Esensial vs tak esensial



Beberapa waktu lalu, setelah sekian lama pengangguran di dunia maya, maksudnya, punya kuota internet yang cukup banyak, tapi malah nggak jelas kemana browsingnya, saya pun jadi pegiat facebook. Hmmm padahal dulu pernah mewanti-wanti orang untuk hati-hati dengan si biru ini : http://alloh-only.blogspot.com/2010/01/facebook-mu-privasi-mu-aib-mu.html.

yah, ternyata pikiran orang bisa berubah, termasuk saya ini hehehe (semoga bukan berubah menjadi buruk).

ceritanya begini. Sebagian orang berkativitas di fb sebagai "aktifis" : jualan, aktif bikin status baru (entah yang bermutu atau tidak), sibuk mencari link atau poster2 yang keren untuk dibagikan di wall atau forum (semoga amalnya diterima Allah), atau komentar-komentar di status temannya, ataupun hanya sekedar upload foto dan update kegiatan hariannya (atau kegiatan per jamnya, per menitnya).

Sebagian lagi hanya pasif : fb sekedar punya, kalaupun buka fb hanya untuk membaca-baca status teman, liat forum (tanpa jarang komen), atau sekedar cek rutin fb, siapa tahu ada yang kontak.

Termasuk yang mana anda?

kalau saya cenderung yang kedua. Alasannya : saya suka jaim hehehe, suka risih kalau ada yang membahas tentang saya. lagi pula, boleh donk jaim. Mumpung masih bujang.  :), lagi pula bukan tipe orang yang suka mengobrol banyak...

oke, lalu apa hubungannya dengan esensial vs tak esensial ?
berawal dari fb itu tadi, suatu saat pada jamah dahulu kala, ketika saya sedang berselancar di jejarsos si biru itu, saya mampir ke forum eh, kebetulan ada pembahasan yang bagus, mengenai pesan moral, yaitu kepedulian orang, ketika semua lingkungannya cuek dan apatis. artikel yang bagus...
cek sendiri ya di http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=5695115,
postingan ini saya anggap sangat bagus karena sudah 24 orang menyukainya.

tapi komentar dibawahnya :

LIKE1 :  alhmdl..msh ada org yg peduli...
September 2 at 7:35pm · Like · 1

A : bahasamu jelek
September 3 at 10:36am · Like

TS : saya hanya mengutip dari sumber kaskus :). Point artikel diatas bukan pada bahasanya melainkan kepedulian terhadap sesama.
September 3 at 4:32pm · Like

B : sepppp..
September 4 at 4:22am · Like

A : bahasa saja belum peduli, kok mau membahas sesama
September 4 at 11:11am · Like

C : selow aja kali bang A, namanya juga orang mau berbagi, niatnya kan mengingatkan, toh dy share'nya juga di kaskus, freedom of speech :D
September 4 at 8:17pm · Like · 1

B : hmm.. mungkin mas A bisa menata bahasa lebih baek... monggo mas ditata.... sekalian sampeyan juga ditata pikirannya...
September 4 at 10:44pm · Like · 1

A : Mujirin hehehehe
Wednesday at 9:28am · Like

B : wehhh malahh ngguyuu...
Wednesday at 10:44am · Like

A : kita harus lebih baik, bahkan ketika memilih suatu kata untuk mengutarakan maksud tertentu, walaupun banyak orang yang tidak peduli dan hanya cukup memakai bahasa pasar, kita tidak boleh begitu, mari belajar sama-sama, karena kita harus menjadi bangsa yang besar, maka bahasa pun harus baik
Wednesday at 2:47pm · Like · 1

B : nah katamu bagus mas...... coba klo ditata dari awal tanpa membuat yang lain ndak nyaman.... seolah2 dikau seng terbaik.. heehhhee
Wednesday at 7:52pm · Like · 1

A : saya tidak membantu orang yang dapat membantu dirinya sendiri
Thursday at 11:03am · Like

B : yup cukup....... suwun
Thursday at 11:42am · Like

D : panjang kali lebar sama dengan luas nih obrolan..
Thursday at 7:58pm · Like

E : wajar aja bahasanya kurang baik menurut aturan bahasa indonesia..karna lokasinya di jakarta..lain tempat lain juga gaya bicaranya..setauku bahasa yang baik dan benar itu lebih diwajibkan dipakai di sekolah, perkantoran, dan kantor pemerintahan..
Thursday at 8:33pm · Like

D : kalo kata orang2 indonesia jaman sekarang,yg sering nongol dan ngomong di tipi2 dan yang tidak pernah nongol di tipi, kiblat negara maju itu adalah USA..mulai dari segi hukum,politik,militer,gaya hidup,seni,sains,tehnologi,fashion,ekonomi,musik,perfilman,dll..nah orang2 USA saja kalau bicara juga tidak sesuai tata bahasa inggris yang baik dan benar,mulai dari pejabat,anak muda,selebritis,orang terdidik,orang penting dan gak penting,dll..terkadang juga sering keluar omongan tidak senonoh keluar dari mulut mereka,seperti yg kita tahu (mohon maaf) yakni fu*k,sh*t,moth*r fu*ker,da*n,bit*h,as* ho*e,dll..
saya juga pernah melihat profesor dari USA (kalau tidak salah,waktu ada kuliah singkat tentang fisika kristal di ruang sidang MIPA utara,saya lupa tanggalnya) merokok di koridor..di situ kan peraturan dilarang merokok,tapi profesor itu dengan asiknya nikmat menghisap asap tembakau tersebut.profesor itu seorang perempuan..dari segi budaya saja hal ini sudah tidak benar..sungguh negara yang bebas USA tersebut..tapi negara mereka bisa maju,bahkan jadi "superpower"..mereka menjunjung persatuan dari kemajemukan yang ada di sana..jadi bukan hanya bahasa saja yg menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa..hanya indonesia yang selalu mempermasalahkan hal kecil menjadi hal besar,maka dari itu tidak maju2..contohnya sudah banyak..silahkan cari sendiri..
Saya tidak bermaksud berdebat, jika ada yg mendebat pernyataan saya,silahkan,saya tidak akan layani..
Thursday at 9:00pm · Like

E : Sinuraya betul kali yang kau bilang do..kita lebih sering membesar besarkan hal yg seharusnya gak perlu diperdebatkan..
Thursday at 9:07pm · Like


Apa yang esensi dari artikel tersebut : adalah mengenai kerusakan moral yang akut dari bangsa kita, dan diantara sekian banyak orang, hanya sedikit yang peduli. saya pikir cukup banyak orang yang paham akan esensinya, minimal TS dan orang-orang yang menyukai artikel tersebut.

yang tidak esensial : saya tekankan, ini versi saya, adalah bagaimana orang seringkali membesarkan masalah-masalah yang tidak esensial. Lebih parah lagi, orang seringkali tidak tepat menentukan mana yang esensial dan mana yang tidak.
si A mencoba mengkritik masalah penggunaan bahasa gaul yang menurutnya esensial, sampai2 berkomentar demikian (), meskipun cara penyampaiannya kurang tepat. Dalam hal ini, masalah bahasa gaul tidak esensial. tak semua orang cocok dengan bahasa pidato kan? namun yang lebih esensial adalah bahasa (sikap) yang tepat agar orang mau (minimal) mendengarkan pendapat kita. Mungkin berbeda jalan ceritanya kalau kritik tidak dilakukan dengan cara "kasar" seperti tadi.
Maka yang esensial adalah etika, tata cara, adab (atau apapun kata yang mirip) untuk berdiskusi.

Dan ini menjadi hal yang esensial, karena tidak semua orang memiliki keahlian untuk berdiskusi.

Nah, kita lihat, orang ternyata seringkali terlupa dengan hal yang lebih penting karena hal-hal yang tidak penting.

Sebagian juga kadang terlalu terburu-buru menyimpulkan, seperti misalnya
.tapi negara mereka bisa maju,bahkan jadi "superpower"..mereka menjunjung persatuan dari kemajemukan yang ada di sana..

terlalu terburu-buru untuk menyatakan demikian, namun setidaknya kita telah mencoba mencari esensinya.

itu satu hal, mari saya ajak loncat ke hal lainnya...

me : "sister, aku belakangan mulai bertanya-tanya, mungkin gara-gara lagi serius mikir tentang berkeluarga kali, tapi ... sebenarnya apa sih harapan orang tua dari anaknya kalau sudah dewasa nanti?"

sister : "hmmm apa ya? belum kepikiran tuh..."

Saat pertanyaan ini aku ajuka ke dia, dia baru berkeluarga sekitar 3 tahun, anaknya 2 masih kecil-kecil, imut-imut dan lucu, dan suaminya bekerja cukup mapan (PNS). yah sedang dalam masa-masa bahagia berkeluarga...

mungkin beda lagi kalau pertanyaan ini aku ajukan ke bapak dan ibu ku, yang sudah cukup berumur, anak-nya sudah hampir berkeluarga semua, masa pensiun sudah dekat dan sudah mulai memikirkan hal-hal lain selain bahagianya menjalani rutinitas kehidupan..

Sister, saat ini belum mampu memahami hal lain yang lebih esensial. Ada apa dibalik rutinitas sehari-hari menjalani kehidupan? semua orang melakukan hal yang sama, lahir, besar, dewasa, berkeluarga, anak-anaknya tumbuh besar, dan kelak akan berkeluarga. dan siklus ini akan berulang. Apakah cukup sampai disini? lalu apa esensinya?

ketika orang terjebak pada hal-hal yang tak esensial, dan pikirannya tersita padanya, maka ia akan melupakan hal yang jauuh lebih penting, yang lebih esensial, yaitu tentang makna kehidupan.

Semua orang hidup, dan semua orang menjalani kehidupan, namun tidak semua orang sadar, mengenai bagian terpenting dari kehidupan, yang paling esensial, yaitu mengenai makna kehidupan dan ke arah mana kehidupannya akan ia jalankan.

Seorang hedon, terjebak pada pencarian kesenangan, kekayaan, materi dan semacamnya yang tak esensial dalam rangka mencari kebahagiaan. dan ia lupa untuk mencari tahu apa itu kebahagiaan yang sebenarnya dan dari mana sumbernya. jadinya, galaulah dia sepanjang hidup.

Seorang muslim pun sama, ia bisa terjebak pada rutinitas ibadah, untuk mencari surga dan menjauhi neraka. tapi terkadang kita lupa, apa esensi penciptaan kita di dunia.Tugas utama kita, bukanlah untuk mencari surga dan menjauhi neraka semata. Namun untuk menjalankan tugas hidup di dunia, urusan surga dan neraka, itu akan jadi imbalan yang sesuai dengan hasil pekerjaan kita semasa hidup.

bagaimana caranya masuk surga?
Cari tahu dulu apa tugasmu hidup di dunia, yang telah Allah perintahkan, lalu laksanakan, dan semoga dengan itu Allah akan memberimu surgaNya, dan menjauhkan dirimu dari nerakaNya.

#maaf tidak nyaman membacanya, masih belajar menulis, tapi paling tidak : cobalah untuk mencari esensinya, dan jangan terjebak pada hal yang tak esensial dalam tulisan ini :))

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Baraakallaahu lakum, semoga Allah memberkahi kalian

24 Juni 2012, bakal menjadi hari yang bersejarah
akankah ia hanya menjadi sejarah terjadinya suatu peristiwa?

ataukah ia akan menjadi hari dimulainya sejarah-sejarah besar berikutnya?

tergantung padamu, kakak2ku tercinta...


1420an tahun (hijriah) lalu, orang tua Hasan dan Husain, telah memulai sejarahnya. Kedua orang tuanya mulai mengembangkan layar bahteranya mengarungi samudra kehidupan yang luas, bergelombang, berangin dan berbadai. Ayahnya sebagai nahkoda, telah sukses mengemudikan bahteranya, menuju tujuan paling mulia, meniti jalan penuh kemuliaan. Ibundanya, dengan penuh kesabaran, menekan semua rasa penat, lelah, letih, dan kemiskinan, terus mendukung nahkodanya untuk terus berlayar menembus ombak dan badai.

Hari pertama pernikahan, kedua pasangan ini langsung mendapatkan hutang yang besar, sebuah rumah. Seorang anshor semula berniat untuk memberikannya kepada kedua pasangan ini, namun Sang Nabi, melarangnya. Keluarganya yang mulia tidak diperkenankan untuk menerimanya. Maka jadilah, pemberian itu berstatus hutang.
Dengan kondisi keuangan yang belum mapan, dan dengan hutang yang harus dibayar, keduanya bekerja untuk menjalankan bahtera rumah tangganya. Sang Ayah bekerja menimba air disumur dengan upah satu genggam kurma sehari, dan sang Bunda menggiling roti dirumahnya.

"Hari ini aku lelah sekali, aku menimba air sumur hingga tanganku bengkak" ucap sang Ayah
"Aku pun sama kanda, dari pagi hingga sore aku tak henti-hentinya menggiling adonan roti, hingga tanganku melepuh" ucap sang bunda.

kejadian ini jauh, sebelum Hasan dan Husain lahir.

apa kata sang kakek? orang tua dari kedua pasangan pengantin baru itu?
Ia mengajarinya sesuatu yang lebih berharga, dari pada menghindar dari kesulitan hidup yang dijalaninya. Dzikrullaah, bersabar, disetiap saat rasa pegal dan penat itu datang. Dzikrullaah...
hingga tepung dan adonan roti itu ikut berdzikir bersama sang Bunda.

Pasangan bersejarah ini adalah Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah dan 'Ali bin Abi Thalib, sang kota ilmu, dan salah satu khalifah Ar-Rasyidin.

Nahkodanya tidak pernah ragu akan tujuan bahteranya : Ridho Allah ta'ala, dan keduanya yakin tujuan itu akan tercapai jika keimanan terus terpatri di dada.


Perjalanan bahtera itu tentu saja tidak selamanya berbadai dan bergejolak. Seringkali cuaca begitu tenang dan damai, ikan-ikan menyertai lajunya, mengiring disebelah kanan dan kirinya. Segala sesuatu berjalan dengan damai dan tentram. Maka inilah saat yang tepat untuk bersyukur...

Dari Syu'aib,Rasulullah bersabda :"Sungguh perkara seorang mukmin itu menakjubkan. Semua perkaranya merupakan kebaikan dan hal itu tidak didapati kecuali pada diri orang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan lalu kemudian bersyukur, maka itu baik baginya. Bila terkena kesempitan/musibah lalu bersabar, maka itu kebaikan pula baginya." HR Muslim.

Ya, bagi seorang mukmin, semuanya Indah, karena Allah-lah tujuannya. Ketika kenikmatan dunia ini datang, berupa rejeki, anak-anak, harta benda, kesehatan,  ia mempermudah jalan untuk mendekati dan mentaati Allah. Ketika musibah dunia datang, maka semoga Allah menjadikannya jalan untuk menggugurkan dosa dan kesalahan kita.
Adakah terlihat sesuatu yang buruk bagi seorang mukmin?

TIDAK ADA.

yang buruk adalah TIDAK MENJADI MUKMIN

maka dengan ini ku ucapkan do'a indah yang diajarkan oleh kekasih kita Rasulullah shollallaahu 'alayhi wasallam

"Baarokallaahu laka(i), wa baaroka 'alayka(i), wa jama'a baynakumaa fi khoyriin"

Semoga berkah dari Allah untuk mu, dan berkah Allah pula atas mu, dan semoa Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.

Semoga berkah itu Allah curahkan untuk semua kenikmatan yang Allah berikan untuk kalian.
Semoga berkah Allah itu, juga turun atas kalian, meskipun musibah dan cobaan menimpa kalian, seberat apapun.

dan semoga Allah melipat gandakan kebaikan-kebaikan untuk kalian, karena telah memenuhi sunnah Rasull, untuk menyempurnakan separuh agama. Maka bertaqwalah untuk separuh lainnya.

wahai nahkoda, barang kali ini bisa membantumu untuk menentukan arah tujuan bahteramu.

Apa tujuan hidup kita?

Apa misi hidup muslim itu ?

Hidup kita telah jelas dalam dua ayat yang mulia
Surat 51 ayat 56 dan Surat 2 ayat 120.

Kemudian bagaimana penjabaran misinya?

Rib'i bin Amir radhiyallaahu'anhu, seorang panglima perang muslim dalam periode pemerintahan Umar bin Khoththob radhiyallaahu'anhu, menggambarkan secara padat dan jelas kepada lawan perangnya Rustum, pemimpin Persia yaitu :

http://www.eramuslim.com/video/ustadz-ihsan-tandjung-tiga-misi-utama-umat-islam.htm


1. Mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba, kepada penghambaan kepada Allah subhanahu wata'ala
2. mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat
3. mengeluarkan manusia dari lalimnya agama-agama dunia menuju keadilan Al-Islam

still need more studies about this
~Hadiah sederhana, tanpa bermaksud menggurui~ 
~Selamat memulai membangun sejarah~

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Gelar baru, S.Si





Selasa, 22 Mei 2012, saat itu, bulan rajab sebentar lagi menjelang. Hari itu, menjadi hari bersejarah bagi sekitar 1500-an mahasiswa kampus biru. Hari itu, resmi kami melepas status mahasiswa kami, menjadi tanpa status, atau pencari pekerjaan, atau apalah... tak penting status apa yang tertulis di ktp atau e-ktp nantinnya.



Hari itu, bagi ku, adalah permulaan dari suatu perjalanan panjang. setelah 4,7 tahun merantau di kota pelajar ini, mencicipi indahnya pengetahuan, bertemu dengan orang-orang besar, dan terus mengasah pemikiran, akhirnya secara akademis, aku lulus, secara akademis pula lulus dengan cum laude.

Tapi itu hanya satu hal, disamping banyak hal lainnya.

Luluskah aku?
sehingga pantas disebut "orang" yang layak untuk mulai kehidupan bermasyarakat sepenuhnya?

Luluskah aku?
Sehingga pantas disebut sebagai orang yang berpemikiran dewasa?

Luluskah aku?
Sehingga layak untuk disebut sebagai manusia seutuhnya?

Luluskah aku?
Sehingga aku disebut sebagai pribadi yang matang karena telah mampu merencanakan kehidupan ku sebaik-baiknya?

dan yang paling penting?

LULUSKAH AKU?
Sehingga layak menjadi abdi Tuhan-ku yang baik

Apakah hari itu juga aku sudah harus lulus untuk mengatasi persoalan ini?

Tapi persoalan-persoalan ini jauh lebih berat dari sekedar lulus kuliah dan mengerjakan skripsi...


Yang aku tahu sekarang,
Aku bagaikan anak panah yang telah lepas dari busurnya.
Terbang melesat tanpa ragu, menuju target yang aku yakini kebenarannya

sambil terus mengharap pada Rabb-ku
Allaahumma-hdinash-shiroothol mustaqiim...
Ya Allaah ya Tuhan kami, tunjukilah kepada kamu jalan-mu yang lurus..

semoga Allaah menunjukkan melalui takdirnya, jalan yang benar
agar aku dan ummat ini, kami, senantiasa dibuka pintu hati dan akal kami untuk menerima kebenaran

Aku berjanji padaMu ya Allaah, akan terus belajar, bersungguh-sungguh mencari kebenaran, jangan biarkan langkah terhenti karena jumud, apalagi ashobiyah

Saat ini, aku hanya mampu menggambarkan targetku berdasarkan dzhonn, hanya dugaan kuat saja, belum sesuatu yang pasti benar menurut Tuhan-ku.

Aku maklum, diri yang lemah ini, ilmu yang terbatas, akal yang pendek, tentu masih banyak kekurangan lain yang kumiliki...

karenanya ya Allah...

Ihdinash-shiroothol mustaqiim...

dan jika Engkau telah mengijinkan hamba-Mu ini menapaki jalan kebenaran yang Engkau ridhoi, istiqomahkan hamba ya Allaah, dan jauh-kan sejauh-jauhnya, bagaikan timur terpisah dengan barat, antara hamba ini dengan perasaan "merasa benar sendiri", sehingga menyalahkan orang lain yang sama-sama sedang menuju jalanMu

tunjukilah hamba-Mu ini, takdirMu yang terbaik.





Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
bagi seorang pemanah
Kita selalu harus mencoba
untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang paling tepat

-Shalahuddin Al-Ayyubi-




Meskipun aku belum "lulus", semoga Engkau, ya Allaah, masih memberikan pada hamba ini, kesempatan dan waktu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Tiga Misi Utama Ummat Islam





Masih kelanjutan dari postingan sebelumnya, Islam adalah panduan hidup yang diturunkan untuk manusia, yang sedang menjalankan tugasnya di bumi. Tugas mulia yang berat. Untuk melaksanakannya, diperlukan curahan waktu, tenaga, pikiran, yang tidak bisa dan tidak layak kalau sekedar sisa-sisa waktu kita yang kita berikan untuknya.

Maka berbicara mengenai hakikat kehidupan kita akan identik dengan tujuan hidup seorang muslim. Misi seorang muslim.

Sebelumnya visi hidup kita telah jelas dalam dua ayat yang mulia
Surat 51 ayat 56 dan Surat 2 ayat 120.

Kemudian bagaimana penjabaran misinya?

Rib'i bin Amir radhiyallaahu'anhu, seorang panglima perang muslim dalam periode pemerintahan Umar bin Khoththob radhiyallaahu'anhu, menggambarkan secara padat dan jelas kepada lawan perangnya Rustum, pemimpin Persia yaitu :

http://www.eramuslim.com/video/ustadz-ihsan-tandjung-tiga-misi-utama-umat-islam.htm


1. Mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba, kepada penghambaan kepada Allah subhanahu wata'ala
2. mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat
3. mengeluarkan manusia dari lalimnya agama-agama dunia menuju keadilan Al-Islam

dan pelaksanaan misi tersebut secara sempurna menuntut munculnya Negara Islam (Khilafatul Islamiyyah). Bila Ke-khalifahan telah tegak, maka Islam akan mampu menjadi rahmat bagi semesta alam secara sempurna.

Jalan tersebut sangat panjang dan membutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena hanya orang-orang sabarlah yang Allah lebihkan kekuatannya dibandingkan orang-orang kafir (Al-Anfaal : 65-66).

Kesabaran tersebut amat diperlukan agar kita, ummat islam tidak salah langkah dan cenderung ceroboh dalam bergerak. Yang pada akhirnya, hanya mengakibatkan kesia-siaan, setelah semua yang telah dikerjakan.

Ingatlah, dakwah ini milik Allah, kemenangan pun telah dijanjikan oleh Allah, maka bersabarlah, tempalah dan latihlah diri pribadi kita menjadi orang-orang yang layak untuk diberikan oleh Allah jalan menuju kemenangan. Jadilah pribadi yang beriman bertakwa dan beristiqomah dalam berislam secara kaaffah. Ini tentang kualitas. Tidak masalah jumlah yang sedikit. Karena jumlah yang banyak pun hanya karena hidayah Allah. Tetap ajak sebanyak mungkin orang-orang lain untuk bergabung bersama jalan dakwah ini. Namun jangan tinggalkan prioritas. Bahkan jangan sekali-kalipun meremehkan yang prioritas, yaitu pembinaan, pengkaderan, atau tarbiyah ummat.

Kualitas ummat seperti apa yang dibutuhkan? yaitu ummah yang memiliki pemahaman akidah yang kuat, serta istiqomah dalam keimanan.

Sayyid Quthb mengatakan, pembinaan yang dimulai dari akidah adalah langkah yang berat, sekaligus yang paling mudah. Pembinaan ini adalah langkah yang panjang, sekaligus merupakan langkah yang paling cepat.

Permasalahannya bukan, pada gerakan mana yang akan kita ikuti, namun terltak pada sejauh mana kualitas tarbiyah ummat yang mengedepankan pembinaan aqidah...

Semoga hal ini menjadi solusi untuk menghindari perpecahan, perselisihan dan permusuhan yang kerap  muncul dalam perjalanan dakwah kita.

Kita memperjuangkan islam, bukan gerakan. Gerakan hanya wasilah, bukan tujuan.

Dalam hal ini Muhammadiyah telah memeri tauladan yang baik :
"Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku"

sebatas gerakan, tentu saja, tidak punya hak untuk memunculkan bibit-bibit permusuhan, bahkan fanatisme. Jangan kotori perjuangan dengan hal remeh semacam ini. Perjalanan masih panjang dan berat. Semoga Allah mengijinkan kita menjadi tentaraNya yang diridhoi-Nya...

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!