Ada seorang pemuda berumur 19 tahun, yang mempunyai tinggi badan rata-rata orang normal, memiliki postur tubuh yang bisa dibilang normal, meskipun menurut teori kesehatan berat-badannya kurang dari ideal. Ia selalu bersemangat, ia selalu berpikiran positif, dan ia senantiasa berpikir "bagaimana produktifitas hari ini?" dan ia merasa "hari ini harus memberikan manfaat!!"
Hanya saja ia kadang tidak istiqomah dalam aktifitasnya, semangat yang meluap-luap di suatu waktu kadang-kadang semangat itu kehilangan luapannya...
Beragam keinginan dan cita-cita ada di dalam dirinya, namun ia tahu . . . bahwa ia punya tujuan akhir yang sangat jelas. Untuk Allah subhanahuwata'ala. Bahwa ia punya misi yang jelas "hidup untuk menjadi abdi Allah yang terbaik!!"
Kondisi fisiknya, ia terlihat biasa-biasa saja, tetapi ia mempunyai potensi yang luar biasa!! Meskipun ia pernah divonis mempunyai keistimewaan berupa "ashma" di dalam paru-parunya. Namun sekarang bekas-bekasnya pun tidak ditemukan sama sekali. Ia bahkan mampu mendaki gunung sekuat teman-temannya yang normal tanpa terjadi gangguan pada pernafasannya. Hanya ter engah-engah biasa, ala orang kelelahan biasa.
Ia mempunyai kecerdasan otak dan kecerdasan emosi yang luar biasa, hanya saja ia belum mengoptimalkannya.
Ia tahu tentang hal itu, karenanya kadang terlintas perasaan "tinggi" dihatinya. Bahwa "ia mampu melakukan semua hal!!".
Dan ia memang mampu!! Ia perlu banyak belajar
Suatu waktu, di hari senin pagi yang indah...
Di pojokan sebuah Universitas tertua di negeri ini, di salah satu pojokan fakultas, kegiatan perkuliahan pagi sudah dimulai dari pukul 7 pagi tadi
seharusnya ia kuliah pukul 7 tadi, tapi rupanya Dosen tak hadir, ya mau gimana lagi...
kemudian
ia menulis di blognya
apa yang ia tulis
hanya menulis
"Assalamu'alaykum wr wb, salam kenal... boleh tahu siapa namamu"
"wa'alaykumsalam wr wb, salam kenal juga, namaku Ibnu Jihad. Kamu sendiri?"
"Aku suara hatimu, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"tentu, silahkan saja"
"Apa kau sudah merasa bahagia?"
"Bahagia? sulit untuk menjawabnya, bahkan arti dari kata bahagia itu sendiri belum jelas bagiku... Kenapa engkau bertanya seperti itu?"
"Aku ini suara hatimu, dan aku belum merasakan kebahagiaan di dalam sini, aku merasa sesak, merasa tidak tenang, merasa sangat gelisah...
dulu pernah suatu waktu, aku merasakan begitu sejuk, begitu lapang,begitu nyaman, tapi itu hanya sekejap saja... Dan saat itulah kau sedang bahagia"
"Benarkah? Kapankah itu?"
"Ya! Benar! itu terjadi ketika engkau sedang merasa butuh dan rindu, kemudian engkau memuaskan kerinduanmu, sepuas-puasnya..."
"Butuh? Rindu? Butuh apa? Rindu kepada siapa?"
"Tahukah kau? ternyata kau ini adalah seseorang yang sangat tidak tahu diri dan tidak tahu bersyukur...?"
"Kenapa kamu berkata seperti itu?"
"Jawab pertanyaanku ini. Siapa sebenarnya dirimu?"
"Aku... yang kutahu aku adalah seorang manusia, aku anak kedua orang tuaku yang keduanya guru, saudaraku ada 4, semuanya perempuan, sekrang aku adalah seorang mahasiswa, aku adalah seorang aktivis kampus, dan selama ini aku hidup dan bisa bertahan bisa melakukan sesuatu seperti sekarang ini karena Allah Azza wa jalla, dan aku tahu kalo aku adalah hambaNya, dan aku juga khalifahNya di bumi ini... maka misi hidupku akan ku persembahkan untuk Allah semata..."
"Klise... Apa kau sudah benar-benar yakin dengan perkataanmu? ataukah hanya sekedar kata-kata indah yang kau contek dari buku-buku islam yang kau baca?"
"...... aku yakin ..... setidaknya, aku merasa yakin,"
"Lalu kenapa engkau belum bahagia? kenapa ? apa hanya karena engkau baru sebatas mengucapkannya dan merasa yakin itu sudah cukup bagimu? kalau itu cukup engkau seharusnya merasa bahagia, apapun kondisimu, apapun kesulitan yang kau hadapi"
"...kau benar... aku hanya baru bisa menjadi seorang pembual sekarang, kata-kata itu... hanya sebatas kata-kata, hanya sebatas barisan huruf yang tidak bermakna... Engkau tahu itu, karena engkau hati nuraniku... tunjukkanlah padaku jalan kebahagiaan itu..."
"Mudah, kau setidaknya sudah tahu tentang siapa dirimu di hadapan Tuhanmu, tapi itu belum cukup, sama sekali belum cukup, karena banyak hal...
engkau masih saja menjadi orang yang kurang bersyukur...
engkau masih saja menjadi pemalas...
engkau masih saja menjadi pengkhayal, meski engkau mempunyai mimpi-mimpi yang luar biasa...
Sudah baikkah ibadah mu?
sudah khusyuk'kah Sholatmu?
Sudah berapa banyak pengorbananmu untuk Allah Azza wa Jalla?
pikirkan...
dan bahkan masih banyak maksiat yang engkau perbuat
masih banyak kesalahan yang kau lakukan
masih juga banyak kesia-siaan yang kau lakukan terhadap waktumu...
sekian banyak nasehat yang kau berikan kepada orang-orang disekitarmu
engkau berusaha berperan menjadi orang yang pintar dan serba tahu...
tapi jangan lupakan kondisi pribadi mu...
Jadilah teladan sebelum berbicara pada orang lain...
Sudah puaskah dengan perbuatan-perbuatan yang kau katakan itu untuk Allah??
yakinkah bahwa tidak ada niat yang menyimpang?
luruskan niat!!
dan yang paling parah... engkau merasa sudah cukup berilmu, merasa diri sudah cukup baik sehingga engkau menganggap proses pembinaan pribadimu bukanlah prioritas utama lagi...
salah besar!!
Beruntunglah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin
Merugilah orang yang hari ini sama dengan hari kemarin
dan celakalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin...
tahukah kau?? kau tidak termasuk orang yang beruntung itu, bahkan bukan pula orang yang merugi... engkau adalah orang yang celaka...
kebaikan yang kau lakukan semakin lama semakin menurun.
Kata-kata indah yang kau ucapkan tadi, tidak membuatmu bergerak untuk melakukan tindakan nyata...
Apa peranmu sebagai hamba Allah?
Apa kontribusimu untuk Agamamu?
lupakah kamu dengan kedua orang-tuamu?
tidak ingatkah kamu dengan keluargamu yang kau biarkan mereka dalam kejahiliahan, tanpa sedikitpu aksi nyata dari mu untuk menyelamatkan mereka?
pikirkan itu...
Bertindaklah, tunjukkah Aksi nyatamu...
Jangan hanya diam mengetahui kebodohanmu, mengetahui kondisi lemahmu, jadi lah pejuang sejati...
Selamat berjuang ... "