Menyedihkan, ketika melihat kenyataan bahwa kebanyakan kita masih menera profesi dengan pendapatan. Profesi lebih dari hanya sekedar cara mencari uang. Profesi mencerminkan eksistensi dan totalitas ke-diri-an kita. Jika profesi direduksi hanya sekedar cara mencari uang, maka jangan bermimpi untuk dapat berbuat ikhlas dan bermimpi untuk selalu "do my best".
"Selentingan" ini saya baca dari seorang guru saya di kampus biru. Dari torehannya ini, saya rasa mudah ditebak bahwa beliau adalah orang yang sangat idealis. Nyatanya memang begitu. Dan beliau telah menunjukkan bahwa ia mampu mempertahankan idealismenya.

Mari kita kembali tengok kesekitar kita, tanyakan pada anak-anak yang ingin kuliah, dan tanyakan kenapa mereka kuliah. Sebagian besar karena ingin sukses, maka tak usah heran jika gaji besarlah yang ingin dikejar. Tentu saja, bagi orang-orang seperti ini, Kedokteran, Teknik dan jurusan-jurusan yang dikenal gampang bekerja dan gampang meraup uang menjadi favorit. Walaupun harus dipaksakan dengan membayar sumbangan pembangunan semahal tangga untuk meniti langit. Sedikit yang ingin kuliah karena ingin belajar dan melakukan sesuatu.

Beranjak ke rekan-rekan kuliahmu, tanyakan kepada mereka, mungkin jumlah orang-orang yang berpemikiran seperti itu tidak sebanyak anak2 SMA. Mungkin itu pun hanya dikarenakan anak2 SMA yang berkesempatan kuliah sedikit. Jadi kalau dilihat prosentasenya, mungkin sama...

Menyedihkan, memang menyedihkan.

Maka jangan heran kalau orang yang telah bersusah payah mengenyam pendidikan kemudian beranggapan, 
"ternyata pendidikan tidak penting"
hanya karena ia tidak mampu menghasilkan uang yang banyak. Kalah dengan tetangganya yang hanya sekolah SD namun kekayaannya melimpah.

Dan jangan heran pula, orang-orang yang kuliah di jurusan fisika, jurusan filsafat, dan jurusan-jurusan yang terkenal memiliki "masa depan pendapatan suram" itu perlahan-lahan mulai memikirkan pindah ke jurusan lain.

Maka larislah anggapan orang-orang yang menganggap pendidikan itu penting, karena ingin mencari pendapatan yang melimpah. Efeknya sih tidak parah banget. Kerja tanpa etos, rutinitas tanpa semangat, pelayanan yang diberikan untuk pelanggan pun seadanya.
Menyedihkan.

Guru yang mengajar seadanya. Murid bodoh? Masa bodoh,
Lalu bagaimana murid bisa lulus Ujian Akhir Nasional? 
si guru pun berpikir mudah, ah gampang
bantu saja mereka menyontek

Indonesiaku menyedihkan, 
memang menyedihkan...

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati