begin:vcard
fn:Ibnu Jihad
n:Jihad;Ibnu
org:Manager Dompet Shalahuddin 1431 H;Jurusan Fisika, FMIPA UGM
adr;dom:;;Kricak Kidul, RT 33 RW 07, Tegalrejo, Sleman
email;internet:jeehad.physics@gmail.com
title:Mahasiswa Fisika, angkatan 2007
note:Terus berfikir, tiada henti...
url:http://alloh-only.blogspot.com
version:2.1
end:vcard
Metode dan Tujuan
Dua syarat diatas harus memiliki status yang benar, ketika suatu pergerakan melakukan kegiatannya, atau memutuskan arah manhajnya, maupun fiqrohnya. Akhirnya, setelah melalui proses pemikiran yang panjang, penelaahan dalil-dalil maupun ijtihad yang dilakukan oleh para ulama, ataupun pelopor pergerakan, muncullah beragam harakah islam dengan masing-masing metodenya, namun mestinya memiliki tujuan yang sama. Perbedaan dalam tataran metode. Namun sama dalam tujuan.
Namun pada kenyataannya, perbedaan metode ataupun manhaj yang dimiliki pergerakan terkadang menimbulkan pergesekan yang tidak layak untuk muncul. Antar pengikut suatu harakah dengan harakah lainnya saling menghujat, saling mengkritik keras, dan bahkan saling menjegal dan menyikut pergerakan lainnya.
Ulama salaf rahimahumullah (salah satunya adalah Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, wafat 204 H.) berkata, ”Pendapatku, menurutku, adalah benar, tetapi ada kemungkinan salah. Dan pendapat orang lain, menurutku, adalah salah, namun juga ada kemungkinan benar”.
Barangkali ucapan ulama diatas perlu di lancangkan sekali lagi, agar para pengusuk pergesekan antar harakah kembali berfikir dan kembali mengintrospeksi perbuatannya. Saat mereka disibukkan dengan perbedaan antar manhaj, musuh-musuh diluar islam masih terus memperkuat serangan-serangannya ke Islam. Menghancurkan kita, sehancur-hancurnya.
Karenanya, perbedaan ini, meskipun sulit untuk disatukan, namun dapat diminimalisir dampaknya.
Dua syarat diatas harus memiliki status yang benar, ketika suatu pergerakan melakukan kegiatannya, atau memutuskan arah manhajnya, maupun fiqrohnya. Akhirnya, setelah melalui proses pemikiran yang panjang, penelaahan dalil-dalil maupun ijtihad yang dilakukan oleh para ulama, ataupun pelopor pergerakan, muncullah beragam harakah islam dengan masing-masing metodenya, namun mestinya memiliki tujuan yang sama. Perbedaan dalam tataran metode. Namun sama dalam tujuan.
Namun pada kenyataannya, perbedaan metode ataupun manhaj yang dimiliki pergerakan terkadang menimbulkan pergesekan yang tidak layak untuk muncul. Antar pengikut suatu harakah dengan harakah lainnya saling menghujat, saling mengkritik keras, dan bahkan saling menjegal dan menyikut pergerakan lainnya.
Ulama salaf rahimahumullah (salah satunya adalah Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, wafat 204 H.) berkata, ”Pendapatku, menurutku, adalah benar, tetapi ada kemungkinan salah. Dan pendapat orang lain, menurutku, adalah salah, namun juga ada kemungkinan benar”.
Barangkali ucapan ulama diatas perlu di lancangkan sekali lagi, agar para pengusuk pergesekan antar harakah kembali berfikir dan kembali mengintrospeksi perbuatannya. Saat mereka disibukkan dengan perbedaan antar manhaj, musuh-musuh diluar islam masih terus memperkuat serangan-serangannya ke Islam. Menghancurkan kita, sehancur-hancurnya.
Karenanya, perbedaan ini, meskipun sulit untuk disatukan, namun dapat diminimalisir dampaknya.
caranya adalah dengan memantapkan kembali pemahaman kita terhadap tujuan dakwah kita. Yaitu tegaknya kalimat tauhid. Sebagaimana yang terucap dalam syahadat kita.
Menyadarkan setiap muslim, bahwa tujuan Allah subhanahuwata'ala menciptakan manusia adalah untuk menjadi Khalifahnya di bumi. Jadi berfungsi sebagai wakil atau kepanjangan tangan Allah subhanahu wata'ala. Kitalah bertindak mestinya menjunjung tinggi Rabb kita. Menjunjung tinggi kepentingannya, tidak semata-mata berdakwa untuk mengharapkan surgaNya. Namun berdakwah untuk memperjuangkan eksistensiNya di dunia. Agar setiap thagut yang ada hilang dan hancur sepenuhnya. Hilang tidak ada syariat yang tegak selain milik Allah saja. Tidak ada hukum yang berlaku, melainkan bersumber dariNya melalui RasulNya.
Jadi, bukan semata-mata agar syariat tegak, namun Syariat yang tegak itu menandakan Kekuasaan Sang Pembuat SYARIAT telah tegak di muka bumi. Bukan perkara "yang penting syariat diterapkan", namun kenapa dan untuk siapa syariat tersebut diterapkan, itu lebih penting.
Terlepas dari metode yang kita pilih, mari saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan kita bersama.
TEGAKNYA KALIMAT TAUHID
Ibnu Jihad
Mahasiswa Fisika 07
Manager Lembaga ZIS BSO Dompet Shalahuddin, dari Lembaga Dakwah Kampus Jama'ah Shalahuddin UGM
Menyadarkan setiap muslim, bahwa tujuan Allah subhanahuwata'ala menciptakan manusia adalah untuk menjadi Khalifahnya di bumi. Jadi berfungsi sebagai wakil atau kepanjangan tangan Allah subhanahu wata'ala. Kitalah bertindak mestinya menjunjung tinggi Rabb kita. Menjunjung tinggi kepentingannya, tidak semata-mata berdakwa untuk mengharapkan surgaNya. Namun berdakwah untuk memperjuangkan eksistensiNya di dunia. Agar setiap thagut yang ada hilang dan hancur sepenuhnya. Hilang tidak ada syariat yang tegak selain milik Allah saja. Tidak ada hukum yang berlaku, melainkan bersumber dariNya melalui RasulNya.
Jadi, bukan semata-mata agar syariat tegak, namun Syariat yang tegak itu menandakan Kekuasaan Sang Pembuat SYARIAT telah tegak di muka bumi. Bukan perkara "yang penting syariat diterapkan", namun kenapa dan untuk siapa syariat tersebut diterapkan, itu lebih penting.
Terlepas dari metode yang kita pilih, mari saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan kita bersama.
TEGAKNYA KALIMAT TAUHID
Ibnu Jihad
Mahasiswa Fisika 07
Manager Lembaga ZIS BSO Dompet Shalahuddin, dari Lembaga Dakwah Kampus Jama'ah Shalahuddin UGM