Taubat

Selagi Allah Menutupi Aib Kita...

➖➖➖➖➖➖➖➖➖🌿
�🌴 Nutrisi Ruh Pagi Hari

             TAUBAT

Pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yg berkepanjangan...
Mereka berkumpul mendatangi Nabi mereka, Musa 'alaihissalam...
Mereka berkata, "Ya NabiyyAllah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami....!"

Maka berangkatlah Musa 'alaihis salam bersama kaumnya menuju padang yg luas...
Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang...
Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yg lusuh dan kumuh, penu debu, haus, dan lapar...

Nabi Musa berdoa,
إلهي.... أسقنا غيثك... و انشر علينا رحمتك و ارحمنا بالأطفال الرضع... و البهائم الرتع و المشايخ الركع......
"Ilaahi....! Asqinaa ghaitsaK...Wansyur 'alaina rahmatak.... warhamnaa bil athfaal ar rudhdha'...wal bahaaim ar rutta'...wal masyaayikh ar rukka'......"
"Tuhanku...! Turunkan hujan kpd kami... Tebarkanlah rahmat-Mu kpd kami, kasihilah kami demi anak2 yg msh menyusui, hewan ternak yg merumput, dan para orang2 tua yg ruku' kpada-Mu..."

Setelah itu langit tetap saja terang benderang...
matahari pun bersinar makin kemilau...
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, "Ilaahi ... asqinaa...."

Allah pun berfirman kepada Musa,
يا موسىأني أكون بغيثكم و فيكم رجل يبارزني بالمعاصي أربعين عاما.. فليخرج حتى أغيثكم
"Wahai Musa...Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yg bermaksiat sejak 40 tahun yg lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian..."

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, "Wahai hamba yg bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami... karena engkaulah hujan tak kunjung turun..."

Seorang laki-laki melirik ke kanan dan ke kiri...

maka tak seorang pun yg keluar di hadapan manusia...

Saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yg dimaksud...

Ia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku...

Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun..."

Maka hatinya pun gundah gulana...
air matanya pun menetes....
menyesali perbuatan maksiatnya...

Sambil berkata lirih,
"Ya Allah...Aku telah bermaksiat kepada-Mu selama 40 tahun...

Selama itu pula Engkau menutupi 'aibku.

Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku..."

Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut,

Maka awan2 tebal pun bermunculan...
Semakin lama, semakin tebal menghitam...
Dan akhirnya turunlah hujan...

Musa pun keheranan, "Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yg keluar di hadapan manusia."

Allah berfirman :
يا موسى لقد تاب وتبت عليه,, منعت عنكم الغيث بسببه,, وأمطرتكم بسببه
"Wahai Musa, dia telah bertaubat dan Aku telah menerima taubatnya, karena orang itulah Aku menahan hujan kpd kalian, dan karena dia pulalah Aku menurunkan hujan..."

Musa berkata :
ربي أرني أنظر إليه,,ربي أرني ذلك الرجل
"Ya Allah...Tunjukkan padaku orang itu... Tunjukkan aku pada orang itu..."

Allah berfirman,
يا موسى.. لقد سترته وهو يعصيني؛
أفلا أستره وقد تــاب وعـــاد إلي؟؟
"Wahai Musa, Aku telah menutupi 'aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku,

Apakah sekarang Aku membuka 'aibnya sedangkan ia telah bertaubat dan kembali kepada-Ku...?!"

Subhanallaah
sungguh Maha Pengasih Engkau wahai Rabbi....

Kalaulah bukan karena Engkau yg menutupi aib2 kami...
Tentulah kami akan sangat malu di hadapan para hamba-MU....

Engkau mengetahui dosa2 kami ....

Kemalasan kami dalam beribadah,
padahal kami dilihat sebagai orang yg berTAQWA
di pandangan para hamba-MU...

Engkau mengetahui kefakiran dan kebutuhan hajat kami, padahal kami dilihat sbg orang yg KAYA di pandangan para hamba-MU...kami bakhil ya Robby sedikit sekali kami berbagi pada hal itu Rizqi dariMU

Engkau mengetahui kelemahan dan keluh kesah kami, padahal kami dilihat sbg orang KUAT di pandangan para hamba-MU...     
                                                         Saudaraku seiman....
Jika Allah Ta'ala, Tuhan yg mengetahui segala perbendaharaan langit dan bumi saja menutupi segala aib hamba-NYA,

Lalu siapalah kita..

Dan apa lah kita

Dimana qita ditempatkan kelak diJANNAHMU ATAU NERAKAMU...

ASTAGHFIRULLOH...

ALLOHUMMAGHFIR
LANA..

sehingga dengan entengnya menyebar luaskan aib dan keburukan saudara kita sendiri tanpa mashlahat...😭😭😭😭😭😭😭

Merasa seakan diri ini lebih suci,
lebih alim,
lebih hebat,
dan lebih ahli
dengan menyebar luaskan keburukan saudara kita....

Tak sadar bahwa ternyata aib kita sendiri sudah menggunung tak terhingga....

Semoga kisah singkat ini bisa menjadi bahan renungan kita untuk selalu memperbaiki diri,,, SELAGI ALLAH MENUTUPI AIB KITA....

Aamiin ya Robbal A'lamiin

✒ Sumber :
Kitab "Fii Bathni al-Huut" oleh Syaikh DR. Muhammad Al 'Ariifi.                             
***

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT ANDA

🍂INSPIRASI PAGI🍂

Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi [1] ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini. Suatu ketika,setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka
"Berapa banyak yang datang tahun ini?" tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
"tujuh ratus ribu," jawab malaikat lainnya.
"Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?"
"Tidak satupun"
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar. "Apa?" ia menangis dalam mimpinya. "Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?"
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
"Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah."
"Kok bisa"
"Itu Kehendak Allah"
"Siapa orang tersebut?"
"Sa'id bin Muhafah[2], tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)"
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun.
Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, Tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria. Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa'id bin Muhafah.
"Ada, ditepi kota" Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
"Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Ulama itu
"Betul, siapa tuan?"
"Aku Abdullah bin Mubarak"
Said pun terharu, bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?"
Sejenak Ulama itukebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.
"Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?"
"Wah saya sendiri tidak tahu!"
"Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini
Maka Sa'id bin Muhafah bercerita.
"Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni'mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Segala ni'mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah
Ya Allah aku rindu melihat kabah
Ijinkan aku datang…..ijinkan aku datang ya Allah
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan.
Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji
"Saya sudah siap berhaji"
"Tapi anda batal berangkat haji"
"Benar"
"Apa yang terjadi?"
"Istri saya hami, dan sering nyidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat"
"Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
" ya sayang"
"Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku"
Ustaz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh.
Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan " tidak boleh tuan"
"Dijual berapapun akan saya beli"
" Makanan itu tidak dijual, tuan" katanya sambil berlinang mata
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata "daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan" katanya.
Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim? Karena itu saya mendesaknya lagi "Kenapa?"
"Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
"Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan." Namun bagi Tuan, daging ini haram.
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.
Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis,
Kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu
" Ini masakan untuk mu"
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka." Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata.
"Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya"
[1] Dalam versi lain, ulama itu adalah Hasan Al-Basyri , ulama mesir terkenal. Namun saya lebih mempercayai ulama ini bernama Abdullah bin Mubarak karena riwayatnya yg lebih jelas. Ia lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797. Allah yang lebih tahu.
[2] Dalam riwayat lain tukang sepatu ini bernama Ali bin Mowaffaq.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

anakku...

Copas dr milis sebelah,

Tersedu-sedu…

Minggu lalu saya kembali Jum'atan di Graha CIMB Niaga Jalan Sudirman setelah lama sekali nggak sholat Jum'at di situ… Sehabis meeting dengan salah satu calon investor di lantai 27, saya buru2 turun ke masjid karena takut terlambat..dan bener aja sampai di masjid adzan sudah berkumandang…

Karena terlambat saya jadi tidak tau siapa nama Khotibnya saat itu.. sambil mendengarkan khotbah saya melihat Sang Khotib dari layar lebar yg di pasang di luar ruangan utama masjid.. Khotibnya masih muda, tampan, berjenggot namun penampilannya bersih..dari wajahnya saya melihat aura kecerdasan..tutur katanya lembut namun tegas…dari penampilannya yg menarik tsb..saya jadi penasaran..apa kira2 isi khotbahnya…

Ternyata betul dugaan saya!!!…isi ceramah dan cara menyampaikannya membuat jamaah larut dalam keharuan..banyak yg mengucurkan air mata (termasuk saya)..bahkan ada yg sampai tersedu sedan... Weleh2..sampai segitunya ya..lalu apa sih isi ceramahnya..koq kayaknya amazing bingitzz…

Dengan gaya yg menarik Sang Khotib menceritakan "true story"..seorang anak berumur 10 th namanya Umar..dia anak pengusaha sukses yg kaya raya.. Oleh ayahnya si Umar di sekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta..tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal..tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang..agar anaknya kelak menjadi orang yg sukses mengikuti jejaknya...

Suatu hari isterinya kasih tau kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara "Father's Day" di sekolah Umar.. "Waduuuh saya sibuk ma..kamu aja deh yg datang.." begitu ucap si ayah kpd isterinya..bagi dia acara beginian sangat nggak penting..dibanding urusan bisnis besarnya.. Tapi kali ini isterinya marah dan mengancam..sebab sudah kesekian kalinya si ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya..dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya..sedang anak2 yg lain selalu didampingi ayahnya…

Nah karena diancam isterinya..akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah2an.. Father's day adalah acara yg dikemas khusus dimana anak2 saling unjuk kemampuan di depan ayah2nya.. Karena ayah si Umar ogah2an maka dia memilih duduk di paling belakang..sementara para ayah yg lain (terutama yg muda2) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak2nya yg akan tampil di panggung…

Satu persatu anak2 menampilkan bakat dan kebolehannya masing2..ada yg menyanyi..menari..membaca puisi..pantomim..ada pula yg pamerkan lukisannya..dll.. Semua mendapat applause yg gegap gempita dari ayah2 mereka…tibalah giliran si Umar dipanggil gurunya untuk menampilkan kebolehannya..

"Miss, bolehkah saya panggil pak Arief.." tanya si Umar kpd gurunya..pak Arief adalah guru mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu… "Oh boleh.." begitu jawab gurunya..dan pak Ariefpun dipanggil ke panggung…

"Pak Arief, bolehkah bapak membuka Kitab Suci Al Qur'an Surat 78 (An-Naba')" begitu Umar minta kepada guru ngajinya…"Tentu saja boleh nak.." jawab pak Arief.. "Tolong bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yg salah.." lalu si Umar mulai melantunkan QS An-Naba' tanpa membaca mushafnya (hapalan)..dengan lantunan irama yg persis seperti bacaan "Syaikh Sudais" (Imam Besar Masjidil Haram)…

Semua hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yg mendayu-dayu…termasuk ayah si Umar yg duduk dibelakang…"Stop..kamu telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan sempurna..sekarang coba kamu baca ayat 9.." begitu kata pak Arief yg tiba2 memotong bacaan Umar… lalu Umarpun membaca ayat 9…"Stop, coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat 33.." setelah usai Umar membacanya…lalu kata pak Arief:"Sekarang kamu baca ayat 40 (ayat terakhir)"..si Umarpun membaca ayat ke 40 tsb sampai selesai"...

"Subhanallah…kamu hafal Surat An-Naba' dengan sempurna nak…" begitu teriak pak Arief sambil mengucurkan air matanya…para hadirin yg muslimpun tak kuasa menahan airmatanya… Lalu pak Arief bertanya kepada Umar:"Kenapa kamu memilih menghafal Al-Qur'an dan membacakannya di acara ini nak, sementara teman2mu unjuk kebolehan yg lain..?" begitu tanya pak Arief penasaran…

Begini pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak..bapak menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW:"Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (H.R. Al-Hakim)…

"Pak guru..saya ingin mempersembahkan "Jubah Kemuliaan" kepada ibu dan ayah saya di hadapan Allah di akherat kelak..sebagai seorang anak yg berbakti kpd kedua orangnya.." Semua orang terkesiap dan tdk bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak berumur 10 th tsb… Ditengah suasana hening tsb..tiba2 terdengan teriakan "Allahu Akbar..!!" dari seseorang yg lari dari belakang menuju ke panggung…

Ternyata dia ayah si Umar..yg dengan ter-gopoh2 langsung menubruk sang anak..bersimpuh sambil memeluk kaki anaknya.. "Ampuun nak.. maafkan ayah yg selama ini tidak pernah memperhatikanmu..tdk pernah mendidikmu dengan ilmu agama..apalagi mengajarimu mengaji…" ucap sang ayah sambil menangis di kaki anaknya…" Ayah menginginkan agar kamu sukses di dunia nak…ternyata kamu malah memikirkan "kemuliaan ayah" di akherat kelak…ayah maluuu nak" ujar sang ayah sambil nangis ter-sedu2…subhanallah...

Sampai disini, saya melihat di layar Sang Khotib mengusap air matanya yg mulai jatuh…semua jama'ahpun terpana..dan juga mulai meneteskan airmatanya..termasuk saya..diantara jama'ahpun bahkan ada yg tidak bisa menyembunyikan suara isak tangisnya...luar biasa haru...

Entah apa yg ada dibenak jama'ah yg menangis itu..mungkin ada yg merasa berdosa karena menelantarkan anaknya..mungkin merasa bersalah karena lalai mengajarkan agama kpd anaknya.. mungkin menyesal krn tdk mengajari anaknya mengaji..atau merasa berdosa karena malas membaca Al-Qur'an yg hanya tergeletak di rak bukunya..dan semua..dengan alasan sibuk urusan dunia…!!!

Saya sendiri menangis karena merasa lalai dengan urusan akherat..dan lebih sibuk dengan urusan dunia..padahal saya tau kalau kehidupan akherat jauh lebih baik dan kekal dari pada kehidupan dunia yg remeh temeh, sendau gurau dan sangat singkat ini..seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An'Amayat 32:"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"...

Astagfirullahal ghofururrohim..hamba mohon ampunan kepada Allah..Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang…

Wallahu 'alam bissawab.. Semoga bermanfaat..khususnya buat saya pribadi…

Salam,
NHA / Nur Hasan Ahmad

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

SAMAKAH UANG BELANJA DAN UANG NAFKAH ISTRI?


Awalnya saya sulit untuk membedakan makna kata membelanjai istri dan menafkahi istri, karena bagi saya kedua kata itu sama maknanya, hanya beda pilihan kata dan keluasan maknanya saja.

Bagi saya, membelanjai istri dan menafkahi istri sama-sama bermakna memberikan sejumlah uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secara periodik, sedangkan yang sedikit membedakan bahwa menafkahi itu tidak harus uang tetapi bisa bersifat non materi. Artinya jika kita telah memberikan uang belanja kepada istri kita berarti kita telah memberikan nafkah lahir (materi), itu pemahaman awal saya, mungkin juga pemahaman hampir seluruh para suami.

Tetapi, saya mulai bisa membedakan antara uang belanja dan uang nafkah saat saya melihat anggaran belanja rumah tangga seorang teman. Dari sekian item anggaran yang yang diberikan ke saya, ada satu item anggaran yang menarik bagi saya. Menarik karena hanya item itu yang satu-satunya berbeda dengan item-item dalam anggaran rumah tangga saya dan anggaran rumah tangga pada umumnya, yaitu item "nafkah istri".

Apa bedanya pikir saya saat itu, ternyata menurut temen saya bahwa nafkah istri berarti suami memberikan sebagian hartanya kepada istri untuk dikelola dan digunakan untuk kepentingan pribadi istrinya, sedangkan belanja istri adalah memberikan harta (uang) untuk kebutuhan hidup suami, istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.

Saya mencoba untuk memahami apa yang disampaikan temen saya itu. Akhirnya saya temukan kunci jawaban untuk membedakan antara uang belanja dan uang nafkah, yaitu kemuliaan wanita.

Antara uang belanja dan uang nafkah muncul dua kewajiban berbeda yang harus dilaksanakan seorang suami.

Uang belanja adalah kewajiban suami sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya dengan layak, sedangkan uang nafkah adalah kewajiban suami sebagai seorang lelaki yang qowam untuk menjaga kemuliaan seorang wanita yang menjadi istrinya.

Dalam uang nafkah itu terkandung kemuliaan wanita dari seorang istri. Uang nafkah menjadikan istri bukan seorang "pengemis" di hadapan suaminya jika istri ingin memenuhi hajat pribadinya. Uang nafkah adalah hak yang harus diterima seorang istri, dan istri memiliki hak penuh untuk mengelola dan menggunakan untuk kepentingan pribadinya. Sehingga istri bisa memenuhi kebutuhan pribadinya dengan tetap terjaga kemulian dan kehormatannya tanpa harus "mengemis" di hadapan suami atau harus bekerja keras di luar rumah.

Jadi menurut saya, jika suami hanya memberikan uang belanja bulanan saja maka kewajibannya sebagai suami belum lengkap bahkan cenderung tidak menghargai istrinya, karena memberi uang belanja tanpa uang nafkah seakan menjadikan istri sebagai pembantu rumah tangga kita saja.

Oleh karena itu meskipun istri kita bekerja, uang belanja dan uang nafkah tetap harus kita berikan kepada istri kita walaupun sedikit, karena keduanya merupakan hak istri dan kewajiban bagi suami.

Jika sekarang para suami hanya masih memberikan uang belanja saja maka harus dilengkapi kewajibannya sebagai seorang suami yang qowam dengan memberikan uang nafkah walaupun sedikit dan meskipun istri kita bekerja. Karena dalam uang nafkah itu ada kemulian seorang wanita yang menjadi istri kita, dan ada ke-qowaman kita sebagai seorang suami dan laki-laki.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Followers!!