Apa sih definisi itu?
kuberi tahu dulu kawan, ia adalah dedengkot, akar paling dominan, atau biang kerok mungkin, dari setiap konsekuensi yang muncul dari permasalahan matematika dan fisika kita. Makanya jangan bangga dulu kalo kita merasa jago dengan bisa mengerjakan soal, tapi bingung (atau minimal sok tahu) ketika ditanya tentang definisi tentang "sesuatu".


misalnya kita ditanya tentang : "apa sih massa itu?", "apa sih sistem koordinat?", atau mungkin pertanyaan-pertanyaan lain. Sepertinya mudah untuk dijawab ya?? tapi kita perlu waspada, definisi yang kita sampaikan mestinya memunculkan konsekuensi yang logis dan sesuai dengan kenyataan yang ada. misalnya definisi massa, konsekuensinya harus bisa dikaitkan dengan hukum newton tentang gerak, atau tentang gravitasi, dan konsekuensi lainnya. 
Begitu pula dengan sistem koordinat, definisi kita, harus bisa menunjukkan bahwa sistem koordinat itu bisa di alih-ragam kan (transformasi), dari suatu sistem koordinat ke sistem koordinat lain.
Jadi tidak sembarangan...

"Bisa jadi ia tidak bisa menyelesaikan permasalahan , karena tidak tahu apa sebenarnya permasalahan yang terjadi."

Tidak tahu definisi? Bagaimana mungkin bisa memahami secara mendalam? apalagi menyelesaikan persoalan?

 oke, kita check dulu, apa sebenarnya definisi dari "definisi" itu sendiri?
A definition is a passage that explains the meaning of a term (a word, phrase or other set of symbols), or a type of thing. (wikipedia.com)

Definisi adalah kutipan yang menjelaskan makna dari suatu istilah (kata, frase atau kumpulan simbol-simbol lain), atau jenis dari sesuatu.
Nah, dalam membuat definisi itu sendiri ada beberapa aturan :
  1. A definition must set out the essential attributes of the thing defined. (menunjukkan ciri khas yang penting dari hal sesuatu yang didefinisikan)
  2. Definitions should avoid circularity. To define a horse as 'a member of the species equus' would convey no information whatsoever. For this reason, Locking[specify] adds that a definition of a term must not comprise of terms which are synonymous with it. This would be a circular definition, a circulus in definiendo. Note, however, that it is acceptable to define two relative terms in respect of each other. Clearly, we cannot define 'antecedent' without using the term 'consequent', nor conversely. (tidak boleh berputar-putar, namun boleh mengaitkan 2 istilah yang mirip satu sama lain)
  3. The definition must not be too wide or too narrow. It must be applicable to everything to which the defined term applies (i.e. not miss anything out), and to nothing else (i.e. not include any things to which the defined term would not truly apply). (Tidak terlalu melebar atau terlalu dangkal. Definisi harus bisa diterapkan untuk semua hal terkait dengan istilah tersebut)
  4. The definition must not be obscure. The purpose of a definition is to explain the meaning of a term which may be obscure or difficult, by the use of terms that are commonly understood and whose meaning is clear. The violation of this rule is known by the Latin term obscurum per obscurius. However, sometimes scientific and philosophical terms are difficult to define without obscurity. (See the definition of Free will in Wikipedia, for instance). (Definisi tidak boleh kabur, atau samar-samar)
  5. A definition should not be negative where it can be positive. We should not define 'wisdom' as the absence of folly, or a healthy thing as whatever is not sick. Sometimes this is unavoidable, however. We cannot define a point except as 'something with no parts', nor blindness except as 'the absence of sight in a creature that is normally sighted'. (Definisi sebisa mungkin tidak boleh berbentuk pernyataan negatif, selama masih bisa positif. contohnya kesehatan jangan didefinisikan sebagai apapun yang tidak sakit. Namun terkadang, hal ini tak dapat dihindari, misanya definisi titik : sesuatu yang tidak memiliki bagian.)
Thats about definition. Definisi ini mirip dengan postulat, hanya saja postulat mengharuskan ada unsur "dogma" didalamnya. Postulat adalah sesuatu yang harus kita anggap benar, kemudian kita telusuri dampak dari postulat tersebut dan dari dampak tersebut dapat kita periksa kebenaran postulat itu.
Matematika, selalu berangkat dari definisi yang jelas, kemudian secara konsisten, menurunkannya menjadi teorema yang siap diaplikasikan.
Fisika, mestinya juga mengikuti tradisi ini. Karena fisika memakai matematika sebagai alat dan bahasanya. 

Bisa jadi, dengan mempelajari sesuatu yang mendasar itulah, peluang untuk mengembangkan ilmu fisika ini terbentang lebih besar.
Sama seperti Einstein yang harus berkutat dengan matematika yang sangat sulit (manifold, geometri riemannian, dan lain-lain), untuk merumuskan teori relativitas umum. Jadilah ia ilmuwan paling berpengaruh pada abad 20.

Jangan skeptis dengan matematik.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati