Ini pendapat saya lho, silahkan ndak setuju, silahkan mau dibantah, silahkan pula kalau mau memberi informasi lain, biar pemahaman saya berubah. Silahkan. Tapi tolong, silahkan baca dulu, tanpa rasa sebel, dan rasa gerah yang menyebabkan tumpukan cucian baju anda cepat bertambah karena keringat berlebih.
source : http://www.kabobfest.com/wp-content/uploads/2011/08/nationalism.jpg

Pernyataan saya begini :
Diantara sekian banyak hal-hal baru dalam peradaban manusia sekarang, yang sekarang paling menjengkelkan adalah NEGARA, dengan NASIONALISMEnya. Telinga saya agak gatel kalau dengar orang gembar-gembor perjuangan untuk negara, kemajuan untuk negara, atau demi kesejahteraan bangsa. Saya risih...

Janin baru lahir beberapa detik, kemudian esoknya seorang bayi, dimanapun berada, selama tata administasi formal (perangkat desa lah, minimal) sudah ada ditempat kelahiran bayi, maka bayi tersebut akan segera mendapat status pertama bernama warga NEGARA. Saya sebut status ini sebagai KANDANG, tadinya akan saya sebut penjara, tapi kandang sepertinya lebih pas. Kenapa kandang? karena ada batasan, ada kekang, bagi seorang berstatus warga negara tertentu yang ingin keluar kandang, atau masuk ke kandang lain. Wilayah negara. Batas negaralah yang saya sebut sebagai pagar kandang itu.

Orang-orang dengan nasionalismenya, orang-orang sedunia yang saya bahas, telah membuat batas dan sekat menyebalkan bernama negara. Lihat saja, kalau ingin keluar negeri, perbatasan dijaga ketat, keluar harus dengan passport, visa, dan diluar negri, orang dibedakan menurut tempat lahir (kewarganegaraannya). Ingin masuk berkunjung ke negara lain, harus ada visa, atau ijin dari negara yang akan dikunjungi. Ingin melintas, bahkan sekedar melintas dilangit negara lain, harus ada ijin.

Baiklah, memang ada banyak manfaat dari pendataan warga negara itu. Tapi yang sekarang terjadi terlalu berlebihan.

Parahnya, nasionalisme ini, dan batas negara ini, juga membatasi nilai-nilai universal yang harusnya tak mengenal batas dan wilayah. Nilai-nilai universal itu misalnya, nilai kemanusiaan, nilai persaudaraan karena aqidah / kepercayaan dan moral. Rasa kemanusiaan, terhalang karena batas negara. Banyak negara kemiskinan, dan lebih banyak warga negara lain yang tidak peduli dan tidak tahu. Bahkan persaudaraan karena iman ikut pula terhalang tembok nasionalisme ini.

Para pegiat masjid berteriak-teriak "Free Palestine!!", eh ada yang cuek, "Urusan negara sendiri aja belum beres, kok mikir negara lain".

Ajakan penegakan syariah dan khilafah datang, dijawab : "NKRI harga mati".

Lain lagi kalau urusan sepakbola Indonesia VS Malaysia. Semangat sekali mendukung tim Indonesia. Oke, ini baik. Namun menjadi tidak baik jika dibarengkan dengan rasa permusuhan dengan Malaysia.

Susah untuk mengubah mereka yang overdosis menggunakan nasionalisme. dan meskipun nasionalisme membawa mereka terjun bebas ke jurang, atau ke got sekalipun. tetap saja "NKRI harga mati". Tak peduli mati konyol untuk hal konyol macam ini...

Negara dan nasionalisme . . .  menyebalkan

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati