Sudah hampir dua minggu, sejak dia berangkat dari kampung halamannya. Beberapa hari berlalu, hari-hari biasa sesuai kesibukannya. Sepuluh hari yang lalu, ia pulang kerumah. Tidak lama, total waktu di rumah hanya sekitar 4jam saja. Padahal perjalanan pulangnya membutuhkan waktu 14 jam. Singkat sekali waktunya dirumah.
Sumber : http://sofie05.files.wordpress.com/2010/07/keluarga-sakinah.jpg

Ia berbicara agak banyak dengan orangtuanya, bapak dan ibunya. Bapaknya sudah berumur, waktu pensiunnya hanya dalam hitungan pekan. Ibunya, berbeda 3 tahun dari Bapaknya, meski tentusaja, tetap tidak bisa dibilang muda. Bukankah wanita mengalami proses penuaan yang lebih cepat? Begitu kata pembicara-pembicara di kajian pra,tengah,dan pasca-nikah. 

Mereka membicarakan, tentang rencananya. Rencana masa depannya. Kuliahnya, pekerjaannya, berkeluarganya. Dan lain-lain. Orangtuanya baaik sekali, meskipun demikian tetaplah pendidik yang baik. Ia tidak perlu memikirkan biaya kuliah lanjutnya, meskipun ia sudah berkeluarga. Orangtuanya bahkan siap mendanai persiapan berkeluarganya. Namun, orangtuanya tetap mampu membuatnya menjadi pribadi yang mandiri, meskipun sebenarnya, orangtuanya cukup kaya untuk memberikan apa-apa yang diminta olehnya. 

Ia terharu, bahagia tentunya. Orangtuanya mungkin bukan orangtua favorit sedunia. Tapi, mereka berdua adalah orangtua terbaik baginya.

Namun, sayangnya, beberapa hari ini ia membuat kecewa orangtuanya. Salah satu, diantara sekian banyak hal yang mengecewakan. Ia melakukan hal yang sepele saja, kelihatannya. Setidaknya menurut apa yang kita lihat. Namun, tetap saja ini perkara yang besar. Karena yang dikecewakan adalah orangtua, bukan orang lain. Orangtua yang tidak akan pernah bisa dibalas budinya, dengan cara apapun. Sungguh, dengan cara apapun. Meskipun ia memberikan kekayaan yang setara dengan gaji presiden satu periode plus tunjangan dan sampingannya. Kenapa? karena orangtua tidak butuh uang anaknya.

Ia sadar itu. Dan ia pun tahu, cara terbaik untuk berbakti kepada keduanya adalah dengan membawa mereka berdua ke surga kelak.

Namun 3 hari lalu, ayahnya jengkel. Kata adiknya, Bapak marah, soalnya kakak tidak segera melaksanakan permintaan bapak, disuruh mengirim pasfoto dan fotokopi ka-te-pe, dan urusan administrasi saja lama. Klelad-kleled. Jangan diremehkan donk kak. Toh itu kepentingan kakak juga.

Dheg... Astaghfirullaaah...

Ia tiba-tiba cemas. Kuliah pagi harinya tidak konsentrasi. Justru ditengah kuliah ia sibuk dengan hp, dengan notebooknya. mencari cara tercepat untuk mengirimkan barang-barang itu. KTP, ia punya scannya, pasfoto, sebenarnya sudah lama diurusnya. Namun terkendala di sana dan disitu sehingga lama. Siang itu juga, ia kirim ke tukang cetak, lalu dicetak. Dan sorenya, ia segera ke jasa paket tercepat. Meskipun harganya mahal.

Sepele kelihatannya, tapi ia sungguh merasa, perbuatannya sangat buruk. Permintaan sederhana, namun tidak segera dilakukan. Baginya, ini hal yang besar. Membuat bapaknya kecewa, setelah tak-terhitung kebaikan orangtuanya yang telah dilakukan untuknya.

Bapak, nyuwun ngapuro..
mohon maaf, anakmu ini tak berbakti...

10 tahun kedepan anakmu akan selesai menghafal Al-Qur'an dan mulai mengjaganya. Semoga dengan itu, aku akan mampu mengantarkan kalian berdua masuk ke Surga. Bersama....



Orangtua anda mungkin hanya orang-orang biasa. Hidup sebagaimana orang lain hidup. Bekerja sebagaimana orang lain bekerja. Mereka pun mungkin saja memperlakukan anda sebagaimana orangtua lain memperlakukan anaknya. Atau bisa jadi, orang tua anda terlihat pelit sekali memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak mau memfasilitasi anaknya dengan barang-barang mewah. Henpon android terbaru, pc kapsul terbaru dengan fitur canggih. Meskipun sebenarnya kaya. tidak. mungkin saja tidak. atau memang benar-benar tidak.

Atau bisa jadi, orangtua anda, terlihat kejam sekali. Anaknya disuruh bekerja membantu diladang, atau membersihkan rumah, tiap hari. Malamnya disuruh belajar, tiap malam. Bahkan mungkin sampai tidak boleh menonton televisi, bermain game, dan semacamnya. 

Tapi ketahuilah, dibalik setiap perlakuan, dibalik pelajaran kesederhanaan yang mereka berikan, mereka sangat mencintai anda. Tidak menginginkan apapun dari anda, kecuali kebaikan. Mereka ingin, anda mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Kebahagiaan hakiki. Bukan yang kasat mata, namun yang kekal. Kebahagiaan dalam hati....

Maka, balasan terbaik untuk mereka, adalah kebahagiaan yang kekal selamanya. Bawalah mereka ke Surga Allaah, karena andalah yang paling mungkin melakukannya. Jadilah anda anak yang sholeh, yang mendoakan orangtuanya. Sehingga pahala kebaikan mengalir deras, tiada henti. 

Lakukan kebaikan, dan katakan, ya Allaah, pahala kebaikan ini, berikanlah kepada Ibu Bapak-ku, karena kasih sayang merekalah, aku mampu melakukannya...


These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati