Archives

Jangan takut menjadi orang Asing, Jadilah orang Istimewa




Apa kabar jiwa? masihkah engkau tenang dal
am nikmatnya iman di dadamu?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu ia berkata: "Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Islam datang dalam keadaan asing,
dan akan kembali asing, maka Thuba-lah (beruntunglah) bagi orang orang yang asing."
[HR. Muslim 2/152 no. 232-145].

"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma berkata: Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Islam datang keadaan
asing, dan akan kembali asing seperti semula, maka Thuba-lah (beruntunglah)
bagi orang orang yang asing." Dia berkata: telah dikatakan siapa ghuraba'
(orang orang asing?) Beliau menjawab: "Yang dirampas dari kabilahnya."
[HR. Ibnu Majah 2/1320 no. 3988, Darimi (2/211-312), Ahmad (1/398), Berkata Al
Albani: Shahih, tanpa ucapan 'berkata' dan 'dikatakan'].


"Dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhuma, Dikatakan: "Siapa
mereka, ya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam?", beliau menjawab:
"Orang orang yang baik, ketika manusia telah rusak."
[HR. Abu Amr Ad-Dani di Sunan Waridah fil Fitan 1/25, al Ajurri di Ghuraba' hal. 21 dan yang
lainnya, silahkan lihat; Silsilah Shahihah 3/267]


3 hadist di atas, tidak akan saya bahas matannya, jika anda ingin mengetahui pembahasan lengkapnya silahkan mengunjungi

siapa mereka? orang - orang asing itu?
Orang yang baik diantara Orang buruk
Ia adalah permata di tumpukan sampah

Anda merasa seperti itu?

Saat ini senjata-senjata perang kaum kafir, telah mengenai tagetnya dengan telak. Efeknya, orang-orang islam yang menjadi targetnya, menjadi pelaku yang membuat Islam menjadi asing, menjadi barang aneh, bahkan bagi orang islam itu sendiri...

Jangan merasa bangga ketika anda menjadi orang baik di tengah-tengah kerumunan orang-orang baik dan shalih.
Itu biasa, saudaraku...
Itu wajar...

Jika anda merasa orang baik, cobalah untuk membayangkanmemasuki dunia yang di penuh orang-orang buruk di dalamnya. Mampukah anda bertahan?

Senjata kaum kafir telah membuat kita, umat muslim menjadi orang-orang yang lalai. Lalai terhadap urusan penting hidupnya, yaitu Visi dan Misi hidup yang harus ia tegakkan dan ia laksanakan. umat ini juga sudah lalai untuk mempelajari Islam, untuk memahami tabiat agama mulia ini. Sehingga orang-orang yang serius untuk beragama dianggap sebagai orang asing.

Coba saja, kita sebgaian besar pasti menonton televisi, mendengarkan radio dan membaca koran, dan yang paling dahsyat hantamannya adalah... Musik. nyanyian melenakan dan melalaikan. Kita menonton TV, hampir semua yang ia tampakkan adalah tumbukan sampah. Radio? gak jauh beda, tapi masih mending lah, soalnya radio gak terlalu ber efek ke kita sih... jdi gak heran kalo pertumbuhan radio dakwah bisa lebih semarak. Soalnya musuh kita itu juga gak terlalu khawatir dengan media ini. Media cetak? mayoritas setali tiga uang dengan apa yang televisi tampilkan, namun memang mendukung kemajuan intelektualitas bagi pembacanya, sembari memasukkan pemahaman-pemahaman aneh bagi pembacanya...

Contoh sederhana, makan dengan tiga jari, celana di atas mata kaki (putra saja), jenggot, tidak mau bersalaman dengan lawan jenis (bahkan dengan sepupu), jilbab yang syar'i, shalat harus berjamaah di masjid untuk laki-laki, anti pacaran, rokok itu haram, dll.

Sebagian yang saya sebut diatas memang sunah saja, itupun masih dalam status "ikhtilaf", sebagian lagi kewajiban. Dan banyak orang islam yang memandang negatif terhadap hal-hal di atas, mengatakan teroris lah, mengatakan aliran sesat lah..
atau di pergaulan biasa mengatakan pelakunya
SOK ALIM...
sehingga ia menjadi terasing...

Dan beruntunglah orang yang asing itu, karena ia terus berjuang memperbaiki Islamnya, memperbaiki kehidupanya, menjadi abdi Tuhannya, sementara yang lain hanya mengejar sesuatu yang keliatan nyata namun sebenarny sangat tidak jelas itu...

Mari sedikit berfikir, sedikit menggunakan sel-sel otak kita untuk berpacu intelektualitas...
dari hal-hal yang saya contohkan di atas, tentu kita sepakat dengan yang sudah jelas dalilnya, seperti berjabat tangan dengan non-mahram, tidak berpacaran, jilbab yang syar'i.
Kita sepakat itu wajib, silahkan lihat An-Nisa'a ayat 23 untuk masalah mahram.

Tapi pernahkah kita melakukan aksi nyata dari konsekuensi ayat itu? Idul Fitri kemarin, berapa orang non-mahram yang kita salami? atau bahkan sampai berpelukan, karena menganggap ia masih keluarga?

Masihkah anda berpacaran, dengan segala definisi yang tercangkup didalamnya?
Bagi yang sudah berhenti, semoga terus istiqomah...

Bagi anda yang putri/wanita/akhwat, sudah syar'ikah jilbab anda?
Apakah anda merasa pakaian anda tidak akan mengundang pandangan orang untuk melihat anda?
saudariku... berpakaianlah sederhana, baik itu warna, corak, motif dll


sedang permsalahan yang masih abu-abu
makan dengan tiga jari, celana di atas mata kaki (untuk putra),
shalat harus berjamaah di masjid untuk laki-laki, rokok itu haram

mari kita gunakan logika berpikir
tentang
CINTA
dan
Idola

Orang yang mencintai orang lain, ia rela melakukan segala sesuatu untuk membuatnya bahagia, perintahnya ia turuti dengan sebaik-baiknya, ia selalu memikirkannya

CINTA kepada Alloh harus lebih besar dari itu...
Kita bahkan rela mati untuk Allah

Idola adalah sosok idaman yang ingin kita tiru perilakunya, karakternya, kebaikannya, prestasinya..

Idola kita adalah Rasulullah Sholallahu 'alayhi wassalam...
Tentu perlakuan kita mengidolakan beliau harus lebih dari sekedar Idola pemain sepak bola...

Dua hal ini, jika menjadi frame berpikir kita, maka kita akan maklum dengan orang yang pro terhadap
makan dengan tiga jari, celana di atas mata kaki, shalat harus berjamaah di masjid untuk laki-laki, rokok itu haram

Karena ia berusaha mencintai dan berusaha mengikuti idolanya dengan sebaik-baiknya, maka ia menganggap anjuran Rasul untuk makan dengan tiga jari (meski banyak ulama yang berpendapat itu bukan sunah, melainkan kebiasaan) sebagai sunah Nabi yang patut di ikuti.
Ia menganggap meninggikan celananya adalah bentuk pernyataan Cinta dan ketundukkannya kepada Alloh azza wajalla, hanya karena Rabb-nya mengatakan mubazir itu saudara syaitan, sedang syaitan sangat ingkar kepada Rabb-nya, maka ia tidak ingin terjebak pada kemubaziran melebihkan pakaiannya dibawah mata kaki. Kecuali perempuan, ia memang harus menutupnya.
Ia menganggap shalat berjama'ah sebagai sesuatu yang wajib, meski kebanyakan ulama menganggap itu sunnah muakkad (sunah mendekati wajib/sangat dianjurkan). Karena ia begitu CINTA kepada Alloh ta'ala dan begitu mengidolakan Rasulnya.

Ia pasti juga segera setuju bahwa rokok itu haram, karena merek rokok pasti ada embel-embel
"merokok dapat menyebabkan kangker, gangguan pernafasan, gangguan kehamilan dan janin, dst"
Sebab Alloh subhanahuwata'ala memperingatkan kita untuk menjauhkan diri dari bahaya, dari kesia-siaan juga. Jelas, rokok bikin kantong jebol...

Kalau sudah berfikirnya bagaimana mengungkapkan rasa Cinta kepada Alloh dan Rasulnya dan menjadikan Rasulullah sebagai idola, maka semangat untuk menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari akan bertambah.
Tidak banyak orang yang berfikir seperti ini, maka bersiaplah untuk menjadi orang asing. Yang ketika kita mencoba untuk memanjangkan janggut, meninggikan celana, orang akan men-cap kita saudara teroris, atau minimal, sependapat dengan terorislah...

Kita juga akan terkesan rewel dengan sesuatu yang kecil, misalnya, melihat lampu kamar tidur tetangga kost yang menyala ketika penghuninya tidur, lalu kita matikan. Ternyata penghuni kamar menilai kita rewel. Melihat orang lain makan banyak, kemudian kita mengingatkan. Melihat orang lain membuang sampah sembarangan, kita juga bereaksi...

itu dalam hal-hal kecil, namun, orang akan sukses melakukan perbuatan besar kalau ia terbiasa memperhatikan hal-hal yang kecil. Karena, hal yang besar itu merupakan akumulasi hal-hal kecil. Sepakat?

Jadilah orang yang terus bersabar dan terus bersungguh-sungguh berislam, sudah cukup banyak coretan noda di wajah Islam, karena umatnya yang berperilaku tidak Islami. Seenaknya saja, mengatakan Islam seperti ini - seperti itu, tanpa dasar Ilmu. Orang-orang yang sekedar mempunyai Islam sebagai pelengkap identitas saja.

Biarkan orang-orang tahu, bahwa Islam adalah agama mulia, yang membuat orang menjadi baik akhlaknya, menjadi profesional orangnya, menjadi orang yang tangguh ditimpa masalah, menjadi orang yang solutif, menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang dan lingkungan disekitarnya.

Mari perbaiki amalan-amalan kewajiban kita, baik ibadah ritual maupun non ritual.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْـتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِى بِشَيْئٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْـتُهُ عَلَيْهِ ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبٌ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبُّهُ ، فَـإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَلَئِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيْذَنَّـهُ .

(رَوَاهُ الْبُخَارِى)

Dari Abi Hurairah RA katanya, telah bersabda RasuLullah saw : Sesungguhnya Allah swt telah berfirman: Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku , maka Aku isytiharkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan suatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada dia mengerjakan apa yang Aku telah fardhukan keatasnya. Dan sentiasalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan yang sunat sehingga Aku cinta kepadanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yanq ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, nescaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya Aku berikan perlindungan kepadanya.

( Hadis Qudsi – Riwayat Imam al-Bukhari )

http://alloh-only.blogspot.com


Teruslah menjadi seorang pejuang!!!

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Islami - "Hilal" dari sudut pandang lain


Ramadhan sudah berlalu, syawal sudah didepan meja makan kita!!

Yups, saat bulan suci nan mulia lagi agung, Ramadhan, tubuh kita telah menjalani serangkaian proses perbaikan dan pembersihan. Yang paling mendapatkan porsi pembersihan adalah sistem pencernaan kita. Kemudian, datanglah Syawal, disertai tangis sedih dan haru karena ditinggalkana oleh bulan Ramadhan, Syawal pun menyambut dengan suka cita dan limpahan makanan dari berbagai macam penjuru nusantara yang dibawa oleh saudara-saudara dari seluruh pelosok negeri. 

Terus? kaitannya sama Hilal apa nih?

Hilal itu penentu kapan kita memasuki bulan baru dalam kalender islam. Dan itu sangat berdampak pada kapan kita melakukan ibadah-ibadah yang tertentu waktunya, seperti puasa, wukuf saat haji, dll. Kenapa ada begitu banyak perbedaan dalam penentuan 1 syawal 1430 H kemarin?
Ada sedikitnya 3 hari yang dianggap sebagai satu syawal menurut sebagian orang. Bagaimana menurut anda? itu terserah anda...
Mari coba lihat dari sudut pandang lain,  pertama-tama kita jernihkan pikiran, lapangkan dada, anggap kita tidak mengetahui apa-apa sebelum mulai membaca. Dan liat-liat sudah berapa rupiah yang anda keluarkan untuk ke warnet, dan sikronkan dengan kondisi finansial anda. Selamat membaca... 


Orang matematika memulainya dari definisi :
Hilal adalah penampakan bulan dengan mata telanjang yang paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi.
(wikipedia indonesia)

Konjungsi?
Konjungsi adalah peristiwa yang terjadi saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol derajat.
Konjungsi dalam hal ini  merupakan peristiwa saat matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama. Pada saat tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
yang masih bingung boleh bertanya ke mbah google dulu...

Jadi setelah konjungsi, hilal akan nampak, biasanya pengamatan terhadap hilal dilakukan menjelang matahari terbenam. Jika hilal cukup tinggi maka penampakan hilal, seperti pada gambar di atas akan terlihat di atas matahari yang akan terbenam. Ini terjadi jika waktu konjungsi cukup jauh dengan waktu matahari terbenam. Ingat, kecepatan gerak matahari lebih cepat dari bulan, relatif dilihat dari bumi.

secara TEKNIS, dengan pengetahuan astronomi, didukung perhitungan matematis dan berbagai model simulasi yang ada, orang dapat menghitung dan memperkirakan secara cukup akurat mengenai hilal.
ada software gratisnya kalau tertarik untuk mencoba simulasi gerak benda langit dilihat dari bumi. silahkan download gratis software stelarium di 
kunjungi web stellarium.org

Maka sebagian orang terbagi menjadi 2 kubu dalam penentuan kapan bulan baru dimulai.
versi HISAB(perhitungan dan prediksi)  dan  Versi  RUKYAH (pengamatan/observasi)
kalau ada yang mempunyai metode penentuan lain, ... , tidak saya bahas di sini.

seringkali keduanya sinkron, atau tepat sama dalam menentukan bulan baru.
Dan seringkali juga tidak sinkron, meski hanya berbeda 1 hari.
Bagaimana menurut anda?

Jika terjadi misalnya, hilal diperhitungkan akan nampak pada tanggal 02-januari-1990, namun ketinggiannya hanya 0,5 derajat di atas ufuk ketika matahari terbenam.
metode hisab jelas mengatakan hilal sudah nampak (dalam perhitungannya), namun kemungkinan besar tidak dapat diamati, atau metode Rukyah mengatakan hilal belum terlihat.

Metode hisab mengatakan malam hari tanggal 2 januari 1990 itu
tanggal satu bulan xx di kalender hijriah.

Metode rukyah mengatakan malam hari tanggal 2 januari 1990 itu 
belum memasuki tanggal 1.
(tanggal baru islam/hari baru islam dimulai saat terbenan matahari)

Tentunya saya punya pendapat, dan saya lebih condong kepada metode pengamatan atau rukyah / rukyatul hilal. Meski dahulu, waktu masih sekolah berseragam, saya mengikuti metode hisab (dulu mengatasnamakan intelektualitas).Seorang saudara dari ITB, jurusan astronomi memberikan wawasan baru dan pemikiran baru tentang pendapat ini.

terkait hal teknis dan nonteknis
ringkasnya, contoh hal-teknis : 
orang tahu cara memasak makanan, mengolah makanan, memperoduksi makanan, dan hal ini tidak diberikan petunjuk yang detil dalam Al-Qur'an dan Sunnah tentangNya

dan hal non-teknisnya
Allah mengharamkan beberapa jenis makanan, seperti daging babi, khamr, darah, bangkai, sembelihan yang ridak sesuai syariat islam,

Kita, DENGAN PROSES APAPUN, dengan kemajuan teknologi secanggih apapun, 
Kita TIDAK DAPAT mengubas status daging babi menjadi halal, meski daging tersebut sangat higienis, sangat bersih, sangat sehat, dan sangat lezat.
Ia tetap haram.

Justru kondisi non-teknislah yang memungkinkan daging babi menjadi halal, yaitu dalam kondisi gawat darurat, dan juga karena terpaksa, dan konsumen pun tidak berlebihan.
Jelas kondisi ini bukan kondisi teknis yang sengaja di ciptakan. Ya taK?

contoh lain, pakaian, teknisnya : cara pembuatan, cara pembuatan model, gimana jahitnya
non-teknisnya : ada dalil yang melarang pria mengenakan sutra, kita diharusnya menutup aurat, dst

mudahnya (mungkin) hal teknis itu terkait dengan cara kita melakukannya yang didalamnya kita di beri kebebasan dan kita memiliki kewenangan ikhtiar di dalamnya
non-teknis : adanya batasan dan adanya petunjuk yang biasanya terbatas agar kita tidak terlalu bebas dan berlebihan.


oke, belum capek kan bacanya, sya udah pegel nih ngetiknya...

Kaitannya dengan hilal, ada beberapa petunjuk tentang cara penentuannya 

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Jika kalian melihatnya (hilal bulan Romadhon) maka berpuasalah. Dan jika kalian melihatnya (hilal bulan Syawwal) maka berhari rayalah, akan tetapi jika ia (hilal) terhalang dari pandangan kalian maka kira-kirakanlah”, dalam riwayat lain “…maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhori dan Muslim)

saya mengutip artikel dari 
http://ruqyah-online.blogspot.com/2008/08/menentukan-awal-ramadhan-dengan-hilal.html

Menentukan Awal Ramadhan dengan Hisab

Para pembaca sekalian, perlu diketahui bersama bahwasanya mengenal hilal adalah bukan dengan cara hisab (menghitung posisi bulan yang merupakan bagian dari ilmu nujum) sebagaimana yang dilakukan oleh berbagai organisasi Islam saat ini. Namun yang lebih tepat dan sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melihat/mengenal hilal adalah dengan ru’yah (yaitu melihat bulan langsung dengan mata telanjang). Karena Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi contoh dalam kita beragama telah bersabda,


“Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan bahwa yang dimaksud hisab di sini adalah hisab dalam ilmu nujum (perbintangan).

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengenal ilmu hisab sama sekali. Dan perlu diketahui pula bahwa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah ada ilmu hisab, namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menggunakannya. Ingatlah, petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –lah yang benar dan merupakan sebaik-baik petunjuk. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengatakan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya. Perkataan beliau adalah wahyu Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan tiadalah yang Nabi ucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu Allah yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm [53] : 3-4)

Perhatikan pula bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengaitkan hukum masuknya bulan ramadhan dengan hisab sama sekali sebagaimana beliau jelaskan dalam hadits di atas (yaitu ‘Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari‘). Dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan kita untuk bertanya pada ahli hisab (pakar ilmu nujum). Beliau memerintahkan kita -apabila tidak terlihat hilal- untuk menggenapkan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari. Demikianlah bulan hijriyah, jumlah hari di dalamnya tidak mungkin lebih dari 30 hari dan tidak mungkin kurang dari 29 hari. Sehingga para ulama mengatakan bahwa yang lebih tepat dalam melihat hilal adalah dengan ru’yah dan bukan dengan hisab.


akhir dri kutipan 


Sedangkan  dalil tentang menggunakan metode hisab sebagai penentu masuknya suatu bulan tidak ada.


Apakah saat itu ilmu astronomi sedemikian lemahnya? ataukah kita mengira islam tidak memprediksikan tentang hal ini?
Ataukah islam tidak menghargai jerih payah ilmuwan yang belajar tentang astronomi? atau hal-hal yang berkaitan dengan itu?


Saya menjawabnya dari segi... psikologis mungkin...
pembenaran metode hisab akan menyebabkan orang terlalu percaya dan mengagungkan metode perhitungan dan ilmu pengetahuan manusia. dan seringkali melupakan hal-hal non-teknis lainnya.
Bahkan sampai sekarang pun, ilmuwan masih berkutat dengan sekian banyak misteri di alam semesta yang belum di ungkapkan dengan ilmu yang dimiliki. Dan sampai kapanpun, ilmu manusia tidak akan sanggup untuk mengetahui dan menyingkap tatanan luar biasa alam semesta, dan tidak akan mampu mengetahui ilmu Allah ta'ala yang tak berhingga.

Saya melihat, pemilihan metode ini membimbing kita, mengajarkan kepada kita, bahwa 
kita dituntut untuk rendah hati, rendah diri terhadap ilmu. Agar kita tidak sombong, mengira bahwa "untuk apa bersusah payah melakuakan rukyah? Kan tinggal di hitung saja... Kan sudah banyak alat-alat canggihnya...".
Saya kira bukan karena membuat kita bersusah payah, sekali lagi, untuk menundukan kesombongan kita. Bahkan di tengah kejelasan dalil yang ada, dalam beragam hal, logika manusia seringkali maju menerjang semua dalil yang ada. 

perlu saya mengingatkan bahwa, beragam model simulasi gerak itu, pasti mempunyai asumsi-asumsi yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. sama seperti kita mengerjakan soal hukum newton, kita sering mengabaikan gaya gesek, padahal ia ada dan pasti mempengaruhi gerak. Begitu juga pada stelarium, atau model perhitungan astronomi yang ada, pasti memiliki asumsi-asumsi. Seperti asumsi bahwa gerak bulan tidak dipengaruhi oleh benda-benda di luar tata surya misalnya?? Padahal kita tahu matahari sendiri terseret oleh gravitasi dari pusat galaksi. tentu asumsi itu memberikan dampak.

Jadi, ketinggian hilal yang kita prediksikan pada 0.5 derajat di atas, itu bisa meleset, bisa jadi belum, atau bisa jadi sudah lebih dari 2 derajat sebenarnya.

Kenapa kita masih PEDE dengan keterbatasan ilmu kita untuk dengan angkuhnya menghitung hilal, tanpa mau melakukan observasi, meskipun dalil dengan jelas mengatakan mendukung metode observasi?

Letakkan bongkahan keangkuhan dan kesombongan di hati kita, jadikan Al-Qur'an dan Sunnah menjadi cara berfikir kita, jadikan keduanya menjadi pertimbangan kita, jadikan kecintaan terhadap Allah dan Rasul menjadi pembimbing kita.


Agama kadang tidak dapat di logika, tetapi cobalah gunakan hati, gunakan nurani, niscaya agama ini akan lebih membuat kita bahagia.

Sederhana Dengan Sunnah Lebih Baik

Sunnah/ajaran Nabi sudah jelas dan apa yang bukan ajaran Nabi juga sudah nampak. Apakah kita merasa berat untuk melaksanakannya? Bukankah Ibnu Mas’ud rodhiyallohu anhu mengatakan, “Bersikap sederhana di atas Sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh tapi di atas bid’ah”. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Sekali-kali tidak, demi Robbmu, pada hakekatnya mereka belum beriman sampai mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim dalam apa yang diperselisihkan diantara mereka, kemudian mereka tidak menaruh rasa berat pada diri mereka terhadap apa yang sudah kamu putuskan dan mereka pasrah dengan sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65)


Yang penting AKSI, bukan hanya BICARA dan kebanyakan MIKIR!!!

Hiasi amalan wajibmu dengan segala keutamaannya,
Lakukan sunnah dengan semangat, dan jangan pedulikan Bid'ah!!


http://alloh-only.blogspot.com

Teruslah menjadi seorang pejuang!!

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!