Lumayan bagus ada yg nulis detail 212.
REUNI AKBAR MUJAHID 212
Reuni adalah ajang yang dirindukan setiap insan yang cinta silaturahmi. Sebagai alumni 212 wajarlah kalau sy rindu reuni, reuni 212, yang kali ini bertajuk "Reuni Akbar Mujahid 212". Setelah hari Sabtu seharian sy pindahan rumah dari Depok ke Bogor, bisa dibayangkan bagaimana capeknya badan ini, mau remuk rasanya.
Usai sholat maghrib, terbersit pikiran esok tak akan ikut reuni. Takdir berkata lain, usai sholat Isya' sy tertidur pulas, pukul 00.30 sy terbangun dan badan terasa segar kembali, timbul keinginan ke Monas, reuni.
Tanpa mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi sy berkemas, berbusana ala si tampan Sandiaga Uno, baju koko putih dipadu celana denim warna krem ditutup dengan jaket kulit. Sy bangunkan istri untuk minta ijin dan berpamitan. Dengan setengah ngantuk si isteri berucap: "Kok nggak pake baju putih?".
"Sudah ma, ini dibalik jaket".
"Kalau kira-kira terjadi keributan, cepet balik aja"
"Iya ma, siap. Assalamu'alaikum"
"Walaikum salam"
Sembari memanasi sepedamotor, sy berpikir. Dari Bogor ke Jakarta ada tiga jalur tradisional (non toll), jalur Timur lewat Cijantung, jalur tengah lewat Pasar Minggu, atau jalur barat lewat Parung. Walau agak memutar, pilihan sy jatuhkan lewat Parung. Pertimbangannya, sy sudah familiar dengan jalannya, sampai lokasi lubang-lubang penutup riool yang membahayakan pun sy hafal.
Pukul 01.15 sy berangkat. Diperempatan Warung Jambu sy berpapasan dengan sekelompok pemuda yg mengusung bendera tauhid. Sepertinya mereka sedang mencari tumpangan ke Monas atau mau jalan kaki menuju stasiun KA.
Jalanan cukup lengang, kecepatan kendaraan sy mainkan antara 60 – 65 km per jam. Di jalan Sholeh Iskandar sy menyalip kendaraan patroli Polisi yang tumben agak banyak, tak kurang dari empat kendaraan. Di Parung, sy mampir ke Alfa Midi untuk membeli bekal, 3 botol Aqua isi 600ml (satu untuk berjaga-jaga berwudhu) dan 2 bungkus roti. Usai belanja, diteras duduk-duduk dua orang Bapak bertampang alim, berjenggot dan bercelana cingkrang. Sy tegur: "Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh"
Sy tanya: "Bapak mau ke Monas?"
"Pengin sih, insyaAllah iya"
"Saya juga mau ke Monas, pak" jawab sy.
"Naik motor?"
"Iyya"
"Hati-hati ya Pak"
"Kalau kami, insyaAllah naik kereta, katanya harus turun di Gondangdia ya pak"
"Iya, jangan di Juanda, disana ada reuni 212 palsu"
"Ha....ha....ha....."
"Sampai ketemu disana ya Pak"
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam"
Motor sy pacu dengan kecepatan stabil 60 km/jam.
Pukul 02.20, di lampu merah depan RS Fatmawati sy bertemu dengan serombongan bapak dan ibu bersepeda motor. Sebagian mengenakan jaket hitam dengan tulisan bordir warna kuning di punggungnya "Majelis Rasulullah SAW"
Sy tegur: "Bapak mau ke Monas?"
"InsyaAllah iya, ini baru selesai mauludan, nanti mampir ke rumah dulu".
Di jalan P. Antasari, dibawah jalan layang, sy sempat berpacu sebentar dengan dua pemuda berandal, pakai motor bodong, perothol tanpa plat nomor, tanpa lampu, dan tanpa helm.
Pukul 02.30 sy melintas di Jl.Sudirman, jalan yang lapang dan indah, berkat sentuhan "Gubernur Indonesia" Anies Baswedan. Di Semanggi sudah tampak beberapa bus luar kota pengangkut jama'ah reuni berhenti, regrouping dengan bus-bus lainnya.
Di bunderan HI dan Jl.Thamrin jama'ah sudah ramai, berduyun-duyun berjalan kaki menuju Monas. Sy harus ekstra hati-hati mengendarai motornya, jangan sampai menyenggol mereka. Lima menit kemudian sy sudah memarkirkan kendaraan di basement Wisma Mandiri 1, jl Kebon Sirih. Setelah ke toilet dan berwudu, dengan berjalan kaki sy menuju Monas, berbaur dengan jama'ah lain yang sebagian diantaranya rombongan dari Garut. Pekikan takbir silih berganti, merinding sy.
Pukul 02.40 sy tiba diTKP. Hal pertama yang sy lakukan, beli asesoris reuni. Topi tauhid warna merah seharga 25rb (yang warna item dan putih sy sudah punya lama, beli online), bendera Tauhid kecil seharga 15rb, dan tak lupa tikar seharga 5rb. Jama'ah sudah menyemut. Sulit untuk berjalan. Sy dapat posisi disamping Monas sebelah selatan. Ingin rasanya ke dekat panggung utama, di barat Monas, tapi tidak memungkinkan, sudah dipenuhi jama'ah. Pekikan takbir memenuhi udara. Setiap ada yang berteriak 'Takbir", spontan dijawab jama'ah "Allahu Akbar". Merinding sy menyaksikan dan mendengarnya. Berpuluh kali atau mungkin ratusan kali, tak bosan-bosannya sy pekikkan "Allahu Akbar".
Dijalanan seputar Monas yang berbatu sy gelar tikar. Saya sapa dengan salam dan berjabat tangan ke jama'ah dikiri kanan belakang sy. Sebelah kiri sy bapak dari Solo, sebelah kanan sy pemuda dari Semarang, belakang kanan sy bapak dari Bandungan Semarang dan belakang kiri sy Ibu (lumayan cantik) dari Bantarkemang Bogor. Dia sempat berucap, "Wah, kita sama-sama dari Bogor ya pak" " Iyya bu", jawab sy sambil senyum. Karena gelap, sepertinya senyum sy nggak terlihat olehnya.
Suara speaker kalah oleh oleh riuhnya jama'ah. Selain mutu suaranya kurang bagus, juga terusik oleh obrolan para jama'ah yang saling mengungkap kegembiraannya.
Panggung utama (tidak terlihat oleh sy) diisi oleh panitia dengan dzikir. Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir silih berganti. Tak henti-hentinya sy bergumam, "Subhanallah....Allahu Akbar". Tak lupa sy bersyukur masih diberi kesehatan, usia dan kesempatan bisa berbaur dengan jama'ah yang tak tiada henti memuji namaNya.
Pukul 03.00 yang sesuai jadwal Sholat Tahajud berjama'ah berlalu. Sholat baru dimulai pukul 03.12. Disampaikan oleh panitia sholat tahajud akan dilaksanakan sebanyak 4 raka'at, dua rakaat salam, dua raka'at salam. Ditutup dengan sholat witir 3 raka'at salam (belakangan dilaksanakan 2 raka'at salam, 1 raka'at salam).
Sholat tahajud berlangsung selama 41 menit (selesai pukul 03.53), durasi terpanjang sekitar 25 menit, digunakan untuk doa qunut. Sempat terbawa emosi saat berdoa, Imam terisak setiap membaca "minan nar". Dalam hati sy mencatat, mungkin inilah sholat tahajud dengan jama'ah terbanyak didunia.
Usai sholat, sambil menunggu waktu Subuh tiba, diisi oleh doa. Doa yang panjang. Ada dua poin yang sy ingat dengan baik, yakni permintaan semoga dianugerahi pemimpin yang beriman, yang taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Poin lainnya, adalah permohonan ampunan dosa kalau selama ini tertelan oleh kita makanan yang haram. Bersihkanlah ya Allah.
Menjelang adzan subuh, cuaca mendung. Menyelip disela-sela shaft jama'ah, penjual jas hujan kresek menawarkan dagangannya. Satu dua jama'ah membelinya.
Pukul 04.10 adzan Subuh dikumandangkan. Syahdu mendengarnya. Sayup-sayup terdengar sholat akan diimami KH...(tidak terdengar jelas), pemimpin Pondok Pesantren dari Rancah (atau Rangkah?). Pukul 04.23 sholat subuh dimulai, dan selesai pukul 04.50. Waktu terlama (sekitar 20 menit) terpakai untuk doa Qunut. Yang sempat sy ingat ada kata yang menyebut nama Abu Bakar Ba'asyir. Usai sholat Subuh dilanjutkan dengan doa. Dalam untaian doa terselip nama Habib Rizieq Shihab.
Sekedar catatan sy, entah kenapa setiap doa qunut dilantunkan tercium bau wangi yang cukup tajam.
Pukul 05.10 disela-sela jama'ah menyeruak pedagang ban (ikat kepala) bertuliskan kalimat tauhid dan reuni akbar 212 dalam warna-warni, yang dijual 10rb tiga. Sy berminat beli, tapi penjualnya keburu jauh.
Pukul 05.20 terdengar teriakan "Huuu, hoii, rumput tuh". Rupanya ada jama'ah yang menginjak rumput dan ditegur oleh jama'ah. Peristiwa ini berulang, setiap ada yg menginjak rumput, jama'ah mengingatkan. Alhasil tak ada lagi yang berani menginjak rumput.
Pukul 05.30 tercium bau kopi yang menyengat. Tampak jama'ah menenteng 2 cup kopi. Sy tanya dari mana diperoleh. Dengan menggoyangkan wajahnya dia menunjuk kearah tenda disebelah kiri. Dengan bergegas sy ikut antri kopi gratis, yang disiapkan oleh salah satu komunitas. Sy amati banyak tenda menyediakan minuman kopi, teh, aqua dan berbagai snack, termasuk bubur ayam dan lontong bumbu. Sy sengaja tidak mengambil makanan dan menghindari makan dan minum banyak, takut kebelakang. Pengalaman di Padang Arafah, saat berhaji tahun 2000 sy terapkan disini. Semata-mata karena sulitnya (antri panjang) toilet.
Menikmati kopi, sy ngobrol ngalor-ngidul dengan jama'ah sekitar sy. Sayup-sayup terdengar panggung utama diisi dengan dzikir. Medley tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Kopi habis, sy ikutan dzikir.
Pukul 05.45, jama'ah sebelah kiri sy (yang mengaku berprofesi pedagang minuman) menawarkan sebungkus plastik snack berisi kue onde-onde dan pastel. Sy terima tawarannya lantas sy santap.
Dipanggung MC mulai cuap-cuap, salah satu MC sy hafal suaranya, adalah Miing, Dedi Gumelar, yang mantan anggota DPR. Celethukan-celethukan yang kocak membuat segar suasana.
Pukul 05.50 diisi dengan tahlil dan doa. Pukul 05.55 tahlil dan doa diganti dengan takbir dan ucapan penyemangat dan selamat datang para mujahid 212.
Pukul 05.58 disampaikan tausiyah entah oleh siapa, isinya bahwa kita disatukan oleh dan dalam persamaan iman. Hendaklah kesatuan ini dijaga dengan baik.
Juga diselipkan himbauan untuk menjaga kebersihan, jangan merusak taman, untuk menghindari berita negatif. Yang membawa panji-panji Tauhid jangan sembarangan dan jangan ditaruh ditanah. Tausiyah berlangsung sekitar 10 menit.
Pukul 06.10, menyeruak disela-sela jama'ah seorang komandan TNI berpakaian PDL loreng, mengapit tongkat komando, diiringi sekitar 5 anak buah. Sang komandan gagah, tegap, sekilas mirip Jenderal Gatot Nurmantyo. Sy lihat label namanya JPS. Pangkatnya sy lupa melihatnya, mungkin kolonel. Dia menemui dua orang sepuh (sepertinya ulama) lantas menyalami dan mencium tangannya. Subhanallah.
Pukul 06.12 dilantunkan doa berkaitan Maulud Nabi Muhammad SAW dilanjutkan dengan sholawat yang diikuti oleh seluruh jama'ah. Merinding sy.
Pukul 06.15 disela-sela sholawat menyeruak wanita bercadar mengedarkan kantung kain warna merah bertuliskan "Infaq Fisabilillah 212". Kantung no 045. Sebagian jama'ah mengulurkan sumbangannya. Kantung sudah berisi setengahnya.
Pukul 06.22 sound system mengalami gangguan, putus-nyambung.
Pukul 06.24 panitia meminta jama'ah untuk berdiri sembari mengibarkan bendera tauhid, juga diminta untuk melantunkan sholawat. Meriah, gemuruh dan syahdu. Lagi-lagi sy merinding. Selain bendera tauhid terkibar juga bendera merah putih. Tampak satu-dua bendera Palestina.
Pukul 06.30 aubade bendera selesai, jama'ah diminta duduk kembali.
Pukul 06.32 menyeruak beberapa pemuda menenteng plastik hitam. Sy pikir minta sumbangan, dan sy siapkan uang. Ternyata sang pemuda adalah relawan pemungut sampah. Sy sapa dengan ramah, ternyata sang relawan berasal dari Banyumanik Semarang.
Pukul 06.33 panitia meminta jama'ah berdiri kembali dan membacakan sholawat, "Ya nabi salam alaika, ....ya rasul salam alaika", merinding sy dan tak terasa sy menitikkan air mata. Sesekali jama'ah mengucapkan "Ya Allah".
Sholawat berlangsung sekitar 10 menit, pukul 06. 43 jama'ah diminta duduk (tepatnya ngampar) kembali.
Pukul 06.45, lagi-lagi ada teriakan "Huuuuuuuu" saat ada jama'ah yang menginjak rumput.
Pukul 06.53 melintas diudara beberapa drone yang menshooting jama'ah. Beberapa jama'ah, termasuk sy menyambutnya dengan acungan dua jari, jempol dan telunjuk.
Pukul 06.54 speaker mati, jamaah terus-terusan bertakbir.
Pukul 06.55 dari samping kiri terdengar suara riuh, yang berasal komunitas "Royatul Islam" yang mengusung bendera Tauhid Raksasa, berlebar sekitar 10 meter. Sementara bendera direbahkan menunggu momen yang tepat untuk dikibarkan.
Pembawa acara mengumumkan bahwa acara ini juga dihadiri oleh beberapa saudara kita non muslim (belakangan sy tahu salah seorang adalah Bpk Natalius Pigai, tokoh HAM terkemuka).
Pukul 07.03 muncul orang (maaf) stres yang terus berteriak "Takbir.... takbir". Walau agak ogah, para jama'ah tetap menyambutnya dengan takbir.
Pukul 07.05 speaker kembali mati. Seorang jama'ah yg penampilannya berpendidikan nyelethuk, "Wah jangan-jangan gelombangnya disabot nih. Ini kan wireless". Untuk menyenangkan dia sy timpali: "Bisa juga".
Dengan tergopoh-gopoh, seorang jama'ah samping kanan agak jauh kembali duduk, "MasyaAllah, saya antri toilet 2 jam". Mendengarnya, dalam hati sy berdoa, semoga untuk sementara perut bisa diajak kompromi untuk tidak ke toilet dulu.
Pukul 07.08 kembali si orang stress menyeruak, memaksa kedepan sambil teriak-teriak "Takbir...takbir". Kali ini jama'ah mendiamkannya. Malah kalau si orang stress diam, jama'ah meneriakinya "Lagi.....lagi". Ha...ha...ha. Ada-ada saja, ulah jama'ah.
Pukul 07.10 jama'ah samping kanan sy menawarkan gorengan bakwan yang masih anget, entah dia dapat dari mana. Sy ambil satu.
Sy amati, hampir seluruh jama'ah mengenakan atribut tauhid. Kalau tidak topi, kaos, bendera, ban, flyer, sampai masker penutup hidungpun ada yang bertuliskan kalimat tauhid.
Pukul 07.15 seorang jama'ah setengah bertanya bilang, mau lihat tank kok sudah nggak ada, ya. Sy jawab, sy nggak tahu juga, nggak sempat, tepatnya nggak bisa berkeliling.
Pukul 07.22 sy terganggu oleh komunitas belakang saya yang pemimpin regunya terus berteriak-teriak dengan Toa, memanggil-manggil nana "Putri Nilam Sari Bekasi, dicari". Terus menerus diucapkan. Menyebalkan. Dalam hati sy bilang, kampungan.
PUkul 07.27 speaker hidup lagi, panitia menyerukan agar jama'ah jangan menempati/melewati garis merah.
Pukul 07.31 MC mengumumkan Gubernur Indonesia Anies Baswedan tiba (benar-disebut Gubernur Indonesia, dan disambut dengan gerr oleh jama'ah). Kedatangan Gubernur Indonesia disambut jama'ah dengan takbir. Dilanjutkan dengan menyanyi (oleh seluruh jama'ah) lagu Satu Nusa Satu Bangsa disusul lagu Garuda Panca Sila.
Pukul 07.36 diselingi dengan celethukan segar, MC mengumumkan ada kakek yang tersesat, terpisah dari rombongannya. Sang kakek berasal dari Situbondo, Bondowoso.
Pukul 07.37, di panggung, MC mengetest seorang anak milenial yang fasih berbahasa Arab.
Pukul 07.38 sebagian jama'ah dengan liar (tanpa komando) secara spontan menyanyikan lagu (dengan irama lagu "Cangkul yang dalam"). Syairnya: "Panik....panik...ada yang panik. Ada yang panik takut diganti". Sy ikut-ikutan nyanyi, ....ha...ha...ha....
Sayup-sayup terdengar MC mengucapkan selamat datang kepada Bpk Amien Rais, juga para pengunjung non muslim.
Pukul 07.39 menyeruak serombongan komunitas yang mengestafetkan bendera tauhid besar yang dibentang. Seperti barang bernyawa, bendera seolah-seolah bergerak diatas kepala para jama'ah.
Pukul 07.41 dengan becanda MC mulai mengabsen jama'ah. " Dari Tangerang mana?"
Pukul 07.41 dengan dipimpin oleh Gubernur Indonesia, jama'ah berdiri dan menyanyikan lagu "Indonesia Raya".
Usai lagu Indonesia Raya, MC mengumumkan kedatangan Bapak Prabowo. Kedatangannya disambut dengan pekikan jama'ah. "Prabowo.......Prabowo....Presiden". Berulang-ulang.
Pukul 07.45, MC meminta jama'ah yang tidak berkepentingan supaya turun (mengosongkan) panggung.
Pukul 07.47 pembacaan kalam Illahi oleh Ustadz Faisal Aburrahman (kalau salah nama, mohon maaf, speaker jelek suaranya). Jama'ah hening dan khusyuk mendengarkannya. Sy perhatikan kok suaranya seperti suara anak-anak?.
Walau hening, pedagang tetap saja menyeruak menawarkan dagangannya. Ada handuk, selampe, tahu, aqua sampai flyer.
Pukul 07.54 acara resmi dibuka diawali dengan sambutan oleh Ketua Panitia (nama disebutkan tapi kurang terdengar, lagi-lagi speaker kemresek). Isi sambutannya antara lain disampaikan bahwa spirit 212 telah dikenal dan menggemparkan dunia. Atas ijin Allah kita bisa berkumpul disini. Ucapan terima kasih kepada para donatur. Juga diingatkan untuk tetap menjaga kedamaian, karena islam adalah rahmatan lil alamin. Pukul 07.59 sambutan selesai.
Pukul 08.01 puluhan anggota komunitas berompi hijau bertuliskan "Utamakan Sholawat" memaksa bergerak maju. Dengan bersusah payah akhirnya mereka bisa bergerak maju.
Pukul 08.02 sambutan entah oleh siapa, speaker putus nyambung. Isinya antara lain mengingatkan adanya partai-partai pendukung penista agama. Dan merekalah yang selalu mencibir dan meremehkan 212. Ternyata pesertanya membeludak. Kita adalah mujahid yang siap membela agama.
Pukul 08.05 sambutan oleh Ustadz Al Khathath. Isinya antara lain. Selamat datang dan terima kasih kepada para Mujahid, pak Prabowo, pak Anies, Ketua PA 212, juga salam hormat untuk para pengunjung non muslim. Diingatkan kepada para pemusuh ulama, dan pemusuh islam, akan dilaknat Allah. Kau hina agama, menjelmalah kisah 212. Kau bakar kalimat tauhid, hari ini menjelma jutaan bendera tauhid.
Pukul 08.12 diumumkan MC sambutan oleh Gubernur Indonesia, Anies Baswedan. Disambut suitan para jama'ah. Poin-poin sambutannya antara lain.
- Monas dirancang untuk kumpul rakyat, tempat untuk semua. Monas untuk seluruh WNI. Untuk masuk kawasan Monas, tidak perlu menjukkan KTP. Disambut gerrr oleh jama'ah.
- Dalam waktu satu tahun beberapa janji sudah dipenuhi, antara lain rumah DP nol persen, menutup tempat maksiat, menyetop reklamasi. Semua Cuma perlu tanda tangan diatas selembar kertas.
- Jangan anggap enteng proses politik
- Ditempat ini hadir persatuan, jaga terus persatuan
- Persatuan adalah ikhtiar kita. Dengan keadilan akan tercipta persatuan.
- Jaga kebersihan dan ketertiban. Kita hadir dengan tertib, selesai/kembali dengan tertib. Tunjukkan kepada mereka yang mencibir bahwa kita tertib. Biarkan mereka malu sendiri. Tertiblah dijalan, sapa orang yang bersua dijalan. Ketertiban kita telah mempesona dunia. Buatlah anak-anak kita akan bangga dengan orang tuanya. Pukul 08.20 sambutan selesai.
Pukul 08.21 panitia mengajak para jama'ah membacakan Al Fatikhah untuk keselamatan dan kesehatan Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Dilajutkan dengan doa yang antara lain memohon dihancur leburkannya para penghalang "amar ma'ruf nahi munkar".
Pukul 08.22 sambutan oleh Ketua MPR Bpk Zulkifli Hasan. Sambutan diawali dengan penegasan bahwa beliau disini sebagai Ketua MPR bukan sebagai yang lain. Juga ucapan penghormatan kepada Gubernur Indonesia (ini diucapkan oleh beliau lho, bukan sy ngarang) Anies Baswedan, Bpk Fadli Zon, Bpk Nurhidayat Wahid, Bpk Prabowo, Bpk Amien Rais dsb. Poin-poin yang disampaikan:
- MPR sekarang beda dengan MPR dulu. Inilah jelmaan Demokrasi Panca Sila.
- Yang berkuasa adalah rakyat. Yang pilih bupati, gubernur dan presiden adalah rakyat. Makanya jangan sombong.
- Reuni 212 hendaknya untuk meningkatkan persatuan.
- Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.
- Para alumni 212 hendaklah menjadi pemilih yang damai dan membanggakan.
- Bagi non muslim, jangan khawatir terhadap umat islam.
- Tak mungkin merdeka tanpa umat islam, pembicara menceritakan perjuangan umat isl dari tahun ketahun.
- Bagi umat Islam NKRI harga mati.
- Sambutan ditutup dengan ajakan berdoa untuk guru kita Habib Rizieq Shihab.
Sambutan ditutup pukul 08.29
Kembali MC memegang kendali, diisi dengan celethukan dan candaan. Ada juga yang yang sersan, serius tapi santai. Seperti sindiran berikut ini. Jangan ajarkan kami (umat islam) tentang toleransi, tentang persatuan dsb. Umat Islam sudah menjalankan itu semua. Jangan mudah menuduh radikal. Bagi penjajah, pahlawan itu radikal. Jika lu sering menuduh radikal, jangan-jangan lu penjajah (celoteh Miing).
Usai becanda diumumkan anak hilang. Nur Rahmat, usia 9 tahun, tinggi 140 cm, pakai gamis hitam bertopi tauhid.
Pukul 08.33 sambutan oleh Abdul Rosyid Abdullah Syafii, cucu pahlawan nasional. Isi sambutannya antara lain tentang "sakti" nya kalimat tauhid. Bahwa seorang muslim menjelang detik kematiannya, saat nafas terakhir dikerongkongan, ybs membaca kalimat tauhid, dijamin masuk surga. Dilanjutkan memimpin doa mohon ampunan sesuai tuntunan Rasulullah. Sambutan berlangsung singkat, hanya 5 menit, sampai pukul 08.38.
Kembali MC Miing Cs beraksi. Diberitakan anak hilang, bernama Muhammad Al Awabi dari Lubuk Linggau. Disampaikan juga sambutan berikutnya giliran adalah tamu istimewa dari Palestine.
Pukul 08.40 sambutan dimulai, dalam bahasa sono, yang diterjemahkan oleh Dr Faizir Hamdhan Sulaiman. Sambutan dibuka dengan perkenalan bahwa pembicara berasal dari Al Quds. Ybs pernah dipenjara oleh Zionis Israel selama 20 tahun. Pembebasannya bersama pejuang Palestine lainnya sebanyak 500 orang ditukar tawanan 1 serdadu Israel. Dikisahkan didalam penjara Israel terdapat Universitas dan ybs berhasil menggondol gelar S1 nya dipenjara. Disampaikan juga yang mendesak saat ini adalah pembebasan Masjid Al Aqsha, mohon bantuan doa saudara-saudara muslim Indonesia. Sambutan cukup singkat, selama 5 menit. Selesai pukul 08.45
Kendali kembali dipegang MC Miing cs. Lagi-lagi diumumkan anak hilang, kali ini bernama Fadli, bukan Fadli Zon, usia 5 tahun asal Bojong Bogor. Juga diserukan, Tim Medis agar segera kebelakang tenda, urgent. Kembali diumumkan si anak Fadli diketemukan. Dengan berseloroh Miing berucap: "Eee.....foto dulu bersama Fadli Zon". Selanjutnya, Miing menawarkan kepada jama'ah siapa pembicara berikutnya. Tawaran disambut jama'ah dengan antusias: "Prabowo......Prabowo".
Pukul 08.47 sambutan oleh Bpk Prabowo, disambut dengan takbir oleh jama'ah. Sambutan diawali dengan puji syukur bahwa kita dalam keadaan sehat, bisa berkumpul disini dengan penuh persaudaraan, persatuan dan ketertiban. Kita contoh akhlak Rasulullah. Disampaikan bahwa beliau diberi amanah untuk menjadi Capres, yang harus patuh, tidak boleh kampanye. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas undangan Panitia. Ini suatu kehormatan dan kebanggan bagi saya. Jutaan rakyat Indonesia utamanya umat Islam adalah terbiasa tertib. Diawali dari ketertiban dijalan sampai ke rumah tangga, bahkan yang menggendong anakpun tertib.
Sambutan berlangsung singkat, hanya 4 menit, selesai pukul 08.51, yang ditutup dengan ajakan pekikan takbir dan merdeka!.
Kembali MC Miing Cs memegang kendali. Entah diawali dengan kata-kata apa (kurang terdengar jelas), tapi ditutup dengan kata: "Pengin cepat-cepat tahun depan" yang direspons gerrr oleh jama'ah. Lagi, MC mengumumkan diketemukan anak, sekarang posisi ada di Damkar.
Sambutan berikutnya, pukul 08.53 Ustadz Bakhtiar Natsir. Diawali dengan nyanyian Aksi Bela Islam yang diikuti sebagian besar jama'ah. Sy mengikuti dengsn terbata-bata karena tidak hafal. Berikut syairnya:
Alquran Imam kami
Alquran Pedoman kami
Alquran Petunjuk kami
Alquran Satukan kami
Alquran Imam kami
Alquran Pedoman kami
Alquran Petunjuk kami
Alquran Satukan kami
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allah Allahu Akbar
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Sambutannya sendiri sangat singkat, mengajak penerapan tauhid dalam perspektif ekonomi, keluarga, dan keamanan. Sambutan ditutup dengan mengajak jama'ah berdiri dan mengibarkan bendera tauhid. Selesai pukul 08.57.
Kembali Miing Cs pegang kendali dengan celotheh-celothehannya yang segar.
Pukul 09.00 sambutan oleh Ustadz favorit di medsos (Twitter). Disampaikan sabda Rasulullah bahwa siapa yang keluar mencari ilmu adalah jihad sampai dia kembali kerumahnya. Pemuda Islam harus siap menjaga NKRI sampai kiamat. Tapi bukan NKRI yang sesat, bukan NKRI yang menghalalkan homosex, bukan NKRI yang menghalalkan maksiat. Yang wajib kita jaga,adalah NKRI yang baldatun thoyyibatun warabbun gafur!.
Tanpa menyebut nama, disampaikan bahwa saat ini banyak yang kerjanya melintir berita. Mereka Sombong bisa membangun jalan, penjajah saja bisa membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Sombong bisa membangun pelabuhan, penjajah saja membangun Tanjung Priok nggak sombong. Sombong bisa membangun lapangan terbang, penjajah bisa membangan Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma saja nggak sombong.
Sesuai UUD negara kita berdasarkan Ketuhanan YME, jadi tidak boleh ada warga negara yang melawan agama, menista agama. Tidak boleh ada pelacuran.
Sambutan ditutup dengan perkataan saat ini negara dalam kondisi carut marut. Untuk pemulihannya segera diserahkan kepada tentara yang dijaga ulama. Yang disambut dengan pekikan dan tepukan yang gemuruh oleh audience.
Pukul 09.15 penyerahan penghargaan oleh Gubernur Indonesia Anies Baswedan kepada para milenials berjumlah 12 orang. Diantaranya hafidz cilik Cecep, santri cilik yang jalan dari Ciamis ke Monas, Miftahul Huda atlit yudo difabel yang didiskualifikasi karena menolak melepas hijab. Nissa Syaban dsb.
Penyerahan penghargaan selesai. Pukul 09.17 kembali mike dipegang Ustadz Al Khathath. Menyambung sambutan Ketua MPR, bahwa yang penting adalah setelah hari ini. Jama'ah harus siap berjuang untuk kejayaan Islam, ikuti komando ulama. Para jama'ah yang bersedia mengikuti komando ulama diminta berdiri dan mengucapkan sumpah. Kata-katanya sy kurang sreg, karena bernada bai'at dan (maaf) menunjuk kesetiaan kepada pribadi Habib Rizieq Shihab, bukan kepada ulama.
Kembali Miing Cs pegang mike, disampaikan acara ini dihadiri oleh ibu Titiek Soeharto, Fahira Idris, Bunda Neno Warisman dsb. Kembali tepukan dan pekikan jama'ah bergemuruh. Disampaikan juga ada buku karya Habib Rizieq berjudul "Mutiara Perjuangan" yang dapat ditebus dengan harga 50rb.
Pukul 09.28 tiba-tiba HP sy mengeluarkan warning, HP terlalu panas sehingga tidak dapat dicharge. Sy pegang ternyata betul panas. Cuaca sy rasakan memang mulai panas. Sy bergeser keselatan kebawah rimbunan pohon yang teduh. Konsekewensinya sy menjauh dari speaker sehingga makin kurang bisa mendengar dengan baik.
Pukul 09.30 mendengarkan rekaman sambutan Habib Rizieq Shihab. Diawali dengan ajakan untuk meningkatkan taqwa dengan sebenar-benar taqwa. Diingatkan bahwa hukum Allah diatas segala-galanya. Berhukumlah dengan hukum Allah, dengan Al Qur'an. Ini ada diayat kursi. Kita tidak wajib mengikuti Umara yang mengingkari hukum Allah.
Jangan mengolok-olok Al Qur'an.
Saat ini yang didambakan rakyat adalah penegakan keadilan. Semua agama mendambakan penegakan keadilan.
Penistaan agama adalah pelanggaran hukum dalam NKRI.
Pukul 09.46 sambutan selesai.
Cuaca semakin panas. Karena tidak ada kewajiban sy untuk sampai acara selesai, sy beranjak pulang. Jama'ah juga mulai banyak yang meninggalkan acara. Saat berjalan lamat-lamat terdengar sambutan yang berkaitan dengan maraknya kebohongan/pembohong. Entah siapa pembicaranya.
Menyusuri Jl.Thamrin sy melihat-lihat beberapa penjual asesori Tauhid. Sy tertarik dan membeli stiker dan Pin Tauhid. Asesoris lain yang menarik perhatian sy adalah topi hitam bertuliskan kalimat tauhid dan dibawahnya tertulis "Slankers Hijrah". Niat beli sy urungkan karena kemahalan, 50rb.
Saat beranjak sy dikejutkan oleh manusia rantai. Sekelompok orang yang bergandengan membentuk rantai dan berjalan cepat membelah kerumunan orang. Rupanya mereka sedang mengawal dan melindungi Ustadz Pemberani, Ustadz Habib Bahar bin Smith beserta istrinya.
Dengan lunglai karena kurang tidur, tapi puas dan bahagia sy pulang kerumah. Dalam hati sy berjanji jika tahun depan ada reuni lagi, dan masih dianugerahi panjang umur, sy akan datang.