139672420136noreply@blogger.com167