Archives

Detail perjalanan 212 2018 dari Anonim

Lumayan bagus ada yg nulis detail 212. 

REUNI AKBAR MUJAHID 212

Reuni adalah ajang yang dirindukan setiap insan yang cinta silaturahmi. Sebagai alumni 212 wajarlah kalau sy rindu reuni, reuni 212, yang kali ini bertajuk "Reuni Akbar Mujahid 212". Setelah hari Sabtu seharian sy pindahan rumah dari Depok ke Bogor, bisa dibayangkan bagaimana capeknya badan ini, mau remuk rasanya. 

Usai sholat maghrib, terbersit pikiran esok tak akan ikut reuni. Takdir berkata lain, usai sholat Isya' sy tertidur pulas, pukul 00.30 sy terbangun dan badan terasa segar kembali, timbul keinginan ke Monas, reuni.

Tanpa mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi sy berkemas, berbusana ala si tampan Sandiaga Uno, baju koko putih dipadu celana denim warna krem ditutup dengan jaket kulit. Sy bangunkan istri untuk minta ijin dan berpamitan. Dengan  setengah ngantuk si isteri berucap: "Kok nggak pake baju putih?". 
"Sudah ma, ini dibalik jaket".
"Kalau kira-kira terjadi keributan, cepet balik aja"
"Iya ma, siap. Assalamu'alaikum"
"Walaikum salam"

Sembari memanasi sepedamotor, sy berpikir. Dari Bogor ke Jakarta ada tiga jalur tradisional (non toll), jalur Timur lewat Cijantung, jalur tengah lewat Pasar Minggu, atau jalur barat lewat Parung. Walau agak memutar, pilihan sy jatuhkan lewat Parung. Pertimbangannya, sy sudah familiar dengan jalannya, sampai lokasi lubang-lubang penutup riool yang membahayakan pun sy hafal.

Pukul 01.15 sy berangkat. Diperempatan Warung Jambu sy berpapasan dengan sekelompok pemuda yg mengusung bendera tauhid. Sepertinya mereka sedang mencari tumpangan ke Monas atau mau jalan kaki menuju stasiun KA.

Jalanan cukup lengang, kecepatan kendaraan sy mainkan antara 60 – 65 km per jam. Di jalan Sholeh Iskandar sy menyalip kendaraan patroli Polisi yang tumben agak banyak, tak kurang dari empat kendaraan. Di Parung, sy mampir ke Alfa Midi untuk membeli bekal, 3 botol Aqua isi 600ml (satu untuk berjaga-jaga berwudhu) dan 2 bungkus roti. Usai belanja, diteras duduk-duduk dua orang Bapak bertampang alim, berjenggot dan bercelana cingkrang. Sy tegur: "Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh"
Sy tanya: "Bapak mau ke Monas?"
"Pengin sih, insyaAllah iya"
"Saya juga mau ke Monas, pak" jawab sy.
"Naik motor?"
"Iyya"
"Hati-hati ya Pak"
"Kalau kami, insyaAllah naik kereta, katanya harus turun di Gondangdia ya pak"
"Iya, jangan di Juanda, disana ada reuni 212 palsu"
"Ha....ha....ha....."
"Sampai ketemu disana ya Pak"
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikum salam"
Motor sy pacu dengan kecepatan stabil 60 km/jam.

Pukul 02.20, di lampu merah depan RS Fatmawati sy bertemu dengan serombongan bapak dan ibu bersepeda motor. Sebagian mengenakan jaket hitam dengan tulisan bordir warna kuning di punggungnya "Majelis Rasulullah SAW"
Sy tegur: "Bapak mau ke Monas?"
"InsyaAllah iya, ini baru selesai mauludan, nanti mampir ke rumah dulu".

Di jalan P. Antasari, dibawah jalan layang, sy sempat berpacu sebentar dengan dua pemuda berandal, pakai motor bodong, perothol tanpa plat nomor, tanpa lampu, dan tanpa helm.

Pukul 02.30 sy melintas di Jl.Sudirman, jalan yang lapang dan indah, berkat sentuhan "Gubernur Indonesia" Anies Baswedan. Di Semanggi sudah tampak beberapa bus luar kota pengangkut jama'ah reuni berhenti, regrouping dengan bus-bus lainnya.

Di bunderan HI dan Jl.Thamrin jama'ah sudah ramai, berduyun-duyun berjalan kaki menuju Monas.  Sy harus ekstra hati-hati mengendarai motornya, jangan sampai menyenggol mereka. Lima menit kemudian sy sudah memarkirkan kendaraan di basement Wisma Mandiri 1, jl Kebon Sirih. Setelah ke toilet dan berwudu, dengan berjalan kaki sy menuju Monas, berbaur dengan jama'ah lain yang sebagian diantaranya rombongan dari Garut. Pekikan takbir silih berganti, merinding sy.

Pukul 02.40 sy tiba diTKP. Hal pertama yang sy lakukan, beli asesoris reuni. Topi tauhid warna merah seharga 25rb (yang warna item dan putih sy sudah punya lama, beli online), bendera Tauhid kecil seharga 15rb,  dan tak lupa tikar  seharga 5rb. Jama'ah sudah menyemut. Sulit untuk berjalan. Sy dapat posisi disamping Monas sebelah selatan. Ingin rasanya ke dekat panggung utama, di barat Monas, tapi tidak memungkinkan, sudah dipenuhi jama'ah.  Pekikan takbir memenuhi udara. Setiap ada yang berteriak 'Takbir", spontan dijawab jama'ah "Allahu Akbar". Merinding sy menyaksikan dan mendengarnya. Berpuluh kali atau mungkin ratusan kali, tak bosan-bosannya  sy pekikkan "Allahu Akbar". 

Dijalanan seputar Monas yang berbatu sy gelar tikar. Saya sapa dengan salam dan berjabat tangan ke jama'ah dikiri kanan belakang sy. Sebelah kiri sy bapak dari Solo, sebelah kanan sy pemuda dari Semarang, belakang kanan sy bapak dari Bandungan Semarang dan belakang kiri sy Ibu (lumayan cantik) dari Bantarkemang Bogor. Dia sempat berucap, "Wah, kita sama-sama dari Bogor ya pak"  " Iyya bu", jawab sy sambil senyum. Karena gelap, sepertinya senyum sy nggak terlihat olehnya.

Suara speaker kalah oleh oleh riuhnya jama'ah. Selain mutu suaranya kurang bagus, juga terusik oleh obrolan para jama'ah yang saling mengungkap kegembiraannya. 

Panggung utama (tidak terlihat oleh sy) diisi oleh panitia dengan dzikir. Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir silih berganti. Tak henti-hentinya sy bergumam, "Subhanallah....Allahu Akbar". Tak lupa sy bersyukur masih diberi kesehatan, usia dan kesempatan bisa berbaur dengan  jama'ah yang tak tiada henti memuji namaNya.

Pukul 03.00 yang sesuai jadwal Sholat Tahajud berjama'ah berlalu. Sholat baru dimulai pukul 03.12. Disampaikan oleh panitia sholat tahajud akan dilaksanakan sebanyak 4 raka'at, dua rakaat salam, dua raka'at salam. Ditutup dengan sholat witir 3 raka'at salam (belakangan dilaksanakan 2 raka'at salam, 1 raka'at salam).

Sholat tahajud berlangsung selama 41 menit (selesai pukul 03.53), durasi terpanjang sekitar 25 menit, digunakan untuk doa qunut. Sempat terbawa emosi saat berdoa, Imam terisak setiap membaca "minan nar". Dalam hati sy mencatat, mungkin inilah sholat tahajud dengan jama'ah terbanyak didunia.

Usai sholat, sambil menunggu waktu Subuh tiba, diisi oleh doa. Doa yang panjang. Ada dua poin yang sy ingat dengan baik, yakni  permintaan semoga dianugerahi pemimpin yang beriman, yang taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Poin lainnya, adalah permohonan ampunan dosa kalau selama ini tertelan oleh kita makanan yang haram. Bersihkanlah ya Allah.

Menjelang adzan subuh, cuaca mendung. Menyelip disela-sela shaft jama'ah, penjual jas hujan kresek menawarkan dagangannya. Satu dua jama'ah membelinya.

Pukul 04.10 adzan Subuh dikumandangkan. Syahdu mendengarnya. Sayup-sayup terdengar sholat akan diimami KH...(tidak terdengar jelas), pemimpin Pondok Pesantren dari Rancah (atau Rangkah?). Pukul 04.23 sholat subuh dimulai, dan selesai pukul 04.50. Waktu terlama (sekitar 20 menit) terpakai untuk doa Qunut. Yang sempat sy ingat ada kata yang menyebut nama Abu Bakar Ba'asyir. Usai sholat Subuh dilanjutkan dengan doa. Dalam untaian doa terselip nama Habib Rizieq Shihab.

Sekedar catatan sy, entah kenapa setiap doa qunut dilantunkan tercium bau wangi yang cukup tajam.

Pukul 05.10 disela-sela jama'ah menyeruak pedagang ban (ikat kepala) bertuliskan kalimat tauhid dan reuni akbar 212 dalam warna-warni, yang dijual 10rb tiga. Sy berminat beli, tapi penjualnya keburu jauh.

Pukul 05.20 terdengar teriakan "Huuu, hoii, rumput tuh". Rupanya ada jama'ah yang menginjak rumput dan ditegur oleh jama'ah. Peristiwa ini berulang, setiap ada yg menginjak rumput, jama'ah mengingatkan. Alhasil tak ada lagi yang berani menginjak rumput.

Pukul 05.30 tercium bau kopi yang menyengat. Tampak jama'ah menenteng 2 cup kopi. Sy tanya dari mana diperoleh. Dengan menggoyangkan wajahnya dia menunjuk kearah tenda disebelah kiri. Dengan bergegas sy ikut antri kopi gratis, yang disiapkan oleh salah satu komunitas. Sy amati banyak tenda menyediakan minuman kopi, teh, aqua dan berbagai snack, termasuk bubur ayam dan lontong bumbu. Sy sengaja tidak mengambil makanan dan menghindari makan dan minum banyak, takut kebelakang. Pengalaman di Padang Arafah, saat berhaji tahun 2000 sy terapkan disini. Semata-mata karena sulitnya (antri panjang) toilet. 

Menikmati kopi, sy ngobrol ngalor-ngidul dengan jama'ah sekitar sy. Sayup-sayup terdengar panggung utama diisi dengan dzikir. Medley tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Kopi habis, sy ikutan dzikir.

Pukul 05.45, jama'ah sebelah kiri sy (yang mengaku berprofesi pedagang minuman) menawarkan sebungkus plastik snack  berisi kue onde-onde dan pastel. Sy terima tawarannya lantas sy santap.

Dipanggung MC mulai cuap-cuap, salah satu MC sy hafal suaranya, adalah Miing, Dedi Gumelar, yang mantan anggota DPR. Celethukan-celethukan yang kocak membuat segar suasana.

Pukul 05.50 diisi dengan tahlil dan doa. Pukul 05.55 tahlil dan doa diganti dengan takbir dan ucapan penyemangat dan selamat datang para mujahid 212.

Pukul 05.58 disampaikan tausiyah entah oleh siapa, isinya bahwa kita disatukan oleh dan dalam persamaan iman. Hendaklah kesatuan ini dijaga dengan baik.
Juga diselipkan himbauan untuk menjaga kebersihan, jangan merusak taman, untuk menghindari berita negatif. Yang membawa panji-panji Tauhid jangan sembarangan dan jangan ditaruh ditanah. Tausiyah berlangsung sekitar 10 menit.

Pukul 06.10, menyeruak disela-sela jama'ah seorang komandan TNI berpakaian PDL loreng, mengapit tongkat komando, diiringi sekitar 5 anak buah. Sang komandan gagah, tegap, sekilas mirip Jenderal Gatot Nurmantyo. Sy lihat label namanya JPS. Pangkatnya sy lupa melihatnya, mungkin kolonel. Dia menemui dua orang sepuh (sepertinya ulama) lantas menyalami dan mencium tangannya. Subhanallah.

Pukul 06.12 dilantunkan doa berkaitan Maulud Nabi Muhammad SAW dilanjutkan dengan sholawat yang diikuti oleh seluruh jama'ah. Merinding sy.

Pukul 06.15 disela-sela sholawat menyeruak wanita bercadar mengedarkan kantung kain warna merah bertuliskan "Infaq Fisabilillah 212". Kantung no 045. Sebagian jama'ah mengulurkan sumbangannya. Kantung sudah berisi setengahnya.

Pukul 06.22 sound system mengalami gangguan, putus-nyambung.

Pukul 06.24 panitia meminta jama'ah untuk berdiri sembari mengibarkan bendera tauhid, juga diminta untuk melantunkan sholawat. Meriah, gemuruh dan syahdu. Lagi-lagi sy merinding. Selain bendera tauhid terkibar juga bendera merah putih. Tampak satu-dua bendera Palestina. 

Pukul 06.30 aubade bendera selesai, jama'ah diminta duduk kembali.

Pukul 06.32 menyeruak beberapa pemuda menenteng plastik hitam. Sy pikir minta sumbangan, dan sy siapkan uang. Ternyata sang pemuda adalah relawan pemungut sampah. Sy sapa dengan ramah, ternyata sang relawan berasal dari Banyumanik Semarang.

Pukul 06.33 panitia meminta jama'ah berdiri kembali dan membacakan sholawat, "Ya nabi salam alaika, ....ya rasul salam alaika", merinding sy dan tak terasa sy menitikkan air mata. Sesekali jama'ah mengucapkan "Ya Allah".

Sholawat berlangsung sekitar 10 menit, pukul 06. 43 jama'ah diminta duduk (tepatnya ngampar) kembali.

Pukul 06.45, lagi-lagi ada teriakan "Huuuuuuuu" saat ada jama'ah yang menginjak rumput. 

Pukul 06.53 melintas diudara beberapa drone yang menshooting jama'ah. Beberapa jama'ah, termasuk sy menyambutnya dengan acungan dua jari, jempol dan telunjuk.

Pukul 06.54 speaker mati, jamaah terus-terusan bertakbir.

Pukul 06.55 dari samping kiri terdengar suara riuh, yang berasal komunitas "Royatul Islam" yang mengusung bendera Tauhid Raksasa, berlebar sekitar 10 meter. Sementara bendera direbahkan menunggu momen yang tepat untuk dikibarkan.

Pembawa acara mengumumkan bahwa acara ini juga dihadiri oleh beberapa saudara kita non muslim (belakangan sy tahu salah seorang adalah Bpk Natalius Pigai, tokoh HAM terkemuka).

Pukul 07.03 muncul orang (maaf) stres yang terus berteriak "Takbir.... takbir". Walau agak ogah, para jama'ah tetap menyambutnya dengan takbir. 

Pukul 07.05 speaker kembali mati. Seorang jama'ah yg penampilannya berpendidikan nyelethuk, "Wah jangan-jangan gelombangnya disabot nih. Ini kan wireless". Untuk menyenangkan dia sy timpali: "Bisa juga".

Dengan tergopoh-gopoh, seorang jama'ah samping kanan agak jauh kembali duduk, "MasyaAllah, saya antri toilet 2 jam". Mendengarnya, dalam hati sy berdoa, semoga untuk sementara perut bisa diajak kompromi untuk tidak ke toilet dulu.

Pukul 07.08 kembali si orang stress menyeruak, memaksa kedepan sambil teriak-teriak "Takbir...takbir". Kali ini jama'ah mendiamkannya. Malah kalau si orang stress diam, jama'ah meneriakinya "Lagi.....lagi". Ha...ha...ha. Ada-ada saja, ulah jama'ah.

Pukul 07.10 jama'ah samping kanan sy menawarkan gorengan bakwan yang masih anget, entah dia dapat dari mana. Sy ambil satu.
 
Sy amati, hampir seluruh jama'ah mengenakan atribut tauhid. Kalau tidak topi, kaos, bendera, ban, flyer, sampai masker penutup hidungpun ada yang bertuliskan kalimat tauhid.  

Pukul 07.15 seorang jama'ah setengah bertanya bilang, mau lihat tank kok sudah  nggak ada, ya. Sy jawab, sy nggak tahu juga, nggak sempat, tepatnya nggak bisa berkeliling.

Pukul 07.22 sy terganggu oleh komunitas belakang saya yang pemimpin regunya terus berteriak-teriak dengan Toa, memanggil-manggil nana "Putri Nilam Sari Bekasi, dicari". Terus menerus diucapkan. Menyebalkan. Dalam hati sy bilang, kampungan.

PUkul 07.27 speaker hidup lagi, panitia menyerukan agar jama'ah jangan menempati/melewati garis merah. 

Pukul 07.31 MC mengumumkan Gubernur Indonesia Anies Baswedan tiba (benar-disebut Gubernur Indonesia, dan disambut dengan gerr  oleh jama'ah). Kedatangan Gubernur Indonesia disambut jama'ah dengan takbir. Dilanjutkan dengan menyanyi (oleh seluruh jama'ah) lagu Satu Nusa Satu Bangsa disusul lagu Garuda Panca Sila.

Pukul 07.36 diselingi dengan celethukan segar, MC mengumumkan ada kakek yang tersesat, terpisah dari rombongannya. Sang kakek berasal dari Situbondo, Bondowoso.

Pukul 07.37, di panggung, MC mengetest seorang anak milenial yang fasih berbahasa Arab.

Pukul 07.38 sebagian jama'ah dengan liar (tanpa komando) secara spontan menyanyikan lagu (dengan irama lagu "Cangkul yang dalam"). Syairnya: "Panik....panik...ada yang panik. Ada yang panik takut diganti". Sy ikut-ikutan nyanyi, ....ha...ha...ha....

Sayup-sayup terdengar  MC  mengucapkan selamat datang kepada Bpk Amien Rais, juga para pengunjung non muslim.

Pukul 07.39 menyeruak serombongan komunitas yang mengestafetkan bendera tauhid besar yang dibentang. Seperti barang bernyawa, bendera seolah-seolah bergerak diatas kepala para jama'ah.

Pukul 07.41 dengan becanda MC mulai mengabsen jama'ah. " Dari Tangerang mana?"

Pukul 07.41 dengan dipimpin oleh Gubernur Indonesia, jama'ah berdiri dan menyanyikan lagu "Indonesia Raya".

Usai lagu Indonesia Raya, MC mengumumkan kedatangan Bapak Prabowo. Kedatangannya disambut dengan pekikan jama'ah. "Prabowo.......Prabowo....Presiden". Berulang-ulang.

Pukul 07.45, MC meminta jama'ah yang tidak berkepentingan supaya turun (mengosongkan) panggung.

Pukul 07.47 pembacaan kalam Illahi oleh Ustadz Faisal Aburrahman (kalau salah nama, mohon maaf, speaker jelek suaranya). Jama'ah hening dan khusyuk mendengarkannya. Sy perhatikan kok suaranya seperti suara anak-anak?.

Walau hening, pedagang tetap saja menyeruak menawarkan dagangannya. Ada handuk, selampe, tahu, aqua sampai flyer.

Pukul 07.54 acara resmi dibuka diawali dengan sambutan oleh Ketua Panitia (nama disebutkan tapi kurang terdengar,  lagi-lagi speaker kemresek). Isi sambutannya antara lain disampaikan bahwa spirit 212 telah dikenal dan menggemparkan dunia. Atas ijin Allah kita bisa berkumpul disini. Ucapan terima kasih kepada para donatur. Juga diingatkan untuk tetap menjaga kedamaian, karena islam adalah rahmatan lil alamin. Pukul 07.59 sambutan selesai.

Pukul 08.01 puluhan anggota komunitas berompi hijau bertuliskan "Utamakan Sholawat" memaksa bergerak maju. Dengan bersusah payah akhirnya mereka bisa bergerak maju.

Pukul 08.02 sambutan entah oleh siapa, speaker putus nyambung. Isinya antara lain mengingatkan adanya partai-partai pendukung penista agama. Dan merekalah yang selalu mencibir dan meremehkan 212. Ternyata pesertanya membeludak. Kita adalah mujahid yang siap membela agama.

Pukul 08.05 sambutan oleh Ustadz Al Khathath. Isinya antara lain. Selamat datang dan terima kasih kepada para Mujahid, pak Prabowo, pak Anies, Ketua PA 212, juga salam hormat untuk para pengunjung non muslim. Diingatkan kepada para pemusuh ulama, dan pemusuh islam, akan dilaknat Allah. Kau hina agama, menjelmalah kisah 212. Kau bakar kalimat tauhid, hari ini menjelma jutaan bendera tauhid.

Pukul 08.12 diumumkan MC sambutan oleh Gubernur Indonesia, Anies Baswedan. Disambut suitan para jama'ah. Poin-poin sambutannya antara lain.
- Monas dirancang untuk kumpul rakyat, tempat untuk semua. Monas untuk seluruh WNI. Untuk masuk kawasan Monas, tidak perlu menjukkan KTP. Disambut gerrr oleh jama'ah.
- Dalam waktu satu tahun beberapa janji sudah dipenuhi, antara lain rumah DP nol persen, menutup tempat maksiat, menyetop reklamasi. Semua Cuma perlu tanda tangan diatas selembar kertas.
- Jangan anggap enteng proses politik
- Ditempat ini hadir persatuan, jaga terus persatuan
- Persatuan adalah ikhtiar kita. Dengan keadilan akan tercipta persatuan.
- Jaga kebersihan dan ketertiban. Kita hadir dengan tertib, selesai/kembali dengan tertib. Tunjukkan kepada mereka yang mencibir bahwa kita tertib. Biarkan mereka malu sendiri. Tertiblah dijalan, sapa orang yang bersua dijalan. Ketertiban kita telah mempesona dunia. Buatlah anak-anak kita akan bangga dengan orang tuanya. Pukul 08.20 sambutan selesai.

Pukul 08.21 panitia mengajak para jama'ah membacakan Al Fatikhah untuk keselamatan dan kesehatan Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Dilajutkan dengan doa yang antara lain memohon dihancur leburkannya para penghalang "amar ma'ruf nahi munkar".

Pukul 08.22 sambutan oleh Ketua MPR Bpk Zulkifli Hasan. Sambutan diawali dengan penegasan bahwa beliau disini sebagai Ketua MPR bukan sebagai yang lain. Juga ucapan penghormatan kepada Gubernur Indonesia (ini diucapkan oleh beliau lho, bukan sy ngarang) Anies Baswedan, Bpk Fadli Zon, Bpk Nurhidayat Wahid, Bpk Prabowo, Bpk Amien Rais  dsb. Poin-poin yang disampaikan:
- MPR sekarang beda dengan MPR dulu. Inilah jelmaan Demokrasi Panca Sila. 
- Yang berkuasa adalah rakyat. Yang pilih bupati, gubernur dan presiden adalah rakyat. Makanya jangan sombong.
- Reuni 212 hendaknya untuk meningkatkan persatuan.
- Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.
- Para alumni 212 hendaklah menjadi pemilih yang damai dan membanggakan.
- Bagi non muslim, jangan khawatir terhadap umat islam.
- Tak mungkin merdeka tanpa umat islam, pembicara menceritakan perjuangan umat isl dari tahun ketahun.
- Bagi umat Islam NKRI harga mati.
- Sambutan ditutup dengan ajakan berdoa untuk guru kita Habib Rizieq Shihab.
Sambutan ditutup pukul 08.29

Kembali MC memegang kendali, diisi dengan celethukan dan candaan. Ada juga yang yang sersan, serius tapi santai. Seperti sindiran berikut ini. Jangan ajarkan kami (umat islam) tentang toleransi, tentang persatuan dsb. Umat Islam sudah menjalankan itu semua. Jangan mudah menuduh radikal. Bagi penjajah, pahlawan itu radikal. Jika lu sering menuduh radikal, jangan-jangan lu penjajah (celoteh Miing).
Usai becanda diumumkan anak hilang. Nur Rahmat, usia 9 tahun, tinggi 140 cm, pakai gamis hitam bertopi tauhid.
 
Pukul 08.33 sambutan oleh Abdul Rosyid Abdullah Syafii, cucu pahlawan nasional. Isi sambutannya antara lain tentang "sakti" nya kalimat tauhid. Bahwa seorang muslim menjelang detik kematiannya, saat nafas terakhir dikerongkongan, ybs membaca kalimat tauhid, dijamin masuk surga. Dilanjutkan  memimpin doa mohon ampunan sesuai tuntunan Rasulullah.  Sambutan berlangsung singkat, hanya 5 menit, sampai pukul 08.38.

Kembali MC Miing Cs beraksi. Diberitakan  anak hilang, bernama Muhammad Al Awabi dari Lubuk Linggau. Disampaikan juga sambutan berikutnya giliran adalah tamu istimewa dari Palestine.

Pukul 08.40 sambutan dimulai, dalam bahasa sono, yang diterjemahkan oleh Dr Faizir Hamdhan Sulaiman. Sambutan dibuka dengan perkenalan bahwa pembicara berasal dari Al Quds. Ybs pernah dipenjara oleh Zionis Israel selama 20 tahun. Pembebasannya bersama pejuang Palestine lainnya sebanyak 500 orang ditukar tawanan  1 serdadu Israel. Dikisahkan didalam penjara Israel terdapat Universitas dan ybs berhasil menggondol gelar S1 nya dipenjara. Disampaikan juga yang mendesak saat ini adalah pembebasan Masjid Al Aqsha, mohon bantuan doa saudara-saudara muslim Indonesia. Sambutan cukup singkat, selama 5 menit. Selesai pukul 08.45

Kendali kembali dipegang MC Miing cs. Lagi-lagi diumumkan anak hilang, kali ini bernama Fadli, bukan Fadli Zon, usia 5 tahun asal Bojong Bogor. Juga diserukan, Tim Medis agar segera kebelakang tenda, urgent. Kembali diumumkan si anak Fadli diketemukan. Dengan berseloroh Miing berucap: "Eee.....foto dulu bersama Fadli Zon". Selanjutnya, Miing menawarkan kepada jama'ah siapa pembicara berikutnya. Tawaran disambut jama'ah dengan antusias: "Prabowo......Prabowo". 

Pukul 08.47 sambutan oleh Bpk Prabowo, disambut dengan takbir oleh jama'ah. Sambutan diawali dengan puji syukur bahwa kita dalam keadaan sehat, bisa berkumpul disini dengan penuh persaudaraan, persatuan dan ketertiban. Kita contoh akhlak Rasulullah. Disampaikan bahwa beliau diberi amanah untuk menjadi Capres, yang harus patuh, tidak boleh kampanye. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas undangan Panitia. Ini suatu kehormatan dan kebanggan bagi saya. Jutaan rakyat Indonesia utamanya umat Islam adalah terbiasa tertib. Diawali dari ketertiban dijalan sampai ke rumah tangga, bahkan yang  menggendong anakpun tertib.
 Sambutan  berlangsung singkat, hanya 4 menit, selesai pukul 08.51, yang ditutup dengan ajakan pekikan takbir dan merdeka!.

Kembali MC Miing Cs memegang kendali. Entah diawali dengan kata-kata apa (kurang terdengar jelas), tapi ditutup dengan kata: "Pengin cepat-cepat tahun depan" yang direspons gerrr oleh jama'ah. Lagi, MC mengumumkan diketemukan anak, sekarang posisi ada di Damkar.

Sambutan berikutnya, pukul 08.53 Ustadz Bakhtiar Natsir. Diawali dengan nyanyian Aksi Bela Islam yang diikuti sebagian besar jama'ah. Sy mengikuti dengsn terbata-bata karena tidak hafal. Berikut syairnya:

Alquran Imam kami
Alquran Pedoman kami
Alquran Petunjuk kami
Alquran Satukan kami

Alquran Imam kami
Alquran Pedoman kami
Alquran Petunjuk kami
Alquran Satukan kami

Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar

Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allah Allahu Akbar

Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar

Sambutannya sendiri sangat singkat, mengajak penerapan tauhid dalam perspektif ekonomi, keluarga, dan keamanan. Sambutan ditutup dengan mengajak jama'ah berdiri dan mengibarkan bendera tauhid. Selesai pukul 08.57.

Kembali Miing Cs pegang kendali dengan celotheh-celothehannya yang segar.

Pukul 09.00 sambutan oleh Ustadz favorit di medsos (Twitter). Disampaikan sabda Rasulullah bahwa siapa yang keluar mencari ilmu adalah jihad sampai dia kembali kerumahnya. Pemuda Islam harus siap menjaga NKRI sampai kiamat. Tapi bukan NKRI yang sesat, bukan NKRI yang menghalalkan homosex, bukan NKRI yang menghalalkan maksiat. Yang wajib kita jaga,adalah NKRI yang baldatun thoyyibatun warabbun gafur!.
Tanpa menyebut nama, disampaikan bahwa saat ini banyak yang kerjanya melintir berita. Mereka Sombong bisa membangun jalan, penjajah saja bisa membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Sombong bisa membangun pelabuhan, penjajah saja membangun Tanjung Priok nggak sombong. Sombong bisa membangun lapangan terbang, penjajah bisa membangan Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma saja nggak sombong.
Sesuai UUD negara kita berdasarkan Ketuhanan YME, jadi tidak boleh ada warga negara yang melawan agama, menista agama. Tidak boleh ada pelacuran. 
Sambutan ditutup dengan perkataan saat ini negara dalam kondisi carut marut. Untuk pemulihannya segera diserahkan kepada tentara yang dijaga ulama. Yang disambut dengan pekikan dan tepukan yang gemuruh oleh audience.

Pukul 09.15 penyerahan penghargaan oleh Gubernur Indonesia Anies Baswedan kepada para milenials berjumlah 12 orang. Diantaranya hafidz cilik Cecep, santri cilik yang jalan dari Ciamis ke Monas, Miftahul Huda atlit yudo difabel yang didiskualifikasi karena menolak melepas hijab. Nissa Syaban dsb.

Penyerahan penghargaan selesai. Pukul 09.17 kembali mike dipegang Ustadz Al Khathath. Menyambung sambutan Ketua MPR, bahwa yang penting adalah setelah hari ini. Jama'ah harus siap berjuang untuk kejayaan Islam, ikuti komando ulama. Para jama'ah yang bersedia mengikuti komando ulama diminta berdiri dan mengucapkan sumpah. Kata-katanya sy kurang sreg, karena bernada bai'at dan (maaf) menunjuk kesetiaan kepada pribadi Habib Rizieq Shihab, bukan kepada ulama.

Kembali Miing Cs pegang mike, disampaikan acara ini dihadiri oleh ibu Titiek Soeharto, Fahira Idris, Bunda Neno Warisman dsb. Kembali tepukan dan pekikan jama'ah bergemuruh. Disampaikan juga ada buku karya Habib Rizieq berjudul "Mutiara Perjuangan" yang dapat ditebus dengan harga 50rb.

Pukul 09.28 tiba-tiba HP sy mengeluarkan warning, HP terlalu panas sehingga tidak dapat dicharge. Sy pegang ternyata betul panas. Cuaca sy rasakan  memang mulai panas. Sy bergeser keselatan kebawah rimbunan pohon yang teduh. Konsekewensinya sy menjauh dari speaker sehingga makin kurang bisa mendengar dengan baik.

Pukul 09.30 mendengarkan rekaman sambutan Habib Rizieq Shihab. Diawali dengan ajakan untuk meningkatkan taqwa dengan sebenar-benar taqwa. Diingatkan bahwa hukum Allah diatas segala-galanya. Berhukumlah dengan hukum Allah, dengan Al Qur'an. Ini ada diayat kursi. Kita tidak wajib mengikuti Umara yang mengingkari hukum Allah. 
Jangan mengolok-olok Al Qur'an. 
Saat ini yang didambakan rakyat adalah penegakan keadilan. Semua agama mendambakan penegakan keadilan.
Penistaan agama adalah pelanggaran hukum dalam NKRI.
Pukul 09.46 sambutan selesai. 

Cuaca semakin panas. Karena tidak ada kewajiban sy untuk sampai acara selesai, sy beranjak pulang. Jama'ah juga mulai banyak yang meninggalkan acara. Saat berjalan lamat-lamat terdengar sambutan yang berkaitan dengan maraknya kebohongan/pembohong. Entah siapa pembicaranya.

Menyusuri Jl.Thamrin sy melihat-lihat beberapa penjual asesori Tauhid. Sy tertarik dan membeli stiker dan Pin Tauhid. Asesoris lain yang menarik perhatian sy adalah topi hitam bertuliskan kalimat tauhid dan dibawahnya tertulis "Slankers Hijrah". Niat beli sy urungkan karena kemahalan, 50rb.

Saat beranjak sy dikejutkan oleh manusia rantai. Sekelompok orang yang bergandengan membentuk rantai dan berjalan cepat membelah kerumunan orang. Rupanya mereka sedang mengawal dan melindungi Ustadz Pemberani, Ustadz Habib Bahar bin Smith beserta istrinya.

Dengan lunglai karena kurang tidur, tapi puas dan bahagia sy pulang kerumah. Dalam hati sy berjanji jika tahun depan ada reuni lagi, dan masih dianugerahi panjang umur,  sy akan datang.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Ust. Fuad Bawazier. Catatan berharga 212

CATATAN BERHARGA DARI REUNI 212 Tahun 2018

Sampai pukul 9 pagi massa yg belum sampai ke sekitar Monas masih banyak. Mereka nyangkut di stasiun KA Gondangdia, Depok, Di Taman Kota dll. Sedangkan yg sudah sampai ke  lokasi acara REUNI 212  menyatu sambung menyambung sampai ke Monas,  sampai ujung Sudirman dan semua akses yg ke Monas. 
Intinya, Massa Reuni 212 sampai ke Jl. Sudirman dan dari semua penjuru membludak melebihi th 2016. Jadi jelas jutaan yg hadir. Kita tunggu saja Laporan "resmi" dan atau "rahasia" atau media partisan yg biasanya isinya palsu yg akan mendeskreditkan jumlah massa yg hadir sebagai puluhan ribu atau paling seratus  ribu saja. Maklum selain utk menyenangkan bossnya, Pengecilan ini juga utk menutupi laporan sebelumnya yg hanya memprediksi massa yg akan hadir paling 20,000an, dan kini ternyata meleset. Malu maluin. 
Ini juga pelajaran berharga bagi semua pihak yg selama ini berusaha keras utk menggagalkan acara Reuni 212 tahun 2018 ini. Macam macam cara dari yg halus sampai yg kasar, dari bujukan dan hadiah sampai tekanan, ancaman dan gangguan tranportasi, tetapi massa reuni tetap membludak. Dan massa justru semakin solid, sabar, militan, matang dan tahu siapa2 yg ingin menggagalkan acara reuni 212. Kami melihatnya sebagai training untuk meningkatkan militansi umat. Sementara mereka yg ingin menggagalkan Reuni bukan saja menghabiskan banyak dana dan gelisah, tetapi semakin terkuak kartunya. Luar negeripun terus menyorot pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Bahkan sudah ada yg menilai atau mencemaskannya sebagai memasuki era repressif. 

Ada juga yg menuduh bhw massa yg hadir ke Reuni 212 dibayar Rp100ribu perorang. Jelas ini tuduhan ngawur dan motipnya mudah ditebak, yaitu mereka ingin ngadakan tandingannya dan akan meminta pada sang bandar yg sedang galau agar disiapkan dana sekurangnya sama Rp100ribu/orang. Projek ongkos! 
Padahal ini aksi damai dan perwujudan demokrasi yg dijamin konstitusi UUD 1945. Mereka yg Reuni ini paham dan pendukung setia NKRI dan Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ikanya, serta mempraktekkannya  tanpa koar koar. Peserta REUNI 212 juga tahu sejarah lahirnya NKRI, Pancasila dan menjaga kerukunan, merawat kebangsaan dan menyadari betul arti kebersihan, ketertiban dan keamanan dalam berdemo. Bahkan yg hadir ke Reuni dari semua aliran, agama dan etnis. Tidak ada yg bayaran. Yang ada kesadaran. 
Catatan penting lain adalah pertanyaan siapa sebenarnya motor penggerak Aksi Damai jutaan orang yang ditaksir melebihi jamaah haji di Padang Arafah? Tentu saja para ulama yang dulu juga menggerakkan Aksi Damai 411 dan 212 tentang penodaan agama, dengan tokoh sentralnya Habib Riziek Shihab (HRS). Aksi ini sekaligus sebagai pelajaran berharga: 
1. Bagi mereka yang selama ini mendholimi HRS hingga Hijra ke Makkah. Ternyata HRS justru semakin di dengar, diikuti, dan di cintai umat. Sebaliknya terhadap ulama atau tokoh yang meninggalkan semangat dan cita cita 411 dan 212, yang dicuekin. 
2. Bagi pengamat atau lembaga survey yang menganggap kekuatan 212 itu tidak ada apa apanya atau kecil dibandingkan dengan ormas ormas lama dan mapan, yang belum tentu mampu menghimpun massa dalam jumlah sebesar massa 212. Massa ini datang dengan ongkos sendiri, bukan bayaran. 
3. Juga bagi tokoh, ulama dan ormas yang sering mengklaim sebagai "pemilik" massa yang datang ke Reuni adalah atas himbauan, arahan atau restunya. Kini saat mereka menghimbau tidak perlu datang ke Reuni 212, justru semakin banyak massa yang hadir. Massa ini sudah menemukan pemimpin atau ulama (baru) yang istikomah, yang dapat di percaya, yang tidak mudah tergoda duniawi. 
4. It goes without saying, aspirasi politik 2019 merekapun jelas kemana. 
Sekarang kita tahu siapa yg harus belajar dari siapa. Siapa yg harus menyontoh dan di contoh. Sing becik ketitik Sing olo kentoro. Siapa yg bohong, siapa yg jujur. Zaman berputar dan yg menang yg sabar dan benar. 

Jakarta, 2 Desember 2018
Dr. Fuad Bawazier
Pengamat langsung Reuni 212 di lapangan Monas.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Sedekah 6000 bungkus untuk 212

Edisi   Selasa . ,25 Robiul awal  1440/4 Desember 2018

☘☘☘☘☘☘

*KISAH AKSI 212 TEMAN SAYA*
.
Teman saya menyaksikan sendiri...
Saat itu beliau berjalan dari patung kuda sembrani...menuju halte monas.
Didepan ada mobil pikc up baru datang dan sedang parkir didepannya...
Sekalian dia berhenti sejenak di samping mobil tsb...
Keluarlah seorang ibu paruh baya yang turun
dari mobil tsb dan langsung membagikan nasi padang...
Tak begitu lama...kurang lebih 40-50menit nasi yg dibawanya habis terbagi....bahkan ibu tersebut menangis ters-isak....
Dia lalu samperin ibu tsb...
Dan bertanya..."kenapa ibu menangis???
Beliau jwab....
"Saya pikir saya bawa nasi 6000 bungkus akan cukup dan berlebih...tadinya saya sudah pesan 10.000 bungkus namun saya batalkan takut mubadzir..." (tetap sambil menangis)

Duaarrrrrr...!!!!
sontak pikirannya tentang nominal yang di sedekahkan ibu tersebut.
6000x(harga nasi padang 10.000) 
60 jt....beliau sodaqohkan dlm 40menit..dan jadi amal yg paling berharga...bahkan menyesal karna membatalkan pesanan yg semula 10.000 bungkus...
Yaaa Robbi..., sungguh mulia bagi mereka yang pandai membelanjakan hartanya di jalan MU.

Dia pun tak mampu menahan air matanya....
Masya Allah....
Mereka tulus dan menganggap disitulah ladang amal bagi mereka...

🌳🌳🌳🌳🌳🌳
Terkirim  satu ayat lanjutan kemarin. 

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ قَرِيْـنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌ  
wa qoola qoriinuhuu haazaa maa ladayya 'atiid

"Dan (malaikat) yang menyertainya berkata, Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku."
(QS. Qaf 50: Ayat 23)
●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin
Barokallohu fikum ajmain

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kisah Mengharukan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogya Tentang Aksi 212


Oleh: DR Iswandi Syahputra, Pengamat Komunikasi dan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

========

Demi Allah… baru kali ini saya melihat aksi demo hingga menangis. Saya tidak kuat menahan rasa haru, bahagia, bangga, gembira, dan sedikit amarah semua berbaur menjadi satu.

Awalnya saya ke Jakarta untuk wawancara narasumber riset saya. Tapi sebuah penerbit juga mengusulkan saya menulis buku tentang aksi 411 dan 212, lebih kurang membahas 'Media Soslial dan Aksi Damai 4/212'. Karena kebetulan itu, saya bergerak hadir ke Monas pusat lokasi aksi 212.

Sambil menangis tersedu melihat aksi 212 saya telpon isteri untuk mengabarkan situasinya. Luar biasa, persatuan, kesatuan, kekompakan, persaudaraan, silaturrahmi umat Islam demikian nyata.

Pukul 07.00 WIB saya bergerak dari Cikini menuju Monas, ojeg yang saya tumpangi harus muter mencari jalan tikus. Semua jalan dan lorong mengarak ke Monas macet total. Perjalanan saya terhenti di Kwitang, dari Kwitang saya jalan kaki menuju Monas, hingga ke perempatan Sarinah. Saat sampai di Tugu Tani, dada saya mulai bergetar tak karuan. Seperti orang takjub tidak terkira. Umat Islam yang hadir saling mengingatkan untuk hati-hati, jangan injak taman, buang sampah pada tempatnya, segala jenis makanan sepanjang jalan gratis. Tidak ada caci maki seperti yang terjadi di sosial media. Saat itu sudah mulai perasaan berkecamuk, tapi masih bisa saya tahan.

Tepat di depan Kedubes AS, dada saya meledak menangis haru saat seorang kakek renta menawarkan saya buah Salak, gratis. Saya tanya, "Ini salak dari mana Kek?" "Saya beli sendiri dari tabungan", jawabnya. Saya haya bisa terdiam dan terpaku menatapnya.

Di sebelahnya, ada juga seorang Ibu tua juga menawarkan makanan gratis yang dibungkus. Sepertinya mie atau nasi uduk. Bayangkan, Ibu itu pasti bangun lebih pagi untuk memasak makanan itu. Saya tanya, "Ini makanan Ibu masak sendiri?" "Iya", jawabnya. "Saya biasa jualan sarapan di Matraman, hari ini libur. Masakan saya gratis untuk peserta aksi". Masya Allah… Saya langsung lemes, mes, messss… Saya senakin lemes sebab obrolan kami disertai suara sayup orang berorasi dan gema suara takbir.

Dan., sepanjang jalan yang saya lalui, saya menemukan semua keajaiban Aksi Super Damai 212. Pijat gratis, obat gratis, klinik gratis, makan dan minum gratis. Perasaan lain yang bikin saya merinding, tidak ada jarak dan batas antara umat Islam yang selama ini kena stigma sosial buatan mereka para nyinyiers dan haters sebagai 'Islam Jenggot', 'Islam Celana Komprang', 'Islam Kening Hitam', 'Islam Cadar', 'Islam Berjubah' dan stigma negatif lainnya. Semuanya bersatu dalam: Satu Islam, Satu Indonesia, dan Satu Manusia!

Sepanjang perjalanan, saya mendengar antara peserta bicara menggunakan bahasa daerah Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Aceh, Minang bahkan ada juga yang berbahasa Tionghoa. Mungkin mereka saudara kita dari kalangan non muslim.
Melihat itu semua, "saya menyerah', lagi-lagi saya menyerah!

Saya tidak kuasa menahan gejolak rasa yang bergemuruh dalam dada. Saya putuskan menepi, mencari kafe sekitar lokasi. Kebetelun saya punya sahabat baik yang pengelola "Sere Manis Resto dan Cafe". Lokasinya strategis, pas di pojok Jl. Sabang dan Jl. Kebon Sirih. Tidak jauh dari bunderan BI dan Monas. Saya putuskan menyendiri masuk cafe itu untuk memesan secangkir kopi dan menyaksikan semua peristiwa dari layar TV dan Gadget yang terkadang diacak timbul tenggelam kekuatan sinyalnya.

Tapi di Resto/Cafe 'Sere Manis' itu juga saya temui umat Islam berkumpul membludak. Rupanya mereka antri mau mengambil wudhu yang disiapkan pengelola restoran. Tidak cuma itu, saya menemukan ketakjuban lain. Di dalam resto/cafe saya bertemu teman baru, seorang Scooter yang tinggal di daerah Cinere. Dia dan teman-temannya memilih berjalan kaki dari Cinere ke Monas (sekitar 40 KM) untuk merasakan kebahagiaan para santri yang berjalan dari Ciamis ke Jakarta. Masya Allah…. Saya semakin sangat kecil rasanya dibanding mereka semua.

Ini kisah dan kesaksian saya tentang Aksi Super Damai 212. Mungkin ada ratusan atau ribuan orang seperti saya yang tidak terhitung atau tidak masuk dalam gambar aksi yang beredar luas. Kami orang yang lemah, tidak sekuat saudara kami yang berjalan kaki di Ciamis atau Cinere.

Maka, janganlah lagi menghina aksi ini. Apalagi jika hinaan itu keluar dari kepala seorang muslim terdidik. Tidak menjadi mulia dan terhormat Anda menghina aksi ini. Terbuat dari apa otak dan hati Anda hingga sangat ringan menghina aksi ini? Atau, apakah karena Anda mendapat beasiswa atau dana riset dari pihak tertentu kemudian dengan mudah menghina aksi ini?

Jika tidak setuju, cukuplah diam, kritik yang baik, atau curhatlah ke isteri Anda berdua. Jangan menyebar kebencian di ruang publik. Walau menyebar kebencian, saya tau kalian tidak mungkin dilaporkan umat Islam. Sebab umat Islam tau persis kemana hukum berpihak saat ini.

Terlepas ada kebencian dari para 'nyinyiers', saya bahagia bisa tidak sengaja ikut aksi damai 212 ini. Setidaknya saya bisa menularkan kisah dan semangat ini pada anak cucu saya sambil berkata: "Nak, saat kau bertanya ada dimana posisi Bapak saat aksi damai 2 Desember 2016? Bapak cuma buih dalam gelombang lautan umat Islam saat itu. Walau cuma buih, Bapak jelas ada pada posisi membela keimanan, keyakinan dan kesucian agama Islam. Jangan ragu dan takut untuk berpihak pada kebenaran yang kau yakini benar. Beriman itu harus dengan ilmu. Orang berilmu itu harus lebih berani. Dan mereka yang hadir atau mendukung aksi 212 adalah mereka yang beriman, berilmu dan berani. Maka jadilah kau mukmin yang berilmu dan pemberani anakku".

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Harapan Penghuni Neraka

🍃 *Harapan Penghuni Neraka* 🍃
✍🏼 Oleh : Reki Abu Musa, Lc
http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/

Neraka adalah tempat siksaan dan adzab bagi orang-orang yang kafir dan durhaka pada Allah ketika di dunia.
Dan siksa neraka bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar dosa dari setiap penghuninya.
Pengetahuan seorang hamba tentang neraka akan memunculkan rasa takut pada Allah.
Semakin tinggi rasa takut, maka akan meningkatkan amal sholeh agar tidak termasuk orang yang merugi di akhirat.
Karena kerugian di akhirat adalah penyesalan yang tidak berujung.
Semua penghuni neraka kelak akan meminta pada Allah agar dikembalikan ke dunia untuk beramal sholeh.
Allah berfirman,

وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

"Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta kami akan menjadi orang-orang yang beriman." (QS. Al-An'am: 27).

Dan ketika keinginan untuk dikembalikan ke dunia mustahil di dapatkan, berikut adalah permintaan penghuni neraka

🌾 *1. Minta dikeluarkan dari neraka*

Allah berfirman,

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zhalim."
[Surat Al-Mu'minun 107]

Akan tetapi Allah menjawab permintaan mereka,

قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ

Dia (Allah) berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku."
[Surat Al-Mu'minun 108]

🌾 *2. Minta untuk dibinasakan*

Allah berfirman,

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ

Dan mereka berseru, "Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja." Dia menjawab, "Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)."
[Surat Az-Zukhruf 77]

Dan Allah tidak mengabulkan permintaan mereka.

🌾 *3. Minta keringanan adzab*

Allah berfirman,

وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ

Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja."
[Surat Ghafir 49]

Meski hanya 1 hari, namun permintaan mereka tetap sia-sia.

🌾 *4. Minta minuman pada penghuni surga*

Ketika meminta pada Allah dan para malaikat tidak dikabulkan, maka harapan terakhir penghuni surga adalah meminta pada orang-orang yang menjadi penghuni surga.

Allah berfirman,

وَنَادَىٰ أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ ۚ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ

Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu."
Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,"
[Surat Al-A'raf 50]

Demikianlah harapan dan keinginan penghuni neraka yang tiada pernah mereka dapatkan.
Maka dari itu hendaknya kita berusaha menjauhi setiap perkara yang dapat menjerumuskan ke dalam neraka.

🌸 *Doa pilihan*

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."
[Surat Al-Baqarah 201]

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ  ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim)

S'moga Esok Lebih Baik... 💝
➡ Sumber 👉 http://wahdah.or.id/harapan-penghuni-neraka/

(🙏🏼 Mohon sekiranya ketika menyebarkan artikel dapat menyertakan link sumber )
-------------

📖 Dapatkan artikel Ramadhan lainya di 👉 http://wahdah.or.id/category/ramadhan/
💖 Silahkan SEBARKAN dan semoga Allah memberikan PAHALA atas berbagi ilmu ini

💖 Daftar Broadcast Wahdah.Or.Id
Ketik nama lengkap - daerah - wi
Contoh:
Irhamullah - Jakarta - WI
Kirim via WhatsApp ke:
📱 +6281383787678

👍 Facebook https://goo.gl/8JxGMD
📩 Telegram https://goo.gl/uYOyjT
🐣 Twitter https://goo.gl/uFxkHZ
📷 Instagram https://goo.gl/9jylXx

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kisah Surat Al-Baqarah 259

Kisah berikutnya adalah tentang kota yang mati yang hidup kembali. Kota yang porak-poranda; dinding-dinding bangunanya runtuh menghujam tanah, atap-atapnya tersungkur ditutupi dinding penyanggah, penduduknya punah, binasa tak ada kehidupan di sana, khayal manusia tak mampu menerka, tak mungkin kota mati itu bisa hidup kembali. Namun Allah ﷻ, Dialah yang ketika berkehendak cukup memfirmankan jadilah!, maka keadaan pun berubah.

Allah ﷻ kisahkan keajaiban penciptaan-Nya dalam ayat berikut ini:

أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS:Al-Baqarah | Ayat: 259).

Para ulama mengutarakan banyak pendapat tentang tokoh utama dalam ayat ini. Ada yang menyebut ia adalah Uzair. Ada pula yang menyatakan Khidir atau Khadir. Yang lain mengakatan Hazkil bin Bura (Arab: حزقيل بن بورا) salah seorang nabi bani Israil. Dan Mujahid berpendapat bahwa kisah ini tentang, "Seorang laki-laki dari bani Israil".

Masyhur disebutkan bahwa kota mati itu adalah Baitul Maqdis. Ketika orang tersebut melihat betapa parah kerusakan Baitul Maqdis. Atap yang telah mengendap, berbalik di bawah dinding. Kehidupan yang sirna. Hingga tidak terbesit di benaknya bagaimana kota itu bisa pulih. Ia berkata,

"Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?"

Kemudian Allah ﷻ mewafatkannya dan menghidupkannya kembali 100 tahun kemudian.

"Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali."

Bagian tubuh pertama yang Allah hidupkan dari orang tersebut adalah matanya, agar ia melihat bagaimana Allah ﷻ mampu menghidupkan kembali tubuhnya yang telah hancur. Tubuh yang telah binasa sebagaimana binasanya kota Baitul Maqdis. Kemudian melalui malaikat-Nya, Allah bertanya kepadanya,

"Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?"

Allah wafatkan ia di pagi hari, kemudian 100 tahun berikutnya, Dia bangkitkan di saat sore. Matanya melihat warna kuning mentari pagi telah berubah menjadi jingganya sore hari. Ia pun menjawab,

"Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari."

Selain masih merasakan sinar matahari, ia juga melihat bekalnya masih sempurna. Buah Tin belum berkerut dan menjadi kecut. Anggur belum berjamur dan busuk. Dan sari buahnya belum hilang dan menguap. Namun Allah ﷻ katakan,

"Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang)."

Lihatlah keledaimu yang telah berubah menjadi tulang, akan kami hidupkan kembali di hadapanmu. Dan kamu sendiri Kami jadikan bukti bagi manusia tentang benarnya hari kebangkitan kelak. Hari kebangkitan yang didustakan karena kata mereka kemustahilan. Sebagaimana sangkaanmu bagaimana bisa kota yang sangat porak-poranda bisa segera utuh kembali.

"Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging."

70 tahun setelah kematiannya (sebelum ia dibangkitkan), orang-orang berdatangan ke Baitul Maqdis. Mereka tinggal di sana dan meramaikannya dengan berbagai aktivitas. Bangunan-bangunan kembali utuh. Penghuninya kembali hadir. Terdengar kembali suara manusia di pasar dan kota. Ia menyaksikan semua yang sebelumnya tidak ia bayangkan. Ia merasakan sesuatu yang ia kira tidak mungkin terjadi.

Demikianlah kehidupan setelah kematian kelak. Sekarang manusia mendustakan, nanti mata mereka sendiri menyaksikan. Mereka ingkari jasad akan berbangkit. Maka Allah akan bangkitkan jasad dan ruh bersamaan. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana matahari hanya satu mil. Allah akan beri bukti, dan mereka yang menyaksikan sendiri. Manusia bingung dan bertanya bagaimana bisa tubuh tenggelam oleh keringat di hamparan padang yang luas. Bisa jadi merekalah yang terselam oleh keringat.

Ada surga balasan bagi mereka yang bertakwa. Ada neraka untuk menghukum mereka yang hidup semaunya. Ada kenikmatan yang tidak pernah dilihat. Tidak pernah terdengar. Tidak pula terbayangkan. Dan ada pula siksa yang kejamnya tak terkira. Sakitnya tak terperi. Dan deritanya takkan terbayar oleh penyesalan.

Orang ini berkata,

Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Namun pada hari kebangkitan, tidak lagi kalimat ini diterima. Pelajaran sudah disampaikan. Contoh sudah diberikan. Tinggal kita yang mengambil pelajaran.

Ya Allah ﷻ kami mohon taufik-Mu untuk mengamalkan apa yang Engkau cintai dan ridhai. Menjauhi segala semua yang Engkau larang. Engkaulah yang kuasa atas segala sesuatu.

Daftar Pustaka:
http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura2-aya259.html#katheer

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com



Read more http://kisahmuslim.com/5195-mereka-yang-mati-kemudian-hidup-kembali-kota-mati-makmur-kembali-45.html



--

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kisah Ashabul Ukhdud dalam Al-Quran dan Hadits

Kisah ini dikenal dengan kisah ashabul ukhdud yaitu orang-orang yang membakar orang beriman dalam parit. Orang-orang yang beriman ini tetap teguh pada keimanan mereka pada Allah, hingga raja di masa itu marah dan membakar mereka hidup-hidup. Kisah ini mengajarkan wajibnya bersabar dalam berpegang teguh pada kebenaran meskipun harus disakiti.

 Kisah ini disebutkan dalam firman Allah,

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9)

"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al Buruj: 1-9).

Kisah selengkapnya mengenai Ashabul Ukhdud diceritakan dalam hadits yang panjang berikut.

عَنْ صُهَيْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كَانَ مَلِكٌ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَكَانَ لَهُ سَاحِرٌ فَلَمَّا كَبِرَ قَالَ لِلْمَلِكِ إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ فَابْعَثْ إِلَىَّ غُلاَمًا أُعَلِّمْهُ السِّحْرَ. فَبَعَثَ إِلَيْهِ غُلاَمًا يُعَلِّمُهُ فَكَانَ فِى طَرِيقِهِ إِذَا سَلَكَ رَاهِبٌ فَقَعَدَ إِلَيْهِ وَسَمِعَ كَلاَمَهُ فَأَعْجَبَهُ فَكَانَ إِذَا أَتَى السَّاحِرَ مَرَّ بِالرَّاهِبِ وَقَعَدَ إِلَيْهِ فَإِذَا أَتَى السَّاحِرَ ضَرَبَهُ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى الرَّاهِبِ فَقَالَ إِذَا خَشِيتَ السَّاحِرَ فَقُلْ حَبَسَنِى أَهْلِى. وَإِذَا خَشِيتَ أَهْلَكَ فَقُلْ حَبَسَنِى السَّاحِرُ.

Dari Shuhaib, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dahulu ada seorang raja dari golongan umat sebelum kalian, ia mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir tersebut berada dalam usia senja, ia mengatakan kepada raja bahwa ia sudah tua dan ia meminta agar dikirimkan anak yang akan jadi pewaris ilmu sihirnya. Maka ada seorang anak yang diutus padanya. Tukang sihir tersebut lalu mengajarinya.

Di tengah perjalanan ingin belajar, anak ini bertemu seorang rahib (pendeta) dan ia pun duduk bersamanya dan menyimak nasehat si rahib. Ia pun begitu takjub pada nasehat-nasehat yang disampaikan si rahib. Ketika ia telah mendatangi tukang sihir untuk belajar, ia pun menemui si rahib dan duduk bersamanya. Ketika terlambatnya mendatangi tukang sihir, ia dipukul, maka ia pun mengadukannya pada rahib. Rahib pun berkata, "Jika engkau khawatir pada tukang sihir tersebut, maka katakan saja bahwa keluargaku menahanku. Jika engkau khawatir pada keluargamu, maka katakanlah bahwa tukang sihir telah menahanku."

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتِ النَّاسَ فَقَالَ الْيَوْمَ أَعْلَمُ آلسَّاحِرُ أَفْضَلُ أَمِ الرَّاهِبُ أَفْضَلُ فَأَخَذَ حَجَرًا فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أَمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هَذِهِ الدَّابَّةَ حَتَّى يَمْضِىَ النَّاسُ. فَرَمَاهَا فَقَتَلَهَا وَمَضَى النَّاسُ فَأَتَى الرَّاهِبَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ لَهُ الرَّاهِبُ أَىْ بُنَىَّ أَنْتَ الْيَوْمَ أَفْضَلُ مِنِّى. قَدْ بَلَغَ مِنْ أَمْرِكَ مَا أَرَى وَإِنَّكَ سَتُبْتَلَى فَإِنِ ابْتُلِيتَ فَلاَ تَدُلَّ عَلَىَّ

Pada suatu saat ketika di waktu ia dalam keadaan yang demikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang besar yang menghalangi orang banyak (di jalan yang dilalui mereka). Anak itu lalu berkata, "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah rahib itu." Ia pun mengambil sebuah batu kemudian berkata, "Ya Allah, apabila perkara rahib itu lebih dicintai di sisi-Mu daripada tukang sihir itu, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang banyak dapat berlalu." Lalu ia melempar binatang tersebut dan terbunuh. Lalu orang-orang bisa lewat.  Lalu ia mendatangi rahib dan mengabarkan hal tersebut. Rahib tersebut pun mengatakan, "Wahai anakku, saat ini engkau lebih mulia dariku. Keadaanmu sudah sampai pada tingkat sesuai apa yang saya lihat. Sesungguhnya engkau akan mendapat cobaan, maka jika benar demikian, janganlah menyebut namaku."

كَانَ الْغُلاَمُ يُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ وَيُدَاوِى النَّاسَ مِنْ سَائِرِ الأَدْوَاءِ فَسَمِعَ جَلِيسٌ لِلْمَلِكِ كَانَ قَدْ عَمِىَ فَأَتَاهُ بِهَدَايَا كَثِيرَةٍ فَقَالَ مَا هَا هُنَا لَكَ أَجْمَعُ إِنْ أَنْتَ شَفَيْتَنِى فَقَالَ إِنِّى لاَ أَشْفِى أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِى اللَّهُ فَإِنْ أَنْتَ آمَنْتَ بِاللَّهِ دَعَوْتُ اللَّهَ فَشَفَاكَ. فَآمَنَ بِاللَّهِ فَشَفَاهُ اللَّهُ

Anak itu lalu dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit kulit. Ia pun dapat menyembuhkan orang-orang dari berbagai macam penyakit. Berita ini pun sampai di telinga sahabat dekat raja yang telah lama buta. Ia pun mendatangi pemuda tersebut dengan membawa banyak hadiah. Ia berkata pada pemuda tersebut, "Ini semua bisa jadi milikmu asalkan engkau menyembuhkanku." Pemuda ini pun berkata, "Aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun. Yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah. Jika engkau mau beriman pada Allah, aku akan berdo'a pada-Nya supaya engkau bisa disembuhkan." Ia pun beriman pada Allah, lantas Allah menyembuhkannya.

فَأَتَى الْمَلِكَ فَجَلَسَ إِلَيْهِ كَمَا كَانَ يَجْلِسُ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَنْ رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ قَالَ رَبِّى. قَالَ وَلَكَ رَبٌّ غَيْرِى قَالَ رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الْغُلاَمِ فَجِىءَ بِالْغُلاَمِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ أَىْ بُنَىَّ قَدْ بَلَغَ مِنْ سِحْرِكَ مَا تُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ وَتَفْعَلُ وَتَفْعَلُ . فَقَالَ إِنِّى لاَ أَشْفِى أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِى اللَّهُ. فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الرَّاهِبِ فَجِىءَ بِالرَّاهِبِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَدَعَا بِالْمِئْشَارِ فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ ثُمَّ جِىءَ بِجَلِيسِ الْمَلِكِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ بِهِ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ

Sahabat raja tadi kemudian mendatangi raja dan ia duduk seperti biasanya. Raja pun bertanya padanya, "Siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?" Ia pun menjawab, "Rabbku." Raja pun kaget, "Apa engkau punya Rabb (Tuhan) selain aku?" Sahabatnya pun berkata, "Rabbku dan Rabbmu itu sama yaitu Allah." Raja tersebut pun menindaknya, ia terus menyiksanya sampai ditunjukkan anak yang tadi. (Ketika anak tersebut datang), raja lalu berkata padanya, "Wahai anakku, telah sampai padaku berita mengenai sihirmu yang bisa menyembuhkan orang buta dan berpenyakit kulit, serta engkau dapat melakukan ini dan itu." Pemuda tersebut pun menjawab, "Sesungguhnya aku tidaklah dapat menyembuhkan siapa pun. Yang menyembuhkan adalah Allah." Mendengar hal itu, raja lalu menindaknya, ia terus menyiksanya, sampai ditunjukkan pada pendeta yang menjadi gurunya. (Ketika pendeta tersebut didatangkan), raja pun memerintahkan padanya, "Kembalilah pada ajaranmu!" Pendeta itu pun enggan. Lantas didatangkanlah gergaji dan diletakkan di tengah kepalanya. Lalu dibelahlah kepalanya dan terjatuhlah belahan kepala tersebut. Setelah itu, sahabat dekat raja didatangkan pula, ia pun diperintahkan hal yang sama dengan pendeta, "Kembalilah pada ajaranmu!" Ia pun enggan. Lantas (terjadi hal yang sama), didatangkanlah gergaji dan diletakkan di tengah kepalanya. Lalu dibelahlah kepalanya dan terjatuhlah belahan kepala tersebut.

ثُمَّ جِىءَ بِالْغُلاَمِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ. فَأَبَى فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ إِلَى جَبَلِ كَذَا وَكَذَا فَاصْعَدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَإِذَا بَلَغْتُمْ ذُرْوَتَهُ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلاَّ فَاطْرَحُوهُ فَذَهَبُوا بِهِ فَصَعِدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ. فَرَجَفَ بِهِمُ الْجَبَلُ فَسَقَطُوا وَجَاءَ يَمْشِى إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ. فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ فَاحْمِلُوهُ فِى قُرْقُورٍ فَتَوَسَّطُوا بِهِ الْبَحْرَ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلاَّ فَاقْذِفُوهُ. فَذَهَبُوا بِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ. فَانْكَفَأَتْ بِهِمُ السَّفِينَةُ فَغَرِقُوا وَجَاءَ يَمْشِى إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ.

Kemudian giliran pemuda tersebut yang didatangkan. Ia diperintahkan hal yang sama, "Kembalikan pada ajaranmu!" Ia pun enggan. Kemudian anak itu diserahkan kepada pasukan raja. Raja berkata, "Pergilah kalian bersama pemuda ini ke gunung ini dan itu. Lalu dakilah gunung tersebut bersamanya. Jika kalian telah sampai di puncaknya, lalu ia mau kembali pada ajarannya, maka bebaskan dia. Jika tidak, lemparkanlah ia dari gunung tersebut." Lantas pasukan raja tersebut pergi bersama pemuda itu lalu mendaki gunung. Lalu pemuda ini berdo'a, "Ya Allah, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendak-Mu." Gunung pun lantas berguncang dan semua pasukan raja akhirnya jatuh. Lantas pemuda itu kembali berjalan menuju raja. Ketika sampai, raja berkata pada pemuda, "Apa yang dilakukan teman-temanmu tadi?" Pemuda tersebut menjawab, "Allah Ta'ala telah mencukupi dari tindakan mereka." Lalu pemuda ini dibawa lagi bersama pasukan raja. Raja memerintahkan pada pasukannya, "Pergilah kalian bersama pemuda ini dalam sebuah sampan menuju tengah lautan. Jika ia mau kembali pada ajarannya, maka bebaskan dia. Jika tidak, tenggelamkanlah dia." Mereka pun lantas pergi bersama pemuda ini. Lalu pemuda ini pun berdo'a, "Ya Allah, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendak-Mu." Tiba-tiba sampan tersebut terbalik, lalu pasukan raja tenggelam. Pemuda tersebut kembali berjalan mendatangi raja. Ketika menemui raja, ia pun berkata pada pemuda, "Apa yang dilakukan teman-temanmu tadi?" Pemuda tersebut menjawab, "Allah Ta'ala telah mencukupi dari tindakan mereka."

فَقَالَ لِلْمَلِكِ إِنَّكَ لَسْتَ بِقَاتِلِى حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ. قَالَ وَمَا هُوَ قَالَ تَجْمَعُ النَّاسَ فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَتَصْلُبُنِى عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ خُذْ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِى ثُمَّ ضَعِ السَّهْمَ فِى كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قُلْ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ.

ثُمَّ ارْمِنِى فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ قَتَلْتَنِى. فَجَمَعَ النَّاسَ فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ أَخَذَ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ فِى كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ. ثُمَّ رَمَاهُ فَوَقَعَ السَّهْمُ فِى صُدْغِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِى صُدْغِهِ فِى مَوْضِعِ السَّهْمِ فَمَاتَ فَقَالَ النَّاسُ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلاَمِ.

Ia pun berkata pada raja, "Engkau tidak bisa membunuhku sampai engkau memenuhi syaratku." Raja pun bertanya, "Apa syaratnya?" Pemuda tersebut berkata, "Kumpulkanlah rakyatmu di suatu bukit. Lalu saliblah aku di atas sebuah pelepah. Kemudian ambillah anak panah dari tempat panahku, lalu ucapkanlah, "Bismillah robbil ghulam, artinya: dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini." Lalu panahlah aku karena jika melakukan seperti itu, engkau pasti akan membunuhku." Lantas rakyat pun dikumpulkan di suatu bukit. Pemuda tersebut pun disalib di pelepah, lalu raja tersebut mengambil anak panah dari tempat panahnya kemudian diletakkan di busur. Setalah itu, ia mengucapkan, "Bismillah robbil ghulam, artinya: dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini." Lalu dilepaslah dan panah tersebut mengenai pelipisnya. Lalu pemuda tersebut memegang pelipisnya tempat anak panah tersebut menancap, lalu ia pun mati. Rakyat yang berkumpul tersebut lalu berkata, "Kami beriman pada Tuhan pemuda tersebut. Kami beriman pada Tuhan pemuda tersebut."

فَأُتِىَ الْمَلِكُ فَقِيلَ لَهُ أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ وَاللَّهِ نَزَلَ بِكَ حَذَرُكَ قَدْ آمَنَ النَّاسُ. فَأَمَرَ بِالأُخْدُودِ فِى أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ وَأَضْرَمَ النِّيرَانَ وَقَالَ مَنْ لَمْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ فَأَحْمُوهُ فِيهَا. أَوْ قِيلَ لَهُ اقْتَحِمْ. فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءَتِ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا صَبِىٌّ لَهَا فَتَقَاعَسَتْ أَنْ تَقَعَ فِيهَا فَقَالَ لَهَا الْغُلاَمُ يَا أُمَّهِ اصْبِرِى فَإِنَّكِ عَلَى الْحَقِّ

Raja datang, lantas ada yang berkata, "Apa yang selama ini engkau khawatirkan? Sepertinya yang engkau khawatirkan selama ini benar-benar telah terjadi. Manusia saat ini telah beriman pada Tuhan pemuda tersebut." Lalu raja tadi memerintahkan untuk membuat parit di jalanan lalu dinyalakan api di dalamnya. Raja tersebut pun berkata, "Siapa yang tidak mau kembali pada ajarannya, maka lemparkanlah ia ke dalamnya." Atau dikatakan, "Masuklah ke dalamnya." Mereka pun melakukannya, sampai ada seorang wanita bersama bayinya. Wanita ini pun begitu tidak berani maju ketika akan masuk di dalamnya. Anaknya pun lantas berkata, "Wahai ibu, bersabarlah karena engkau di atas kebenaran." (HR. Muslim no. 3005).



Sumber : rumaysho.com/3427-kisah-orang-beriman-yang-dibakar-dalam-parit.html

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

MBAH JUM

Kisah inspiratif:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1630417800338523&id=100001109553805

MBAH JUM

Oleh : Irene Radjiman

Begitulah beliau dipanggil. Aku sempat bertemu dengannya 5 tahun yang lalu saat berlibur di Kasian Bantul Yogyakarta. Nama desanya saya lupa.

Mbah Jum seorang tuna netra yang berprofesi sebagai pedagang tempe. Setiap pagi beliau dibonceng cucunya ke pasar untuk berjualan tempe. Sesampainya dipasar tempe segera digelar. Sambil menunggu pembeli datang, disaat pedagang lain sibuk menghitung uang dan ngerumpi dengan sesama pedagang, mbah Jum selalu bersenandung sholawat. Cucunya meninggalkan mbah Jum sebentar, karena ia juga bekerja sebagai kuli panggul dipasar itu. Dua jam kemudian, cucunya datang kembali untuk mengantar simbahnya pulang kerumah. Tidak sampai 2 jam dagangan tempe mbah Jum sudah habis ludes. Mbah Jum selalu pulang paling awal dibanding pedagang lainnya. Sebelum pulang mbah Jum selalu meminta cucunya menghitung uang hasil dagangannya dulu. Bila cucunya menyebut angka lebih dari 50 ribu rupiah, mbah Jum selalu minta cucunya mampir ke masjid untuk memasukkan uang lebihnya itu ke kotak amal.

Saat kutanya : "kenapa begitu ?"

"karena kata simbah modal simbah bikin tempe Cuma 20 ribu. Harusnya simbah paling banyak dapetnya yaa 50 ribu. Kalau sampai lebih berarti itu punyanya gusti Allah, harus dikembalikan lagi. Lha rumahnya gusti Allah kan dimasjid mbak, makanya kalau dapet lebih dari 50 ribu, saya diminta simbah masukkin uang lebihnya kemasjid."

"Lho, kalo sampai lebih dari 50 ribu, itukan hak simbah, kan artinya simbah saat itu bawa tempe lebih banyak to ?" Tanyaku lagi

"Nggak mbak. Simbah itu tiap hari bawa tempenya ga berubah-ubah jumlahnya sama." Cucunya kembali menjelaskan padaku.

"Tapi kenapa hasil penjualan simbah bisa berbeda-beda ?" tanyaku lagi

"Begini mbak, kalau ada yang beli tempe sama simbah, karena simbah tidak bisa melihat, simbah selalu bilang, ambil sendiri kembaliannya. Tapi mereka para pembeli itu selalu bilang, uangnya pas kok mbah, ga ada kembalian. Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 5 ribu, ngasih uang 20 ribu. Ada yang beli tempe 10 ribu ngasih uang 50 ribu. Dan mereka semua selalu bilang uangnya pas, ga ada kembalian. Pernah suatu hari simbah dapat uang 350 ribu. Yaaa 300 ribu nya saya taruh dikotak amal masjid." Begitu penjelasan sang cucu.

Aku melongo terdiam mendengar penjelasan itu. Disaat semua orang ingin semuanya menjadi uang, bahkan kalau bisa kotorannya sendiripun disulap menjadi uang, tapi ini mbah Jum…?? Aahhh…. Logikaku yang hidup di era kemoderenan jahiliyah ini memang belum sampai.

Sampai rumah pukul 10:00 pagi beliau langsung masak untuk makan siang dan malam. Ternyata mbah Jum juga seorang tukang pijat bayi (begitulah orang dikampung itu menyebutnya). Jadi bila ada anak-anak yang dikeluhkan demam, batuk, pilek, rewel, kejang, diare, muntah-muntah dan lain-lain, biasanya orang tua mereka akan langsung mengantarkan ke rumah mbah Jum. Bahkan bukan hanya untuk pijat bayi dan anak-anak, mbah Jum juga bisa membantu pemulihan kesehatan bagi orang dewasa yang mengalami keseleo, memar, patah tulang, dan sejenisnya. Mbah Jum tidak pernah memberikan tarif untuk jasanya itu, padahal beliau bersedia diganggu 24 jam bila ada yang butuh pertolongannya. Bahkan bila ada yang memberikan imbalan untuk jasanya itu, ia selalu masukan lagi 100% ke kotak amal masjid. Ya ! 100% ! anda kaget ? sama, saya juga kaget.

Ketika aku kembali bertanya : "kenapa harus semuanya dimasukkan ke kotak amal ?"

mbah Jum memberi penjelasan sambil tersenyum :
"Kulo niki sakjane mboten pinter mijet. Nek wonten sing seger waras mergo dipijet kaleh kulo, niku sanes kulo seng ndamel seger waras, niku kersane gusti Allah. Lha dadose mbayare mboten kaleh kulo, tapi kaleh gusti Allah." (Saya itu sebenarnya nggak pinter mijit. Kalau ada yang sembuh karena saya pijit, itu bukan karena saya, tapi karena gusti Allah. Jadi bayarnya bukan sama saya, tapi sama gusti Allah).

Lagi-lagi aku terdiam. Lurus menatap wajah keriputnya yang bersih. Ternyata manusia yang datang dari peradaban kapitalis akan terkaget-kaget saat dihadapkan oleh peradaban sedekah tingkat tinggi macam ini. Dimana di era kapitalis orang sekarat saja masih bisa dijadikan lahan bisnis. Jangankan bicara GRATIS dengan menggunakan kartu BPJS saja sudah membuat beberapa oknum medis sinis.

Mbah Jum tinggal bersama 5 orang cucunya. Sebenarnya yang cucu kandung mbah Jum hanya satu, yaitu yang paling besar usia 20 tahun (laki-laki), yang selalu mengantar dan menemani mbah Jum berjualan tempe dipasar. 4 orang cucunya yang lain itu adalah anak-anak yatim piatu dari tetangganya yang dulu rumahnya kebakaran. Masing-masing mereka berumur 12 tahun (laki-laki), 10 tahun (laki-laki), 8 tahun (laki-laki) dan 7 tahun (perempuan).

Dikarenakan kondisinya yang tuna netra sejak lahir, membuat mbah Jum tidak bisa membaca dan menulis, namun ternyata ia hafal 30 juz Al-Quran. Subhanallah…!! Cucunya yang paling besar ternyata guru mengaji untuk anak-anak dikampung mereka. Ke-4 orang cucu-cucu angkatnya ternyata semuanya sudah qatam Al-Quran, bahkan 2 diantaranya sudah ada yang hafal 6 juz dan 2 juz.

"Kulo niki tiang kampong. Mboten saget ningali nopo-nopo ket bayi. Alhamdulillah kersane gusti Allah kulo diparingi berkah, saget apal Quran. Gusti Allah niku bener-bener adil kaleh kulo." (saya ini orang kampong. Tidak bisa melihat apapun dari bayi. Alhamdulillah kehendak gusti Allah, saya diberi keberkahan, bisa hafal Al-Quran. Gusti Allah itu benar-benar adil sama saya).

Itu kata-kata terakhir mbah Jum, sebelum aku pamit pulang. Kupeluk erat dia, kuamati wajahnya. Kurasa saat itu bidadari surga iri melihat mbah Jum, karena kelak para bidadari itu akan menjadi pelayan bagi mbah Jum.

Matur nuwun mbah Jum, atas pelajaran sedekah tingkat tinggi 5 tahun yang lalu yang sudah simbah ajarkan pada saya di pelosok desa Yogyakarta.

SILAHKAN SHARE ATAU COPAS DENGAN MENYERTAKAN LINK BLOG INI.

DILARANG KERAS MENGAMBIL IDE CERITA INI UNTUK TUJUAN KOMERSIL TANPA SEIJIN PENULIS.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!