wuiihh blog award nih!!!

Alhamdulillah dapat award nih . . . ini award-ku yang kedua, silahkan liat di home page blog ini kalo pengen tau yang lainnya.
kalo ada yang belum tahu apa sih Blog Award, silahkan baca tuntas tulisan di bawah ini.
Bagi yang belum punya BLOG, atau bingung dengan blognya mau diapain. JANGAN KUATIR!! search aja di mbah google panduan nya! di blogger sendiri juga ada kok tutorialnya, tapi bahasa inggris, hehehe...



Syarat untuk award ini adalah harus mencantumkan link2 berikut di blog atau artikel kamu:










  1. Friendster
  2. Google
  3. AeArc
  4. Surya Tips
  5. Antaresa Mayuda
  6. Rangga
  7. Ferdi Fauzan
  8. Yuliani 89
  9. Hafizu
  10. Perang-JIHAD!!

Tapi ingat, sebelum kamu meletakkan link diatas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan traffik tambahan.

Nah, silahkan copy paste saja award ini, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.

Ini dia yang mendapatkan award:

Sekian dan terimakasih (jreng.........)

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Fakta nih . . .

Bismillahirrohmanirrohiim

sudah lama sekali tidak mengutak-atik blog tercinta ini, akhirnya sempat juga mengisinya...
meskin bukan tulisan pribadi tapi cuma kopas, mudah-mudahan membuat kita tersadarkan dan kembali bersemangat untuk berjuang... Allahu AKBAR!!!


di kopi paste dari http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/maraknya-grup-music-tanah-air.htm

Maraknya Grup music tanah air

Senin, 20/07/2009 07:18 WIB

Assalamualaikum,

sebenarnya saya ingin mengetahui dari redaksi eramuslim perihal dengan banyaknya grup music di tanah air saat ini ketimbang dari tahun 90-an. apakah dalam fenomena tersebut ada suatu konspirasi oleh kaum yahudi untuk memenuhi tanah air ini dengan musisi-musisi hebat daripada pemimpin-pemimpin yang bertanggungjawab yang sampai saat ini banyak dinanti-nanti oleh rakyat indonesia kini. kemudian bagaimana hukumnya memainkan musik bagi seorang muslim walaupun musik nasyid?

Hafiz

Jawaban

Wa’alaykumusalam warahmatullahi wabarakatuh,

Semoga Antum selalu berada dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Apa yang Antum cemaskan di atas adalah benar adanya dan menjadi kecemasan para pejuang-pejuang dakwah Islam di mana pun sekarang ini. Perang yang dilancarkan musuh-musuh Islam digelar dalam berbagai cara dan di berbagai medan. Ada perang yang menggunakan peluru tajam dan bom, namun ada pula perang yang menggunakan gaya hidup (life-style), yang dalam materi-materi keislaman dikenal dengan istilah Perang Pemikiran atau Perang Kebudayaan (Ghouzwul Fikri). Barat sendiri mengenal istilah itu dengan istilah Perang Peradaban yang dihaluskan menjadi ‘Benturan Peradaban’ (The Clash of Civilization).

Perang Pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam antara lain dengan menjerumuskan generasi muda Islam menjadi generasi muda yang suka berfoya-foya, enggan bekerja keras, dan berpikiran sekuler dengan menjadikan orientasi hidupnya demi mengejar kenikmatan kehidupan dunia semata. Tujuan hidup adalah menjadi kaya raya, terkenal, dan populer.

Hal ini sudah lama dirancang oleh Yahudi, di antaranya dimasukkan ke dalam Protocol of Zions yang disahkan menjadi agenda gerakan Yahudi Internasional paska Kongres Zionis Internasional di Swiss tahun 1897 (Protocol ini aslinya terdiri dari 25 pasal, namun kini menjadi 24, silakan search sendiri karena sangat mudah mendapatkannya di internet).

Lalu hal tersebut ditegaskan lagi oleh Samuel Zweimer, Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi pada sambutan pembukaan Konferensi Yerusalem (1935), di mana hadir para utusan agen yahudi dari seluruh dunia. Dalam pidatonya yang juga bisa dicari di internet, Zweimer antara lain menyatakan:

…yang perlu saudara-saudara perhatikan adalah bahwa tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara-saudara ke negeri-negeri Islam, bukanlah untuk mengharapkan kaum muslim beralih ke agama Yahudi atau Kristen. Bukan itu. Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam, menjauhkan mereka dari Islam, dan tidak berpikir mempertahankan agamanya. Di samping itu saudara-saudara harus menjadikan mereka jauh dari keluhuran budi, jauh dari watak yang baik.

Oleh karena itu, tugas saudara adalah membuka jalan agar kekuatan kolonial mampu menerobos benteng kerajaan Islam. Cara ini telah Anda lakukan dengan baik seratus tahun lalu. Kita dan seluruh saudara kita sangat gembira dengan hasil perjuangan saudara selama ini.

Sarana yang telah saudara-saudara bawa saat ini ternyata mampu mengubah pikiran dunia mengikuti kita. Itulah jalan yang telah saudara-saudara perjuangkan dengan susah payah untuk mengeluarkan kaum muslimin dari agamanya. Kini saudara-saudara telah berhasil mencetak kader-kader dari berbagai macam bangsa yang tidak mengenal hubungannya dengan Allah dan memang mereka tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengerti tentang-Nya.

Saudara-saudara telah mengeluarkan kaum muslimin dari agama mereka, sekalipun mereka tetap enggan memakai baju yahudi atau baju kristen. Gaya hidup seperti itulah sasaran perjuangan kita, yakni para pemuda Islam yang malas, enggan bekerja keras, cenderung berfoya-foya, hanya gemar mempelajari segala hal yang berkaitan dengan sensualitas dan nafsu syahwat, bekerja semata-mata demi mengejar kekayaan material dunia semata, memburu jabatan, memuaskan nafsunya, dan sebagainya.

Kini tugas saudara-saudara telah terlaksana dengan amat baik. Saudara-saudara telah mengagungkan agama kita semua, agama yahudi.

Saudara-saudara patut mengetahui bahwa para tetua kita sangat gembira dengan segala apa yang telah saudara-saudara hasilkan. Oleh sebab itu, lanjutkanlah perjuanganmu demi risalah agamamu. Semoga saudara-saudara semua mendapat berkat dari Tuhan kita, Elohim, Allah yang Maha Suci dan Maha Agung. Lanjutkanlah perjuangan ini hingga dunia benar-benar terberkati…

Terkait dengan hal tersebut, lebih kurang dua tahun belakangan ini, jika kita cermati kehidupan remaja di berbagai kota besar, terdapat fenomena baru yakni berbondong-bondong mereka pergi ke suatu tempat di pagi hari, bahkan sejak ba’da subuh, untuk menyaksikan konser musik yang biasanya di gelar di pelataran parkir sebuah pusat perbelanjaan atau tempat keramaian lainnya.

Kita bisa melihat, sejak pagi hari, berbagai stasiun teve di negeri ini sudah mencekoki kita dengan berbagai acara konser seperti Inbox, Dahsyat, Derings, Playlist, dan sebagainya. Lalu ada pula Missing Lyrics dan lain-lain. Dan kian kemari, lebih dari 90% acara teve, merupakan acara yang konyol, tidak mendidik, mempromosikan kekerasan, dan sama sekali tidak bermanfaat, seperti berbagai sinetron, reality-show (yang sering sudah direkayasa), musik, dan acara “hiburan” seperti Extravaganza dan semacamnya.

Fenomena ini bagi kebanyakan orang memang tidak terlalu dipusingkan. Namun ketahuilah bahwa di suatu tempat di belahan bumi ini, musuh-musuh Islam tengah tertawa bahagia melihat kondisi saudara-saudara kita ini yang setiap hari disibukkan oleh “Kebudayaan Sampah” ini.

Diam-diam, tanpa disadari banyak orang, umat Islam di negeri ini memang tengah dilemahkan. Generasi muda Islam dibius dengan berbagai budaya pop, antara lain lewat musik sebagai pintu gerbang emas serangan budaya. Sedang generasi yang lebih tua, diserang dengan hal-hal yang lebih dahsyat. Salah satunya dengan kenikmatan hidup duniawi, baik harta, tahta, maupun perempuan, bujukan ideologi, dan sebagainya. Salah satu faktanya, bukan ilusi lagi, adalah bagaimana kenyataan jika sebagian orang-orang yang selama ini disebut sebagai “pemimpin umat” malah bersekutu dengan kaum kafirin dan liberalis dalam memilih imam. Semua itu dilakukan demi kenikmatan duniawi semata dengan berdalih macam-macam, baik dalih rasionalis maupun agamis. Padahal Rasulullah SAW tidak pernah memberikan loyalitasnya pada pemimpin kaum Quraisy sedikit pun.

Jika dulu dan sampai sekarang Barat menyerang umat Islam dengan 3G (Gold, Glory, dan Gospel), maka Barat sekarang juga menyerang umat Islam lewat 3F (Food, Fashion, and Fun). Dalam bukunya, Jihad vs McWorld, Benjamin R. Barber mengatakan jika apa yang terjadi di dunia hari ini adalah pem-Barat-an budaya (westernisasi), yang dilakukan Utara terhadap Selatan. MTV, McDonald, celana jeans, musik ska, dan R & B dan film-film Hollywood kini dinikmati oleh warga dunia ketiga. Budaya Barat tidak lagi milik segolongan orang Amerika, tapi sudah milik dunia. Termasuk negeri-negeri Islam. Apa yang menjangkiti dunia Islam hari ini adalah berkembangnya mazhab selebritis. Indikasinya adalah eksploitasi aurat dalam media massa, yang salah satunya snagat efektif melalui tayangan TV. Film-film seperti Beverly Hills, Dawson Creek, dan Melrose Place, dan juga sinetron-sinetron konyol dan tidak bermutu lokal Indonesia, seolah-olah tontonan maha penting bagi semua orang dibanding rubrik ilmu pengetahuan. Info Selebritis, atau gosip artis, seolah begitu berharga dibanding berita penting lainnya dalam kehidupan. Semua itu, bisa langsung masuk ke kamar kita secara bebas.

Ini merupakan fakta di dalam masyarakat kita. Salah satu hasilnya adalah, fenomena kebangkitan Islam yang pernah booming di sekitar tahun 1980-an, ternyata tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Secara politis umat Islam kalah total dengan kaum liberal, secara budaya demikian pula. Apa yang dihasilkan oleh gerakan Islam di Indonesia sekarang ini dalam bidang peradaban dan penegakan syariah? Secara kasat mata kita harus berendah hati untuk mengakui: NOL BESAR.

Dalam pilpres kemarin, partai-partai yang menjual label Islam justru mendukung ‘imam’ yang tidak mau membubarkan gerakan sesat Ahmadiyah dan yang membela kaum Liberal yang berkiblat ke Amerika, suatu negara Luciferian. Padahal jika Rasulullah SAW masih hidup, pasti akan segera diperanginya.

Dalam bidang pemikiran, gerakan Islam sekarang tidak ada satu pun yang melahirkan kelompok kajian strategis yang mumpuni dan besar, yang mampu mencerdaskan dan membuat umat-Nya kritis. Yang ada, gerakan Islam hanya melahirkan banyak sekali grup nasyid, yang asyik berdendang-ria dan masuk-keluar dapur rekaman. Malah banyak ustadz yang sekarang terobsesi jadi artis, sehingga salah satunya, tanpa risih mengadopsi lagu “Jablay” dan menjadikannya musik gambus dengan mengganti syairnya. Dia bergoyang-goyang sambil menyanyikan lagu “Jablay”tapi diganti liriknya. Mirip badut.

Akhirul kalam, inilah kondisi ril umat Islam sekarang. Memang, tidak bisa kita pungkiri juga, ada satu-dua generasi muda Islam yang cemerlang, namun secara keseluruhan, mereka tengah mabuk-kepayang oleh budaya sampah. Akankah mereka akan kita biarkan menjadi generasi sampah juga? Wallahu’alam bishawab. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Arti Sebuah Blog

Bismillahirrohmanirrohiim . . .

Apa bedanya FS, FB, dan jejaring sosial yang lain kalau dibandingkan dengan blog?
Menurut saya sih gak banyak bedanya. kita sama-sama berhubungan dengan orang lain, sama-sama terobsesi dengannya. kalo FB / FS mungkin banyak-banyakan cari temen-cari jodoh (mungkin).
sedikit beda dengan blog, mungkin blog memerlukan skill yang lebih, dan darinya ada kemungkinan untuk mendapatkan income darinya . . .

Untuk menjadi seorang blogger yang memiliki blog berkualitas, tentunya itu sangat bergantung pada apa misi ia membuat blog, apa pemikiran-pemikiran yang ada didalam otak blogger itu.
Kalau ia murni berniat mencari penghasilan, maka akan kita dapati blognya berisi hal-hal yang sangat digemari orang, di hiasi oleh iklan berderet-deret . . . walaupun mungkin isi postingannya bukan original.

Ya ... semua tergantung apa misinya

saya pribadi hanya ingin memanfaatkan blog ini untuk menuangkan pemikiran-pemikiran saya tentang hidup, tentang apapun yang terpikirkan ketika saya menjalani samudra hidup yang penuh tantangan ini . . .

dan saya juga sangat ingin berbagi dengan semua orang, sebanyak-banyaknya tentang apa yang saya pikirkan, yang itu membuat hidup ini begitu berwarna . . .

tidak hanya sekedar chatting, sekedar komen, sekedar utak-atik template, berusaha menaikkan pagerank . .. atau yang lain . . .

INILAH BLOGKU

yang kugunakan sebagai sarana perang JIHAD!! ku . . .
sebagai sarana yang kugunakan sebagai bentuk pengabdianku kepada Allah azza wajalla . . .
yang Ia menginginkan kebahagiaan sebesar-besarnya kepada KITA semua . ..
yang karena ulah syaitan-lah sebagian besar dari kita berpaling dari seruan kebahagiaan ini .. .

Allah ingin mengangkat derajat kita, menuju manusia yang sempurna,
tidak hanya sekedar menjadi manusia yang terpuruk,
terpuruk dalam lubang kehinaan, karena kita telah mengijinkan syaitan dan keinginan diri kita mengalahkan kekuatan kita untuk mengontrol hidup .. .
yang telah membuat kita rela untuk hidup sebagai budak nafsu, budak dari suatu pemahaman sesat, budak dari kehidupan materi . . .

padahal maut senantiasa mengintai kita, dan perlu di pahami, maut hanya seorang pesuruh, yang akan mengantarkan kita kepada kehidupan setelah kematian (percayakah anda?? percaya atau tidak terserah anda, karena ITU memang nyata)

dan kondisi kehidupan setelah kematian kita itu akan sangat tergantung pada prestasi hidup kita, apa yang kita lakukan pada hidup ini, dan seberapa besar kita memanfaatkan hidup ini sebagai bekal hidup kita untuk kematian . . .

inilah pertaruhannya, hidup inilah modal kita untuk pertaruhan setelah kematian...
masihkan anda cuek?

tapi tidak hanya itu, hidup juga merupakan tugas,
tugas mulia dari sang Pencipta yang Maha MULIA, yang Maha Kuasa
yang memerintahkan kita menjadi penegak keadilan, penegak kebenaran di alam raya yang tak bertepi ini . . .

Ia meminta kita untuk menegakkan kekuasaanNya
bukan sekedar kekuasaan, namun kekuasaan yang membawa pejuangNya menuju kehidupan hakiki, kehidupan yang mulia . . .

Maukah anda menjadi pejuang??

berpikirlah... karena otak kita diciptakan untuk berpikir
resapilah . . . karena hati nurani anda adalah kompas kebenaran yang ampuh


Allahu ta'ala a'lam

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Fiksi - Ketika Mas Aktivis pergi . . .

Di copy-paste dari : http://ghaziahazmiizzati.multiply.com/journal/item/157/cerpen_ketika_mas2_pergi


Aku hanya menulis apa yang ingin aku tulis, tentang sebuah perasaan yang terpendam sejak dulu. Tentang cinta tapi bukan cinta yang sering diceritakan dalam novel-novel atau sinetron picisan, ini tentang cintaku pada seseorang yang telah membuat aku jadi seperti ini. Ya kepada ia yang telah mengenalkanku tentang sebuah dunia yang sangat indah, menjebloskanku pada sebuah jalan yang berliku, penuh onak dan duri namun ada pemandangan indah di ujungnya, syurga. Inilah jalan dakwah itu. Jalan yang kulalui bersama-sama dengan mereka yang merindukan pertemuan dengan Sang Penciptan di Jannahnya.

Entah sikap apa yang harus aku ambil untuk mengekspresikan perasaan, emosi dan pikiran yang ku rasakan saat ini, sebuah perasaan, emosi dan pikiran yang sudah kupendam lama sekali. Tentu tentang seseorang yang kucintai itu. Dia seorang ikhwan,-mengertikan maksudku ? saat ku menyebut ia ikhwan, maka bayangkanlah seorang pria berjenggot, selalu memakai celana kain atau celana gunung, mengenakan sandal gunung, memakai kaca mata, memakai jaket palestine, dan ia sering menghabiskan waktunya untuk rapat di masjid atau dimanapun, dan orang-orang menyebutnya sebagai aktivis dakwah kampus-. Tanpa bermaksud mendikotomikan makna dibalik ikhwan dan pria. Dan sekali lagi ini bukanlah kisah picisan seperti yang ada di novel-novel itu, karena ikhwan ini adalah kakakku. Ya, ia lah yang secara tidak langsung menggiringku mengenal jalan ini, jalan yang hari ini berusaha ku lalui. Jalan dakwah.

Tepatnya 9 tahun lalu ia mengenalkan aku pada Islam. Tapi tunggu, mari kita samakan persepsi, aku dilahirkan dalam keluarga Islam, lahir pun dalam keadaan Islam, dan mungkin –karena aku memang tidak pernah merasakannya- saat aku meneriakkan tangis pertamaku di dunia yang fana ini ayahku membacakan adzan tepat di telingaku. Masa kecilku pun aku lalui dengan belajar mengaji, belajar shalat, namun tetap tanpa aku memahami esensi mengapa aku harus melakukan itu semua. Bayangkan, untuk seukuran aku yang masih kelas 1 sekolah dasar, jam 4 sore seharusnya ku lalui dengan bermain, menghabiskan masa-masa kecilku bersama dengan teman-teman sepermainan. Namun, setiap jam 4 sore itu aku harus rela bermain dengan guru ngaji-ku yang luar biasa galak, maka tak jarang aku pun belajar mengaji sambil menitikkan air mata. Dan sekali lagi, aku melakukan itu semua tanpa aku paham esensinya apa. Hingga kegiatan rutin yang amat membosankan itu aku lakukan sampai aku kelas 5 SD. Saat itu, kakakku yang aku cintai ini, sudah berganti status, tidak lagi menjadi siswa tapi sudah menjadi mahasiswa, ah bangganya diriku memiliki kakak yang berstatus mahasiswa. Dan hebatnya lagi, ia menjadi mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri yang bergengsi di Indonesia. Para mahasiswa di sana selalu mengenakan jas almamater berwarna kuning dalam setiap kesempatan demonstrasinya, ya mungkin kalian bisa menebak kampus apa itu. Orang menyebutnya kampus biru, walau sampai hari ini aku tak habis pikir, mengapa mendapat julukan kampus biru, sedangkan jas almamaternya saja kuning begitu. Aku bangga, namun orang tuaku lebih bangga lagi, terlihat senyum kebanggaan menghiasi wajah mereka, bahkan mereka sampai melakukan acara syukuran atas lolosnya kakakku menjadi mahasiswa PTN bergengsi ini. Ah, berlebihan memang.

Aku tidak paham apa saja yang kakakku lakukan di kampus barunya. Yang pasti ia berubah begitu drastis, dari mulai sikap sampai penampilannya. Ia lebih sholeh akhir-akhir ini. Dan saat ia pulang, terkadang dalam setiap pembicaraannya sering terselip kata-kata ”ikhwan, akhwat, ana, antum, ummahat, dan lain-lain”, kata-kata yang cukup asing di telingaku.

”Dik, itu loh yang namanya akhwat” kata kakakku suatu hari. Dan akhirnya aku memahami bahwa seseorang yang disebut akhwat itu adalah mereka yang berbaju kebesaran, berkerudung sangat lebar, memakai kaos kaki, dan wajahnya tampak teduh. Ah, senangnya memandang wajah teduh wanita yang kakaku sebut akhwat itu. Dan untuk pertama kalinya, aku paham mengapa mereka harus memakai kain di atas kepalanya itu, dan kaos kaki dikakinya. Aku pun bertekad dalam hati untuk bisa seperti mereka suatu saat nanti.

Perilaku kakakku semakin lama semakin aneh saja, kemana-mana ia selalu membawa mushaf dan majalah-majalah aneh yang didepannya terdapat tulisan Sabili. Puncaknya adalah, saat ia mendengarkan sebuah lagu, yang sama sekali tidak ada unsur alat-alat musik di dalamnya, liriknya pun aneh, karena selalu berbicara tentang Palestina dan dakwah. Dan kemudian aku tahu itu namanya nasyid. Dan tim nasyid pertama yang ia kenalkan padaku adalah Izzatul Islam, Al-Quds, dan Raihan. Kakakku memang berubah, padahal dulu ia sangat menggandrungi Linkin Park, Scorpion dan group band rock aneh lainnya. Aneh memang, saat teman-temanku yang lain asyik mendengarkan lagu-lagu band dengan lirik-lirik picisan, aku seorang anak kelas 5 SD sudah mulai mendengarkan nasyid sekaliber Izzatul Islam dan Al-Quds. Bacaanku yang awalnya majalah Bobo, beralih menjadi Annida.

Saat aku kelas 6 SD, kakakku sering meneleponku, ia selalu bertanya seputar sudah tilawah belum, sudah berapa juz tilawahnya, bagaimana dengan hapalan juz 30nya, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Ah, kakakku memang aneh, ngaji saja aku baru tamat iqro 6.

Waktu pun terus berlalu, saat aku resmi menjadi siswa SMP kelas 1, aku yang notabenenya baru saja memasuki gerbang remaja awalku, mengambil sebuah keputusan yang cukup ekstrim. Aku ingin berjilbab, aku ingin seperti akhwat-akhwat itu. Ya walau terkadang aku masih belum istiqomah untuk mengenakannya. Memang aneh kelakuanku saat itu, di sekolah aku memakai jilbab, namun saat ada kegiatan-kegiatan di luar kegiatan sekolah aku melepaskan jilbabku, tapi saat ada kegiatan yang ada kakakku di dalamnya aku pun menjelma menjadi seorang akhwat. Memakai jilbab lebar walau menerawang, memakai kaos kaki, walau masih memakai celana.

Aku pun semakin mencintai kehidupanku yang seperti itu. Aku sudah mengetahui hukum pacaran semenjak aku duduk dibangku SMP. Dan secara otomatis, aku pun belum pernah merasakan pacaran sampai saat ini, ya walau terkadang aku pun sempat tergoda untuk memiliki pacar. Saat teman-teman ABG ku membaca majalah-majalah HAI, Kawanku, sampai majalah Misteri. Aku malah menyibukkan diri membaca majalah Annida, dan novel-novel Islami. Saat teman-teman ku mengisi biodata di binder temannya (sedang musim saat itu bertukar biodata dengan teman-teman sekelas), mereka menuliskan Sheila On7, F4, dan segudang penyanyi lain di point musik favorit, aku menuliskan Izzatul Islam, Raihan, Snada di point tersebut. Perubahan yang memang tidak wajar sebenarnya.

Hingga suatu saat, kakakku membelikan aku 2 lembar jilbab berukuran 150 cm. Ah senangnya, tapi ada yang ia lupakan, ia tidak juga membelikan aku rok, karena aku tidak memilikinya selain rok biru SMPku, bukankah akhwat itu harus memakai rok?

Aku, seorang siswi SMP, memohon-mohon pada guru agamaku untuk mendirikan ROHIS di sekolahku. Saat teman-teman ku yang lain tidak tahu apa itu ROHIS. Kehidupan yang aneh, namun sungguh aku menikmatinya.

Saat aku kelas 3 SMP, kakakku akhirnya resmi menanggalkan status mahasiswanya. Ia lulus dan menyandang gelar Sarjana Tekhnik. Ia pun meninggalkan dunia kampusnya yang serba idealis itu menuju sebuah dunia yang kejam. Sebuah dunia yang sangat sulit untuk menemukan sebuah idealisme, dunia yang terlalu pragmatis.

Aku, lulus SMP. Saat aku mencari-cari SMA yang tepat untukku meneruskan pendidikan, aku malah lebih mementingkan mencari SMA yang di dalamnya ada ekstrakulikuler bernama ROHIS. Ah memang anak yang aneh.

Aku pun resmi menjadi siswa SMA dan juga anggota Rohani Islam (Rohis). Senangnya, sebuah kehidupan yang aku idam-idamkan selama ini. Aku senang bergabung dalam komunitas yang di dalamnya selalu menyerukan kebaikan dan kebenaran. Aku pun dikenalkan lebih jauh tentang dunia dakwah itu. Terkadang aku bingung dengan kehidupanku sendiri, aku selalu melewati fase-fase perkembangan psikologisku sendiri, tanpa ada yang membimbing bahkan orang tuaku sekalipun, aku selalu meraba-rabanya. Namun, ada sebuah kondisi yang amat aku syukuri, kakakku mengenalkan Islam lebih dulu, hingga aku tumbuh menjadi seseorang yang memiliki prinsip. Tak kan tergoyahkan oleh kejamnya dunia remaja yang sedang mencari jati diri.

Namun, sebenarnya bukan proses hijrahku yang ingin aku ceritakan disini. Aku ingin menceritakan tentang kakakku. Aku baru menyadarinya, setelah ia lulus, ia tidak hanya meninggalkan dunia kampus dan dunia dakwah kampusnya. Tapi ia meninggalkan juga dunia dakwahnya secara total. Mengapa harus ada yang berguguran di jalan dakwah. Dan mengapa harus kakakku salah satu di dalamnya. Mengapa idealismenya kini mulai tumpul tertelan realita kehidupan yang begitu kejam. Ya ia benar-benar meninggalkan dunia dakwah. Ia sudah meninggalkan halaqahnya. Mushaf yang selalu ia bawa, kini hanya tersimpan di lemarinya, dan terkadang saja ia buka kembali. Buku-buku karangan Sayyid Quthb, Yusuf Qardhawi, dan lain-lainnya ia biarkan berdebu di lemari rumahku. Dan aku pun serta merta memungutnya kembali. Alunan lagu dari Izzatul Islam, Al-Quds dan Shoutul Haraqah tak lagi terdengar di kamarnya. Dan murottal pun aku tak pernah lagi mendengarnya. Al-Ma’suratnya ia endapkan begitu saja di tumpukan-tumpukan bukunya, dan lagi-lagi aku memungutnya. Terkadang aku menitikkan air mata saat kardus-kardus yang berisi kertas-kertas peninggalan kuliahnya itu aku buka. Seringkali kulihat ada kertas-kertas catatan rapatnya, rapat untuk merapatkan barisan dakwahnya. Aku melihat foto-fotonya semasa ia menjadi seorang aktivis dakwah beserta teman-teman ikhwannya tertawa sambil mengepalkan tangannya, dan ku yakin di hati mereka, mereka meneriakkan Allahu Akbar, kemudian mereka berazzam, ini-lah satu-satunya jalan yang bisa membawaku menemui kekasihku, Allah di jannahNya.

Kini, saat aku menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri. Aku melanjutkan cita-cita dan perjuangannya. Aku menobatkan diri menjadi seorang Aktivis Dakwah Kampus. Aku bersyukur, aku senang namun aku menangis. Menangis, mengapa kakakku meninggalkan jalan ini. Saat aku kebingungan memikul beban amanah yang begitu berat, mimpiku adalah aku bisa bercerita dan bertukar pengalaman dengannya dan bisa saling menguatkan. Namun, aku hanya memendamnya sendirian. Sebenarnya aku berharap kakakku berkata ”Dik, tahukah mengapa para pejuang itu jumlahnya sedikit?, karena memang hanya sedikit orang yang memilih untuk menjadi pejuang. Bukankah kau sudah merasakan berjuang di jalan dakwah ini, jalan yang sungguh berat untuk dilalui bukan?. Bukan pujian yang akan kau dapatkan, cacian dan fitnahan justru akan sering kau dapatkan. Tapi, bukankah kau menikmatinya?. Maka istiqomahlah, lihatlah Syurga Allah menanti di ujungnya. Dan, saat kau merasa teramat berat menjalaninya, bangunlah pada sepertiga malam terakhir, menangislah dalam sujud-sujud rendahmu kepada Allah, aku jamin kau akan berenergi kembali esok harinya. Dan jika kau lelah, istirahatlah karena para sahabat Rasul pun saat lelah mereka beristirahat, namun dalam shalatnya. Satu lagi, jika kau benar-benar lelah memikul amanah langit ini, maka berdoalah pada Allah, bukan untuk diringankan bebannya, tapi berdoalah agar Allah menguatkan punggungmu untuk memikul beban dakwah ini. satu lagi adikku, hentikanlah langkah perjuanganmu bila kau benar-benar menginjakkan kaki di Syurga”, namun itu hanya mimpiku saja, karena kata-kata itu tidak pernah keluar dari mulut kakakku yang dulu aku bangga-banggakan sebagai seorang aktivis dakwah. Aku miris, saat berkata kepada teman-teman seperjuanganku. Kakakku dulu juga seorang aktivis dakwah. Mengapa harus ada kata dahulu.

Kak, sungguh aku rindu saat kau bercerita dengan semangatnya tentang kegiatan-kegiatan dakwahmu dikampus. Tentang syuro-syuro malammu untuk menyusun strategi dakwah bersama teman-teman ikhwanmu. Sungguh aku rindu saat kau meneleponku dan berkata ”Dik, bagaimana tilawahnya?sudah 1 juz?, bagaimana dengan hapalannya? Ayo kita murojaah bersama”.

Mungkin orang lain akan menganggapku berlebihan saat aku katakan kehidupan kakakku itu membuatku trauma. Trauma, menghadapi dunia yang sebenarnya selepas aku lulus dari kampus ini. Bahkan aku berpikir, untuk tidak cepat-cepat lulus. Aku takut, idealisme ku akan terpasung habis tergilas kejamnya dunia. Ya, aku takut. Aku tidak ingin, nasibku sama seperti kakakku kelak. Menjadi orang yang berguguran itu. Dan aku masih berharap pada Allah, agar aku tetap dalam komunitas kebaikan ini. Istiqomahkan aku ya Rabb.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!