18-nov-2012
Ahad, a special day, espescially today.

"Dan Tuhanmu menciptakan apa-apa yang dikehendakiNya, dan memilihnya..."


Allah menciptakan malaikat, tak berbilang jumlahnya, dan memilih penghulunya, satu yang paling utama, yaitu Jibril. Allah pun menciptakan alam semesta, dan Allah memilih bumi, satu diatara butiran debu alam semesta, untuk tempat tinggal kita. Salah satu tempat tersibuk di galaksi kita, bahkan mungkin di alam semesta ini. Allah pun menciptakan 12 bulan dalam satu tahun, dan memilih satu yang paling mulia, satu yang paling dinantikan. Bahkan pada bulan ini, setan pun tak mampu berkutik, menyisakan manusia dengan tabiatnya masing-masing. Bulan Ramadhan.

Diantara 7 hari dalam 1 pekan pun, Allah pilihkan hari yang mulia, waktu dimana pahala berlipat. Jum'at Mubarok.

Tapi hari ini bukan hari Jum'at, hari ini hari ahad. Ahad istimewa. Special Day.

Istimewa bukan karena "kemana"nya, atau "ngapain"nya. Tapi "dengan siapa"nya. Maka hari ini menjadi istimewa. Percayalah . . .

Kalau anda ingin tahu, kemana sih saya sebetulnya. Jawabanya tidak terlalu luar biasa. Hanya ke depan gedung rektorat uny. 2 km dari Masjid Kampus UGM, tempat saya kerja magang, 2,5 km dari MU UGM, tempat saya kuliah, bahkan hanya 15 menit naik motor, dari tempat kami biasanya beraktivitas bersama. Ya, hanya didepan rektorat UNY. Itupun hanya di daerah dekat jalan. Dibagian yang luas aspalnya. Suasanaya, ahad pagi, harusnya banyak yang lari-lari, olahraga disana. Tapi hari ini, daerah itu kami kuasai. :)

saya tidak akan cerita tentang UNY, dengan segunung prestasinya, ataupun membandingkannya dengan dua gunung prestasinya. Karena, kalaupun dibahas, saya hanya malu, karena, sumbangan prestasi saya ndak ada.

Ngapain sih?

Biasa saja, datang pagi-pagi. Dengan rombongan, mengendarai mobil. Kalau saya menyusul menggunakan motor, karena perlu mencari peralatan dulu. Jam 7.30 pagi, semua sudah dilokasi, tinggal menunggu saya. saya agak santai, karena pasti mereka sudah sibuk menjelajah tempat itu. Meskipun bukan tempat yang asing bagi mereka. pokoknya maen....

Jam 8.00, saya resmi sampai dilokasi, mereka masih (baru saja) asik dengan bundaran bergaris-garis, ditendang kesana kemari. Tentu saja, bola. Benda ini populer sekali. Lalu kemudian, aksi dimulai. . .

Kali ini, saya memimpin, untuk kesekian kalinya. Kalau anda bertanya, seneng gak sih jadi pemimpin? Nafsu akan jawab, senang sekali. Namun, pertimbangan yang jauh lebih masuk akal dan lebih mendalam mengatakan, perlu ada orang lain yang menggantikan. Tanggungjawabnya besar, dan itu berat, tidak sekedar besar. dan juga, agar orang lain juga merasakan apa yang saya rasakan, dan belajar dari apa yang saya rasakan. Memimpin. being a leader. Tak penting umur berapa yang dipimpin.

Jumlah kami banyak, 30 kira-kira. Kami sudah dibagi menjadi 5 kelompok oleh direktur, dan tugas saya kemudian, membuat semua merasa pembagian ini adil. Tidak bisa adil, dalam artian merata secara keseluruhan. Namun, cuku membuat mereka merasa adil. Itu cukup.

Setiap tim saya tanyai tentang kepuasan mereka dengan pembagian tim. Tim yang merasa tidak puas, silahkan maju. 2 Tim maju, dan saya minta mereka untuk saling bertukar anggota agar merasa adil. Dan selesai, semua merasa adil. Sekali lagi merasa adil. Karena mereka sendiri yang memutuskan, kita hanya perlu menegaskan bahwa setelah ini tidak ada protes atau keluhan mengenai ketidak adilan pembagian tim.

Sayangnya, masih saja ada yang keberatan. Untungnya, alasan untuk membantah sudah matang, dan siap disajikan. Bukankah tadi sudah diberitahu mengenai hal ini? Protes tentang kurang adilnya pembagian tim, harusnya dibagian depan. lanjutnya saja, toh it's just games...

Kuberi tahu sesuatu. Ini cukup penting. Terkadang, keberatan yang mereka ajukan, tidak berarti benar dan harus ditanggapi. Terkadang, mereka sekedar ingin bercerita, atau sekedar ingin mencari perhatian, atau bahkan membuat suasana ramai. Ini penting. So, just enjoy it...


game pertama :

"Tadz, cepetan tadz..tadz... kesuwen." hrr, anak-anak sudah tidak sabar, dan sayangnya ungkapan ketidak sabarannya agak kasar. Kalau dirumah dan lingkungan mereka yang seperti ini masih lembut, masih ada yang lebih kasar dari itu. Secara umum, mereka belum belajar menghormati orang lain dengan baik, begitu pula dengan pengajar TPAnya. Dulu, memaki dan berkata kasar dengan pengajarnya, itu biasa, sekarang ya masih . . . :) Itu keadaannya, kami yang sedang berusaha mengubah ini, sementara hanya bisa menikmatinya.
Now, lets begin the game!!!

Karena 5 kelompok sudah terbentuk, dan semua sudah merasa adil. Maka game dimulai. Permainan yang kami laksanakan sederhana, bahannya pun mudah. Kami panitia bahkan mulai mempersiapkan dari H-1 saja. Anda yang ingin mencobanya di rumah, disekolah atau ditempat lain bersama orang-orang tercinta silahkan menirunya. . .


1. Permainan pertama : Loop balap
Saya terinspirasi dari permainan semasa TPA di tempat KKN, banyumeneng. Dulu di desa itu, kami menggunakan sarung. Karena dulu masih banyak santri yang memakainya. Kalau di kota, ditempat TPA sekarang, sudah jaaaaarang sekali yang menggunakan kain yang mirip dengan torus itu. Sebagai penggantinya, kami menggunakan tali yang dibentuk loop. dibuat kira-kira bisa dimasuki oleh anak2 tanpa kesulitan. Kalau ingin semakin menantang, loop yang kecil lebih baik.

How do we play?

Semua kelompok dibariskan, membentuk masing-masing satu baris, kemudian, saling bergandengan tangan dengan teman sebelahnya, sehingga membentuk rantai tangan. Orang paling belakang dan orang paling depan menjadi tepi rantai, sehingga hanya bergandengan sebelah tangan.


Aturannya, geser loop dari orang pertama ke ujung, dengan cara badan menerobos masuk kedalamnya. Dalam proses ini, gandengan tangan tidak boleh lepas, jika lepas. maka loop diulang dari orang pertama.

LAKUKAN SECEPATNYA, kita sedang balapan kan?

berikan skor, terserah juri, untuk pemenang pertama, kedua, dan ketiga. Nah, saran saya, jangan lakukan ini sekali saja. Lakukan paling tidak 2 kali. Yang pertama agar mereka belajar, yang kedua, agar mereka berstrategi, karena belajar dari kesalahan sebelumnya.


2. Permainan kedua : Lomba meniup Balon

sederhana saja. 5 kelompok, 25 balon, bagi rata. Misinya : kembungkan balon, tapi sampai berapa besar? tergantung jurinya. Jurinya harus yang tegas. nah, yang menarik, ada saja balon yang "sakit", jadi tidak semua balon berhasil menggembung. Ada yang bocor, ada yang meleduk di tengah jalan. hmm, itulah permainan. jadi menyenangkan kan?

Berikan skor untuk tim yang selesai lebih dulu. Atau bisa juga point per balon.



3. Permainan ketiga : Balon estafet

Balon yang tadi, buat apa? kita manfaatkan lagi. Main lagi...

Permainan ini, sama persis seperti bermain lari estafet. Bedanya, yang ini memakai balon dan ... lebih menggemaskan. Tentu saja, gemas karena anak-anak gak paham-paham dengan aturannya, dan penting untuk di ingat : Anak-anak tidak terlalu suka mendengarkan penjelasan. Jadi, sabar ya waktu menjelaskan permainannya...

nah, pada keadaan seperti ini, pengeras suara sangat berguna. Bisa menghemat tenaga untuk tidak berteriak-teriak menjelaskan. :) Kapan-kapan perlu beli megaphone kali yak...



4. puzzle berlari

Jelas, bukan puzzlenya yang berlari-lari, lalu anak-anak mengejarnya. Bukan seperti itu. Dana kami belum cukup untuk membuat puzzle semacam itu :).

Begini, sebenarnya, ini hanya tentang cara menyusun puzzle. Sederhana. Sekedar mengambil potongan puzzle, lalu di susun. Bedanya, potongan puzzle ditarus ditempat lain, dan harus diambil terlebih dahulu. Agar cepat selesai, tentunya anak-anak harus berlari mengambilnya. oiya. Setiap kesempatan mengambil, hanya boleh 1 anak-saja, setelah selesai, baru yang lain menggantikan. Lari... Lari.. biar cepet selesai! Jangan mau ketinggalan dengan yang lain.



5. puzzle berlari untuk si pintar

Yang ini, sama seperti permainan sebelumnya. Ada tambahan sedikit. Tambahannya : anak-anak yang akan mengambil potongan puzzle, harus berhasil menjawab 1 pertanyaan yang disediakan. jika tidak bisa, maka akan diberikan pertanyaan lain, sampai bisa menjawab, atau anak tersebut menyerah dan kembali ke kelompoknya. Jadi, hanya si pintar saja yang bisa membawa pulang puzzle.

O iya, tidak selalu anak yang besar (umur dan ukurannya) itu lebih pintar dari si kecil. Nasywa yang imut sudah membuktikannya. Ia berhasil membawa sekitar 3 potong puzzle lho...


Bukan kejadian istimewa kan? bukan juga acara besar, tempatnya juga cuma dekat saja. Namun kami senang, kami gembira. Ndak masalah meski hanya sekedar jalan-jalan. Yang lebih penting, kami bersama-sama.

dan kami, adalah :

Keluarga besar TKA-TPA-RTQA Masjid Nurul 'Adn











These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati